JIWA
28 Oktober
Jiwa
" Lihatlah , itu Hamba-Ku yang Kupilih,
yang Kukasihi,yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh Roh-Ku
ke atas-Nya , dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa."
( Matius 12 : 18)
Ekspresi yang disampaikan-Nya
dalam ayat ini ,menyebut istilah :
' Jiwaku.'
Jiwa adalah pikiran, perasaan, dan kehendak manusiawi kita.
Seorang hamba Tuhan berkata:
" Jikalau apa yang dari pikiran disampaikan,
maka akan memberi informasi kepada pikiran kita,
yang dari hati Akan menyentuh hati orang lain,
tetapi yang Dari hidup Akan mengubah hidup orang lain."
Setelah lahir baru, Roh Kudus tinggal dengan roh kita
yang sudah di baharui dan menguatkan roh kita,
maka tidak ada masalah dengan roh kita.
Tetapi pada umumnya jiwa harus disembuhkan dulu.
Karena , ketika Tuhan mulai membicarakan apa yang dirasakan-Nya,
Anda Ada di dalam kebekuan, maka anda tidak bisa menangkap
dan mengerti yang Tuhan rasakan.
Demilkian juga di dalam jiwa setiap orang
Ada kenakalan-kenakalan tertentu yang tidak kita sadari
Tuhan ingin berurusan dengan jiwa kita dan memulihkannya.
Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo
dalam ayat ini ,menyebut istilah :
' Jiwaku.'
Jiwa adalah pikiran, perasaan, dan kehendak manusiawi kita.
Seorang hamba Tuhan berkata:
" Jikalau apa yang dari pikiran disampaikan,
maka akan memberi informasi kepada pikiran kita,
yang dari hati Akan menyentuh hati orang lain,
tetapi yang Dari hidup Akan mengubah hidup orang lain."
Setelah lahir baru, Roh Kudus tinggal dengan roh kita
yang sudah di baharui dan menguatkan roh kita,
maka tidak ada masalah dengan roh kita.
Tetapi pada umumnya jiwa harus disembuhkan dulu.
Karena , ketika Tuhan mulai membicarakan apa yang dirasakan-Nya,
Anda Ada di dalam kebekuan, maka anda tidak bisa menangkap
dan mengerti yang Tuhan rasakan.
Demilkian juga di dalam jiwa setiap orang
Ada kenakalan-kenakalan tertentu yang tidak kita sadari
Tuhan ingin berurusan dengan jiwa kita dan memulihkannya.
Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo
Komentar
Posting Komentar