Iman vs Percaya
Iman Vs Percaya
Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Iman adalah pondasi dasar dari kehidupan orang Kristen. Tanpa iman, kita tidak mungkin berkenan kepada Allah atau menerima sesuatu dari Allah (Ibrani 11:6). Kehidupan iman itu penting, karena segala sesuatu di dalam kehidupan rohani kita berakar dari iman.
Rasul Paulus mendeklarasikan pernyataan iman di dalam suratnya kepada jemaat di Galatia.
Galatia 2:20
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah HIDUP OLEH IMAN dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Sangat penting bagi kita untuk mengerti perbedaan antara IMAN dan PERCAYA.
Iman adalah sebuah kata benda (dasar dan bukti).
Dan percaya adalah sebuah kata kerja.
Kita bisa menyuruh seseorang untuk percaya (to believe), tetapi kita tidak akan bisa menyuruh seseorang untuk iman (to faith). Kita tidak menjadikan kata iman itu sebagai kata kerja sebab iman adalah sebuah kata benda.
Perbedaan antara “mempercayai” dan “iman Allah” dilukiskan dengan indahnya di dalam Mark 9:24-25 Ayah dari anak yang dirasuk setan ini berkata kepadaYesus, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”
Laki-laki ini datang kepada Tuhan, memohon Tuhan untuk menyembuhkan anaknya. Ia PERCAYA dengan segenap hatinya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan. Namun ia TIDAK memiliki IMAN Allah untuk membuat kesembuhan itu menjadi kenyataan.
Karena itu, ia meminta Tuhan Yesus menolong menyelesaikan “masalah tidak adanya iman” di dalam dirinya. Dan ketika Yesus memberikan iman ke dalam hatinya, dan anaknya langsung dilepaskan dari ikatan kuasa setan dan menjadi sembuh.
CARA TUHAN BERBICARA KEPADA KITA
Luar biasa penting sekali bagi kita untuk mempercayai apa yang Allah katakan ketika Ia berbicara kepada kita supaya kita bisa mengerti akan kehendak Tuhan bagi hidup kita (perkara atau situasi atau masa depan).
Di sinilah awal dimulainya iman Allah ditaburkan Tuhan ke dalam hati kita.
Allah bisa berbicara kepada kita melalui ayat-ayat firman Tuhan di dalam ALKITAB, melalui PERKATAAN hamba-hamba Tuhan melalui MIMPI dan penglihatan, dan melalui KEADAAN yang terjadi di dalam hidup kita.
Saya ingin mencoba menjelaskan hal ini.
Kita semua percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan, namun kesembuhan itu tidak akan terjadi sampai Allah memberikan iman-Nya di dalam hati kita. Pada saat iman itu timbul, pada saat itu juga kita mengerti bahwa kita akan memperoleh mujizat yang kita inginkan.
CONTOH KESAKSIAN IMAN MENYEBABKAN MUJIZAT
Suatu kali saya berdoa untuk Dewi Sekar Wangi dan Tuhan berbicara secara pribadi kepada saya bahwa janin dalam kandungan Dewi tidak akan digugurkan sebab Tuhan akan membuat Dewi mengandung anak laki-laki dan Dewi harus menamai anak itu “Rafael Imanuel.” Pada saat saya menyampaikan pesan Tuhan ini kepada Dewi dan Berni, pada saat itulah Tuhan menaruh iman-Nya ke dalam hati saya.
Saya memiliki jaminan bahwa Tuhan memelihara kandungan Dewi sebagaimana telah Ia katakan. Dan saya pun percaya bahwa Tuhan akan melakukan apa yang dijanjikan itu. Tepat sesuai dengan pernyataan Tuhan, pendarahan Dewi yang sangat hebat itu berhenti dan dokter batal menggugurkan janinnya. Dewi mengandung dan melahirkan anak laki-laki. Ia beri nama sesuai perintah Tuhan: “Rafael Imanuel” yang artinya karena Tuhan menyertai maka Tuhan menyembuhkan. Dan Rafael baru saja merayakan ulang tahun yang ke3 beberapa waktu yang lalu.
IMAN VS PERCAYA
Ini adalah iman yang sejati dan iman inilah menyebabkan mujizat-mujizat itu terjadi. Mempercayai saja tidak dapat menghasilkan mujizat karena mempercayai adalah sebuah tindakan dari kehendak kita.
Imanlah yang menghasilkan mujizat.
Iman itu bukanlah suatu perasaan.
Iman itu bukanlah hasil kehendak kita sendiri.
Iman itu pun bukanlah berasal dari diri kita.
Kita tidak bisa menghasilkan iman.
Iman itu sendiri adalah pemberian dari Allah.
Efesus 2:8
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Kita bisa saja berharap dan berdoa, meminta sesuatu dari Tuhan tetapi bagaimana kita dapat merasa yakin bahwa kita akan menerimanya?
Kita dapat memiliki jaminan bahwa kita akan menerima hal-hal yang kita minta dan doakan hanya apabila kita memiliki Iman Allah.
Karena imanlah yang menyebabkan mujizat-mujizat itu bisa terjadi.
Sebuah prinsip untuk memperoleh janji Tuhan dalam hidup kita.
1. Pertama-tama, Tuhan berbicara kepada kita secara pribadi.
Dia berbicara kepada kita untuk menyatakan kehendak-Nya di dalam situasi tertentu.
2. Kemudian atau langkah kedua adalah respon hati kita terhadap kehendak Tuhan ini haruslah percaya dengan segenap hati.
Kita harus menaklukkan pikiran-pikiran yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan pikiran yang menyebabkan kita menjadi tidak percaya. Di saat kita merespon kehendak Allah janganlah membantah dan bersungut-sungut tetapi kita harus menaklukkan pikiran kita dengan berpikir bahwa Tuhan itu baik dan Tuhan itu dapat dipercayai sebab Dia mengasihi kita. Dan segala sesuatu itu mungkin bagi Allah.
Kita harus percaya kepada apa yang Tuhan katakan kepada kita.
Namun, kita harus mengerti bahwa tindakan mempercayai saja tidak akan membuat janji Tuhan itu menjadi kenyataan. Iman Allah yang menyebabkan mujizat dan janji Tuhan itu menjadi kenyataan.
3. Setelah kita menjadi percaya kepada kehendak Tuhan ini, maka kita harus mempraktekkan langkah ketiga.
Kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh dan bergumul supaya Tuhan membuat apa yang Ia katakan kepada kita itu terjadi. Kita harus berdoa dan berpuasa sampai iman itu timbul di dalam hati kita. Kita harus beribadah dengan sungguh-sungguh sampai iman itu timbul.
Kita melihat kisah Elia ini di dalam Kitab Raja-raja.
1 Raja-raja 18:1
Dan sesudah beberapa lama, datanglah firman TUHAN kepada Elia dalam tahun yang ketiga: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak memberi hujan ke atas muka bumi.”
Ini sangat jelas sekali. Allah berbicara kepada Elia secara pribadi, dan Elia tentunya percaya, karena itu ia mentaati Tuhan dengan menunjukkan dirinya kepada Raja Ahab.
Hujan tidak turun hanya karena Allah telah berfiman dan Elia mempercayainya. Apakah yang sesungguhnya menyebabkan hujan itu turun pada akhirnya? Kita melihat kisah selanjutnya. 1 Raja-raja 18:41-44
4. Setelah Elia mengetahui kehendak Tuhan secara pasti dan ia telah menjadi percaya, ia berdoa terus menerus sampai iman itu timbul di dalam hatinya. Ia memberitahu Ahab dalam iman bahwa mereka harus bergerak cepat karena hujan akan turun.
Mengingat di Israel sudah tiga setelah tahun tidak turun hujan, deklarasi atau pernyataan iman ini merupakan suatu deklarasi iman yang luar biasa.
Keempat langkah ini sangatlah penting untuk dapat berhasil di dalam hidup kekristenan kita dan untuk memperoleh pertolongan Tuhan di dalam hidup kita.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Komentar
Posting Komentar