MENANG DARI RAKSASA-RAKSASA HIDUPMU
=MENANG DARI RAKSASA-RAKSASA HIDUPMU=
By Joshua Ivan Sudrajat
“Ketika Goliat itu bergerak maju untuk menyerang, Daud segera berlari untuk menyambutnya. “
(1 Sam 17:48, New Living Translation)
Raksasa adalah gambaran kekuatan-kekuatan, masalah-masalah, atau tantangan hidup yang besar dan mustahil untuk kita hadapi. Kebanyakan orang menghindari untuk bertemu langsung dengan raksasa ini dan menyerah dengan memilih menerima resikonya. Karena kita menggunakan pikiran dan logika kita bahwa mustahil untuk mengatasi raksasa yang lebih besar dari kita.
Apakah rahasianya mengalahkan raksasa-raksasa musuh kehidupan? Kita belajar dari Sifat apa yang dimiliki Daud – yang tidak dimiliki Saul atau tentara Israel lainnya – yang membuatnya sanggup mengalahkan raksasa Goliat?
1. Daud memusatkan perhatiannya kepada Tuhan
Hanya ada dua perkataan Daud mengenai Goliat (ay 26, 36). Dua komentar yang sinis dan tidak ada pertanyaan ttg kemahiran, usia, kedudukan social, keluarga, kecerdasan Goliat. Juga tidak bertanya ttg berat lembing, ukuran perisai, tingginya, dll soal Goliat. Dalam setiap perkataan, nyata sekali Daud memusatkan perhatian kepada Tuhan(ay.26, 36), 45, 46, 47). (“…Allah yang hidup, Tuhan semesta alam…, ….Allah segala barisan Israel, Tuhan akan menyerahkan…, …Israel mempunyai Allah, Tuhan menyelamatkan…, …ditangan Tuhanlah pertempuran…, ). Memusatkan perhatian kepada raksasa kita akan membuat kita terjungkal tapi memusatkan perhatian kepada Allah membuat kita menang.
2. Daud sangat mengenal & mengasihi Tuhan
Daud begitu mengasihi Allah, sehingga segala sesuatu dilakukannya untuk kemuliaan Allah. Kalau tentara Israel maju berperang untuk mempertahankan hidup, Daud melihatnya sebagai kesempatan untuk memuliakan Allah. Ia melihat bahwa seluruh kerajaan Israel dan kemuliaan Allah sedang dipertaruhkan. Itu sebabnya ia begitu bersemangat untuk mengalahkan sang raksasa. Kita bias mengalahkan raksasa kehidupan, jika kita mengenal dan mengasihi Allah kita.
3. Daud lebih mendengarkan suara Tuhan
Kebanyakan kita, sama seperti orang-orang Israel, lebih mendengarkan suara raksasa yang terus menerus mengintimidasi kita. Ketimbang menjadi kecut dan ciut mendengarkan suara raksasa, mari belajar mendengarkan suara Tuhan, yang berkata “Aku akan melepaskan engkau.” Itulah yang dilakukan Daud. Daud biasa merenungkan firman Tuhan dan memperkatakan dengan iman dalam hidupnya. Saul mengatakan bahwa Daud tidak mungkin (ay.33), tapi Daud dengan yakin akan firman Tuhan menegaskan lagi bahwa penerapan firman Tuhan telah terbukti dalam hidupnya. Perhatikan setiap perkataan Daud merupakan ungkapan pemahamannya yang kuat akan firman Tuhan. Kita pasti menang karena keyakinan yang kuat akan firman Tuhan.
4. Daud memiliki perspektif yang beda
Tentara Israel memandang Goliat sebagai raksasa yang tinggi, besar, kuat, dan bersenjata lengkap. Akibatnya, bagi mereka Allah menjadi kecil. Sebaliknya, Daud memandang Allah sebagai Yang Maha Besar dan Kuasa, sehingga raksasa terlihat sangat kecil. Pemahaman Daud mengenai “Yang Besar” hanyalah TuhanNya yang maha besar. Dan Daud menempatkan Tuhan di dalam posisinya. “Jika Tuhan di pihak ku, siapakah lawanku?” Suatu pandangan dan perspektif yang Tuhan inginkan kita miliki. Itulah sebabnya Daud memperoleh kekuatan, kuasa dan keberanian sampai ia menang. Kadang kita berkata:”oh Tuhan, saya punya masalah yang besar.” Tapi sebagai pemenang katakanlah:”Hai masalah, saya punya Tuhan yang besar.” Milikilah cara pandang Tuhan atas masalah hidup kita.
Raksasa apa yang tengah saudara hadapi? Penyakit? Krisis keluarga, keuangan? Saudara memiliki dua peluang: meraih kemenangan, atau menjadi budak! Pilihan ada di tangan saudara! Kabar baik bagi kita saat ini adalah raksasa-raksasa sedang berjatuhan dan runtuh, oleh sebab saudara dan saya memiliki ALLAH yang BESAR – jauh lebih besar dari semua raksasa yang kita hadapi! Datanglah dengan nama Yesus, dan katakan pada mereka, “Lihat, betapa besar Allahku!” Dan seperti Daud, kita akan membuat pernyataan, “Hari ini juga Tuhan akan melepaskan aku!” Haleluya!
Daud dipilih dan diurapi oleh Allah (sama seperti kita!), dan menarik untuk kita pelajari 4 sikap Daud ketika menghadapi Goliat, yang dapat kita pelajari dan lakukan dalam kehidupan kita untuk mengalahkan raksasa di dalam hidup kita.
1. Daud memiliki sikap pemenang.
Saat seluruh bangsa Israel melihat Goliat dan hati mereka menjadi gentar dan takut, Daud justru memilih untuk mengenakan “ketopong keselamatan”. Dalam 1 Samuel 17 dapat kita pelajari apa yang ada dalam hati dan pikiran Daud:
Daud berkata kepada Saul, “Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.”
Tuhan bekerja sesuai dengan apa yang kita PIKIRKAN. Efesus 3:20 mengatakan, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada apa yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,”
Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan, “Now to Him who is able to do exceedingly abundantly above all that we ask or think, according to how we ask and think.”
Apakah yang ada dalam pikiran kita ketika kita menghadapi tantangan atau masalah? Apakah pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran dan ketakutan? Ataukah kita mengingat akan firman Tuhan dan setiap kemenangan lepas kemenangan yang telah diberikanNya pada kita?
Peliharalah sikap pemenang dan itu akan menolong kita untuk mengalahkan setiap masalah yang ada dalam kehidupan kita.
2. Daud sudah “melihat” kekalahan Goliat
Bagi Daud, nasib Goliat akan seperti singa dan beruang yang biasa dihadapi dan dikalahkannya.
• Daud “melihat” batu yang ada dalam ali-alinya lebih dari cukup untuk menjatuhkan raksasa seperti Goliat. (1 Samuel 17:40)
• Daud “melihat” Allahnya lebih besar daripada Dagon, dewa bangsa Filistin. (1 Samuel 17:45)
• Daud “melihat” dirinya memenggal kepala Goliat dan membiarkan burung-burung dan binatang buas memakan tubuh Goliat. (1 Samuel 17:46)
Visi dan penglihatan adalah bahasa yang digunakan Roh Kudus! Peperangan tidak dimenangkan dengan kekuatan tubuh kita atau kepandaian kita, tetapi oleh kuasa doa yang dibangun dalam visi dan penglihatan yang jelas akan pekerjaan Allah!
Tidak peduli apapun yang akan dan sedang kita hadapi, pilihlah untuk memiliki visi yang berkemenangan!
Penting bagi kita untuk memiliki visi yang berkemenangan di dalam Tuhan untuk mengalahkan tantangan dan masalah yang kita hadapi. Iman kita akan menjadi lemah bila kita “melihat” akan kekalahan kita. Namun, kepercayaan dan iman kita kepada Allah akan menjadi semakin kuat bila kita memilih untuk berpikir positif dan merenungkan akan janji Allah. Janganlah kita dibatasi oleh dunia dan pikiran duniawi kita. Fokuskan pikiran dan pandangan kita pada apa yang Tuhan ketakan mungkin bagi kita.
3. Daud sungguh-sungguh percaya kepada Allah.
Dalam kisah antara Daud dan Goliat ini kita dapat melihat betapa besarnya iman Daud. Dia bahkan berlari ke arah Goliat untuk mengalahkannya dan ketika batu itu mengenai kepala Goliat, Daud kembali berlari ke arah Goliat dan memenggal kepala Goliat untuk menyelesaikan tugasnya.
Bagaimana Daud dapat memiliki iman yang sedemikian besar? Dia sungguh-sungguh percaya akan firman Tuhan. Dalam Mazmurnya, Daud menulis: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-2)
Daud sungguh-sungguh mencintai Firman Tuhan. Dari 150 pasal dalam kitab Mazmur, Daud menuliskan lebih dari separuhnya, termasuk Mazmur 119 yang merupakan pasal terpanjang dalam Alkitab.
Apakah kita ingin memenangkan pertempuran kita menghadapi masalah? Percayalah akan Firman Tuhan dengan segenap hati kita, maka kita akan dipenuhi dengan iman yang kuat seperti Daud, yang siap untuk meraih kemenangan yang telah dipersiapkan Allah bagi kita.
4. Daud terus memperkatakan apa yang dia percayai!
Dalam 1 Samuel 17:26, Daud berkata kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya, “Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?”
Dan dalam 1 Samuel 17 ayatnya yang ke 30, 31, 32 dan 47, kita dapat melihat bagaimana Daud terus memperkatakan iman dan kesaksiannya, bahkan sampai Raja Saul mendengar akan hal itu.
Apa yang keluar dari mulut kita memiliki kekuatan yang dahsyat. dalam Markus 11:23, Yesus bahkan mengatakan bahwa gunung pun akan pindah bila kita memerintahkannya. Apakah yang dimaksud Yesus dengan “gunung” dalam ayat ini? “Gunung” itu adalah masalah kita! Adakah masalah yang terlihat terlalu besar bagi kita? Percayalah akan FirmanNya dan perkatakanlah iman kita itu.
Tidak peduli seberapa besarnya masalah yang kita hadapi, kita dapat mengalahkannya dengan 4 hal ini: tetap berpikir sebagai pemenang, memiliki visi sebagai pemenang, percaya akan janji Tuhan dan perkatakan janji itu. Niscaya, kemenangan yang sudah dipersiapkan Tuhan bagi kita akan dapat kita raih.
Tuhan memberkati.
Writer Joshua Ivan Sudrajat
By Joshua Ivan Sudrajat
“Ketika Goliat itu bergerak maju untuk menyerang, Daud segera berlari untuk menyambutnya. “
(1 Sam 17:48, New Living Translation)
Raksasa adalah gambaran kekuatan-kekuatan, masalah-masalah, atau tantangan hidup yang besar dan mustahil untuk kita hadapi. Kebanyakan orang menghindari untuk bertemu langsung dengan raksasa ini dan menyerah dengan memilih menerima resikonya. Karena kita menggunakan pikiran dan logika kita bahwa mustahil untuk mengatasi raksasa yang lebih besar dari kita.
Apakah rahasianya mengalahkan raksasa-raksasa musuh kehidupan? Kita belajar dari Sifat apa yang dimiliki Daud – yang tidak dimiliki Saul atau tentara Israel lainnya – yang membuatnya sanggup mengalahkan raksasa Goliat?
1. Daud memusatkan perhatiannya kepada Tuhan
Hanya ada dua perkataan Daud mengenai Goliat (ay 26, 36). Dua komentar yang sinis dan tidak ada pertanyaan ttg kemahiran, usia, kedudukan social, keluarga, kecerdasan Goliat. Juga tidak bertanya ttg berat lembing, ukuran perisai, tingginya, dll soal Goliat. Dalam setiap perkataan, nyata sekali Daud memusatkan perhatian kepada Tuhan(ay.26, 36), 45, 46, 47). (“…Allah yang hidup, Tuhan semesta alam…, ….Allah segala barisan Israel, Tuhan akan menyerahkan…, …Israel mempunyai Allah, Tuhan menyelamatkan…, …ditangan Tuhanlah pertempuran…, ). Memusatkan perhatian kepada raksasa kita akan membuat kita terjungkal tapi memusatkan perhatian kepada Allah membuat kita menang.
2. Daud sangat mengenal & mengasihi Tuhan
Daud begitu mengasihi Allah, sehingga segala sesuatu dilakukannya untuk kemuliaan Allah. Kalau tentara Israel maju berperang untuk mempertahankan hidup, Daud melihatnya sebagai kesempatan untuk memuliakan Allah. Ia melihat bahwa seluruh kerajaan Israel dan kemuliaan Allah sedang dipertaruhkan. Itu sebabnya ia begitu bersemangat untuk mengalahkan sang raksasa. Kita bias mengalahkan raksasa kehidupan, jika kita mengenal dan mengasihi Allah kita.
3. Daud lebih mendengarkan suara Tuhan
Kebanyakan kita, sama seperti orang-orang Israel, lebih mendengarkan suara raksasa yang terus menerus mengintimidasi kita. Ketimbang menjadi kecut dan ciut mendengarkan suara raksasa, mari belajar mendengarkan suara Tuhan, yang berkata “Aku akan melepaskan engkau.” Itulah yang dilakukan Daud. Daud biasa merenungkan firman Tuhan dan memperkatakan dengan iman dalam hidupnya. Saul mengatakan bahwa Daud tidak mungkin (ay.33), tapi Daud dengan yakin akan firman Tuhan menegaskan lagi bahwa penerapan firman Tuhan telah terbukti dalam hidupnya. Perhatikan setiap perkataan Daud merupakan ungkapan pemahamannya yang kuat akan firman Tuhan. Kita pasti menang karena keyakinan yang kuat akan firman Tuhan.
4. Daud memiliki perspektif yang beda
Tentara Israel memandang Goliat sebagai raksasa yang tinggi, besar, kuat, dan bersenjata lengkap. Akibatnya, bagi mereka Allah menjadi kecil. Sebaliknya, Daud memandang Allah sebagai Yang Maha Besar dan Kuasa, sehingga raksasa terlihat sangat kecil. Pemahaman Daud mengenai “Yang Besar” hanyalah TuhanNya yang maha besar. Dan Daud menempatkan Tuhan di dalam posisinya. “Jika Tuhan di pihak ku, siapakah lawanku?” Suatu pandangan dan perspektif yang Tuhan inginkan kita miliki. Itulah sebabnya Daud memperoleh kekuatan, kuasa dan keberanian sampai ia menang. Kadang kita berkata:”oh Tuhan, saya punya masalah yang besar.” Tapi sebagai pemenang katakanlah:”Hai masalah, saya punya Tuhan yang besar.” Milikilah cara pandang Tuhan atas masalah hidup kita.
Raksasa apa yang tengah saudara hadapi? Penyakit? Krisis keluarga, keuangan? Saudara memiliki dua peluang: meraih kemenangan, atau menjadi budak! Pilihan ada di tangan saudara! Kabar baik bagi kita saat ini adalah raksasa-raksasa sedang berjatuhan dan runtuh, oleh sebab saudara dan saya memiliki ALLAH yang BESAR – jauh lebih besar dari semua raksasa yang kita hadapi! Datanglah dengan nama Yesus, dan katakan pada mereka, “Lihat, betapa besar Allahku!” Dan seperti Daud, kita akan membuat pernyataan, “Hari ini juga Tuhan akan melepaskan aku!” Haleluya!
Daud dipilih dan diurapi oleh Allah (sama seperti kita!), dan menarik untuk kita pelajari 4 sikap Daud ketika menghadapi Goliat, yang dapat kita pelajari dan lakukan dalam kehidupan kita untuk mengalahkan raksasa di dalam hidup kita.
1. Daud memiliki sikap pemenang.
Saat seluruh bangsa Israel melihat Goliat dan hati mereka menjadi gentar dan takut, Daud justru memilih untuk mengenakan “ketopong keselamatan”. Dalam 1 Samuel 17 dapat kita pelajari apa yang ada dalam hati dan pikiran Daud:
Daud berkata kepada Saul, “Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.”
Tuhan bekerja sesuai dengan apa yang kita PIKIRKAN. Efesus 3:20 mengatakan, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada apa yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,”
Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan, “Now to Him who is able to do exceedingly abundantly above all that we ask or think, according to how we ask and think.”
Apakah yang ada dalam pikiran kita ketika kita menghadapi tantangan atau masalah? Apakah pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran dan ketakutan? Ataukah kita mengingat akan firman Tuhan dan setiap kemenangan lepas kemenangan yang telah diberikanNya pada kita?
Peliharalah sikap pemenang dan itu akan menolong kita untuk mengalahkan setiap masalah yang ada dalam kehidupan kita.
2. Daud sudah “melihat” kekalahan Goliat
Bagi Daud, nasib Goliat akan seperti singa dan beruang yang biasa dihadapi dan dikalahkannya.
• Daud “melihat” batu yang ada dalam ali-alinya lebih dari cukup untuk menjatuhkan raksasa seperti Goliat. (1 Samuel 17:40)
• Daud “melihat” Allahnya lebih besar daripada Dagon, dewa bangsa Filistin. (1 Samuel 17:45)
• Daud “melihat” dirinya memenggal kepala Goliat dan membiarkan burung-burung dan binatang buas memakan tubuh Goliat. (1 Samuel 17:46)
Visi dan penglihatan adalah bahasa yang digunakan Roh Kudus! Peperangan tidak dimenangkan dengan kekuatan tubuh kita atau kepandaian kita, tetapi oleh kuasa doa yang dibangun dalam visi dan penglihatan yang jelas akan pekerjaan Allah!
Tidak peduli apapun yang akan dan sedang kita hadapi, pilihlah untuk memiliki visi yang berkemenangan!
Penting bagi kita untuk memiliki visi yang berkemenangan di dalam Tuhan untuk mengalahkan tantangan dan masalah yang kita hadapi. Iman kita akan menjadi lemah bila kita “melihat” akan kekalahan kita. Namun, kepercayaan dan iman kita kepada Allah akan menjadi semakin kuat bila kita memilih untuk berpikir positif dan merenungkan akan janji Allah. Janganlah kita dibatasi oleh dunia dan pikiran duniawi kita. Fokuskan pikiran dan pandangan kita pada apa yang Tuhan ketakan mungkin bagi kita.
3. Daud sungguh-sungguh percaya kepada Allah.
Dalam kisah antara Daud dan Goliat ini kita dapat melihat betapa besarnya iman Daud. Dia bahkan berlari ke arah Goliat untuk mengalahkannya dan ketika batu itu mengenai kepala Goliat, Daud kembali berlari ke arah Goliat dan memenggal kepala Goliat untuk menyelesaikan tugasnya.
Bagaimana Daud dapat memiliki iman yang sedemikian besar? Dia sungguh-sungguh percaya akan firman Tuhan. Dalam Mazmurnya, Daud menulis: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-2)
Daud sungguh-sungguh mencintai Firman Tuhan. Dari 150 pasal dalam kitab Mazmur, Daud menuliskan lebih dari separuhnya, termasuk Mazmur 119 yang merupakan pasal terpanjang dalam Alkitab.
Apakah kita ingin memenangkan pertempuran kita menghadapi masalah? Percayalah akan Firman Tuhan dengan segenap hati kita, maka kita akan dipenuhi dengan iman yang kuat seperti Daud, yang siap untuk meraih kemenangan yang telah dipersiapkan Allah bagi kita.
4. Daud terus memperkatakan apa yang dia percayai!
Dalam 1 Samuel 17:26, Daud berkata kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya, “Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?”
Dan dalam 1 Samuel 17 ayatnya yang ke 30, 31, 32 dan 47, kita dapat melihat bagaimana Daud terus memperkatakan iman dan kesaksiannya, bahkan sampai Raja Saul mendengar akan hal itu.
Apa yang keluar dari mulut kita memiliki kekuatan yang dahsyat. dalam Markus 11:23, Yesus bahkan mengatakan bahwa gunung pun akan pindah bila kita memerintahkannya. Apakah yang dimaksud Yesus dengan “gunung” dalam ayat ini? “Gunung” itu adalah masalah kita! Adakah masalah yang terlihat terlalu besar bagi kita? Percayalah akan FirmanNya dan perkatakanlah iman kita itu.
Tidak peduli seberapa besarnya masalah yang kita hadapi, kita dapat mengalahkannya dengan 4 hal ini: tetap berpikir sebagai pemenang, memiliki visi sebagai pemenang, percaya akan janji Tuhan dan perkatakan janji itu. Niscaya, kemenangan yang sudah dipersiapkan Tuhan bagi kita akan dapat kita raih.
Tuhan memberkati.
Writer Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar