UJIAN IMAN
UJIAN IMAN
Ujian diadakan untuk mengetahui apakah sesuatu itu dalam keadaan murni. Sesuatu itu bisa berupa bahan kimia, berupa suatu teori/hyphothesis, berupa emas atau perak, demikian juga iman seseorang harus melalui suatu ujian. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk menguji dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya (Yohanes 6: 5-6).
Pada suatu kali orang banyak datang dan mengikuti Yesus. Saat itu hari mulai malam dan sulit bagi orang-orang untuk memperoleh makanan karena jauhnya tempat itu. Betsaida adalah kota yang terdekat dari tempat mereka. Dan karena Filipus berasal dari Betsaida, maka Tuhan mengajukan pertanyaan kepadanya tentang di mana mereka akan membeli roti supaya orang banyak itu dapat makan.
Pertanyaan itu diajukan Tuhan untuk mengetahui dan menguji iman para murid. Karena Filipus dan para murid telah melihat sendiri keajaiban mukjizat dan kuasa firman yang di demonstrasikan oleh Yesus, Sang Guru. Apakah Filipus akan berkata : Tuhan, kita tidak perlu membeli makanan; selain uang kita juga tidak cukup karena orangnya ba-nyak sekali, tempat membelinya juga jauh.. tapi aku percaya bahwa Engkau dapat melakukan mukjizat, seperti yang telah Engkau lakukan dalam pelayanan kita bersama selama ini..aku pecaya tidak ada yang mustahil bagiMu…?
Tetapi ternyata Filipus menjawab hanya berdasarkan fakta yang terlihat, dia memakai logika yang masuk akal dengan mempersoalkan biaya yang diperlukan untuk membeli makanan bagi orang sebanyak itu yang dapat membatasi kuasa Tuhan bekerja melalui hidupnya.
Itu sebabnya pada kesempatan lain Tuhan mengatakan : “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun Engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa …Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yohanes 14:9 dan 14).
Kita terkadang juga berlaku seperti Filipus, di mulut kita mengatakan percaya tetapi tidak percaya melalui perkataan dan tindakan kita membatasi kuasa Tuhan. Untuk itu kita harus selalu melatih diri dengan merenungkan dan memperkatakan Firman. Iman kita juga dilatih melalui tantangan dan permasalahan yang kita hadapi agar hati dan pikiran kita sepakat percaya dengan firman yang kita perkatakan. Setiap iman harus diuji agar semakin murni bertumbuh dan menjadi iman yang produktif.
Saat ini kita memasuki Musim Yang Baru, kita menerima Berkat Sumur Bersyeba, Sumur yang mata airnya tidak pernah habis. Air yang melimpah Terkadang kita melihat fakta semuanya Padang Gurun. Kita tidak melihat Sumut yang Tuhan berikan.
Kita mengalami ujian iman, saat ini saya juga bertanya mana Sumur Bersyeba saya yang Tuhan berikan kepada saya.
Ujian Iman yang saya tahu adalah Ujian Tuhan Menyediakan. Saya masih menantikan Tanah Perjanjian yang Tuhan berikan kepada saya. Saya sedang menantikan rumah untuk saya berlindung. Belum lagi Seorang Sahabat Mengajak untuk Berangkat Ke Yerusalem, kebutuhan untuk DP dan Untuk Berangkat Retreat AoC bulan ini sedangkan saya belum mendapatkan Keajaiban Tuhan.
Saya tahu dimana Ujian Iman sedang saya hadapi, saya harus mengalami namanya Jehovah Jireh. Ujian Iman yang saya hadapi dengan memainkan Kecapi Ucapan Syukur.
Sepuluh Hari Lagi Acara Retreat Complete Assurance. Saya percaya Tuhan Menyediakan Semua Keperluan Saya. Tuhan Yesus memberikan semua kebutuhan saya, saya menghadap ke Tuhan untuk Magic Com yang baru untuk menggantikan Magic Com yang diambil Tante saya.
Tuhan Yesus memberikan Berkat. Amin
Joshua Ivan Sudrajat
Ujian diadakan untuk mengetahui apakah sesuatu itu dalam keadaan murni. Sesuatu itu bisa berupa bahan kimia, berupa suatu teori/hyphothesis, berupa emas atau perak, demikian juga iman seseorang harus melalui suatu ujian. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk menguji dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya (Yohanes 6: 5-6).
Pada suatu kali orang banyak datang dan mengikuti Yesus. Saat itu hari mulai malam dan sulit bagi orang-orang untuk memperoleh makanan karena jauhnya tempat itu. Betsaida adalah kota yang terdekat dari tempat mereka. Dan karena Filipus berasal dari Betsaida, maka Tuhan mengajukan pertanyaan kepadanya tentang di mana mereka akan membeli roti supaya orang banyak itu dapat makan.
Pertanyaan itu diajukan Tuhan untuk mengetahui dan menguji iman para murid. Karena Filipus dan para murid telah melihat sendiri keajaiban mukjizat dan kuasa firman yang di demonstrasikan oleh Yesus, Sang Guru. Apakah Filipus akan berkata : Tuhan, kita tidak perlu membeli makanan; selain uang kita juga tidak cukup karena orangnya ba-nyak sekali, tempat membelinya juga jauh.. tapi aku percaya bahwa Engkau dapat melakukan mukjizat, seperti yang telah Engkau lakukan dalam pelayanan kita bersama selama ini..aku pecaya tidak ada yang mustahil bagiMu…?
Tetapi ternyata Filipus menjawab hanya berdasarkan fakta yang terlihat, dia memakai logika yang masuk akal dengan mempersoalkan biaya yang diperlukan untuk membeli makanan bagi orang sebanyak itu yang dapat membatasi kuasa Tuhan bekerja melalui hidupnya.
Itu sebabnya pada kesempatan lain Tuhan mengatakan : “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun Engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa …Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yohanes 14:9 dan 14).
Kita terkadang juga berlaku seperti Filipus, di mulut kita mengatakan percaya tetapi tidak percaya melalui perkataan dan tindakan kita membatasi kuasa Tuhan. Untuk itu kita harus selalu melatih diri dengan merenungkan dan memperkatakan Firman. Iman kita juga dilatih melalui tantangan dan permasalahan yang kita hadapi agar hati dan pikiran kita sepakat percaya dengan firman yang kita perkatakan. Setiap iman harus diuji agar semakin murni bertumbuh dan menjadi iman yang produktif.
Saat ini kita memasuki Musim Yang Baru, kita menerima Berkat Sumur Bersyeba, Sumur yang mata airnya tidak pernah habis. Air yang melimpah Terkadang kita melihat fakta semuanya Padang Gurun. Kita tidak melihat Sumut yang Tuhan berikan.
Kita mengalami ujian iman, saat ini saya juga bertanya mana Sumur Bersyeba saya yang Tuhan berikan kepada saya.
Ujian Iman yang saya tahu adalah Ujian Tuhan Menyediakan. Saya masih menantikan Tanah Perjanjian yang Tuhan berikan kepada saya. Saya sedang menantikan rumah untuk saya berlindung. Belum lagi Seorang Sahabat Mengajak untuk Berangkat Ke Yerusalem, kebutuhan untuk DP dan Untuk Berangkat Retreat AoC bulan ini sedangkan saya belum mendapatkan Keajaiban Tuhan.
Saya tahu dimana Ujian Iman sedang saya hadapi, saya harus mengalami namanya Jehovah Jireh. Ujian Iman yang saya hadapi dengan memainkan Kecapi Ucapan Syukur.
Sepuluh Hari Lagi Acara Retreat Complete Assurance. Saya percaya Tuhan Menyediakan Semua Keperluan Saya. Tuhan Yesus memberikan semua kebutuhan saya, saya menghadap ke Tuhan untuk Magic Com yang baru untuk menggantikan Magic Com yang diambil Tante saya.
Tuhan Yesus memberikan Berkat. Amin
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar