3 Penghalang Menangkap Kairos Tuhan

“3 Penghalang Menangkap Kairos Tuhan”
Pdt. Petrus Agung Purnomo


Umumnya orang Kristen faham arti Kairos, tetapi pertanyaannya apakah kita bisa bereaksi tepat saat kairos itu datang.
Ternyata yang menghambat bukan kairos-nya, tetapi apa yang ada di dalam kita
3 sikap hati yg membuat kita tidak bisa menangkap kairos Tuhan dengan baik:
1. Bersungut-sungut
Bil 10:33-36 – Yang memimpin Israel bukan Musa, tapi Tuhan sendiri, secara visual terlihat dalam bentuk Tabut.
Antara visi dan kebutuhan hidup sehari-hari: ada gap/jarak, dan seringkali lebar dan tidak terhubung, sehingga sering timbul pertanyaan apakah kita bisa percayai bahwa Tuhan akan bawa kita ke visi yang Dia tetapkan
Bil 11:1-3 – Setelah berputar-putar di padang gurun, tidak bertemu lawan, mulai timbul omelan tentang nasib buruk
ay 1b – api Tuhan merajalela di tepi perkemahan
Susunan perkemahan Israel: Tabut ada di tengah, pasukan Israel membentuk lingkaran mengelilingi, dan semua tenda menghadap ke dalam. Jika dikatakan api menyambar di tepi, berarti yang terkena sambaran adalah di ring/lingkaran terluar
Orang Kristen yang hatinya benar dan berapi2, pasti berusaha berada sedekat mungkin dengan kegerakan Allah, dimanapun kegerakan itu berada.
Karena kecewa orang mundur. Semakin mundur kita dari hadirat Tuhan, semakin kita berada di tepi tempat perkemahan.
Pemicu kemunduran biasanya berkaitan dengan kehidupan dan keuangan.
Jika Tuhan bertindak, yang terdekat dengan kemah suci-pusat kegerakan- yang akan pertama kali melihat buktinya.
Saat kecewa, maka seseorang akan mundur, dan semakin lama semakin jauh dari Tuhan.
Saat kita terlalu jauh dari kehendakNya, jika kairos muncul – kita terlambat !
> Jangan punya pengalaman Tabera!
2. Tidak Mau Dididik
Bil 11:4-6 – “Bajingan” – yang disebutkan di sini bukan orang Israel asli. Mereka bangsa lain yang juga jadi budak di Mesir. Mereka ikut rombongan bangsa Israel ini karena:
Melihat Tuhan yang hebat yang menghukum Mesir dengan tulah yang mengerikan
Mendengar janji tentang tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madunya
Melihat orang Israel keluar dari Mesir sambil menjarah orang Mesir
Orang-orang “bajingan” tersebut tidak kenal “perjanjian/covenant” dengan Tuhan, tidak kenal dengan Allah Yehova, tapi terpikat karena duniawi dan dangkal – tidak ada kedalaman dengan Tuhan. Orang-orang ini hanya ikut-ikutan dengan kegerakan Tuhan. Tidak mengerti kalau Tuhan mau mendidik kita, supaya kita siap masuk dalam “tanah perjanjian”.
Ul. 8:2-3 – Tujuan Tuhan bawa bangsa Israel di padang gurun:
Merendahkan hati (didalamnya terkandung kata: menghina, mengganggu, melatih)
Mencobai untuk mengetahui apa yang ada dalam hati: apakah kita berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
Membuat mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Orang-orang “bajingan” ini tidak tahu tujuan Tuhan karena fokus ke materi
Saat di tes Tuhan – orang-orang ini mengomel sehingga mencemari bangsa Israel, akibatnya orang Israel kena marah Tuhan
> Jika sombong – tidak akan bisa lulus ujian
> Jika yang dicari hanya yang enak-enak – mental kita parah
> Didikan itu penting, walau tidak enak
3. Tawar Hati
Yos.14:6-9 – Jujur di hadapan Tuhan ternyata memiliki pengertian tambahan: sesuatu yang kita tangkap dari Tuhan dan kita perkatakan (ay 7b)
12 pengintai pulang dari pengintaian. Apa yang mereka lihat sama, yang disampaikan sama jujurnya, sudut pandangnya beda. Yosua dan Kaleb melihatnya dari sudut pandang Tuhan ! Tuhan suka jika kita belajar melihat dari sudut pandang Tuhan
Yang disampaikan 10 pengintai yang lain bukan membangkitkan iman, tapi membuat tawar hati.
Kita tidak akan bisa tangkap kairos jika di dalam kita beku, sudah tawar, merasa ditipu oleh Tuhan
> Hidup tergantung dari hati !
Ilustrasi:
2 jug berisi air – melambangkan hidup kita, dan teh celup – melambangkan kairos
Kairos adalah supreme moment, yang jika saat kairos datang dan kita masuk, maka akan mengubah nasib kita dan orang-orang di sekitar kita
Jug pertama (pribadi pertama): Kairos tidak hanya mampir dan kita sambar, tapi masuk ke dalam kita dan mengubah nasib kita dari air putih jadi air emas (teh), dari yang tidak berwarna jadi berkilau
Jug kedua (pribadi kedua): kairos datang dan masuk dalam hidupnya, tapi tidak terjadi apapun
Beda antara dua jug: jug pertama berisi air panas, jug kedua berisi air es/dingin.
Kedua jug isinya sama, suhunya yang berbeda
> Menggambarkan hati kita yang panas atau dingin dalam menghadapi kairos Tuhan
> Kesempatan yang diperoleh sama – cara me-respon yang berbeda
Ketika ada passion dan gelora cinta dalam hati kita – ada api – itu akan membuat kita menyambar kairos yang Tuhan sediakan dengan cepat!
Hati harus segera balik ke Tuhan – sebelum terlambat !


Komentar

Postingan Populer