LOVE 2

Love Converence

Philip Mantova
Gereja Mawar Sharon



Sesi 2. Seven checklist

Latar belakang pengajaran: banyak gereja Tuhan memberi tuntunan yang abstrak tentang memilih pasangan hidup – kurang nyata.

Contoh:
  • Saat ingin tahu apakah seseorang adalah pasangan hidup kita, jawabannya: tunggu, minta tanda, minta damai sejahtera di hati. Saat kita jatuh cinta, perasaan biasanya menjadi kacau dan tidak bisa menjadi takaran yang bisa dipercaya untuk menentukan ya atau tidaknya seseorang sebagai pasangan hidup kita.
  • Jawaban lain: harus dengar suara Tuhan. Masalahnya saat jatuh cinta, suara-suara lain bisa menjadi seperti suara Tuhan.

Pengajaran ini diharapkan membuat kita lebih berani, lebih mudah dan lebih berpengetahuan dalam membuat keputusan untuk memilih pasangan hidup. Seringkali pegetahuan adalah penolong yang sangat obyektif bagi kita dalam memilih pasangan hidup.
Tujuan pengajaran ini: kita lebih bertanggung jawab dengan pengambilan keputusan kita.

Pendahuluan
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. ( Rm 12: 1-2 )

  • Nasehat dalam pengajaran ini diberikan demi kemurahan Allah, bukan demi hukum Taurat !
  • Kemurahan Allah mengandung kebebasan, maka kita perlu punya pengetahuan untuk menggunakan kebebasan itu bagi kebaikan kita, dan bukan kehancuran kita.
  • Satu persatu (first thing first). Yang pertama: mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan, artinya kita hidup untuk Tuhan.
  • Pembaharuan budi = pengetahuan.

Kesimpulan dari 2 ayat di atas:
Allah adalah sumber dari segala yang sempurna,
namun memilih dengan sempurna adalah tanggung jawab kita kepadaNya”

Segala sesuatu itu sumbernya Tuhan. Jika kita melihat hal-hal yang baik dalam hidup kita, itu semua karena berkat dan kehendak Tuhan. Namun ada bagian kita: mengambil keputusan yang benar, sehingga kehendak Tuhan itu digenapi dalam hidup kita.

Kehendak Tuhan adalah keputusanku

Supaya bisa mengambil keputusan yang benar, kita harus memiliki prioritas yang benar !
Sebelum datang keputusan, selalu datang prioritas. Orang yang prioritasnya terbalik atau salah, hampir semua keputusannya salah ! Kita seringkali mengira keputusan adalah akhir segala-galanya, tapi ternyata prioritas datang sebelum keputusan.

Prioritas kita seharusnya kerinduan/ keinginan untuk hidup bagi kebenaran Tuhan. Jika belum ada, mintalah kepada Roh Kudus ! Baru kita akan sanggup membedakan mana kehendak Allah.

Saat menikah, kita akan ditanyai oleh pendeta yang mewakili Allah: “Saudara ….. , apakah saudara mengambil saudari …... sebagai istrimu yang sah, dalam suka dan duka, dalam kaya dan miskin, dst”
Dan kita harus menjawab: ya atau tidak ! Kita tidak bisa menjawab “Terjadilah kehendak Tuhan”. Tuhan tanya kepada masing-masing pengantin apakah perkawinan ini merupakan keputusan terakhir masing-masing pengantin. Artinya keputusan itu Tuhan serahkan ke tangan kita.

Maka kita perlu memiliki kriteria memilih, yaitu 7 checklist ini, untuk membimbing kita memilih dengan sempurna. Checklist ini berusaha meminimalisasi ke-abstrakan yang ada di hati kita: damai sejahtera dan suara Tuhan, dan memberi kita pengetahuan Firman Tuhan.

Penulis surat Filipi adalah rasul Paulus yang saputangannya menyembuhkan orang, pernah di bawa ke surga, tahu dunia Roh, tahu karunia-karunia Roh Kudus. Tapi dalam mengambil keputusan, rasul Paulus sangat “membumi”: bersandar pada pengetahuan Firman Tuhan !

Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah (Fil 1: 9 - 11)

Tujuan Paulus mengajar jemaat tentang pengetahuan supaya mereka dalam hidupnya sanggup memilih semua hal yang benar dan memuliakan Tuhan di hidup mereka.

7 checklist ini bukan Taurat yang harus dilewati, tapi demi kemurahan Allah.
Saat kita menilai seseorang kandidat pasangan kita, pastikan skor dia di masing-masing checklist minimal di atas 60%. Jika salah satu saja dari 7 checklist dibawah 60% maka gugurkan ! Karena 7 checklist ini adalah pondasi.

Checklist 1 : Komitmen bertumbuh secara pribadi dalam Kristus (commitmen to grow personally in Christ)
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat;
karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,
bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
(Fil 2:12)

Otomatis yang non Kristen tidak termasuk, kecuali dia menerima Yesus dalam waktu dekat, dan seminimal mungkin karena faktor kita.
Bukan hanya beriman kepada Kristus (status), tapi terutama pertumbuhannya di dalam Kristus (buah).
Kandidat kita harus mau bertumbuh secara pribadi dan tidak sepenuhnya bergantung kepada kita !

Komitmen tidak sama dengan kharisma !

Biasanya orang yang di atas panggung, atau tampil melayani di depan publik kelihatan lebih menarik. Sehingga kita mudah tertipu bahwa orang itu bisa menjadi suami/ istri yang baik. Padahal hal itu keluar dari rasa tidak aman diri, merasa bahwa kelak setelah menikah kita akan ditopang kerohanian kita. Contoh klasik pengejaran yang salah: banyak wanita tidak menemukan jodoh di dalam gereja karena semua mengejar song-leader nya. Bukan karena Tuhan tidak sediakan, tapi karena tempat di hatinya sudah terisi, padahal orang yang Tuhan sediakan sebenarnya ada di samping kita. Itu karena kita lebih melihat seseorang glowing in the anointing (bersinar karena urapan), bukan yang growing in the anointing (bertumbuh dalam urapan), terpaku pada kharisma, bukan pada komitmen seseorang untuk bertumbuh dalam Tuhan ! Seringkali orang yang Tuhan sediakan tidak berkarisma, diam-diam bertumbuh dalam Tuhan. Orang yang tampil di depan - berkarisma belum tentu bisa menjadi suami/ istri yang lebih baik, karena kharisma adalah karunia dari Tuhan.

Kehidupan dalam perkawinan tidak tergantung kharisma di panggung !

Cari orang yang imannya aktif, kita bisa lihat perjalanannya dengan Tuhan (his walk with God), bukan karunianya (his gift).


Checklist 2 : Visi hidupnya menyenangkan Tuhan (vision to please God)
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. (Fil 1: 21-22a)

Cari orang yang visi hidupnya produktif : artinya punya sasaran untuk Tuhan bagi full-timer, atau punya sasaran dalam Tuhan bagi yang panggilannya di sekuler.
Visi hidup menyenangkan Tuhan artinya orang yang:
Menyenangkan Tuhan itu visi hidupnya, atau Tuhan senang dengan visi hidupnya.

Tanya kepada calon pasangan hidup tentang visi hidupnya, apa saja rencana-rencana dalam hidupnya, ke arah mana karier dan keluarganya akan di bawa, apakah melibatkan Tuhan, apakah kita bisa melihat cintanya kepada Tuhan bertumbuh ?


Checklist 3 : Jujur (honest)
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. (Luk 16: 10)

Jujur bukan berarti 100%, karena kadang-kadang secara tidak sengaja bohong, yang penting kemudian dengan tulus menyesal dan bertobat. Jujur artinya bicara tentang ketulusan (tapi bukan bodoh), bukan belat-belit. Uji dengan perkara-perkara kecil: apakah suka berbohong?


Checklist 4 : Dewasa dan bertanggung jawab (mature and responsible)
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak,
aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak.
Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu (1 Kor 13: 11)

Untuk mengenal kedewasaan dan tanggung jawab seseorang jangan hanya dari umurnya !
Karena ada yang umurnya sudah matang, tapi tidak dewasa dan tidak bertanggung jawab.
Umur adalah ukuran, tapi bukan ukuran terakhir.

Untuk kita bisa tahu seseorang dewasa atau tidak : kenali pandangan hidupnya (world view). Maka perlu adanya pergaulan, jangan hanya lihat “sampul”nya. Kenali apakah dia termasuk gentlement atau noble-woman : dalam action dan pandangan hidupnya.
Orang yang dewasa dan bertanggung jawab hidupnya dan pikirannya tertib, teratur !

Untuk mengetahui kedewasaannya, lebih banyak berbicara dengan si calon.




Checklist 5 : Gambar-dirinya sehat (healthy self-image)
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Mat 22: 39)

Orang tidak akan bisa mengasihi pasangannya jika dia tidak punya gambar diri yang sehat !
Gambar diri yang sehat: bisa dilihat dari bagaimana dia merawat dan menangani diri dengan baik, kamar tidak seperti kapal pecah, tidak mudah ngambek, tidak posesif (cemburu yang tidak masuk akal).


Checklist 6 : Sikapnya positif terhadap hidup (positive attitude in life)
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Fil 4: 4)

Jadilah positif, miliki attitude yang positiv. Kebalikannya orang yang suka melukai diri sendiri, bahkan bunuh diri. Contoh: ada pertengkaran sedikit saja langsung mengancam akan bunuh diri.
Tidak ada orang yang skor attitudenya 100%, karena attitude selalu diperbaharui.
Periksa kandidat dalam kondisi normalnya dalam pergaulan, tapi jangan hakimi dia dengan keadaan tidak normalnya atau saat khilaf.


Checklist 7 : Jatuh cinta (personal chemistry)
Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya?
--Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau.
--Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
(Kid 8: 5-7)

Jika score antara kedua pasangan selisihnya lebih dari 40 – jangan kawin !
Perkawinan juga membutuhkan romantisme. Tanpa romance maka seperti kawin dengan adik – bukan dengan kekasih !


Penutup Sesi 2 :
  • Checklist 1-6 memastikan siapa teman hidup kita, tapi tidak membawa kita masuk ke dalam perkawinan. Tetapi checklist ke-7 inilah yang membawa kita masuk ke dalam perkawinan.
  • Berdoa minta Tuhan Yesus menyeimbangkan ke-7 checklist.
  • Sekalipun nilai kita sangat baik terhadap kandidat pasangan kita, tahan diri dan biarkan daya tarik kita bertahap
  • Saran ps Philip: nikahi sahabat anda (marry your best friend) ! Sahabat bukan teman lama, Artinya ada persahabatan yang saling menghormati, saling menghargai, saling menerima, saling mempercayai, saling menjaga, yang akhirnya berkembang menjadi cinta. Maka perlu WAKTU untuk mengenal kandidat tersebut dan membangun friendship dalam Tuhan.
  • Tidak boleh masuk ke perkawinan tanpa rasa cinta (di bawah 60%) dan hanya ada friendship. Itu seperti kawin dengan adik. Kondisi ini berbahaya karena seperti masuk ke dalam percobaan moral yang besar dalam pernikahan, misalnya selingkuh !


Komentar

Postingan Populer