Hari Raya Purim

Hari Raya Purim
Joshua Ivan Sudrajat



Ester 1:1-22 (TB)  Pada zaman Ahasyweros — dialah Ahasyweros yang merajai seratus dua puluh tujuh daerah mulai dari India sampai ke Etiopia —,
pada zaman itu, ketika raja Ahasyweros bersemayam di atas takhta kerajaannya di dalam benteng Susan,
pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda.
Di samping itu baginda memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak, berhari-hari lamanya, sampai seratus delapan puluh hari.
Setelah genap hari-hari itu, maka raja mengadakan perjamuan lagi tujuh hari lamanya bagi seluruh rakyatnya yang terdapat di dalam benteng Susan, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil, bertempat di pelataran yang ada di taman istana kerajaan.
Di situ tirai-mirai dari pada kain lenan, mori halus dan kain ungu tua, yang terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih, sedang katil emas dan perak ditempatkan di atas lantai pualam, marmar putih, gewang dan pelinggam.
Minuman dihidangkan dalam piala emas yang beraneka warna, dan anggurnya ialah anggur minuman raja yang berlimpah-limpah, sebagaimana layak bagi raja.
Adapun aturan minum ialah: tiada dengan paksa; karena beginilah disyaratkan raja kepada semua bentara dalam, supaya mereka berbuat menurut keinginan tiap-tiap orang.
Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros.
Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros,
supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.
Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.
Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman — karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum;
adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan —, tanya raja:
"Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida?"
Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: "Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros.
Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang.
Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran.
Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya.
Bila keputusan yang diambil raja kedengaran di seluruh kerajaannya — alangkah besarnya kerajaan itu! —, maka semua perempuan akan memberi hormat kepada suami mereka, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil."
Usul itu dipandang baik oleh raja serta para pembesar, jadi bertindaklah raja sesuai dengan usul Memukan itu.
Dikirimkanlah oleh baginda surat-surat ke segenap daerah kerajaan, tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, bunyinya: "Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya dan berbicara menurut bahasa bangsanya."

Hari Raya Purim tahun ini jatuh Pada tanggal 24 Maret 2016. Saya melihat bukan suatu kebetulan bila bersama dengan hari raya Passover atau Pesach atau Paskah.

Kitab Ester pertama dibuka dengan Raja Ahasyweros mengadakan pesta Kaum bangsawan atau kita sebut pesta Raja-Raja.

Saya mendapat kan bahwa Ratu Wasti (Vashti) adalah Mempelai Nya dari Keturunan Abraham, Ishak Dan Yakub. Kita tahu bahwa bangsa Israel secara jasmani menolak Tuhan Yesus Kristus, mereka menolak Raja Penyelamat mereka. Kemudian Tuhan Yesus Kristus memberikan keselamatan buat kita. Kita dipilih jadi Mempelai-Mempelai Nya di akhir jaman.

Ratu Vashti sibuk mengadakan pestanya sendiri, saya ingat sama salah satu perkataan Pak Petrus Agung Purnomo, saat ini banyak orang-orang yang menolak undangan ke Pesta Raja, mereka sibuk mengadakan agendanya sendiri. Seperti Ratu Vashti menolak undangan Raja Ahasyweros, akhirnya is dibuang oleh Raja.

Dalam bahasa Ibrani Ratu Wasti atau Vashti mempunyai arti : wanita Cantik. Raja Ahasyweros ingin menunjukkan bahwa Ia selain punya harta kekayaan, Ia juga mempunyai istri yang Cantik.

Setelah Ratu Vashti dibuang oleh Raja Ahasyeweros, Raja kemudian menyuruh para pembesar nya mengumpulkan semua wanita cantik dari seluruh negeri.

Disitu tinggallah Mordekhai, Ia mempunyai keponakan bernama Hadassah anak Abihail, orang tua Hadassah sudah lama meninggal.

Ester asalnya bernama Hadassah, nama Ibrani yang berarti tanaman "murad" (familia Myrtus; bahasa Inggris: myrtle).[1] Ada anggapan bahwa nama "Ester" berasal dari kata "Astra" yang dalam bahasa Media Persia berarti tanaman murad.[2] Ada pula anggapan bahwa nama Ester berasal dari nama dewi Ishtar, berdasarkan catatan Kitab Daniel bahwa orang-orang Yahudi dalam pembuangan diberi nama dewa-dewa Babel, sebagaimana nama "Mordekhai" dapat diartikan "hamba dewa Marduk", salah satu dewa Babel. Ester juga dapat berasal dari akar nama Proto-Semitik "asytar" yaitu "bintang fajar atau senja (planet Venus)",[3] yang berasal dari nama Ugarit "Athtiratu"[4] dan nama Arab "Athtar".[5]

Diantara peserta ada seorang wanita yahudi muda yang cantik, yang nama Yahudinya adalah Hadassah dan nama Persianya Esther.[15] Satu-satunya kualitas Ester yang dinyatakan dalam Alkitab hanyalah kualitas fisik. Dia cantik, perawakan dan wajahnya. Perkataan Proverbs 31:30 seharusnya menjadi rujukan dan peringatan. Ester juga seorang yatim piatu. Saat kedua orangtuanya meninggal, pamannya Mordekai mengambil dan membesarkannya sebagai anaknya (2:5-7). Naik Ester dan Mordekai dari keturunan Benyamin, keturunan Kish (diasingkan dari Yerusalemn dengan Jeconiah dalam tahun 597) dan anaknya Shimei (2:5-6).

“Saat perintah raja” dinyatakan, banyak perempuan muda dipilih sebagai peserta dan dibawa ke puri Susan, dimana mereka ditempatkan dibawah pengawasan Hegai. Diantara mereka ada Ester. Wanita muda ini mendapat tempat khusus dihati Hegai, yang menjadikannya sebagai favorit. Beberapa orang berpendapat bahwa dia diistimewakan karena karakternya yang saleh. Pasti, jika ini benar penulis akan menyatakannya dengan cara yang mirip dengan cerita Yusuf dan Daniel. Shirley Temple juga menarik banyak orang, tapi bukan karena kesalehannya. Kita harus hati-hati agar tidak membaca teks sesuai keinginan kita.

Ester adalah Seorang Ratu yang mempunyai hati Hamba, walaupun Kedudukan dia sudah tinggi, dia tetap ingat dari mana dia diambil. Ia tetap mentaati perkataan Mordekhai pamannya.

Ketika ia mendapat berita bahwa bangsa Yahudi akan dibinasakan oleh Haman, Ia tidak tinggal diam, Ia mengambil resiko yang sangat besar.

Pada jaman itu jika seorang Raja tidak memanggil Ratu, ratu itu menghadap Raja, Raja akan marah selain akan dibuang, Ratu akan mendapat hukuman mati.

Ester bereaksi, respon dengan benar dan berjalan Dalam ketepatan.

Purim berasal dari kata Ibrani פּוּרִים (Purim), dalam bahasa Inggris Lots. Kata Purim memiliki kata dasar Pur. Purim merupakan hari raya atau pesta Yahudi untuk memperingati pembebasan kaum Yahudi dari kekaisaran Persia yang hendak membunuh mereka.[2][3][4] Kekaisaran Persia dipimpin oleh Haman pada waktu itu.[4] Alkitab mencatat bahwa Haman merencanakan hari untuk memusnahkan kaum Yahudi.[2][3][4] Purim dirayakan tiap tahun menurut kalender Ibrani oleh kaum Yahudi.[2][3][5] Perayaan ini sebagai bentuk peringatan orang Yahudi bebas dari rencana jahat Haman (Ester 3: 26-32).[4] Rencana itu digagalkan oleh Ester dan Mordekhai.[6][7] Perayaan ini dirayakan pada hari keempat belas dalam kalender Ibrani dan bulan Adar.[2][3][5] Perayaan Purim Yahudi ini kemungkinan diadopsi dari Tahun Baru Persia.[3][5]

Perayaan Purim ini juga merupakan tanda kemenangan orang Yahudi atas musuh-musuh mereka.[3][4][5] Perayaan Purim ini dimulai pada saat matahari terbenam.[3][4][5] Perayaan Purim tidak hanya dirayakan oleh orang Yahudi di Israel.[3][4][5] Secara teoritis, kota-kota yang dilindungi oleh tembok pada masa Yosua, termasuk Shushan (Susan atau Susa) dan Yerusalem merayakan Purim.[3][4][5] Purim dirayakan oleh mereka pada hari yang kelima belas, di kota-kota itu perayaan Purim pada hari keempat belas dikenal sebagai Purim dePrazos.[3][4][5] Di tempat lain Purim dirayakan pada hari keempat belas, sedangkan hari kelima belas dikenal sebagai Purim Shushan.[3][4][5] Di dalam praktiknya, hanya Yerusalem yang secara resmi merayakan Purim pada hari kelima belas.[3][4][5] Meskipun demikian, beberapa kota merayakan Purim pada kedua hari tersebut, yaitu hari empat belas dan lima belas.[3][4][5]

Hari Raya Purim adalah hari Pembalikan Keadaan, dimana Kutuk diubahkan jadi berkat.

Ada banyak Cara merayakan Purim, ada yang membagi makanan kepada orang-orang miskin, ada yang mengirimkan uang ke orang yang Tuhan suruh. Yang penting melakukan dalam ketepatan.

Saya Ingat bahwa Perayaan Purim tahun 2010 bertepatan dengan hari Ulang Tahun Pdt. Petrus Agung Purnomo, di Sion mengadakan acara membawa makanan, saya tidak bisa ikutan karena saya harus pulang menengok mama saya.

Saya bertanya sama Tuhan untuk apa yang saya buat, saya disuruh Tuhan memberikan Kue Pukis ke Panti Jompo dibelakang kost saya, saya beli sehat ya 20.000, saya tahu karena Tuhan memberikan Arahan nya. Tuhan memberikan Arahan nya untuk saya memberikan uang 10.000 kepada tukang becak. Beberapa hari kemudian ada seorang teman yang memberikan saya amplop.

Saya kaget karena setelah mendapat laptop dikantor ada teman yang memberikan amplop juga setelah saya mendoakan dia, saya kaget. Saya Mengucap syukur sama Tuhan.

Menjelang Purim Tahun ini Tuhan Yesus memberikan senjata baru untuk pelayanan media, berikut dengan modem. Saya bersyukur karena saya tidak mengenal beliau yang memberikan berkat buat saya.

Saya seringkali mendengar suara orang yang masih berkata kamu salah, kamu sudah cacat Dan banyak kasus. Itu yang melemahkan saya sehingga saya tidak bisa tune sama Tuhan karena tuduhan-tuduhan yang dilancarkan kepada saya.

Saya belajar mengenai ketepatan Dan bereaksi dengan benar. Tulisan ini saya buat untuk menjadi berkat buat yang membacanya.

Saya ingat perkataan Engkong Yusak Tjipto Purnomo, setiap kita punya pengalaman sendiri-sendiri sama Tuhan. Jangan menuntut orang-orang yang lain dengan level Pengenalan Akan Tuhan kita.

Tuhan Yesus memberikan standard yang berbeda-beda kepada setiap orang.

Saya harap tulisan ini menjadi berkat buat yang membacanya. Amin.

Jatiwangi, 22 Maret 2016
By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer