Membasuh Tumit Yang Remuk

Ibadah Jumat Agung
Membasuh Tumit yang Remuk
Pdt. Petrus Agung Purnomo

Jumat, 6 April 2012



Bahan Renungan
Yoh 13: 1-20
ay 18b “…Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. “
.
Rahasia anugrah Tuhan: seharusnya orang percaya adalah orang yang paling kuat dalam melakukan segala sesuatu.
Tindakan Tuhan Yesus sebelum kematianNya: Yesus membasuh kaki murid-muridNya, dan salah satu yang dibasuh adalah tumit yang beberapa saat sesudahnya akan diangkat dan mengkhianati Yesus. Yang luar biasa, sekalipun Yesus tahu siapa yang akan mengkhianati Dia, Yesus tetap basuh kaki dan tumit Yudas Iskariot.
 .
Mengangkat tumit” artinya:
  • Mengangkat dirinya lebih tinggi – Orang yang punya kesombongan dan mengangkat dirinya sebegitu rupa
  • Orang yang melukai orang lain dengan tipu muslihat yang licik
 .
Yudas melukai Tuhan dengan muslihat yang licik, tapi orang yang seperti inipun dibasuh kakinya oleh Tuhan ! Setiap hari sikap hati kita bisa membasuh saudara kita dengan sikap, kasih dan anugrah kita.
 .
Orang mengangkat tumit jika tumitnya luka atau hancur.
Dalam kitab Kejadian Allah berfirman kepada Hawa bahwa keturunan Hawa akan meremukkan kepala ular, dan kepada ular bahwa ular menghancurkan tumit keturunan Hawa.
Maka artinya “orang yang mengangkat tumit” adalah orang yang tumitnya luka karena dipagut setan.
Pagutan setan menyebabkan remuknya “tumit rohani” kita. Jika tumit rohani kita remuk, sikap kita akan berubah jadi orang yang arogan dan merendahkan orang lain, bahkan timbul tipu muslihat sehingga kita bisa melukai orang dengan cara-cara yang kejam.
 .
Bagi orang Ibrani kata “kaki” konotasinya sesuatu yang jelek, terjemahan hurufiahnya “gosip”, digambarkan juga sebagai “kelamin”, “menutupi kaki” artinya buang air besar, “bicara dengan kaki” artinya bicara jorok/ kotor.
 .
Jika tumit kaki seseorang remuk karena disakiti, kehancuran, terhina, tertolak, maka orang tersebut cenderung mengangkat tumitnya. Artinya menjadi sombong, bahkan bisa menjadi orang yang kejam dan menjatuhkan orang lain dengan cara yang licik.
Cara mengobati : basuh kaki, yaitu turunkan pengampunan, beri anugerah, beri kemurahan.
Karena “membasuh kaki” adalah rahasia berkat !
 .
Sulung yang tidak diundang
Contoh kisah di Alkitab: kisah anak sulung dan bungsu
Ketika adik pulang dan bertobat, bapaknya memulihkan keadaannya dan mempersiapkan pesta. Tapi di Alkitab disebutkan bahwa sulung tidak diundang.
 .
Beberapa tahun terakhir Tuhan bangkitkan pujian-musik-penyembahan-tarian, ini adalah tanda bahwa masa anak bungsu pulang ke rumah. Di seluruh dunia ada kebangkitan rohani, dan orang-orang yang hidupnya di luar Yesus kembali dalam jumlah besar-besaran.
 .
Mengapa sulung tidak diundang? Karena sulung tidak bisa basuh kaki adiknya.
Sulung lihat tumit bungsu yang remuk, yang pernah dengan licik mengambil harta Bapanya, dan kemudian menghambur-hamburkannya; dan sulung tidak bisa mengampuni adiknya !
 .
Tradisi di Israel/ timur tengah jika ayah mengadakan pesta, maka untuk menghormati tamu dia harus tempatkan anak sulungnya sebagai pemimpin pesta: menyambut tamu, menyiapkan segalanya. (Event Organizer)
 .
Dalam cerita sulung tidak bisa terima jika bapak adakan pesta bagi bungsu. Maka timbul dilema bagi Bapa: apakah harus jadikan Sulung sebagai pemimpin pesta, atau biarkan dia berada di luar. Karena jika Sulung marah, maka dia siapkan pesta dengan asal-asalan dan tidak segenap hati, maka dia bisa mengacaukan pesta.
 .
Kesanggupan kita menerima orang lain yang kita anggap tidak layak diterima, akan membuat kita jadi sulung yang terhormat dalam kerajaan Bapa. Tapi jika kita tidak setuju dan tidak rela, itu seperti memaksa Bapa berkata: “kerjalah di luar dan biarkan kami pesta !”
Banyak anak-anak Tuhan tanpa disadari memaksa Tuhan supaya tidak mengundang kita dalam pestaNya karena kita berkata: tidak mau, tidak bisa, tidak layak, tidak boleh.
Dan semua kemarahan kita akan membuat kita tertinggal di luar dalam kemarahan.
 .
Kerinduan hati Bapa yang terbesar adalah ingin membawa semua kita pada posisi yang paling terhormat. Tapi posisi itu hanya terjadi jika sikap hati kita berkata: “Sekalipun mereka tidak layak, jika Engkau perintahkan tolong – kita tolong, jika Bapa suruh berkati – kita berkati.” Tanpa kita menilai apapun, kita hanya merefleksikan keinginan Bapa dalam kehidupan kita.
 .
Saat orang mengangkat tumitnya, orang itu bisa begitu jahat, sombong, begitu melukai kita, itu karena iblis sedang meremikkan tumitnya ! Jika kita injak, maka akan tambah hancur.
Sebaliknya jika kita mau membasuh dan rawat tumit itu dengan handuk kita, maka kita jadi sulung yang luar biasa !
 .
Yesus bahkan membasuh kaki Yudas yang akan mengkhianati Dia beberapa saat kemudian dengan cara yang licik dan beracun! Artinya Yesus masih coba memberi kesempatan terakhir kepada Yudas.
 .
Bukan masalah apakah tindakan membasuh tumit kaki saudara kita yang remuk berhasil atau tidak. Biarkan Tuhan yang atur ! Bagian kita: biarkan handuk kita tetap available dan terbuka bagi semua saudara ! Jangan simpan kemarahan kepada siapapun: lepaskan, gantung semua di kayu salib ! Gunakan energi kita untuk hal lain yang lebih berguna.
 .
Ada hal-hal yang tidak bisa kita atasi: jangan dipikiri, singkirkan, balikkan hati ke Tuhan, ucapkan syukur ! Terlalu banyak hal yang bisa kotori hati kita – gunakan handuk kita untuk basuh hati kita sendiri, dan kemudian gunakan untuk membasuh kaki saudara lain yang remuk.
Jangan bersifat pendendam ! Jangan suka balas menyakiti ! Bukan begitu sifat anak-anak Tuhan dan cara-cara kerajaan Tuhan.
Kekuatan kita: saat ada orang salah. Luka, remuk – mari kita TUTUP, jangan dibuat meletup !
 .
Ucapkan syukur untuk apapun, nikmati, daripada menimbulkan masalah dan tumit kita remuk.
Mari gunakan handuk dalam hidup kita, artinya setiap kali ada yang membutuhkan dan luka: balut ! Bahkan hati kita sendiri. Jika kita mengerti ini kita akan jadi sulung yang ajaib!
Yang orang lain tidak mau – kerjakan! Seberapa yang Tuhan minta kita kerjakan – kerjakan dengan segenap hati – ini adalah kekuatan berita Paskah !
 .
Kuasa pengampunan
Contoh kedua: Mat 18: 21-35
Kenyataan yang harus kita waspadai: Orang yang hutang 10 ribu dan diampuni raja – ketika menindas temannya yang hanya hutang 100 dinar – maka pengampunan yang pernah diberikan itu itu DICABUT kembali !
 .
Jika kita tidak ada pengampunan, memaafkan dan memberkati siapapun yang menganiaya kita, maka itu akan ditimpakan juga kepada kita. Karena itulah keadilan Tuhan !
 .
Karena Tuhan beri pengampunan yang besar – jika kita tidak pakai handuk untuk mengampuni orang lain dan malah menggunakan pedang kita, maka Tuhan akan menggunakan pedangNya juga.
 .
Pesan Tuhan hari ini :
  1. Gunakan lenan dalam hidup kita, jangan kejar siapapun untuk melukai atau menjatuhkan. Ingat teladan Tuhan: Dia yang tidak berdosa dibuat jadi berdosa karena kita. Jika kita mengerti, maka anugrah pengampunan Tuhan akan tetap luar biasa buat hidup kita !
  2. Jadilah sulung yang mendapat perkenan Tuhan, dan ditempatkan di tempat terhormat oleh Tuhan
 .
Lenan / handuk adalah jiwa besar yang harus kita punya. Kasih yang murni bukanlah kasih yang posesif. Sering kita posesif bukan karena kasih, tapi karena hawa nafsu.
Yohanes Pembabtis punya 2 murid terbaik. Saat Yesus lewat, dia suruh mereka ikut Tuhan. Dia sadar waktunya sudah habis, dia harus makin berkurang dan Tuhan makin bertambah, dan murid-murid terbaik itu lebih baik berada dalam tangan Tuhan Yesus.
Mengasihi artinya mencarikan yang terbaik bagi yang dikasihi, bukan hanya kontrol !
 .

Komentar

Postingan Populer