Spirit Yang Elastis

Spirit Yang Elastis
Pdt Petrus Agung Purnomo

Bahtera ini sudah masuk tahun ke-10. Seringkali kita mengalami open heaven, surga terbuka yang luar biasa, dll, dan itu berkali-kali terjadi, tapi setiap kita memiliki arena untuk mengalahkan ego dan kedagingan kita masing-masing. Ada value utama dari keluarga Bahtera ini, yaituperubahan. Dari satu perubahan ke perubahan berikutnya, mencoba menjadi elastis di tangan Tuhan, dan ini hal yang penting dan tidak tergantikan untuk kita. Banyak orang yang sudah terbentuk, tercetak, kaku, tidak elastis, sehingga tidak bisa menerima anggur yang baru dari Tuhan. Kita tidak bisa hidup dengan pengurapan kemarin ataupun tadi pagi, tapi pengurapan yang Tuhan beri dalam hidup kita sekarang ini. Kalau engkau tetap elastis, semua akan terus jauh lebih ajaib. Butuh kerendahan hati, kesediaan untuk mengalami perubahan yang akan suatu saat terjadi. Tuhan membentuk kita dengan cara yang unik. Dalam segala hal, tetap Tuhan pegang kendali. Biar kita tetap memiliki spirit yang elastis, mau dibentuk atau dibawa kemanapun kita bisa ikuti, sehingga hidup kita terus berada di dalam perkenanan Tuhan yang ajaib.
Mengapa kita harus terus berubah selama berada di dunia? Karena setelah kita pulang, keadaan akan berbeda.
Lukas 16:19-31
19: "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
20: Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
21: dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
22: Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
23: Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
24: Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
25: Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
26: Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
27: Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
28: sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
29: Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
30: Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
31: Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Bahkan penderitaan di neraka tidak akan mengubah orang. Orang kaya ini terbiasa untuk hidup seperti orang muda, berpesta pora, sehingga ketika dia di neraka, dia melihat Bapa Abraham memangku Lazarus. Sikapnya tidak berubah, dia menyuruh Abraham untuk Lazarus mencelupkan tangannya ke mulutnya. Jiwamu seperti apa di bumi, mau nanti ketika di surga cetakan jiwamu ya seperti itu juga, karena itu ada yang diobati ketika di surga. Di tengah-tengah penyiksaan di neraka, orang kaya ini tetap "nge-boss", karena yang dia ingat Lazarus miskin dan dia orang kaya yang bisa mengatur orang seenanya. Ada Alkitab di tangannya, kalau itu tidak bisa mengubah hidupnya, itu tidak akan bisa mengubah hidupnya, dan bahkan ada orang yang bisa menjadi makin pahit ketika berada di dalam penderitaan. Selama ada nafas dalam hidup kita, minta untuk kita diubah semakin serupa dengan Kristus. Dalam penderitaan sekalipun orang itu mengatur Abraham dan menyuruh Lazarus. Seringkali kita tidak mengerti jiwa kita, perubahan itu pun kesempatan dari Tuhan untuk kita. Kalau orang tidak berubah dan tidak bisa berubah, ujungnya tertinggal. Biar kita berubah seperti yang Tuhan inginkan, biar hati dan jiwa kita diubahkan dalam anugrah Tuhan seperti yang Tuhan mau.

Komentar

Postingan Populer