Is Your Heart True to Me as My Heart is True to Your Heart

Is Your Heart True to Me as My Heart is True to Your Heart
Pdt. Petrus Agung

2Raj 10: 15-17 – penggalan kisah raja Yehu.

Yehu diurapi untuk menuntaskan hal-hal yang belum dituntaskan oleh nabi Elia.

Yonadab anak dari Rehab. Rehab arti hurufiahnya sais atau pengemudi kereta. Kaum Yonadab nomaden dan bukan orang Yahudi, tinggal di antara orang Yahudi. Mereka menjauhkan diri dari minum anggur. Karena pilihan hidupnya itu, Yonadab dihormati dan disegani orang Israel.
Yonadab artinya Tuhan berkehendak (Jehova is willing).

Tuhan berkehendak kita semua berkelimpahan (prosper), sehat (in health), diberkati (blessed), penuh sukacita (full of joy), shallom-Nya selalu di atas kita.
Tapi kehendak Tuhan saja ternyata tidak cukup, Tuhan mau 2 hal dari pihak kita:

1. Hati yang Benar
Yehu artinya Tuhanlah Dia (Jehova is He). Yehu baru saja mengalahkan 2 raja, lalu bertemu Yonadab. Yehu memberi salut kepada Yonadab, dan memberikan pernyataan ini:

Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau? (2Raj 10: 15C)
Is Your Heart True to Me as My Heart is True to Your Heart

Orang percaya harus menjagai hatinya, karena hati mudah sekali berubah.

Kesaksian p Agung:
Saat ibadah DM, p Agung berangkat bareng p Thomas. Di hari kerja mobil biasa lewat pintu satpam, tapi di hari kebaktian pintu itu hanya untuk motor. Mobil p Agung salah lewat pintu, tidak ada satpam, lalu mobil dilarang masuk oleh tukang parkir. Ternyata hal ini mengusik hati p Agung dan membuat hatinya jengkel. Hal ini dinilai salah oleh Tuhan. Karena artinya masih ada kesombongan.
Beberapa hari kemudian kejadian itu terulang, tapi kali ini p Agung bisa tertawa dan tidak tersinggung.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Ams 4: 23)

Apa yang terpancar dari kita, adalah yang di hati kita. Hati kita mudah berubah. Kita sebagai orang percaya harus selalu jagai hati kita, bahkan untuk hal kecil. Karena jika tidak, saat sesuatu yang besar terjadi maka hati kita akan ber-respon salah.
Banyak hal yang kelihatannya baik di diri kita, tapi ada hal lain tersembunyi di dalam dan tidak ada orang yang tahu. Kita alami penolakan, perlakuan yang tidak kita harapkan, dll. Seringkali hati kita akhirnya bereaksi salah, bahkan jahat.

Hati yang mudah marah bukanlah hati seorang hamba, tapi hati yang penuh kesombongan.

Manusia dan pentul korek sama-sama punya kepala. Tapi pentul korek marah jika digesek, sedangkan manusia mestinya tidak marah.

2. Mengulurkan Tangan Kita
Saat Yonadab menjawab bahwa hatinya benar terhadap Yehu, Yehu berkata: “Jika ya, berilah tanganmu!” (2Raj 18: 15D). Yonadab memberikan tangannya untuk ditarik dan didudukkan di kereta bersama raja. Tangan adalah simbol kekuatan.

Jika hati kita benar, selanjutnya yang Tuhan minta adalah tangan kita: kekuatan kita, kemampuan kerja kita, pelayanan kita, pengabdian kita, bahkan ketidak-berdayaan kita.

Luk 6: 6-11 – Yesus sembuhkan tangan yang lumpuh
Ada orang yang mati tangan kanannya, Yesus sembuhkan dengan memerintahkan orang itu ulurkan tangannya. Apa yang terjadi selanjutnya tergantung reaksi orang tersebut. Jika orang tersebut ulurkan tangan kiri yang sembuh/kuat, itu artinya menunjukkan kekuatan dan menyembunyikan kelemahan, tidak mau kelemahannya diketahui orang lain, maka tidak ada kesembuhan yang terjadi.
Saat orang itu ulurkan tangannya yang mati, maka tangan yang lemah itu disembuhkan.

Jangan datang ke Tuhan dengan kekuatan kita, tapi datang dengan kelemahan kita apa adanya! Jangan ditutupi, karena justru dengan keterbukaan itu kita akan dipulihkan Tuhan.

Saat kita punya sikap hati merendah, mengakui kelemahan kita, maka kita akan aman, dan peninggian Tuhan akan terus berlangsung di hidup kita.
Jika kita ajukan kekuatan dan kelebihan kita kepada Tuhan, supaya orang tidak lihat kelemahan kita, maka kita akan alami kejatuhan berkali-kali di hidup kita.

Kesaksian KKR di Sumba dan Bali
Sebelum KKR p Agung tidak bisa tidur semalaman karena batuk. Setan menuduh: batuk saja tidak bisa sembuh, apalagi mau sembuhkan orang lain. P Agung jawab: yang sembuhkan adalah Tuhan Yesus, dan bukan p Agung.
Sebelum berangkat ke Sumba, bu Nany dapat pesan Tuhan bahwa harus peperangan rohani di sebuah gua di Sumba timur. Ternyata lokasinya sangat terjal dan sulit dijangkau.
Tuhan tahu batas kekuatan: p Agung tidak tidur semalaman dan p Yusak sudah 78 tahun. Tuhan perintahkan yang berangkat yang muda, sedang p Agung dan p Yusak dukung doa di hotel.

KKR dimulai jam 4, dan jam 4 masih sepi. P Agung hadapkan semua kondisi dan kelemahan kepada Tuhan. Tuhan kirim orang hadir hingga 30 ribu orang, dan Tuhan bekerja dengan kuat, dan Tuhan sembuhkan banyak orang.

Selesai di Sumba, rombongan p Agung singgah di Bali, di GKP Bali (Gereja Kristen Protestan). Para hamba Tuhan di Bali bertanya apa rahasia kesuksesan KKR Sumba. dijawab semua terjadi saat p Agung serahkan semua kelemahan ke Tuhan, maka Tuhan yang bekerja dengan kuat.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2Kor 12: 9a)

Pengakuan yang jujur atas kelemahan dan ketidak-berdayaan kita kepada Tuhan, akan membuat Tuhan balikkan keadaan dengan dahsyat

Saat hati kita benar terhadap Tuhan, Tuhan minta kita ulurkan tangan kita. Saat kita berikan tangan yang tidak berdaya, maka Tuhan akan ubah yang lemah jadi kuat.

Begitu Yonadab mengulurkan tangannya, Yehu tarik dia naik ke kereta raja. Peristiwa ini meyakinkan Yonadab atas pilihan hidupnya.

300 tahun kemudian Tuhan minta Yeremia kumpulkan anak-anak Yonadab, dimasukkan ke Bait Allah. Saat diminta minum anggur di rumah Tuhan, mereka menolak karena memegang perkataan Yonadab untuk tidak minum anggur. Tuhan bandingkan ketetapan hati keturunan Yonadab yang tetap memegang ketetapan nenek moyangnya, dibandingkan dengan keturunan Israel yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan walau Tuhan berkali-kali kirimkan nabi-nabiNya.

Yer 35: 18-19 – hadiah Tuhan untuk kaum Yonadab: keturunan Yonadab akan melayani dan berdiri di hadapan Tuhan sepanjang masa tanpa terputus.

Jika kita ingin Tuhan angkat hidup kita, jagai hati kita, hidup terbuka dengan Tuhan, akui semua kelemahan kita pada Tuhan, cerita setiap ketidak-berdayaan kita kepada Tuhan, jangan hidup dalam kesombongan, tapi hidup dalam kerendahan hati.

Saat rehab naik ke kereta, bukan dia yang jadi sais seperti nama ayahnya, tapi rajalah yang jadi pengendalinya.
Penutup
Tuhan berkata bahwa apa yang dimiliki gereja-gereja Tuhan saat ini belum cukup untuk bawa kegerakan Tuhan yang besar di akhir jaman. Tuhan sudah sediakan manifestasi kuasaNya dengan kuat di tengah-tengah umatNya. Tuhan beri p Agung visi bahwa anak-anak Tuhan buat mujizat dijalan-jalan, orang mati disembuhkan. Ini bukan dilakukan oleh 1-2 orang, tapi oleh ribuan anak Tuhan

Hanya mengingini manifestasi kuasa Tuhan saja tidak cukup, kita perlu bertindak: doakan yang sakit, menderita, dimanapun. Saat itu keluar dari hati kita yang paling dalam, maka Tuhan akan bekerja melalui kita. Kita tidak lagi cari hamba Tuhan, karena kitalah hamba Tuhan itu.

Komentar

Postingan Populer