“Kesaksian Dr.Maurice Sklar seorang Yahudi Russia dalam kujungannya melihat penglihatan tentang sorga”

“Kesaksian Dr.Maurice Sklar seorang Yahudi Russia dalam kujungannya melihat penglihatan tentang sorga”




“Kesaksian Dr.Maurice Sklar seorang Yahudi Russia dalam kujungannya melihat penglihatan tentang sorga”
Ini adalah pengalaman penglihatan dan pewahyuan spiritual dari Maurice Sklar, seorang pemusik rohani (Praise and worship violinist and psalmist) yang diceritakan dan ditulis oleh Maurice Sklar untuk memberkati umat Tuhan dengan pengharapan surga yang mulia dan memperingatkan bahwa kedatanganNya sudah sangat dekat!. Demikian ceritanya:
Pada hari Rabu, tanggal 4 Agustus 2010, sekitar pukul 10.30 AM, seorang malaikat datang di kamar tidurku, saya baru saja terbangun. Dia berkata padaku, “Aku dikirim oleh Tuhan untuk membawamu ke surga. Engkau harus ikut bersamaku sekarang. Pegang tanganku.” Jadi aku melakukannya. Tiba-tiba, saya berada di dunia roh. Kami keluar dan naik melewati langit-langit rumah dan ke atas ke udara seperti roket. Saat saya melihat ke bawah, rumahku menjadi semakin kecil dan kecil, sampai saya hanya bisa melihat kawasannya, kemudian kota dan kemudian area dari pantai barat California.
Sebentar kami berada di luar angkasa dan melihat bumi menjadi semakin kecil dan kecil. Kemudian saat saya melihat ke depan, kami bergerak sangat cepat sehingga bintang-bintang menjadi semacam kilasan panjang cahaya yang mengilang ke satu titik di cakrawala di depan kami. Kemudian, saya melihat sebuah planet mendekat yang tampak mirip dengan bumi. Malaikat berkata, ”Ini adalah planet Surga”. 

Kami turun ke dalam atmosfer dan sebentar saya bisa melihat bahwa kami berada di atas rangkaian gunung raksasa. Gunung ini ditutupi sepenuhnya oleh salju untuk beberapa jarak ke utara dari kami. Kami akhirnya mendarat di lembah yang spektakuler yang dikelilingi oleh gunung-gunung tertutup salju di tiap sisi dari lokasi kami.
Udara sangat bersih dan segar dan saya menghirup bau harum dari gentle breeze di bawah matahari yang terang dan nyaman.
Saya melihat sekitarku dan pada sisi dari gunung kami berada di bagian terbawah yang ditutupi oleh bunga-bunga berwarna violet, merah, merah muda dan kuning. Ini sungguh breathtaking! (sungguh mempesonakan). Warna-warnanya sungguh cerah dan jelas. Alam sungguh cantik sampai saya hampir-hampir jatuh berlutut di depan malaikat.
Tapi, melihatnya, saya menyadari bahwa hal ini tidak sewajarnya terjadi.
Dia menunjuk ke arah barat dari kami, dan berkata, ”Ayo berangkat dan lihat apa yang sudah dipersiapkan.”
Kami berjalan seberapa jauh kemudian saya berada dalam ketakjuban saat kami bergerak mendekati danau besar yang diairin dari salju gunung-gunung di atasnya oleh air terjun raksasa.
Saat mendekat, suara raungan air seperti memekakkan telinga, tapi juga terdengar seperti orkestra dan paduan suara yang bernyanyi bersamaan di bawah suara raungan air. Itu adalah yang bisa saya gambarkan sesuai aslinya. Suara itu membuat musik! Saat matahari mencapainya, air itu akan memantulkan semua warna yang pernah saya lihat seperti pelangi di air yang disemprotkan ke matahari, tapi lebih banyak warna lain yang belum pernah saya lihat.
Saya terdiam dalam ketakjuban. Tetapi, malaikat membuat kami menjauh dan melanjutkan perjalanan kami. Sebentar saya melihat sebuah tenda ”kota” yang besar. Kota ini terletak pada dataran tingggi dari pinggir danau yang dapat melihat pada gunung. Pada awalnya kota ini tidak tampak besar, tapi saat mendekat, saya menyadari bahwa kota ini sangat besar.
Kota ini memiliki 12 paviliun tenda, masing-masing dengan corong putih menjulang ke atas sedikitnya setinggi 10 lantai gedung. Pada puncak corong tersebut ada bendera yang menurut malaikat adalah bendera dari 12 suku Israel. Malaikat berkata, ”Ini sudah disiapkan untuk mereka yaitu Mempelai Mesias dari 12 suku Israel yang akan dilepaskan untuk melayani pada jam terakhir.
Ini adalah bagian dari jamuan pernikahan yang diperuntukkan bagi yang layak datang. Mereka yang tidak menyayangkan nyawa mereka sampai mati.
Saat kami memasuki tenda Benyamin, saya melihat banyak meja yang sedikitnya 100 kaki panjangnya. Masing-masing set peralatan makan dari emas yang tak tanggung-tanggung , gelas minum crystal berkaki dan piring-piring yang tampak dibuat dari ibu mutiara.
Tiap meja diatur demikian rupa sehingga semua bisa melihat ada 1 meja yang lebih tinggi di bagian tengah. Pada tengah-tengah meja tersebut, ada semacam kursi “tahta”. Saya tahu begitu saja bahwa itu pasti milik Tuhan Yeshua di mana Dia akan duduk.
Pada tiap setting ada tampak nama-nama mereka yang diundang pada plat nama berbentuk kotak kecil dari emas.
Beberapa tampak rumit dibanding lainnya dan dikelilingi oleh batu mulia dan permata. Seluruh pavilun tenda dibentuk seperti bintang Daud dengan 12 suku mengelilingi meja tengah yang lebih tinggi yang sedikitnya juga berukuran 100 kaki panjangnya.
Saya diperbolehkan melihat beberapa plat nama yang duduk di meja Tuhan.
Abraham, Daud, Musa, Elia dan nama lain dari Alkitab memiliki tempat di situ. Rasul-rasul dari Domba Allah juga ada di situ. Tetapi ada nama-nama lain yang tidak kukenali juga ada di meja tersebut. Kita tidak dapat mengetahuinya pada saat ini.
Malaikat yang gagah perkasa yang bersamaku ditutupi pakaian berwarna putih dan sangat terang untukku untuk melihat secara langsung saat dia berdiri di sampingku. Dia menangis, ”Diberkatilah mereka yang akan duduk di sini. Tuhan pasti memberi penghargaan bagi semua yang setia padaNya. Mereka adalah kesayanganNya. Mereka adalah MempelaiNya. Beritahukan pada mereka yang masih di bumi.
 
SEMUANYA SUDAH SIAP! DOMBA ALLAH BERDIRI DI PINTU UNTUK MENAMPAKKAN DIRI PADA YANG DIKASIHINYA, MEMPELAINYA!
BERJAGA DAN BERDOA SUPAYA ENGKAU DIANGGAP LAYAK UNTUK LEPAS DARI MURKA YANG AKAN DATANG YANG SEBENTAR LAGI DICURAHKAN KE BUMI.
Sembunyikan dirimu di tempat rahasia dengan pelitamu menyala terang.
LIHAT, MEMPELAI PRIA DATANG! Saat dia berbicara, malaikat Allah mulai bersinar lagi sangat terang sehingga saya menyembunyikan wajahku dan jatuh tertunduk di depanNya.
Sebentar, saya dapat bangkit lagi. Dia menarikku ke atas dan saya dapat melihat padanya lagi. Dia berkata, sekarang saya akan membawamu mendengar beberapa musik surga. Kemudian, secara tiba-tiba, kami berdiri di luar dari apa yang tampak seperti ruang konser, tetapi lebih agung dari apa yang pernah saya lihat. Kami naik bertahap ke pintu masuk yang dikelilingi oleh tiang-tiang besar. Ada yang lain yang datang ke konser, baik malaikat maupun manusia. Beberapa menunduk kepadaku dan menyambut ku saat masuk, tetapi saya tidak mengenali mereka.
Kami duduk di tempat duduk kotak di tengah di bagian depan dari orkestra simfoni yang besar. Saya sangat terkejut saat melihatnya hampir sama dengan konser di bumi. Bahkan saya bisa mengenali beberapa dari musisi, beberapa saya ketahui dari pewahyuan bahwa mereka adalah musisi besar di masa lalu, dan beberapa saya kenali dari hidupku bahwa mereka telah meninggal dan telah berada di surga.
Malaikat secara pelan berkata di telingaku. Ini adalah konser untuk menghormatimu. Komposer, Gustav Mahler di sini di surga. Dia telah menggubah sebuah simfoni untukmu. Kemudian Tuhan datang di panggung dan memimpin konser. Saat Dia masuk, semua audiens berlutut menyembah dan menghormati kehadiranNya.
Kemudian, saat musik mulai, saya masuk dalam dunia ”ekstaksi” di mana saya tidak bisa menggambarkannya dalam kata-kata. Musik ini memang jelas dalam gaya Mahler, tetapi tanpa ada unsur kesedihan atau keputusasaan. Saya menjadi rendah hati dan takjub melampaui kata-kata.
Ini adalah musik paling cantik yang pernah aku dengar. Saya tertawa. Saya menangis. Saya jatuh prostrate di hadapan tahta Allah dan menyembah (Bagaimana saya melakukan hal ini saat mendengar musik, saya tidak tahu). Saat mendengar, sesuatu di dalam diriku yang ada dalam sakit parah disembuhkan dan tidak sakit lagi. Saat selesai, saya meminta dengan sangat pada malaikat untuk membiarkanku tinggal di sana dan tidak pergi atau kembali ke bumi lagi.
Tetapi, malaikat berkata, ”Ini belumlah waktunya. Tetapi,saya akan menunjukkan padamu satu dari rumah-rumahmu.” Tiba-tiba, kami berada di luar di gunung-gunung lagi. Saya tidak tahu, tapi mungkin ini berada di lokasi yang sama. Kami berada di samping gunung. Kami berjalan ke atas di jalan berangin yang tampak seperti ”shimmer” seperti plate dari paviliun tenda.
Ini tampak seperti marble, ibu mutiara, emas dan kaca, semua pada saat bersamaan. Akhirnya, kami sampai pada dataran tinggi datar yang tampak seperti Alps Swiss atau Bavarian. Ini dipenuhi dengan rumput-rumput yang terpotong secara sempurna.Kami berdiri di depan gerbang emas yang memiliki ukiran cantik. Pada bagian atas adalah namaku, “Maurice Sklar” yang terukir pada piringan kotak dari batu/kaca/emas. Ini ditutupi oleh batu-batu berharga dan shimmered dan berkilau-kilau pada matahari sore.
Saya dalam ketakjuban! Dua pintu gerbang terbuka dengan sendirinya saat kami memasuki semacam taman bergaya Jepang dengan aliran air melaluinya.
Taman ini memiliki jalan berliku yang dikelilingi oleh bunga-bunga mawar paling indah, bunga-bunga lain dan pohon yang dipotong rapi seperti ala Jepang di sela-selanya.
Ada juga ikan berwarna warni yang berenang di aliran air tersebut.
Kami berjalan melalui jembatan kayu melengkung yang melalui aliran air saat kami mendekati mansion/rumah besar. Ada juga hutan kecil di sekitar taman, dan saat aku melihat ke arah kiri saat melwati jembatan, saya dapat melihat air terjun dari formasi batu dari ketinggian 40 kaki di atas. Air terjun ini mengalirkan air dan datang dari gunung saya.Malaikat memberitahukanku bahwa seluruh gunung tersebut adalah milikku, bersama dengan artis-artis dan musisi yang hidup di dalamnya.
Kami akhirnya sampai ke pintu depan, dan rumah tersebut tersembunyi dalam semacam hutan kecil. Tetapi, sekarang aku bisa melihat pemandangan yang lebih jelas setelah melewati jembatan kayu dan ini memakan waktu hanya satu kali napas saja! Ini tampak seperti rumah kayumerah dan kaca yang modern.
Ada lantai untuk jendela langit-langit depan untuk melihat ke arah taman.
Rumah ini memiliki banyak sudut dengan jendela miring yang tampak seperti kristal murni dan bukan kaca biasa.
Pintu-pintunya lebih dari 25 kaki tingginya dan dibuat dari kayu berukir seperti dari kayu jati.Pintu ini memiliki bintang Yahudi besar yang terpasang di sebagian pintu satu dan sebagian kali di satunya dari bahan batu kaca dari karang mutiara.
Tetapi bintang ini bersinar dari dirinya sendiri. Ada knop pintu besar, tapi pintu ini juga akan membuka dirinya sendiri saat kami masuk.
Saat saya melihat di bagian depan, sinar terang menyeruak masuk ke rumah dari setiap sisi dan langit-langit seperti kristal yang diselang seling dengan kayu redwood besar seperti balok yang pergi dari satu dinding ke dinding lain.
Kemudian saya memasuki ruang tamu dan sungguh menakjubkan! Seperti setiap rumah impian yang pernah saya pikirkan, ini memiliki furnitur kontemporer, langit-langit yang memiliki ketinggian 2 sampai tiga tingkat, sungguh-sungguh terbuka lapang.
Dinding seluruh punggung adalah lantai untuk kaca kristal langit-langit. Saya memiliki pemandangan tampak seperti lukisan Gunung Fuji di tengah danau gunung yang sangat bagus/agung, yang setiap sisinya dikelilingi oleh gunung-gunung yang tampak seperti Himalaya.
Saya tidak pernah berpikir pemandangan semacam itu. Saya hanya terkesiap takjub.Ada perapian besar di tengah tembok belakang, tapi entah mengapa aku bisa melihat melalui nya.
Pada bagian kiri belakang, ada pintu kristal yang terbuka ke dek kayu merah.
Ada juga kolam yang sepertinya terhilang ke pemandangan gunung. Tidak ada pinggiran/batas yang saya perhatikan juga diairin dari air terjun dan aliran yang mengalir ke halaman depan.
Saya kemudian menuju ke ruang tidur yang sungguh indah. Rumah terbaik adalah ”ruang musik” tentunya. Ruang ini memiliki karpet beludru tebal yang berwarna ungu tua, dan saat saya masuk, ini tampak menjadi semacam ruang pertunjukkan kecil atau ruang konser.
Saya dapat memberitahukan bahwa ruangan ini akan mengembang atau mengecil tergantung pada siapa atau seberapa banyak orang di sana. Pada satu sisi, ada pintu seperti kubah dan di dalamnya ada puluhan instrumen berdawai besar. Sebagian dibuat untukku dan satu tempat kosong di mana Tuhan menjanjikan akan membuat violin untukku dan saya dapat melihatnya, setelah saya masuk Surga!
Ada kotak-kotak berisi busur yang berkualitas dengan disisipin batu-batu berharga dan harta musikal lain yang tidak saya sebutkan saat ini.
Kemudian, malaikat yang telah mendampingi saya, mengatakan, “Ada tempat lain ke mana saya harus membawa Anda”.

Aku mengambil tangannya lagi, dan kami tiba-tiba di depan sebuah bangunan yang tampak seperti gudang besar.
Kami masuk ke dalam dan aku merasa seperti aku berada di bangunan gudang terbesar yang pernah kulihat. Aku nyaris tak bisa melihat dinding yang jauh jaraknya.
Itu tampak seperti lemari pakaian terbesar yang pernah ada!Ada dua belas deret panjang jubah dengan tali bahu yang besar di puncak mereka. (Itu cara terbaik yang saya bisa menggambarkannya. Aku belum pernah melihat pakaian tampak seperti itu. Seperti ada bar atau papan kayu kecil di bagian atas masing-masing seperti tongkat tirai kecil tempat jubah itu tergantung).

Jubah digantung sepanjang rak pakaian yang membentang sejauh yang saya bisa melihat. Kami tiba-tiba di atas pada platform seperti catwalk dan aku bisa melihat semua jubah. Ada dua belas barisan panjang yang tampak seperti ribuan jubah identik yang pergi sejauh yang saya bisa melihat. Lalu malaikat itu berkata padaku, “Ini mantel untuk satu jam terakhir yang datang atas bumi. Ini adalah untuk pelayanan akhir zaman nabi Elia. Akan ada dua belas ribu dari masing-masing suku Israel yang akan membawa salah satu mantel.
Lalu, kami masuk ke ruangan lain yang lebih kecil dari gudang yang sama. Ada mantel lainnya yang tergantung di dinding di setiap sisi. Ini semua tampak berbeda dari satu sama lain. Aku tahu entah bagaimana bahwa mereka telah dipakai oleh orang-orang kudus yang besar dan pelayanan di masa lalu. Aku terkejut melihat beberapa dari abad pertengahan, maupun yang dikenakan oleh para rasul gereja mula-mula, dan bapa-bapa gereja.
Pada panggung di ujung ruangan ini adalah tiga jubah yang digantung berdampingan, dengan yang menengah atas lebih tinggi daripada yang lain. Di sisi kiri adalah jubah yang tergantung di bawah skala jenis kuno dengan dua mangkuk yang seimbang bersama. Aku segera menyadari bahwa kedua ini mewakili simbol untuk keadilan dan hukum.
Malaikat itu tampaknya tahu apa yang saya berpikir dan berkata, “Ya, itulah yang mantel yang dikenakan Musa . Ini adalah mantel dari pemberian Taurat kepada umat Israel “Lalu. Aku melirik ke kanan. Aku melihat rambut rompi kulit kasar yang memiliki sabuk di tengah. Malaikat berkata, “Itu adalah jubah Nabi Elia. Keduanya akan dikenakan lagi pada jam terakhir, seperti yang sudah tertulis.
Lalu, aku melihat di tengah jubah yang terletak lebih tinggi daripada yang lain. Warnanya putih. Pada awalnya ia terlihat sangat polos, tapi kemudian saat aku terus melihat, menjadi terang dan terang sampai akhirnya itu begitu menyilaukan bahwa aku tidak dapat tahan melihat itu lagi. Ketika saya berbalik mata saya jauh, malaikat itu berkata, “Ini adalah jubah disediakan untuk Yeshua Mesias ketika dia kembali ke bumi dengan semua orang kudus. Ini akan dicelup dalam darah. Firman Allah akan dilihat oleh semua! “

”Apakah Anda tahu apa yang telah Anda lihat?”, Malaikat bertanya padaku. Aku berkata, “Tidak, Sir. tidak sepenuhnya. Tapi kau tahu “Dia menjawab.,” Anda telah melihat ruangan tempat mantel yang disediakan untuk penghakiman terakhir pada jam yang segera datang atas dunia.Beberapa orang telah melihatnya. Para malaikat telah selesai semuanya. Semua ini sekarang sudah siap!Engkau harus menulis apa yang telah kau lihat sehingga umatku bisa tahu seberapa dekat DiriKu pada jam terakhir! AKU DATANG SEGERA! “

Selagi malaikat itu berbicara, tiba-tiba aku menyadari bahwa itu adalah Tuhan sendiri yang telah bersama dengan saya. 
Dia telah mengambil bentuk malaikat itu. Dia tampak tumbuh dan tumbuh sampai aku kewalahan dan sekali lagi cahaya itu membutakan saya yang datang dari wajah-Nya. Saya kemudian jatuh tertelungkup lagi dan menyembah Dia. Untuk Dia adalah Raja segala raja dan Tuhan segala Tuhan!
Kemudian, terang dan kemuliaan terangkat, dan Dia muncul kembali dalam jubah biru dan putih. Dia tampak seperti manusia sekarang, meskipun aku tahu bahwa Dia adalah TUHAN. Dia berkata padaku, “Maury, Aku ingin Engkau melihat Balai Besar Mahkota” dan tiba-tiba kita berada di sebuah benteng besar dengan bentuk gabungan dari beberapa macam bangunan.
 Gedung ini tampak seperti Buckingham Palace, Versailles, dan Taj Mahal, semuanya pada waktu yang sama. (Aku tahu kedengarannya aneh, tapi itu adalah apa yang tampak seperti saya)
Saya terpesona pada keagungan bangunan ini.. Kami berjalan di pintu-pintu gothic ini dan kami berada di sebuah lorong, serambi besar seperti meja panjang yang kecil di kedua sisi. Mereka tertutup dalam materi seperti beludru hitam, hanya lebih mewah. Di atas setiap meja kecil adalah sebuah mahkota. Masing-masing berbeda, tetapi semua itu begitu indah sehingga aku melihat mereka dan menangis! Sepanjang dinding dan langit-langit adalah lukisan halus dan jenis ukiran seperti yang di Vatikan, hanya jauh lebih besar. Foyer atau lorong ini terjulur ke depan kami sejauh yang saya bisa melihat di kejauhan.
Setiap sepuluh kaki di setiap sisi sebuah mahkota emas tampak di atas meja terbungkus beludru hitam. Masing-masing punya nama di bawahnya. Beberapa dipenuhi ribuan batu mulia. Ada yang tercakup dalam berlian, dimana Tuhan berkata mewakili jiwa. Batu-batu lain merupakan tindakan besar cinta dan pengorbanan bagi Kerajaan Allah. Beberapa memiliki perbatasan merah di sekitar dasar mahkota mewakili kemartiran. Beberapa seperti tiara kecil berlian. Ada yang begitu besar bahwa mereka telah berlian solid naik dua dan tiga kaki. 
Semuanya seperti karya seni terbaik yang pernah kulihat! Seperti sebuah patung Michelangelo, atau lukisan Raphael, masing-masing hanya menambah kekaguman dalam diriku.
Beberapa mahkota kurang hiasan adalah untuk para gembala – gembala kawanan yang telah hidup benar dan setia, tapi kecantikan mereka bahkan lebih bergerak entah bagaimana. Aku menangis dan menyembah Tuhan seperti yang kita berjalan di bagian yang besar dari Ruangan Mahkota.
Kemudian, tiba-tiba, aku kembali di kamarku lagi. Hampir setiap saat telah berlalu. Aku merasa aku sudah di surga selama berjam-jam atau bahkan beberapa hari, tapi itu hanya saat waktu yang sebentar untuk ukuran bumi.
Ini adalah tulisan benar yang bisa aku tulis sesuai apa yang saya alami. Harap mengerti bahwa saya tidak menganjurkan doktrin atau menambah Alkitab dengan cara apapun. Ini adalah sebuah visi, dan karena semuanya merupakan wahyu supernatural, itu harus dinilai sesuai dengan otoritas yang lebih tinggi yaitu Kitab Suci. Meskipun demikian, saya harus patuh dan merekam apa yang saya lihat dan dengar dalam pengalaman surgawi, seperti firman Allah untuk saya lakukan.
Semoga Tuhan terus memberkati Anda berlimpah, teman-teman yang terkasih!
Sumber: http://gazette.kingedwardltd.com/?p=2067
Soli Deo Gloria

Komentar

Postingan Populer