Mentalitas Tuhan

Mentalitas Tuhan
Senin, 13 Juni 2016


Bahan Renungan :
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya : “Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, maka aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (Lukas 10 : 35)

Renungan :
Mungkin kita sering mendengar, bahkan beberapa orang terintimidasi dengan perkataan bahwa yang kita lakukan dalam penjangkauan jiwa-jiwa adalah pekerjaan sosial yang tidak menghasilkan uang dan buang-buang uang.

Ada satu hal yang menarik dari ayat Lukas 10 : 35, yaitu rumah penginapan diberi uang dan bahkan jika kurang saat Dia kembali, Dia akan ganti. Walaupun orang berkata kita melakukan pekerjaan sosial. Dia bukan Tuhan yang memiliki mental mumpung gratisan kok. Dia juga bukan Tuhan yang berkata : “kamu sudah Aku selamatkan, tolonglah orang lain. Uangnya darimana terserah.” Tuhan bukan Tuhan yang sukanya memanfaatkan. Disuruh bayar bea Bait Allah saja yang seharusnya rakyat bebas, Dia bayar.

Rumah penginapan itu saat orang Samaria datang membawa orang yang sakit karena dirampok, tidak seperti terkena musibah atau terbebani. Karena di bayar. Jika kita merasa kenapa kita tidak dibayar, jangan-jangan kita hanya melihat seperti hanya “lewat” seperti orang lewi dan imam. Tuhan sangat ingin memberkati kita, tetapi jika kita hanya lewat dan kita mengklaim janji Tuhan, ya tidak bisa. Kelimpahan hanya akan datang kepada pemilik penginapan, orang yang mau merawat dan peduli kepada orang-orang yang menderita.

Tuhan tidak pernah merencanakan untuk anak-anakNya melayani dalam kemiskinan, terus berkorban, dan nanti upahnya besar di Surga. Tuhan tidak pernah memperbudak kita, walaupun sebenarnya adalah sebuah kehormatan kalau kita dipakai Tuhan. Kita harusnya bersyukur. Tetapi bagi Tuhan, Dia akan bayar. Tuhan tidak pernah mau berhutang dengan kita. Kita layani jiwa-jiwa, kita lakukan sesuatu untuk orang-orang yang terhilang dan Tuhan berkata : “Saya Bayar.”

Dalam 1 Korintus 9 : 7 Kalau kita ikut berperang atas biaya dari Raja. Saya tidak berkata asal “menengking” ya. Kegerakan kita ini, kita menaklukkan daerah demi daerah di kota kita. Saat kita mulai keluar, itu ada “biaya perang” dan itu tidak diambil dari kotak persembahan kita. Di Rumah Tuhan ada kelimpahannya sendiri, tetapi untuk keluar ada biaya sendiri dan Tuhan tidak masalah dengan itu. Dia sangat ingin memberkati anak-anakNya.

Dengan pengertian ini saya berharap, membuat kita kerja lebih baik untuk Kemuliaan Nama Tuhan Yesus Kristus. (PAP)

Doa :
Tuhan Yesus terima kasih untuk kesempatan yang Engkau beri untuk melayani Engkau. Sekarang kami sadar bahwa dalam peperangan dengan kuasa gelap dan mengambil alih jiwa-jiwa buat Engkau tidak akan membuat kami kekurangan malah kelimpahan menjadi bagian kami. Terima Kasih Tuhan. Amin.

Dari Renungan Bahtera Imamat Rajani – Ark Of Christ Bandung  

Komentar

Postingan Populer