SAYAP MELEPASKAN SEGALANYA
Sayap Melepaskan Segalanya
Pdt.
Petrus Agung Purnomo dan Ev. Iin Tjipto Wenas
Abraham saat itu harus pergi ke tempat yang ia
tidak tahu harus pergi ke daerah mana. Dan kalau saya jujur dengan anda, itulah
kenyataan hidup saya. Saya seperti orang yang menata Puzzle, mencoba menerka
gambar seperti apa yang Tuhan sediakan buat saya. Semakin terus kita kerjakan,
dan kita berkata, “Tuhan aku percaya.” Maka hal itu tidak menjadi sia-sia dan
hasilnya akan luar biasa, maka anda akan melihat Tuhan dan Dia akan berkata :
“Kamu beriman dan karena itu kamu dibenarkan Tuhan.” Itu sayap yang dahsyat,
itu sayap yang luar biasa.
“Karena iman ia diam ditanah yang dijanjikan itu
seolah-olah disuatu tanah asing dan disitu ia tinggal dikemah dengan Ishak dan
Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.” (Ibrani 11 : 9)
Ini Aneh, Yesus pernah berkata kalau kamu berdoa,
percayalah seakan-akan kamu sudah menerimanya. Ya Tuhan, memang mengajarkan
seperti itu. Tetapi ada yang lain, Abraham harus pergi ke tempat yang dituju
tidak jelas dan setelah dia sampai ke tanah yang dijanjikan itu Firman Tuhan
dalam Ibrani 11 : 9 “Karena iman ia diam ditanah yang dijanjikan itu berarti
sudah sampai ke tempat tujuannya tetapi kemudian dikatakan seolah-olah disuatu
tanah asing dan disitu ia tinggal dikemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut
menjadi ahli waris janji yang satu itu.” Itu berarti bukan miliknya, betul
tidak ? Ini merupakan sayap yang hebat, jika anda mempunyainya walaupun tidak
terucapkan itu sudah merupakan sebuah jaminan tersendiri. Mengapa ? Saya mau
tekankan ini buat anda bahwa selama kita hidup didunia, tidak ada yang kekal
kecuali Tuhan Yesus kita. Anda boleh mempunyai apa saja, atau anda sedang
diangkat setinggi apapun tidak peduli tetap tidak ada yang kekal karena yang
kekal Cuma Tuhan Yesus. Contohnya begitu anda mempunyai kekayaan tertentu, anda
lalu akan berkata bahwa itu milik saya, dengan berkata seperti itu saja anda
sebenarnya sedang berpegang kepada apa yang tidak kekal. Jika anda mempunyai
jabatan tertentu, anda akan berkata itu milik saya, itu juga menandakan anda
sedang berpegang kepada apa yang tidak kekal. Bahkan jika anda diurapi Tuhan
dan anda berkata urapan itu milik saya, maka anda juga sedang berpegang kepada
apa yang tidak kekal.
Abraham itu hebat sekali. Dia mendapatkan apa yang
dijanjikan Tuhan tetapi seolah-olah ia orang asing. Tidak ada ikatan jiwa dan
batin dengan apapun yang didunia ini. Orang seperti itu Tuhan suka. Sebab begitu
ada apapun yang masih menjadi ikatan dalam hidupmu, maka anda akan dengan mudah
dipermainkan setan. Saya mau beri sebuah ilustrasi jika anda sangat diurapi
Tuhan dan memegangi benda atau apapun didunia ini, yang meembuat anda dapat
berkata “Ini adalah milik saya, hak saya dan saya tidak akan pernah bisa
melepaskan.” Apa itu ? Hanya anda dan Tuhan yang tahu. Dan benda apapun yang
anda pegangi ini sebenarnya setan tahu akan hal itu. Lalu dia akan mendekat.
Tetapi Tuhan akan berkata begini “Setan, untuk apa kamu dekat-dekat dengan
anakKu ?” Dan setan selalu punya jawaban walaupun kacau balau, dia tetap
menjawab anda. Dan itulah yang namanya setan. Setan berkata begini “Tuhan,
jangan GR ya, aku lagi mau meninjau barangku ini. Memang ini milikmu tetapi
didunia ini kan menjadi milikku dan aku hanya menyentuhnya saja barangku
(sesuatu didunia ini yang anda pegang dengan sangat kuat).” Anda tahu apa yang
terjadi ? Maka iblis akan memegang barang yang anda pegang erat tersebut dan
dia berkata : “Ah aku mau ke kiri” lalu anda jadi mengikutinya, tetapi iblis
tidak pernah bisa memasuki anda. Ingat
setan tidak pernah bisa merasuki anda bahkan untuk menyentuhpun setan juga
tidak berani. Tetapi benda atau apapun yang tidak kekal yang didunia, dia bisa
pegang. Kita bisa mendengar suara Tuhan berkata “Ke kanan Nak.” Tetapi selama
setan yang memegang benda atau apapun yang anda pegang erat, anda pasti
mengikuti arah ke mana setan bergerak. Sampai suatu hari anda mendengar Firman
Tuhan menerima kebenaran itu, anda melepaskan benda atau apapun yang anda
pegang erat tadi dan anda mendengar Tuhan berkata “Engkau bebas !” dan anda
dibebaskan. Setelah anda melepaskan benda tersebut maka walaupun setan menarik
benda tersebut ke kiri anda tidak akan ketarik atau terbawa ke kiri, anda sudah
bebas dan dapat tetap melakukan apapun yang Tuhan katakan karena anda sudah
melepaskannya. Itu seharusnya anda tahu.
Anda tahu bagaimana orang menjebak monyet ? Konon
kalau orang mau menjebak monyet, dia ambil batok kelapa, kemudian ia lubangi
dengan lubang yang pipih supaya tangan monyet bisa masuk. Kemudian didalamnya
ditaruh makanan yang monyet suka, kacang dan sebagainya. Lalu monyet akan turun
dan dia tahu bahwa didalam batok kelapa itu ada makanannta dan dia tahu ada
lubangnya. Maka dia akan masukkan tangannya kemudian dia akan ambil makanan itu
dan dia genggam makanan itu. Tiba-tiba datanglah orang yang akan menangkap
monyet ini dan monyet itu lari dengan membawa batok kelapa tersebut. Dia tidak
bisa memanjat pohon, karena tangannya tidak bisa dipakai, dia tidak bisa lari
cepat karena tangannya membawa beban yang cukup berat sehingga akhirnya ia
tertangkap. Sebenarnya agar monyet ini bisa menyelamatkan nyawanya, ia harus
lagi membuka tangannya, menariknya keluar, melepaskan kacang itu dan naik ke
atas pohon. Hendaknya kita juga jangan bersikap seperti monyet itu.
Abraham bisa sampai ke tempat yang Tuhan janjikan
tetapi seolah-olah dia Cuma orang asing. Jika anda diberkati Tuhan, ingatkan
jiwamu terus bahwa anda hanya seorang kasir yang dipercayakan Tuhan sekian dari
kekayaanNya. Itu bukan milik anda. Kasir di bank boleh tidur ditumpukan uang
kalau dia mau. Mungkin saja, sejujurnya saya belum pernah melihatnya. Jika anda
bekerja di bank, kalau anda istirahat siang anda ingin merasakan menjadi orang kaya,
anda dapat tidur diatas tumpukan uang dan minta temanmu untuk memotretnya. Dan
itu belum pernah terjadi. Mungkin orang akan berkata : “Gila, ini orang tidur
diatas tumpukan uang.” Asal dia sadar dan mengerti kalau uang itu bukan punya
dia. Tetapi jika dia merasa seolah-olah itu punya dia, maka hari berikutnya dia
akan masuk penjara.
Jika anda sedang diberi Tuhan apapun hari ini,
anda sedang diangkat Tuhan tinggi dan tetap kedudukan itu pun tidak kekal, yang
kekal hanya Tuhan Yesus. Jika anda mulai menyingkirkan Tuhan, maka akan keluar
perkataan-perkataan dengan keangkuhan dan kesombongan seakan-akan itu merupakan
pencapaian dan prestasi mu sendiri. Saya harus berkata kepada anda, satu kali
itu akan diambil dari hidup anda dan anda akan hancur. Masa depan adalah bagi
mereka yang berani berkata : “Tuhan, apapun aku taruh dan letakkan, berapapun
yang Engkau minta.”
Sebenarnya setiap minggu kita memberikan
persembahan, tetapi saya sedang tidak ingin terjebak dalam sebuah kebiasaan.
Tuhan terus berkata kepada saya untuk mengajari jemaat supaya mereka lepas
dalam hal keuangan. Saya bersyukur dengan berkat Tuhan yang saya nikmati dari
Tuhan. Saya tahu saya orang yang menikmati berkat Tuhan tetapi tahukah anda
darimana proses pembelajarannya ? Saya mau ceritakan pengalaman saya ini karena
dasarnya dari sejak hari itu. Beberapa anda pernah mendengar cerita ini tapi saya
mau mengulanginya supaya anda mengerti. Itu sudah cukup lama, sekian belas
tahun lamanya. Pada waktu itu saya diberitahu oleh Almarhum Bapak Samuel
Elkana, pendiri bukit doa Taman Getsemani yang di Ungaran. Beliau berkata
begini dengan saya : “Besok Pak Yusak mau ke Semarang karena dia disuruh Tuhan
untuk ketemu dua orang dan salah satu diantaranya adalah kamu.” Saya ini dulu
takut sekali dengan Pak Yusak Tjipto karena karunia kenabianNya sangat luar
biasa dan mengerikan buat saya. Biasanya untuk orang seperti kami ini jika
menghadapi Pak Yusak Tjipto yang mau berbicara, semalaman kami bisa minta ampun
semua sama Tuhan. “Tuhan hapuskan segala kesalahanku Tuhan, apapun itu meski
kami tidak tahu salahnya apa, apapun Tuhan, hapus semua dengan darahMu, tutup
dengan darahMu Yesus.” Bayangkan saya sudah tanya mau apa kepada beliau tetapi
jawabannya tetap tidak tahu pokoknya Tuhan hanya menyuruh beliau untuk menemui
saya. Hati saya menjadi gelisah. Semalaman susah tidur, doa pemberesan tidak
jelas, yang harus diselesaikan apa lagi
yang ada hanya ketakutan. Sekarang meskipun saya sudah mengenal beliau cukup
dekat, saya kadang-kadang masih takut juga karena ‘nabi’ yang satu itu memang
ajaib.
Kemudian beberapa hari kemudian beliau datang ke
Semarang menemui saya di Ungaran setelah beliau makan di tempat Soto langganannya.
Kami duduk diruang kebaktian Taman Getsemani, dia berkata begini : “Aku ini
datang ke sini karena disuruh Tuhan, hanya satu hari saja dan besok aku harus
pulang ke Bandung. Tuhan berkata mulai sekarang kamu harus hidup seperti caraku
hidup.” Lalu saya tanya, “Dalam hal apa ?” Beliau menjawab : “Dalam hal
keuangan.” Saya kaget sekali, lalu saya berkata begini : “Kalau Pak Yusak dalam
soal keuangan bagaimana ?” “Aku setiap kali dapat persembahan atau diberkati
orang, aku selalu tahu hal ini belum tentu bagianku.” Jadi aku tanya Tuhan : “Ini
buat siapa ?” Kalau Dia berkata berikan kepada Si A, saya akan berikan kepada
si A, berikan ke si B maka saya akan berikan kepada Si B, atau kalau disuruh
dibagi dua untuk si A dan B, maka saya bagi dua untuk A dan B. Kalau Dia bilang
buat aku, saya kembalikan perpuluhannya kemudian sisanya baru aku nikmati.
Beliau bertanya sama saya Berani Tidak ? Jika saya memang harus seperti itu,
saya akan meminta Tuhan memberikan keberanian dan anugerahNya untuk hidup
seperti itu. Lalu saya didoakan oleh beliau. Selesai kami bicara beliau berkata
begini : “Ya, aku doakan kamu supaya bisa hidup seperti itu. Karena tidak semua
orang yang aku pernah nasehato berani hidup seperti itu.”
Sebenarnya apakah yang menjadi esensi pengajaran
beliau ? Apapun dan berapapun yang ditangan anda belum tentu punya anda. Dan
asalnya memang bukan punya anda. Anda harus kembalikan dulu kepada yang
Empunya, tanya sama yang punya maunya untuk apa ? Hal yang sama saya lakukan
terhadap jemaat, setiap kali persembahan saya suruh mereka untuk tanya Tuhan
sungguh-sungguh, karena itu tanpa anda sadari sebetulnya itu mengajari anda
mempunyai sayap seperti Abraham. Kalau anda punya sayap seperti Abraham, saya
berkata lagi : “The Future Belongs To Those Who Can Fly.” Masa depan itu milik
orang yang bisa terbang. Amin.
Sumber :
Buku The Future Belongs To Those Who Can Fly
Blessed To Bless – Bekasi
Komentar
Posting Komentar