Menggunakan Cara Tuhan Yang Baru Bukan Cara Yang Lama

Ibadah Bahtera New Season
Senin, 11 Juli 2016
Entering To New Season
Gedung BTC, Ruang Balarea Lantai P 1

Ev. Daniella Grace Krestianto



Menggunakan Cara Tuhan Yang Baru Bukan Cara Yang Lama

Saya akan menceritakan pengalaman saya bersama Tuhan, sewaktu minggu yang lalu saya di utus oleh papah saya Daniel untuk melakukan perjalanan Misi ke Kutai Barat dalam rangka Great Awakening Kalimantan.

Setelah acara di Semarang Higher Than Ever, Tuhan mengatakan ini saatnya kita masuk ke dalam Musim Yang Baru, kita akan mengembangkan sayap kita, kita akan di strech. Kita akan mengalami hal-hal yang tidak enak ketika kita di Strech.

Untuk masuk dalam New Season kita harus memakai Cara Tuhan yang baru tanpa menggunakan cara yang lama.

Waktu itu saya diutus bersama seorang penari untuk masuk ke sebuah desa di pedalaman Kutai Barat. Saya masuk ke Desa itu sebelumnya menyeberang dengan sebuah kapal, didalam mobil saya sampai kena atap mobil karena guncangan didalam kapal. Setelah tiba, saya harus menyeberangi jalan melewati jalan yang hanya menggunakan dua buah kayu besar, dikanan kirinya adalah jurang yang dalam. Jika tidak hati-hati maka mobil itu akan jatuh ke jurang.

Saya bersama teman saya memasuki perkampungan Dayak, saya masih berpikir untuk menggunakan cara yang lama ketika saya ikut ke Mentawai. Di NTT Mujizat terjadi dengan begitu luar biasa, orang-orang didoakan dan mengalami kesembuhan.

Kutai Barat berbeda dengan Mentawai, ketika saya memasuki perkampungan itu, pandangan orang kepada saya dan teman saya aneh, disana orang-orang duduk sambil main judi, saya menggunakan cara pikir yang lama. Saya memasuki sebuah rumah dengan menggunakan cara saya sendiri dan tidak bertanya kepada Tuhan. Kemudian saya sadar, saya bertanya sama Tuhan saya harus ngapain ? Kemudian saya menyanyikan lagunya Shasha Higher Than Ever, saat itu saya melihat langit terbuka dan saya melihat Sayap yang besar dan disitu ada Tulisan Jehovah Nissi. Allah Panji Keselamatanku.

Saya percaya Tuhan adalah Panji Keselamatanku, kebetulan bulan ini tema di Ark Of Christ adalah “Jehovah Is My Lord” Tuhan itu ajaib, tanpa sadar saya memasuki rumah kepala suku yang berbeda keyakinan dengan saya, saya tidak bisa mundur ke belakang. Kemudian saya mendapat hikmat Tuhan : Bapak cinta Indonesia ? sambil menyodorkan gelang merah putih yang saya bawa. Jawab bapak itu : Tentu saya cinta Indonesia, saya berkata : bapak mau memakai gelang ini, dia menjawab tentu saya akan pakai gelang itu karena saya cinta Indonesia.

Kemudian bapak ini berkata saya habis dioperasi, namun bekas operasi saya di perut masih sakit, saya berkata bapak mau didoakan. Dia menjawab ya saya mau didoakan. Saya doakan dan saya urapi bapak itu dan Tuhan membuat keajaiban. Ketika saya keluar dari rumah kepala suku, ada dua orang anak bertanya : kak apa itu ? saya menjawab ini gelang merah putih, dia jawab mau namun ada seorang ibu yang melihat terus ke arah dua anak itu, akhirnya anak itu tidak mau. Kemudian mereka pergi, setelah anak itu pergi, ibu itu memanggil saya. Kemudian dia berkata apa itu : saya menjawab itu gelang merah putih, ia memanggil suaminya dan ia mau memakai gelang itu dan dia mau didoakan.
Ketika acara seminar papah, saya dan teman-teman berdoa dan kami sudah deklarasi dengan cara yang lama, namun tidak ada yang datang, kemudian saya diingatkan lagu sekolah minggu : satu anak Tuhan pergi sekolah minggu bawa jiwa, dua anak Tuhan pergi sekolah minggu bawa jiwa dan seterusnya. Kemudian sampai penuh ruangan seminar yang akan diadakan oleh papa saya.

Sebentar Mama Saya Celvia akan menyampaikan kesaksiannya....

Jatiwangi, 13 Juli 2016
By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat S

Komentar

Postingan Populer