Memory Untuk Ipo Tina

Memory Untuk Ipo Tina

 

Sabtu, 20 Agustus 2016 Pukul 10.00, Mobil Pembawa Jenazah Pergi Ke Pemakaman Umum Tanjung Kerta, saya membawa Foto Ipo Tina dan sepanjang jalan saya menaburkan bunga, saya berkomunikasi dengan Roh Kudus, apa yang harus saya ucapkan disepanjang jalan itu, Tuhan memberikan satu kalimat : “Biar Keharuman Kristus memancar di sepanjang jalan yang saya taburi bunga tersebut.”

Kesetiaan Ipo Tina sungguh luar biasa, sejak saya kecil ia merawat saya. Saya teringat saya memasuki TK, kadang saya diantar oleh Ipo saya, jika mama saya tidak bisa mengantar saya ke sekolah. Bekal yang ku ingat adalah dua telor ayam kampung setengah matang pakai garam dan merica, setangkap Roti Tawar dengan Selai Kacang Skippy atau Meises Ceres.

Dengan hati terasa sedih, kulihat awan, awan melukiskan seorang malaikat sedang memegang shofar dan meniupkannya, satu awan lagi melukiskan burung merpati. Walaupun hati ini seakan tidak percaya dan saya merasakan ada sukacita di sana, Ipo tidak merasakan kesedihan dan kesusahan.

Di Surga Mak Gwat Lie, Opo Kim Lan, Mama Iyan bersukacita menyambut kedatangan Ipo Tina, Sudah Lima Tahun Mama Iyan meninggalkan dunia ini. Yang terbayang dalam mataku adalah senyum dan sukacita, mereka berpelukan dan mereka mengobrol dengan sukacita.

Saya teringat kalau saya suntuk dan ingin pergi meninggalkan Mesirku, Ipo selalu bilang nanti Ipo sama siapa ? Engkong dan Ipo sudah tua. Sejujurnya selama sembilan bulan di rumah semua karena Anugerah Tuhan, saya bisa membelikan keinginan Ipo setiap hari dari Mie Ayam, Soto Ayam Ciborelang, Nasi Uduk, Ketoprak, Nasi Kuning, Roti Sisir, Bagelen Sharon, Ice Cream Walls, Martabak Asin, Martabak Pisang Keju, Roti Bakar dan lain – lain.

Ketika dia dalam keadaan tidak sadar, dia selalu menyebutkan nama paman saya dan menagih Kopi Good Day, Ice Cream Walls. Hati saya tersayat ketika selama tiga hari Ipo berkata seperti itu. Sehingga saya mengadakan tawar menawar dengan Tuhan, supaya Ipo bisa sadar dan sehat kembali dan saya bisa membahagiakan dia.

Namun ketika 17 Agustus 2016, keadaan Ipo tidak membaik, suhu badan semakin tinggi, seorang rekan menyarankan saya untuk menulis WA kepada Bunda Iin Tjipto, disitu Bunda Iin berkata : Siapkan Ipo Pulang, Tuhan segera bawa Ipo pulang, Beri Ipo pengurapan Minyak dan Anggur, saya memberikan dengan ketaatan. Lalu Tuhan memberikan Impressi didalam hati untuk memberikan Anggur sebagai lambang Perjanjian Darah. Karena setiap Ia mendengar lagu Percaya HatiMu, Ipo selalu menangis saat mendengar kata-kata Perjanjian DarahMu yang menjamin hidupku sebab aku percaya padaMu.

Hari-hari sebelumnya saya setelah menghubungi Miss Cherry melalui Messenger, Dia bilang Pak Siapkan Ipo, saya dapat dia segera pulang, saya diingatkan pesan dari Bu Iin bahwa orang-orang yang usianya sudah lanjut akan segera dibawa pulang tahun ini. Walaupun hati ini gak rela namun saya tetap bertanya sama Roh Kudus, Tuhan Roh Kudus Urapi dengan Minyak, saya melakukan dengan ketaatan. Saya disaat itu Saya disuruh oleh dokter meneruskan memutar lagu – lagu penyembahan, padahal dokter itu muslim, saya putar dengan suara keras dan puluhan orang mendengar nama Yesus.

Saat ada lagu yang mengena di hati Ipo, Ipo ikut berkomat kamit  seakan berdoa dan satu kata terdengar dengan jelas Haleluya. Apalagi ketika suara Pak Petrus Agung menyanyikan O Jehovah, Like a Woman, air mata Ipo menetes. Saya tahu Roh Kudus bekerja dalam hati Ipo dan saya bisikkan kata – kata untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi, Meminta ampun atas segala dosanya dan kesembuhan batin.

Saya memberikan Madu sebagai lambang kekuatan dan kemanisan untuk mencapai garis akhir. Semua saya lakukan berdasarkan tuntunan Roh Kudus.

17 Agust-16 malam, suhu badan Ipo makin tinggi, saya berdoa dan meminta anugerah Tuhan. Jam Tiga Pagi, Ipo BAB banyak sekali dan mengeluarkan dahak dari hidung. Kejadian itu berulang tiga kali, jam enam pagi saya membisikan kepada Ipo untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Hati ini bimbang karena mau makan pagi hati gak sreg meninggalkan, namun karena lapar saya membeli nasi uduk dan ketika saya pergi, saya melihat Ipo terbang, pakai baju putih keemasan, saya pikir ah saya mungkin hanya mengingat kesaksian pak Yusak saja, namun ketika saya sampai ke kamar, dua perawat sedang mengecek jantungnya dan melihat kondisinya. Ipo pulang dengan Damai Sejahtera. Terima Kasih Tuhan Yesus.

Segala Kemuliaan Hanya Bagi Nama Tuhan Yesus Kristus. Amin

By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat S

Komentar

Postingan Populer