Pengangkatan dan Akhir Zaman (The Rapture and End Times)

Pengangkatan dan Akhir Zaman (The Rapture and End Times)



Sumber : www.davidservant.com
 

Ketika Yesus hidup di bumi dalam wujud manusia, Ia lantang berkata kepada murid-muridNya bahwa Ia akan pergi, lalu kembali untuk mereka di suatu hari nanti. Ketika Ia benar-benar kembali, Ia akan membawa mereka kembali ke sorga bersamaNya (yang kini disebut oleh orang-orang Kristen sebagai “Pengangkatan”). Misalnya, pada malam sebelum penyalibanNya, Yesus berkata kepada sebelas muridnya yang setia:
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. (Yohanes 14:1-3, tambahkan penekanan).
Makna jelas perkataan Yesus adalah kemungkinan kedatanganNya kembali selama masa hidup sebelas muridNya. Ternyata, setelah mendengar perkataan Yesus, mereka menganggap bahwa Ia akan kembali bagi mereka selama masa hidup mereka.
Yesus juga sering mengingatkan murid-muridNya untuk bersiap bagi kedatanganNya, yang bermakna kemungkinan kedatanganNya selama masa hidup mereka (lihat, misalnya, Matius 24:42-44).

Kedatangan Yesus yang Segera dalam Suratan-Suratan (Jesus’ Imminent Return in the Epistles)

Rasul-rasul yang menulis suratan-suratan dalam Perjanjian Baru tentu menegaskan keyakinan mereka bahwa Yesus bisa saja datang di masa hidup para pembaca suratan-suratan itu di abad pertama. Misalnya, Yakobus menulis:
Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! (Yakobus 5:7-8, tambahkan penekanan).
Tak ada alasan bagi Yakobus untuk menegur pembaca surat untuk bersabar dengan apa yang tak terjadi selama hidup mereka. Tetapi, Ia percaya, kedatangan Tuhan sudah “dekat.” Sesuai konteks, Yakobus menulis pada satu waktu ketika jemaat tengah menderita aniaya (lihat Yakobus 1:2-4), saat orang-orang percaya merindukan kedatangan Tuhan.
Demikian juga, Paulus tentu percaya bahwa Yesus bisa saja datang selama masa hidup orang banyak yang hidup sezamannya:
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama denganNya. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. (1 Tesalonika 4:13-18, tambahkan penekanan). [1]
Dari hal di atas, kita pelajari juga bahwa ketika Yesus kembali dari sorga, tubuh-tubuh orang-orang percaya yang sudah mati akan dibangkitkan dan akan “dibawa untuk bertemu Tuhan di udara” (Pengangkatan), bersama dengan orang-orang percaya yang masih hidup saat kedatanganNya. Karena Paulus juga menyatakan bahwa, bersamaNya dari sorga, Yesus akan membawa mereka yang telah mati “di dalam Dia”, kita dapat simpulkan bahwa pada saat Pengangkatan, roh-roh orang-orang percaya di sorga akan bergabung dengan tubuh-tubuh mereka yang baru saja dibangkitkan kembali.
Petrus juga percaya bahwa kedatangan Kristus akan segera terjadi ketika ia menulis suratnya yang pertama:
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letidak akanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus...... Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa….. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. (1 Petrus 1:13, 4:7, 13, tambahkan penekanan). [2]
Akhirnya, ketika Yohanes mengirim suratan-suratannya kepada jemaat-jemaat, ia juga percaya bahwa waktu akhir sudah dekat dan para pembaca suratan-suratannya itu pada masanya dapat saja melihat kedatangan Yesus:
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. …. Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri -Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya. …. Saudara-saudaraku yang ke kasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri -Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. (1 Yohanes 2:18, 28; 3:2-3, tambahkan penekanan).

Penundaan KedatanganNya (His Delay)

Dengan merunut kembali pada 2.000 tahun terakhir, kita sadari bahwa Yesus tidak datang segera setelah para rasul mengharapkan kedatanganNya. Bahkan semasa hidup para rasul, sudah ada orang-orang yang mulai ragu bahwa Yesus akan benar-benar datang kembali dengan melihat rentang waktu sejak Ia pergi. Misalnya, ketika kehidupan Petrus di bumi berakhir (lihat 2 Petrus 1:13-14), Yesus masih belum kembali, sehingga Petrus berkata kepada mereka yang ragu-ragu dalam surat terakhirnya:
Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh Firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang ke kasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (2 Petrus 3:3-10).
Petrus menegaskan bahwa penundaan kedatangan Yesus adalah karena kasih dan belas-kasihanNya —Ia ingin memberi lebih banyak waktu kepada orang-orang untuk bertobat. Ia juga tegaskan bahwa Yesus pasti akan datang. Ketika Ia benar-benar datang, Ia akan datang dalam kegeraman besar.
Alkitab juga jelas menyatakan bahwa kedatangan Kristus dengan penuh kegeraman akan didahului oleh masa-masa kesusahan luar biasa di seluruh dunia dan pencurahan murka Allah atas orang-orang jahat. Banyak pokok bahasan dalam kitab Wahyu juga mencakup periode waktu di masa datang itu. Seperti kita akan pahami nanti dalam penelitian kita, Alkitab menunjukkan akan ada tujuh tahun masa kesukaran nanti. Tak diragukan lagi bahwa Pengangkatan gereja berlangsung pada satu waktu di dalam atau mendekati masa tujuh tahun itu.

Kapan Pastinya Pengangkatan Terjadi? (When Exactly Does Rapture Occur?)

Hal yang sering membuat orang-orang Kristen tak sepakat adalah waktu yang tepat bagi Pengangkatan. Sebagian orang berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi sebelum tujuh tahun Masa Kesukaran, sehingga Pengangkatan itu dapat terjadi kapan saja. Sebagian lagi berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi tepat pada pertengahan periode tujuh tahun Masa Kesukaran. Ada orang berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi pada satu saat setelah pertengahan periode tujuh tahun Masa Kesukaran. Dan, ada lagi yang berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi ketika Yesus datang dalam kegeraman besar ketika berakhirnya Masa Kesukaran.
Masalahnya tentu tidak layak dipisah-pisah, dan semua kelompok orang yang memiliki prinsip atau pandangan berbeda harus ingat bahwa mereka semua sepakat tentang Pengangkatan yang akan terjadi pada suatu waktu di dalam atau mendekati periode waktu tujuh-tahun di masa nanti. Itulah jendela kecil dalam sejarah ribuan tahun. Jadi bukannya mengkotak-kotak perbedaan, sebaiknya kita bersukacita dalam persepakatan! Dan tak peduli apa yang kita yakini, hal itu tidak akan mengubah hal sebenarnya yang akan terjadi.
Dengan perkataan itu, saya harus katakan bahwa selama duapuluh-lima tahun hidup sebagai orang Kristen, saya yakin Pengangkatan akan terjadi sebelum Masa Kesukaran tujuh-tahun. Saya percaya hal itu karena itulah pelajaran yang saya dapatkan, dan saya juga tak ingin mengalami bacaan dalam kitab Wahyu! Tetapi, ketika saya pelajari Alkitab, saya mulai dapat pandangan berbeda. Jadi, perhatikanlah bersama perkataan Alkitab dan pahami kesimpulan yang dapat ditarik. Meskipun saya tak memberikan keyakinan kepada anda untuk mengikuti kelompok saya, namun kita harus saling mengasihi!

Khotbah Di Bukit Zaitun (The Olivet Discourse)

Kita mulai dengan memperhatikan pasal 24 Injil Matius, yakni bagian Alkitab yang menjadi patokan terkait dengan kejadian-kejadian di akhir zaman dan kedatangan Yesus. Pasal 24 dan pasal 25 Injil Matius dikenal sebagai Khotbah di Atas Bukit Zaitun Tentang Akhir Zaman, karena kedua pasal itu merupakan catatan khotbah Yesus yang disampaikan kepada beberapa murid terdekat Yesus [3] di atas Bukit Zaitun. Ketika membaca khotbah itu, kita akan tahu banyak tentang kejadian di zaman akhir, dan kita perhatikan kesimpulan oleh murid-murid Yesus mengenai penentuan waktu Pengangkatan, dan khotbah Yesus itu ditujukan kepada murid-muridNya itu:
Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-muridNya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-muridNya kepadaNya untuk bercakap-cakap sendiri an denganNya. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" (Matt 24:1-3).
Murid-murid Yesus ingin tahu tentang masa depan. Mereka secara khusus ingin tahu kapan bangunan Bait Suci akan dihancurkan (sesuai nubuatan Yesus), dan apa yang akan menjadi tanda kedatanganNya dan akhir zaman.
Dengan merunut ke belakang, kita tahu bahwa bangunan Bait Allah dihancurleburkan pada tahun 70 Masehi oleh jenderal Titus dan tentara Romawi. Kita tahu juga bahwa Yesus belum kembali, namun Ia mengumpulkan jemaat bagiNya, sehingga dua kejadian itu terjadi tidak bersamaan waktunya.

Yesus Menjawab Pertanyaan Mereka (Jesus Answers their Questions)

Tampaknya Matius tidak mencatat jawaban Yesus atas pertanyaan pertama tentang penghancuran bangunan Bait Allah di masa depan, sedangkan Lukas mencatatnya dalam Injilnya (lihat Lukas 21:12-24). Dalam Injil Matius, Yesus segera berbicara tentang tanda-tanda yang akan mendahului kedatanganNya dan akhir zaman:
Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” (Matius 24:4-8, tambahkan penekanan).
Jelas dari awal khotbah itu bahwa Yesus yakin bahwa murid-muridNya yang hidup di abad pertama itu bisa saja masih hidup selama kejadian-kejadian yang mengarah pada kedatanganNya. Perhatikan berapa kali Ia memakai kata ganti kamu. Yesus memakai kata ganti kamu sedikitnya duapuluh kali pada pasal ke-24, sehingga semua pendengarNya percaya bahwa mereka akan hidup untuk menyaksikan apa yang Yesus nubuatkan.
Kita tentu tahu bahwa setiap murid yang mendengarkan Yesus hari itu sudah tidak ada lagi kini. Tetapi, kita tak boleh simpulkan bahwa Yesus menipu mereka, tetapi Ia Sendiri tak tahu saat tepat kedatanganNya (lihat Matius 24:36). Memang, mereka yang mendengar Khotbah Yesus di Bukit sangat mungkin masih hidup ketika Ia datang kembali.
Kepedulian utama Yesus adalah agar murid-muridNya tak tertipu, karena akan ada banyak Kristus palsu di hari-hari terakhir. Kita tahu bahwa anti-Kristus sendiri akan menjadi Kristus palsu, yang menipu sebagian besar dunia. Mereka akan menganggapnya sebagai juruselamat yang hebat.
Yesus berkata bahwa akan ada banyak perang, kelaparan dan gempa-bumi, tetapi Ia menunjukkan bahwa kejadian-kejadian itu bukanlah tanda-tanda kedatanganNya, tetapi hanya “permulaan rasa sakit saat melahirkan”. Bisa dikatakan bahwa tanda-tanda itu sedang terjadi selama dua ribu tahun terakhir. Tetapi, Yesus kemudian berbicara tentang sesuatu yang belum terjadi.

Masa Kesukaran di Dunia Dimulai (Worldwide Tribulation Begins)

Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:9-14, tambahkan penekanan).
Jika anda tanya kepada mereka yang dulu mendengarkan perkataan Yesus waktu itu, “Apakah anda berharap bahwa anda akan tetap hidup untuk melihat penggenapan semua hal itu?”, mereka tentu akan menjawab tegas. Yesus tetap memakai kata ganti orang kamu.
Seperti kita baru saja baca, setelah “rasa sakit saat melahirkan” akan datang peristiwa yang tentu belum terjadi, saat terjadi penganiayaan luar-biasa terhadap orang-orang Kristen di seluruh dunia. Kita akan dibenci oleh “seluruh bangsa”, atau dalam arti sebenarnya, “seluruh kelompok etnis dan suku.” Yesus berbicara tentang saat tertentu ketika hal terebut terjadi, bukan saat umum selama ratusan tahun, karena Ia berkata pada kalimat berikut, “Pada waktu itu banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.”
PernyataanNya jelas berbicara tentang kejatuhan orang-orang percaya Kristen yang kelak akan membenci orang-orang percaya lain, karena orang-orang tidak percaya tak dapat “murtad”, dan mereka sudah saling membenci. Sehingga, ketika penganiayaan di seluruh dunia dimulai, akan terjadi banyak kemurtadan terhadap orang-orang yang mengaku sebagai para pengikut Kristus. Banyak orang akan murtad, tak peduli mereka orang-orang percaya yang sungguh-sungguh atau orang-orang percaya yang palsu, kawanan domba atau kambing, dan mereka itu akan mengungkapkan identitas orang-orang percaya lainnya kepada para penguasa yang melakukan aniaya, dengan membenci mereka yang pernah mengaku mengasihi. Hasilnya nanti adalah pemurnian gereja di seluruh dunia.
Maka, akan ada juga kebangkitan nabi-nabi palsu, salah satunya diungkapkan secara gamblang dalam kitab Wahyu sebagai wakil anti-Kristus (lihat Wahyu 13:11-18; 19:20; 20:10). Ketiadaan aturan akan meningkat sampai hanya tersisa sedikit kasih di dalam hati orang-orang, dan orang-orang berdosa akan nyata-nyata tak punya perasaan lagi.

Yang Mati Sahid dan Yang Selamat (Martyrs and Survivors)

Walaupun Yesus menubuatkan bahwa orang-orang percaya akan kehilangan nyawanya (lihat 24:9), tampaknya tak semua akan mengalaminya, karena Ia berjanji, orang-orang yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan (lihat 24:13). Yakni, jika mereka tak membiarkan diri ditipu oleh Kristus-Kristus palsu atau nabi-nabi palsu dan melawan cobaan demi meninggalkan iman mereka dan menjadi murtad, mereka akan diselamatkan, atau disingkirkan, oleh Kristus ketika Ia datang kembali untuk mengumpulkan mereka di awan-awan. Kejadian Masa Kesukaran dan penyingkiran nantinya juga diungkapkan dengan singkat kepada nabi Daniel, yang dinubuatkan,
"…. dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, …..(Daniel 12:1-2).
Keselamatan masih akan ditawarkan lewat kasih karunia selama hari-hari itu, karena Yesus berjanji bahwa Injil akan diwartakan kepada seluruh bangsa (sebenarnya adalah “kelompok-kelompok etnis dan suku-suku”), dengan memberi satu kesempatan akhir untuk bertobat, lalu hari kiamat akan datang. [4] Hal yang sangat menarik bila kita baca dalam kitab Wahyu adalah penggenapan janji Yesus:
Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakimanNya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." (Wahyu 14:6-7, tambahkan penekanan).
Sebagian orang beranggapan, alasan seorang malaikat akan memberitakan Injil adalah karena sebelum waktu itu dalam Masa Kesukaran tujuh tahun, Pengangkatan akan sudah terjadi dan semua orang percaya akan terangkat. Tentu, anggapan itu masih spekulasi.

Anti-Kristus (The Anti-Christ)

Nabi Daniel menyatakan bahwa anti-Kristus akan menduduki Bait Allah yang dibangun kembali di Yerusalem selama pertengahan masa tujuh tahun dalam Masa Kesukaran dan menyatakan dirinya sebagai Allah (lihat Daniel 9:27, yang akan diselidiki nanti). Yesus memikirkan peristiwa ini ketika Ia melanjutkan Khotbah di Atas Bukit Zaitun:
"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus (agar pembaca mengerti), menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya-- maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. [5] Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. (Matius 24:15-22).
Itulah penjelasan unik mengenai Masa Kesukaran yang telah disebutkan sebelumnya oleh Yesus (lihat 24:9). Ketika anti-Kristus menyatakan bahwa ia adalah allah dari Bait Allah di Yerusalem, penganiayaan tak terperikan akan terjadi kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus. Dalam pernyataan dirinya sebagai Allah, anti-Kristus berharap setiap orang untuk mengakui keilahiannya. Sehingga, semua pengikut Kristus akan segera menjadi musuh-musuh resmi sang penguasa untuk diburu dan dibunuh. Karena itu, Yesus berkata kepada orang-orang percaya di Yudea untuk menyingkir ke pegunungan tanpa menunda-nunda, sambil berdoa agar pelarian mereka tidak terhalang oleh alasan apapun.
Menurut saya, orang-orang percaya di seluruh dunia lebih baik lari ke tempat-tempat terpencil ketika peristiwa itu terjadi, karena mungkin kejadian itu akan disiarkan melalui televisi di seluruh dunia. Alkitab berkata bahwa seluruh dunia akan ditipu oleh anti-Kristus, yang menganggap dialah Kristus, dan mereka akan menjadi setia kepadanya. Ketika ia menyatakan diri sebagai Allah, mereka akan percaya dan menyembah dia. Ketika ia menghujat Allah yang benar —Allah orang-orang Kristen— ia akan mempengaruhi seluruh dunia yang tertipu agar membenci mereka yang menolak menyembahnya (lihat Wahyu 13:1-8).
Yesus berjanji membebaskan umat-umatNya secara bertahap dengan “mempersingkat” masa-masa kesukaran itu; jika tidak “dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat” (24:22). Cara Yesus “mempersingkat” hari-hari itu “demi orang-orang pilihan” menjadi acuan bagi tindakan Yesus yang membebaskan mereka ketika Ia muncul dan menghimpun mereka di awan-awan. Tetapi, Yesus tidak menyatakan berapa lama setelah pernyataan keilahian si anti-Kristus sehingga akan terjadi pembebasan.
Bagaimanapun juga, kita catat bahwa Yesus meninggalkan para pendengarNya hari itu dengan kesan bahwa mereka akan hidup untuk menyaksikan anti-Kristus menyatakan keilahiannya dan berperang melawan orang-orang Kristen. Hal itu bertentangan dengan pendapat bahwa orang-orang percaya akan terangkat ke sorga sebelum kejadian itu. Jika anda bertanya kepada Petrus, Yakobus atau Yohanes apakah Yesus akan kembali untuk menyelamatkan mereka sebelum pernyataan anti-Kristus akan keilahiannya, mereka mungkin menjawab, “Sepertinya tidak.”

Perang Melawan Orang-Orang Kudus (War Against the Saints)

Alkitab meramalkan di tempat-tempat lain tentang penganiayaan terhadap orang-orang percaya yang dilakukan oleh anti-Kristus. Misalnya, terungkap kepada Yohanes yang mencatatnya dalam kitab Wahyu:
Dan kepada binatang itu [si antiKristus] diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat namaNya dan kemah kediamanNya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. (Wahyu 13:5-7, tambahkan penekanan).
Perlu dicatat bahwa anti-Kristus akan diberi “kuasa untuk bertindak” selama 42 bulan, atau 3½ tahun. Adalah menarik bahwa rentang waktu itu persis dengan setengah Masa Kesukaran tujuh-tahun. Wajarlah bila kita anggap bahwa hal itu menjadi waktu akhir 42 bulan Masa Kesukaran di mana anti-Kristus akan diberi “kuasa untuk bertindak”, karena kuasanya tentu akan pasti diambil darinya ketika Kristus kembali berperang melawan dia dan pasukannya ketika berakhirnya Masa Kesukaran.
Jelaslah, “kuasa untuk bertindak” selama 42 bulan merupakan gambaran beberapa kuasa khusus, karena Allah akan memberi anti-Kristus beberapa kuasa selama kekuasaannya. “Kuasa untuk bertindak” khusus itu dapat dijadikan acuan bagi masa yang diberikan kepada anti-Kristus demi memerangi orang-orang kudus, karena tertulis dalam kitab Daniel:
Dan aku melihat tanduk itu [si anti-Kristus] berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka, sampai Yang Lanjut Usianya [Allah] itu datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. …. Ia [si anti-Kristus] akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. (Daniel 7:21-22, 25, tambahkan penekanan).
Daniel menubuatkan bahwa orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangan anti-Kristus selama “satu masa, dua masa, dan setengah masa.” Frase misterius ini harus ditafsirkan sebagai tiga-setengah tahun, menurut perbandingan Wahyu 12:6 dan 14. Kita tahu dalam Wahyu 12:6 bahwa simbol perempuan akan diberikan tempat sembunyi di padang gurun untuk “dipelihara” selama 1.260 hari, yang sama dengan 3½ tahun dengan hitungan 360-hari setahun. Jadi, delapan ayat kemudian, perempuan itu disebutkan lagi, dan dikatakan bahwa ia akan diberikan tempat sembunyi di padang gurun untuk “dipelihara” selama “satu masa, dua masa, dan setengah masa.” Jadi, “satu masa, dua masa, dan setengah masa” sama dengan 1.260 hari atau 3½ tahun.
Jadi kata “masa” dalam konteks ini berarti tahun, “dua masa” berarti dua tahun, dan “setengah masa” berarti setengah tahun. Frase luar biasa itu dalam Wahyu 12:14 berarti hal yang sama dalam Daniel 7:21. Jadi kita kini tahu bahwa orang-orang kudus akan diserahkan ke tangan anti-Kristus selama 3½ tahun, waktu yang sama yang disebutkan dalam Wahyu 13:5 bahwa anti-Kristus akan diberi “kuasa untuk bertindak.”
Saya kira memang kedua masa 42 bulan itu akan menjadi periode waktu identik. Jika keduanyta dimulai saat pernyataan keilahian anti-Kristus pada pertengahan Masa Kesukaran tujuh-tahun, maka orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangannya selama 3½ tahun berikutnya, dan Yesus akan membebaskan mereka ketika Ia muncul di awan-awan dan menghimpun mereka kepada dirinya dalam atau menjelang akhir Masa Kesukaran tujuh-tahun. Tetapi, jika 42 bulan dimulai pada satu waktu selama Masa Kesukaran tujuh-tahun, maka dapat disimpulkan bahwa Pengangkatan akan terjadi pada suatu waktu sebelum berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun.
Kesulitan pada kemungkinan kedua, dari dua kemungkinan yang ada, adalah syarat di mana orang-orang kudus akan diserahkan ke tangan anti-Kristus sebelum mereka ada dalam bahaya dan perlu melarikan diri ke pegunungan ketika anti-Kristus menyatakan dirinya sebagai allah. Tampaknya hal itu tidak logis.
Kesulitan pada kemungkinan pertama, dari dua kemungkinan yang ada, adalah bisa saja orang-orang kudus akan berada di atas bumi selama terjadi banyak penghukuman Allah di seluruh dunia di saat pengangkatan tiba-tiba yang disebut dalam kitab Wahyu. Kita akan bahas kesulitan tersebut nanti.
Kita kembali kepada Khotbah di Bukit Zaitun.

Mesias-Mesias Palsu (False Messiahs)

Yesus selanjutnya menguraikan sepenuhnya kepada murid-muridNya tentang pentingnya untuk tidak disesatkan oleh laporan-laporan dari Kristus-Kristus palsu:
“Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun." (Matius 24:23-28).
Perhatikan lagi, Yesus banyak memakai kata ganti orang kamu. Para pendengarnya di Bukit Zaitun berharap untuk tetap hidup demi menyaksikan bangkitnya Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu yang melakukan mujizat-mujizat besar. Dan mereka berharap untuk melihat kedatangan Yesus di awan-awan bagaikan cahaya kilat.
Tentu saja, bahaya murtad saat itu akan sangat besar, karena penganiayaan melawan orang-orang percaya akan begitu mengerikan dan Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu sangat meyakinkan karena mujizat-mujizat yang mereka lakukan. Karena itu Yesus berkali-kali mengingatkan murid-muridNya tentang apa yang akan terjadi sebelum kedatanganNya. Ia tak ingin mereka tersesat seperti nanti terjadi kepada banyak orang. Orang-orang percaya sejati dan sungguh-sungguh akan menantikan kedatangan kembali Yesus di awan-awan bagaikan cahaya kilat, sedangkan mereka yang bukan pengikutNya yang sejati akan tertarik kepada Kristus-Kristus palsu bagaikan burung nasar yang tertarik kepada bangkai di padang gurun.

Tanda-Tanda di Langit (Signs in the Sky)

Selanjutnya Yesus berkata:
"Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.” (Matius 24:29-31).
Gambaran-gambaran dalam Khotbah di Bukit Zaitun tampak sudah banyak diketahui oleh orang-orang Yahudi di zaman Yesus; gambaran-gambaran itu berasal dari Yesaya dan Yoel yang berbicara tentang penghakiman terakhir oleh Tuhan pada zaman akhir dunia, yang sering disebut “hari Tuhan”, matahari akan menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah (lihat Yesaya 13:10-11; Yoel 2:31). Lalu semua penduduk dunia akan melihat Yesus datang di awan-awan dalam kemuliaanNya, dan mereka akan meratap. Lalu para malaikat Yesus akan “menghimpun bersama orang-orang pilihanNya dari seluruh penjuru dunia, dari satu ujung langit ke ujung langit lainnya”, sebagai tanda bahwa orang-orang percaya akan diasingkan dan dikumpulkan untuk bertemu Yesus di udara, dan hal itu terjadi ketika bunyi “satu sangkakala besar.”
Seandainya anda bertanya kepada Petrus, Yakobus atau Yohanes, tentang Khotbah di Bukit Zaitun apakah Yesus akan datang untuk mereka sebelum atau sesudah masa anti-Kristus dan Masa Kesukaran besar, mereka pasti menjawab, “Sesudah.”

Kedatangan Kristus dan Pengangkatan (The Return and the Rapture)

Bagian tersebut dalam Khotbah di Bukit Zaitun tampak sangat dekat dengan setiap kejadian yang ditulis oleh Paulus, sebagai Pengangkatan gereja, namun, menurut ungkapan dari banyak komentator, bagian itu terjadi sebelum dimulainya Masa Kesukaran. Pehatikan ayat Alkitab berikut yang kita selidiki dari awal pada bab ini:
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama denganNya. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. …..Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput. (1 Tesalonika 4:13 – 5:3, tambahkan penekanan).
Paulus menulis tentang Yesus yang datang dari sorga dengan sangkakala Allah dan orang-orang percaya dibawa naik “dalam awan-awan untuk bertemu Tuhan di udara.” Tampaknya, hal itu adalah gambaran oleh Yesus dalam Matius 24:30-31, yang terjadi setelah bangkitnya anti-Kristus dan Masa Kesukaran.
Lagipula, ketika Paulus menulis tentang kedatangan Kristus, ia menyebutkan tentang saat hal tersebut terjadi, “zaman dan masa”, dan ia mengingatkan pembacanya bahwa mereka sudah tahu betul bahwa “hari Tuhan [akan] datang seperti seorang pencuri di malam hari.” Paulus percaya bahwa kedatangan Kristus dan Pengangkatan orang-orang percaya akan terjadi pada “hari Tuhan”, suatu hari ketika amarah dan penghancuran yang mengerikan akan menimpa mereka yang mengharapkan “perdamaian dan kenyamanan”. Ketika Kristus kembali untuk membawa gerejaNya, amarahNya akan menimpa dunia.
Hal itu sangat sesuai dengan tulisan Paulus dalam sebuah surat kepada jemaat Tesalonika mengenai kedatangan Kristus dengan penuh kegeraman:
Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai. (2 Tesalonika 1:6-10, tambahkan penekanan).
Paulus menyatakan bahwa ketika Yesus kembali memulihkan orang-orang Kristen di Tesalonika yang teraniaya (lihat 1 Tesalonika 1:4-5), Ia akan muncul “bersama para malaikatNya dalam api yang menyala-nyala” untuk menindas orang-orang yang telah menindas orang-orang Kristen di Tesalonika, dengan memberi hukuman yang layak. Kejadian itu hampir berbeda dengan yang digambarkan oleh banyak orang sebagai Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran, ketika gereja diangkat oleh Kristus sebelum dimulainya Masa Kesukaran tujuh-tahun, dan yang biasanya digambarkan sebagai penampakan Yesus secara rahasia dan pengangkatan gereja secara diam-diam. Tidak, kejadian itu tampak persis seperti yang digambarkan oleh Yesus dalam Matius 24:30-31, kedatanganNya pada atau mendekati berakhirnya Masa Kesukaran, ketika Ia membawa orang-orang percaya dan mencurahkan amarahNya kepada orang-orang yang tak percaya.

Hari Tuhan (The Day of the Lord)

Kemudian dalam surat yang sama, Paulus menuliskan:
Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (2 Tesalonika 2:1-2).
Pertama, perlu dicatat bahwa pokok bahasan Paulus adalah kembalinya Kristus dan Pengangkatan. Ia menulis tentang “kumpulan bersama” kita kepadanya dengan memakai kata-kata yang persis sama dengan kata-kata Yesus dalam Matius 24:31, ketika Ia berbicara tentang para malaikat yang akan “mengumpulkan bersama” orang-orang pilihanNya dari “ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”
Kedua, catatlah bahwa Paulus menyamakan kejadian-kejadian itu dengan “hari Tuhan”, seperti yang Ia lakukan dalam 1 Tesalonika 4:13 – 5:2. Namun tidak lebih jelas.
Paulus lalu melanjutkan:
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (2 Tesalonika 2:3-4, tambahkan penekanan).
Orang-orang Kristen Tesalonika agak disesatkan bahwa hari Tuhan sudah datang, yang menurut Paulus harus dimulai dengan Pengangkatan dan kedatangan Kristus. Tetapi, Paulus menyatakan bahwa hari Tuhan tak mungkin terjadi sampai setelah kemurtadan (mungkin kejatuhan besar-besaran yang Yesus sebutkan dalam Matius 24:10) dan setelah anti-Kristus menyatakan keilahiannya dari Bait Allah di Yerusalem. Sehingga Paulus berkata kepada orang-orang percaya di Tesalonika bahwa mereka tak berharap datangnya Kristus, Pengangkatan, atau hari Tuhan, sampai setelah pernyataan anti-Kristus akan keilahiannya. [6]
Lalu, Paulus menggambarkan kedatangan Kristus dan tindakan pembasmian oleh Kristus terhadap anti-Kristus:
Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan diri nya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (2 Tesalonika 2:5-10).
Paulus menyatakan bahwa anti-Kristus akan dibasmi “melalui penampakan kedatanganNya.” Jika “penampakan” itu sama dengan penampakanNya ketika Pengangkatan yang disebutkan di sembilan ayat sebelumnya (lihat 2:1), maka anti-Kristus akan dibunuh di saat yang sama sehingga gerejanya berhimpun untuk bertemu Tuhan di udara. Pembenaran kejadian itu adalah catatan Wahyu pasal 19 dan pasal 20 tentang kedatangan Kristus (lihat Wahyu 19:11-16), penghancuran anti-Kristus dan tentaranya (lihat 19:17-21), Setan diikat (lihat 20:1-3) dan “kebangkitan pertama” (lihat 20:4-6), di mana orang-orang percaya yang mati sahid selama Masa Kesukaran tujuh-tahun kembali bangkit. Jika itu adalah kebangkitan pertama dalam arti bahwa itulah kebangkitan pertama secara umum bagi orang-orang percaya, maka sedikit diragukan bahwa Pengangkatan dan kedatangan Kristus dengan penuh kegeraman terjadi bersamaan dengan penghancuran anti-Kristus, seperti jelas dinyatakan Alkitab kepada kita bahwa semua orang yang sudah mati dalam Kristus akan dibangkitkan dalam bentuk tubuh mereka ketika Pengangkatan (lihat 1 Tesalonika 4:15-17). [7]

Bersiap-Siap (Being Ready)

Kita kembali sekali lagi kepada Khotbah di Bukit Zaitun.
“Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. [8] Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. (Matius 24:32-35).
Yesus tidak ingin murid-muridNya kedapatan tidak berjaga-jaga, hal yang menjadi pokok bahasan dalam Khotbah di Bukit Zaitun. Mereka akan tahu bahwa Ia “sudah ada di depan pintu” ketika mereka mulai “melihat semua hal itu” —Masa Kesukaran di seluruh dunia, kemurtadan, bangkitnya banyak nabi dan Kristus palsu, pernyataan keilahian oleh anti-Kristus, dan bahkan yang lebih dekat kepada saat kedatanganNya, matahari dan bulan menjadi gelap yang diiringi dengan jatuhnya bintang-bintang.
Tetapi, segera setelah berkata pada mereka tentang tanda-tanda yang akan mendahului kedatanganNya sebelum beberapa tahun, bulan atau hari, Ia lalu berkata kepada mereka bahwa saat yang persis kedatanganNya akan tetap menjadi misteri:
“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." (Matius 24:36).
Betapa sering ayat ini dikutip keluar dari konteksnya! Ayat itu selalu dikutip untuk mendukung konsep bahwa kita tak punya ide kapan Yesus akan kembali, karena Ia dapat datang kapan saja dan mengangkat gereja. Namun di dalam konteksnya, hal itu bukanlah maksud Yesus. Ia berupaya meyakinkan murid-muridNya agar bersiap-sipa menanti kedatanganNya dengan mengatakan banyak tanda yang akan terjadi sebelum Ia datang. Kini Ia berkata kepada mereka bahwa hari dan jam yang tepat tak akan diungkapkan pada mereka. Lagipula, dalam perikop ini, Yesus jelas tidak mengaitkan kepada kedatanganNya yang pertama sebelum dimulainya Masa Kesukaran tujuh-tahun, ketika gereja diduga akan diangkat secara diam-diam, tetapi kedatanganNya pada atau mendekati berakhirnya Masa Kesukaran. Sejujurnya, dengan melihat konteks, hal itu tak dapat diperdebatkan lagi.

Kedatangan Yesus – Benar-benar Mengejutkan? (His Return—A Complete Surprise?)

Argumen yang sering dipakai untuk menentang ide Pengangkatan yang terjadi saat mendekati atau saat berakhirnya Masa Kesukaran adalah bahwa kedatanganNya tidak akan mengejutkan karena Yesus (diduga) mengatakan hal itu akan terjadi, karena kedatanganNya diantisipasi oleh kejadian-kejadian di Masa Kesukaran. Kata mereka, pasti terjadi Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran, jika tidak orang-orang percaya tak akan perlu siap-siap dan tetap terjaga sesuai kata Alkitab kepada mereka, dengan mengetahui bahwa kejadian itu bisa saja tujuh tahun atau lebih sebelum Yesus datang kembali.
Tetapi, fakta yang bertentangan dengan pendapat itu adalah pokok keseluruhan dari Khotbah di Bukit Zaitun yang menjamin agar murid-muridNya bersiap-siap bagi kedatanganNya pada atau mendekati berakhirnya Masa Kesukaran, dan Ia mengungkapan kepada mereka banyak tanda yang akan mendahului kedatanganNya. Mengapa Khotbah di Bukit Zaitun dijelaskan dengan banyak peringatan untuk bersiap-siap dan tetap berjaga-jaga bahkan ketika Yesus tahu bahwa kedatanganNya sedikitnya tinggal beberapa tahun sejak saat Ia mengucapkan kata-kata itu? Tampaknya Yesus percaya bahwa orang-orang Kristen perlu bersiap-siap dan tetap berjaga-jaga meskipun kedatanganNya masih beberapa tahun lagi. Dalam suratan-suratan mereka, para rasul memperingatkan orang-orang percaya untuk bersiap dan tetap berjaga untuk menanti kedatanganNya; mereka meneladani Yesus Sendiri.
Lagipula, sejumlah orang percaya bahwa hanya Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran yang membenarkan perlunya peringatan untuk bersiap-siap; namun orang-orang itu menemui masalah lain. Menurut mereka, kedatangan pertama Kristus mendahului berakhirnya Masa Kesukaran selama tujuh tahun. Sehingga kedatangan pertama Yesus tidak terjadi kapan saja —hal itu harus terjadi tepat tujuh tahun sebelum berakhirnya Masa Kesukaran. Jadi ternyata, kita tak perlu berharap Yesus akan datang kembali sampai kejadian-kejadian dunia sudah dekat untuk memulai tujuh tahun Masa Kesukaran, kejadian-kejadian itu sudah diantisipasi dan dipastikan.
Sebagian orang yang percaya Pengangkatan sebelum Masa Kesukaranakan berkata, bila mereka jujur, bahwa mereka tahu Yesus tidak akan kembali hari ini atau besok karena situasi politik dunia. Masih ada kejadian-kejadian nubuatan yang harus dipenuhi sebelum dimulai tujuh tahun Masa Kesukaran. Misalnya, seperti kita pelajari dari kitab Daniel, anti-Kristus akan membuat perjanjian dengan Israel selama tujuh tahun, dan yang akan menandai awal Masa Kesukaran. Jadi, jika Pengangkatan terjadi tujuh tahun sebelum akhir Masa Kesukaran, maka Pengangkatan itu pasti terjadi ketika anti-Kristus membuat perjanjian tujuh-tahun dengan Israel. Sampai ada sesuatu mengenai prospek politik yang memungkinkan terjadinya skenario itu, maka ahli-ahli teori Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran tak perlu mengharapkan kedatangan Yesus.
Lagipula, bagi para pendukung ide Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran yang percaya bahwa Yesus akan kembali pada akhir Masa Kesukaran, itu berarti hari persis kedatangan Yesus yang kedua kali. Ketika terjadi Pengangkatan, perkataan Yesus yang hanya diketahui oleh Bapa, dapat dihitung dengan menambah tujuh tahun ke depan.
Lagi-lagi, dari penegasan Yesus, Ia jelas tidak ingin kedatanganNya menjadi benar-benar suatu kejutan. Nyatanya, Ia inginkan kedatanganNya diantisipasi melalui kejadian-kejadian tertentu pada Masa Kesukaran. Secara sederhana, Yesus tak ingin murid-muridNya kedapatan tidak berjaga-jaga, seperti orang-orang dunia. Ia melanjutkan KhotbahNya di Bukit Zaitun:
"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan [9] . Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Matius 24:37-44)
Jelas, Yesus peduli kepada murid-muridNya agar mereka siap menanti kedatanganNya. Kenyataannya, itulah alasan utama bagi segala sesuatu yang Ia katakan sebelum dan setelah ucapan dalam Khotbah di Bukit Zaitun. Banyak peringatanNya untuk mereka agar selalu bersiap dan berjaga tidak mengindikasikan bahwa kedatanganNya akan berupa kejutan yang mendadak, namun indikasi betapa sulitnya nanti saat berada dalam masa-masa sulit agar tetap bersiap-siap dan berjaga-jaga. Jadi, orang-orang yang berharap Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran pada suatu waktu bisa saja tidak siap untuk hal yang mungkin mereka hadapi, dan menganggap mereka lebih siap dibandingkan orang-orang Kristen lain. Jika mereka berharap tidak akan ada Masa Kesukaran dan ternyata mereka sendiri mengalami penganiayaan di seluruh dunia di bawah penguasaan anti-Kristus, cobaan untuk murtad bisa saja menguasai diri mereka. Lebih baik siap-siap, karena hal-hal yang diajarkan dalam ayat-ayat Alkitab akan terjadi.
Dan, jika anda bertanya kepada Petrus, Yakobus atau Yohanes ketika mereka ingin melihat kedatangan Yesus, pasti mereka berkata tentang semua tanda yang akan terjadi sebelum kedatanganNya, seperti yang Yesus katakan. Mereka tidak berharap melihatNya sebelum Masa Kesukaran atau bangkitnya anti-Kristus.

Pencuri di Malam Hari (A Thief in the Night)

Perhatikan, bahkan analogi dari Yesus tentang “pencuri di malam hari” terkandung di dalam konteks banyaknya tanda pengungkapan olehNya yang olehnya murid-muridNya jangan sampai kedapatan tidak berjaga-jaga sebelum kedatanganNya. Sehingga analogi “pencuri di malam hari” tak dapat tepat digunakan untuk membuktikan bahwa tak seorangpun mau memiliki ide apapun tentang kapan Yesus akan kembali.
Paulus dan Petrus memakai analogi dari Yesus tentang “pencuri di malam hari” ketika mereka menuliskan tentang “hari Tuhan” (lihat 1 Tesalonika 5:2-4, 2 Petrus 3:10). Keduanya yakin bahwa analogi itu berlaku pada kedatangan Yesus dalam amarahNya pada atau mendekati berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun. Tetapi, yang menarik, Paulus berkata kepada pembacanya, “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri” (1 Tesalonika 5:4). Paulus dengan tepat menafsirkan analogi Yesus, yang tahu bahwa orang-orang yang tahu tanda-tanda dan taat mengikutiNya yang tidak di dalam kegelapan, sehingga kedatangan Kristus sama sekali tak akan tiba-tiba mengejutkan mereka. Bagi mereka, Yesus tidak akan datang bagaikan pencuri di malam hari. Mereka yang dalam kegelapan akan terkejut, sesuai yang Yesus ajarkan. (lihat juga frase “pencuri di malam hari” oleh Yesus dalam Wahyu 3:3 dan dalam 16:15, di mana Ia memakainya sebagai acuan kepada kedatanganNya dalam perang Armagedon).
Dengan dasar itu pada Khotbah di Bukit Zaitun, Yesus sering ingatkan murid-muridNya untuk siap menantikan kedatanganNya. Di saat yang sama, Ia juga berkata kepada orang-orang bagaimana cara bersiap-siap, karena Ia mengulangi beberapa perumpamaan tentang hamba yang tidak setia, tentang sepuluh gadis, dan tentang talenta, lalu menubuatkan penghakiman kawanan domba dan kawanan kambing (semuanya layak dibaca). Di tiap perumpamaan, Ia ingatkan bahwa neraka menunggu orang-orang yang tak siap menanti kedatanganNya (lihat Matius 24:50-51;25:30, 41-46). Cara melakukan persiapan adalah kita didapati melakukan kehendak Tuhan ketika Ia kembali. [10]

Keberatan Lainnya (Another Objection)

Sebagian orang keberatan kepada saat Pengangkatan yang mendekati atau ketika berakhirnya Masa Kesukaran dengan dasar bahwa menurut Alkitab, orang benar tak pernah dihukum bersama orang tidak benar, yang dibuktikan dengan contoh seperti Nuh, Lot, dan bangsa Israel di Mesir.
Memang, kita punya alasan untuk meyakini bahwa orang-orang benar tidak akan menanggung amarah dari Allah selama Masa Kesukaran tujuh-tahun, karena hal itu bertentangan dengan berbagai preseden dan janji dalam Alkitab (lihat, misalnya, 1 Tesalonika 1:9-10; 5:8).
Tetapi, Yesus menubuatkan tentang Masa Kesukaran besar selama mana orang-orang benar akan menderita. Orang-orang tidak benar, bukan Allah, akan mengendalikan hal itu. Orang-orang Kristen tidak terbebas dari penganiayaan —mereka akan mengalami penganiayaan. Selama Masa Kesukaran tujuh-tahun, banyak orang percaya akan meninggalkan kehidupannya (lihat Matius 24:9; Wahyu 6:9-11; 13:15; 16:5-6; 17:6; 18:24; 19:2). Banyak orang akan dipenggal kepalanya (lihat Wahyu 20:4).
Jadi, jika setiap orang percaya di suatu bangsa mati sahid, tiada hal yang akan mencegah murka Allah agar tidak mengena setiap orang di seantero bangsa itu. Dan tentunya, jika ada orang-orang percaya di dalam suatu bangsa, Allah sanggup melindungi mereka dari penghakimanNya ketika mereka jatuh kepada orang-orang jahat. Selama penghakimanNya terhadap Mesir di zaman Musa, Ia membuktikannya. Allah tidak akan membiarkan anjing menggonggong orang Israel, selagi penghakiman demi penghakiman menimpa orang-orang Mesir (lihat Keluaran 11:7). Demikian juga, kita baca dalam kitab Wahyu tentang belalang-belalang penyengat yang akan muncul untuk menyiksa orang-orang jahat di bumi selama lima bulan, tetapi mereka secara khusus tidak diizinkan untuk menyiksa 144.000 hamba orang Yahudi yang akan dimeterai dengan tanda khusus pada dahi mereka (lihat Wahyu 9:1-11).

Pengangkatan dalam Kitab Wahyu (The Rapture in Revelation)

Dalam kitab Wahyu, kita tidak temui tentang Pengangkatan gereja, dan juga tak ada pemunculan lain dari Kristus kecuali dalam Wahyu 19, ketika Ia datang membunuh anti-Kristus dan tentaranya pada pertempuran di Harmagedon. Kejadian Pengangkatan bahkan tidak disebutkan. Tetapi disebutkan tentang kebangkitan orang-orang yang mati sahid pada Masa Kesukaran yang terjadi pada periode yang sama (lihat 20:4). Karena Paulus menulis bahwa orang yang mati dalam Kristus akan bangkit ketika Kristus datang, waktu yang sama ketika gereja juga akan diangkat, maka ayat itu, juga ayat-ayat lain dalam Alkitab yang sudah kita bahas, membuat kita percaya bahwa Pengangkatan tak akan terjadi sampai berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun, yang disebutkan dalam Wahyu 19 dan 20.
Namun ada pandangan lain.
Sebagian orang mendapati Pengangkatan dalam Wahyu 6 dan 7. Dalam Wahyu 6:12-13, kita baca tentang matahari yang menjadi “hitam bagaikan karung rambut” dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi, dua tanda yang Yesus katakan akan segera mendahului pemunculanNya dan menghimpun orang-orang pilihanNya (lihat Matius 24:29-31). Sejenak kemudian pada pasal 7, orang banyak di sorga dari setiap bangsa, suku dan bahasa yang “keluar dari kesusahan yang besar” (7:14). Mereka tidak disebut sebagai orang-orang yang mati sahid seperti halnya kelompok lain pada satu bab sebelumnya (lihat 6:9-11), yang membuat kita berspekulasi bahwa mereka terangkat bukannya mati sahid —orang-orang percaya yang diselamatkan dari Masa Kesukaran besar.
Tentu kita dapat berasumsi bahwa Pengangkatan akan terjadi segera setelah kejadian-kejadian alam semesta yang digambarkan dalam Wahyu 6:12-13, hanya oleh karena perkataan Yesus dalam Matius 24:29-31. Tetapi, kita tak mendapat kesimpulan tentang kapan kejadian-kejadian alam semesta dalam Wahyu 6:12-13 akan benar-benar terjadi selama tujuh tahun Masa Kesukaran. Jika peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam Wahyu 6:1-13 terjadi secara berangkai, dan jika Pengangkatan terjadi setelah Wahyu 6:13, kita percaya bahwa Pengangkatan tidak akan terjadi sampai setelah munculnya anti-Kristus (lihat 6:1-2), perang di seluruh dunia (lihat 6:3-4), kelaparan (lihat 6:5-6), kematian seperempat penduduk bumi akibat perang, kelaparan, penyakit dan binatang-bintang liar (lihat Wahyu 6:7-8), dan banyak orang yang mati sahid (lihat Wahyu 6:9-11). Tentu, semua gambaran kejadian itu bisa terjadi sebelum berakhir Masa Kesukaran tujuh-tahun, tetapi semua kejadian itu dapat juga menggambarkan seluruh masa tujuh-tahun, sehingga Pengangkatan terjadi pada saat terakhir.
Faktanya, ide Pengangkatan terjadi sebelum berakhirnya tujuh tahun di mana Kitab Wahyu menggambarkan dua rangkaian tujuh penghakiman setelah Wahyu 8: “penghakiman melalui sangkakala” dan “penghakiman melalui cawan.” Rangkaian kedua dikatakan mengakhiri murka Allah (lihat 15:1). Tetapi, sebelum cawan-cawan murka Allah dimulai, Yohanes melihat “sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya.” (15:2). Orang-orang kudus itu mungkin saja sudah terangkat. Di lain pihak, mereka mungkin sudah mati sahid. Alkitab tidak menyatakan mana yang terjadi. Kita tidak tahu juga jika Wahyu 15:2 menunjukkan hubungan kronologis pada kejadian-kejadian yang digambarkan di sekitar ayat itu.
Ada fakta lain dalam Kitab Wahyu yang menekankan ide Pengangkatan yang terjadi sebelum berakhirnya tujuh tahun. Faktanya: Pada kejadian “penghakiman melalui sangkakala” kelima dalam Wahyu 9:1-12, kita tahu belalang-belalang penyengat yang akan menyengat hanya orang-orang yang “tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka” (9:4). Orang-orang yang akan memiliki meterai itu adalah 144.000 orang keturunan Israel (lihat Rev. 7:3-8). Jadi, tampaknya semua orang percaya lain harus terangkat sebelum penghakiman sangkakala kelima; jika tidak mereka tidak akan dibebaskan dari kekuatan belalang-belalang penyengat. Tambahan pula, karena belalang-belalang itu akan melukai orang-orang selama lima bulan (9:5,10), menurut anggapan, Pengangkatan pasti terjadi paling kurang lima bulan sebelum berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun.
Sudah tentu, ada cara-cara di sekitar logika itu. Mungkin ada orang-orang lain yang dimeterai dan hanya disebutkan dalam intisari kitab Wahyu. Bagaimanapun juga, jika terbukti Pengangkatan terjadi sebelum penghakiman sangkakala kelima, hal itu juga menunjukkan akan ada sekelompok orang percaya yang tidak akan terangkat sebelum keluarnya belalang-belalang penyengat, yakni 144.000 orang keturunan Israel yang ditandai khusus. Namun mereka akan bersyukur terlindung dari murka Allah seperti termanifestasi oleh belalang-belalang penyengat itu.
Kesimpulannya? Saya simpulkan bahwa Pengangkatan terjadi pada saat mendekati atau ketika berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun. Orang-orang percaya tak perlu takut penderitaan murka Allah, tetapi mereka harus siap menghadapi penganiayaan berat dan mungkin mati sahid.

Masa Kesukaran (The Tribulation Period)

Perhatikan sejenak dengan cermat kepada pengajaran Alkitab tentang Masa Kesukaran tujuh-tahun. Bagaimana kita sampai pada angka tujuh tahun sebagai jangka waktu Masa Kesukaran? Selain kitab Wahyu, kita harus pelajari juga kitab Daniel sebagai kitab yang paling banyak mengungkapkan hal-hal terkait dengan akhir zaman.
Dalam pasal 9 kitabnya, Daniel adalah seorang tawanan di Babel bersama teman-temannya orang Yahudi. Selagi mempelajari kitab Yeremia, Daniel mendapati bahwa rentang waktu penawanan bangsa Yahudi di Babilonia adalah tujuhpuluh tahun (lihat Daniel 9:2; Yeremia 25:11-12). Dengan mengetahui masa tujuhpuluh tahun itu yang hampir selesai, Daniel mulai berdoa, mengaku dosa-dosa bangsanya dan memohon belas-kasihan. Demi menjawab doanya, malaikat Gabriel muncul kepadanya dan mengungkap-kan masa depan bangsa Israel melalui Masa Kesukaran sampai Kristus datang kembali. Nubuatan dalam Daniel 9:24-27 adalah salah satu nubuatan yang paling mengagumkan dalam Alkitab. Saya kutip di bawah ini, bersama komentar saya di dalam kurung:
Tujuh puluh kali tujuh masa [minggu-minggu dalam satu tahun, seperti akan kita lihat, atau total waktu 490 tahun] telah ditetapkan atas bangsamu [Israel] dan atas kotamu yang kudus [Yerusalem], untuk melenyapkan kefasikan [mungkin puncak dari tindakan dosa-dosa Israel —penyaliban Mesias mereka], untuk mengakhiri dosa [mungkin mengacu pada karya penebusan Kristus di kayu salib], untuk menghapuskan kesalahan [benar-benar mengacu pada karya penebusan Yesus di kayu salib], untuk mendatangkan keadilan yang kekal [awal pemerintahan Yesus dalam KerajaanNya di atas bumi], untuk menggenapkan penglihatan dan nabi [mungkin mengacu pada berakhirnya penulisan Alkitab, atau mengacu pada pemenuhan semua nubuatan pra-1000 tahun], dan untuk mengurapi yang maha kudus [mungkin mengacu pada pembangunan Bait Allah seribu tahun]. Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali [titah ini dikeluarkan oleh Raja Artaxerxes pada tahun 445 SM], sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja [Tuhan Yesus Kristus], ada tujuh kali tujuh masa [total 69 minggu atau 483 tahun]; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan [yakni pembangunan kembali Yerusalem, yang sebelumnya dihancurkan oleh bangsa Babilonia]. Sesudah enam puluh dua kali tujuh masa [yakni, 483 tahun setelah titah tahun 445 SM] itu, akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa [Yesus akan disalibkan pada tahun 32 Masehi, bila dihitung dengan kalender Yahudi yang jumlahnya 360 hari per tahun]. Maka datanglah rakyat [jemaat Roma] seorang raja [si anti-Kristus] memusnahkan kota dan tempat kudus itu [mengacu kepada penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi oleh Titus dan tentara Romawi], tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. Raja itu [“raja yang akan datang”— si anti-Kristus] akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang [Israel] selama satu kali tujuh masa [atau tujuh tahun —yakni Masa Kesukaran]. Pada pertengahan tujuh masa itu [sekitar tiga setengah tahun], ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian [saat anti-Kristus menampilkan dirinya di Bait Allah Yahudi di Yerusalem, yang menyebut dirinya sebagai Allah; lihat 2 Tesalonika 2:1-4] akan datang yang membinasakan [Yesus akan datang kembali], sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu [kekalahan anti-Kristus oleh Yesus]." (Daniel 9:24-27, tambahkan penekanan).

490 Tahun Khusus (490 Special Years)

Sejak titah tahun 445 Sebelum Masehi oleh Raja Artaxerxes untuk membangun kembali Yerusalem, Allah memberikan 490 tahun khusus bagi sejarah masa depan. Tetapi 490 tahun itu tak berlanjut; sebaliknya, 490 tahun dibagi dalam dua segmen yakni 483 tahun dan 7 tahun. Dari alokasi waktu itu, ketika selesai 483 tahun pertama (tahun saat Yesus disalibkan), penunjuk waktu berhenti. Daniel mungkin tak pernah bermimpi bahwa waktu berhenti selama hampir 2000 tahun. Sekali kelak nanti, penunjuk waktu akan berhenti lagi dan berjalan selama 7 tahun terakhir. 7 tahun terakhir itu disebut “Masa Kesukaran” dan juga “minggu ke-70 Daniel”.
Tujuh tahun itu dibagi dalam dua periode, masing-masing tiga-setengah tahun. Pada pertengahan periode, seperti dalam nubuatan Daniel, anti-Kristus akan memutuskan perjanjiannya dengan Israel dan “menghentikan persembahan dan korban sajian.” Lalu ia, seperti kata Paulus, menduduki Bait Suci Yerusalem dan menyatakan dirinya Allah. [11] Itulah “kekejian yang membinasakan” yang Yesus sebutkan (lihat Matius 24:15). Itu sebabnya orang-orang percaya di Yudea harus “melarikan diri ke pegunungan” (Matius 24:16), karena hal itu menandakan permulaan Masa Kesukaran terburuk yang pernah dunia saksikan (lihat Matius 24:21).
Mungkin dalam visinya, Yohanes secara simbolik melihat “pelarian orang-orang Yudea”, yang dicatat dalam Wahyu pasal 12. Jika demikian, orang-orang percaya di Yudea akan mencari tempat khusus yang aman yang disiapkan untuk mereka di padang gurun di mana mereka akan “diperlihara” selama tiga-setengah tahun, sisa waktu Masa Kesukaran 7 tahun (lihat Wahyu 12:6, 13-17). Dalam visinya itu, Yohanes melihat kemarahan Setan atas pelarian mereka, dan peperangannya dengan sebagian mereka yang “menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” (Wahyu 12:17). Itu sebabnya, menurut saya, lebih baik orang-orang percaya di seluruh dunia mencari tempat aman di lokasi-lokasi terpencil ketika anti-Kristus menyatakan keilahiannya di Yerusalem.

Wahyu Terkahir oleh Daniel (Daniel’s Last Revelation)

Perikop menarik lain dari Daniel yang belum dibahas adalah 13 ayat terakhir dari kitab Daniel. Ayat-ayat itu berisi kata-kata ucapan seorang malaikat kepada Daniel.
Berikut ini kutipan ucapan malaikat itu, dengan komentar saya di dalam kurung:
"Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael [sang malaikat], pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu [hal ini sama dengan kesusahan yang Yesus sebutkan dalam Matius 24:21]. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput [ini bisa saja mengacu pada perjalanan orang-orang Yudea atau penyelamatan orang-orang percaya pada saat Pengangkatan], yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal [kebangkitan orang-orang benar dan orang-orang jahat]. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya [Setelah kebangkitannya, setiap orang benar akan mendapatkan tubuh yang baru yang akan bersinar dengan kemuliaan Allah]. Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah [Kemajuan yang mengagumkan di bidang transportasi dan pengetahuan pada abad lalu tampak sedang memenuhi nubuatan ]."
Kemudian aku, Daniel, melihat, maka tampaklah berdiri dua orang lain, seorang di tepi sungai sebelah sini dan yang lain di tepi sungai yang sebelah sana. Dan yang seorang bertanya kepada yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu: "Bilakah hal-hal yang ajaib ini akan berakhir?" Lalu kudengar orang yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal, sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit: "Satu masa dan dua masa dan setengah masa [tiga setengah tahun menurut pewahyuan dengan pemberian kode dalam Wahyu 12:6 dan 12:14]; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi [Seperti dalam Daniel 7:25 bahwa orang-orang kudus akan diserahkan ke tangan anti-Kristus, tampak jelas, inilah masa akhir tiga setengah tahun dari 7 tahun Masa Kesukaran. Akhir dari semua peristiwa yang disebutkan oleh malaikat akan terjadi ketika “kuasa orang-orang kudus” “dihancurkan”]!" Adapun aku, memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: "Tuanku, apakah akhir segala hal ini?" Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman. Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya. Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari [Ini tak boleh ditafsirankan sebagai waktu antara dua kejadian tersebut, karena keduanya terjadi pada pertengahan 7 tahun. Sebaliknya, kita tafsirkan bahwa sejak kedua peristiwa itu terjadi, akan ada 1290 hari sampai sesuatu yang sangat signifikan akhirnya terjadi. 1290 hari adalah 30 hari lebih dari 3½ untuk setahun yang setahunnya ada 360 hari, periode waktu yang berulangkali disebutkan dalam kitab nubuatan Daniel dan Wahyu. Spekulasi adalah mengapa kelebihan 30 hari ini ditambahkan. Untuk menambah misteri tersebut, malaikat lalu berkata kepada Daniel:] Berbahagialah orang yang tetap menanti-nanti dan mencapai seribu tiga ratus tiga puluh lima hari [Jadi kita punya 45 hari lain misteri]. Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit [Kebangkitan kembali yang dijanjikan kepada Daniel] untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman." (Daniel 12:1-13)
Jelaslah, satu hal yang sangat mengherankan akan terjadi pada akhir dari 75 hari ekstra! Kita tunggu dan lihat.
Dari bacaan pasal-pasal akhir dari kitab Wahyu, kita tahu ada banyak kejadian yang tampak segera terjadi setelah kedatangan Kristus, sebagai Perjamuan Kawin Anak Domba, tentang ucapan seorang malaikat kepada Yohanes, “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." (Wahyu 19:9). Mungkin inilah berkat yang sama yang disebutkan oleh malaikat kepada Daniel. Jika demikian, Perjamuan Kawin itu akan terjadi sekitar 2½ bulan setelah Yesus kembali.
Mungkin 75 hari itu digenapi dengan hal-hal lain yang kita tahu akan terjadi sesuai yang tertulis dalam pasal-pasal akhir kitab Wahyu, seperti pembuangan anti-Kristus dan nabi palsu ke lautan api, Setan dibelenggu, dan pembentukan pemerintahan kerajaan Kristus di seluruh dunia (lihat Wahyu 19:20 – 20:4).

Seribu Tahun atau Milenium (The Millennium)

Seribu Tahun atau Milenium adalah istilah yang mengacu pada saat Yesus Sendiri akan memerintah seluruh bumi selama seribu tahun (lihat Wahyu 20:3, 5, 7), yang terjadi setelah Masa Kesukaran tujuh-tahun. Hampir tiga-ribu tahun lalu, Yesaya meramalkan pemerintahan Kristus di atas bumi:
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: ….. Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. (Yesaya 9:5-6, tambahkan penekanan).
Demikian juga, malaikat Gabriel menyampaikan kepada Maria bahwa Anaknya akan memerintah sebuah Kerajaan yang kekal:
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:30-33, tambahkan penekanan). [12]
Selama seribu tahun, Yesus sendiri memerintah Gunung Sion di Yerusalem, yang akan ditinggikan melewati ketinggian tempatnya sekarang. PemerintahanNya diliputi dengan keadilan sempurna bagi seluruh bangsa, dan seluruh bumi akan mengalami kedamaian:
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. (Yesaya 2:2-4).
Zakharia meramalkan hal yang sama:
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku berusaha untuk Sion dengan kegiatan yang besar dan dengan kehangatan amarah yang besar. Beginilah firman TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut Gunung Kudus...... Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Masih akan datang lagi bangsa-bangsa dan penduduk banyak kota. Dan penduduk kota yang satu akan pergi kepada penduduk kota yang lain, mengatakan: Marilah kita pergi untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kamipun akan pergi! Jadi banyak bangsa dan suku-suku bangsa yang kuat akan datang mencari TUHAN semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati TUHAN." Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!" (Zakharia 8:2-3, 20-23).
Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang percaya akan mengatur dan memerintah bersama dengan Kristus selama seribu tahun. Tingkat tanggung-jawab mereka dalam kerajaanNya didasarkan pada kesetiaan mereka sekarang (lihat Daniel 7:27; Lukas 19:12-27; 1 Korintus 6:1-3; Wahyu 2:26-27; 5:9-10; dan 22:3-5).
Kita akan diberi tubuh kebangkitan, tetapi ada orang-orang biasa yang hidup dalam tubuh yang dapat binasa akan menghuni bumi saat itu. Juga, umur panjang dari orang-orang terdahulu akan dipulihkan, dan kebuasan hewan-hewan buas akan hilang:
Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk… Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap gunung-Ku yang kudus," firman TUHAN. (Yesaya 65:19-20, 25; lihat juga Yesaya 11:6-9).
Di dalam Alkitab, terutama Perjanjian Lama, ada banyak acuan terhadap masa seribu tahun di masa depan. Untuk penyelidikan lebih lanjut, lihat Yesaya 11:6-16; 25:1-12; 35:1-10; Yeremia 23:1-5; Yoel 2:30-3:21; Amos 9:11-15; Mic. 4:1-7; Zefanya 3:14-20; Zakharia 14:9-21; dan Wahyu 20:1-6.
Banyak mazmur juga berlaku secara profetik kepada masa seribu tahun. Misalnya, bacalah perikop Mazmur 48:
Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! GunungNya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diriNya sebagai benteng. Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama berjalan maju; demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka kesakitan seperti perempuan yang hendak melahirkan. (Mazmur 48:2-7, tambahkan penekanan).
Ketika Yesus membentuk pemerintahanNya di Yerusalem pada awal seribu tahun, tampaknya banyak penguasa di bumi yang masih hidup pada Masa Kesukaran akan mendengar berita pemerintahan Yesus dan akan pergi melihat sendiri! Mereka akan terkejut oleh apa yang mereka lihat. [13]
Untuk Mazmur lain yang mengacu pada pemerintahan Kristus selama seribu tahun, lihat Mazmur 2:1-12; 24:1-10; 47:1-9; 66:1-7; 68:15-17; 99:1-9; dan 100:1-5.

Keadaan Kekal (The Eternal State)

Berakhirnya Seribu Tahun menandai dimulainya “Keadaan Kekal” sesuai sebutan para sarjana Alkitab, yang dimulai dengan langit baru dan bumi baru. Yesus akan mengembalikan segala sesuatu kepada Sang Bapa, menurut 1 Korintus 15:24-28:
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia [Yesus] menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletidak akan semua musuhNya di bawah kakiNya [Mazmur 8:6]. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkanNya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia [sang Bapa] sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalam nya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diriNya di bawah Dia [sang Bapa], yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawahNya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Setan, yang telah dirantai selama seribu tahun, akan dibebaskan ketika seribu tahun berakhir. Setan akan menipu mereka yang di dalam hati memberontak kepada Yesus tetapi yang pura-pura taat kepadaNya (lihat Mazmur 66:3).
Allah akan izinkan Setan menipu mereka demi mengungkapkan kondisi hati mereka yang sebenarnya sehingga mereka dapat diadili dengan benar. Oleh tipuan Setan, mereka akan berkumpul bersama untuk menyerang kota suci, Yerusalem, demi menghancurkan pemerintahan Yesus. Peperangan tidak akan berlangsung lama karena api akan turun dari langit untuk menghanguskan bangsa-bangsa di sekitarnya, dan Setan akan dilemparkan selamanya ke dalam lautan api dan belerang (lihat Wahyu 20:7-10).
Mazmur pasal 2 menubuatkan berkumpulnya orang-orang untuk berperang nanti:
Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapiNya [Kristus]: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murkaNya dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya:"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" [Yesus kini berbicara] Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kakiNya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murkaNya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!

Penghakiman Terakhir (A Final Judgment)

Peristiwa yang mendahului Keadaan Kekal adalah penghakiman terakhir. Semua orang tidak benar dari segala usia akan dibangkitkan kembali untuk berdiri di hadapan Tahta Allah dan diadili menurut perbuatan mereka (lihat Wahyu 20:5, 11-15). Setiap orang yang kini berada di Hades akan dihakimi di hadapan “Tahta Putih Agung Penghakiman”, dan kemudian dilempar ke dalam Gehenna, lautan api. Ini disebut “kematian kedua” (Wahyu 20:14).
Keadaan Kekal dimulai dengan berlalunya langit dan bumi lama, sehingga menggenapi janji dua-ribu tahun dari Yesus: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Matius 24:35).
Kemudian Allah menciptakan bumi baru dan surga baru sesuai nubuatan Petrus dalam suratnya yang kedua:
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang ke kasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian denganNya. (2 Petrus 3:10-14; lihat juga Yesaya 65:17-18).
Akhirnya, Yerusalem Baru akan turun dari langit ke bumi (lihat Wahyu 21:1-2). Pikiran kita hampir tak dapat memahami kemuliaan kota itu, yang luasnya mencakup setengah wilayah Amerika Serikat (lihat Wahyu 21:16), atau keajaiban-keajaiban di masa yang kekal. Kita akan hidup dalam masyarakat yang sempurna selamanya, di bawah pemerintahan Allah, bagi kemuliaan Yesus Kristus!


[1] Beberapa ayat lain dalam Alkitab, yang menunjukkan keyakinan Paulus bahwa Yesus bisa saja kembali di dalam masa hidup orang-orang se-zamannya, adalah Filipi 3:20; 1 Tesalonika 3:13; 5:23; 2 Tesalonika 2:1-5; 1 Timotius 6:14-15; Titus 2:11-13; Ibrani 9:28.
[2] Ayat-ayat lain dalam Alkitab yang menunjukkan keyakinan Petrus bahwa Yesus bisa saja kembali di dalam masa hidup orang-orang se-zamannya adalah 2 Petrus 1:15-19; 3:3-15.
[3] Markus 13:3 menyebutkan empat orang yang hadir, yakni Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas. Kita dapati bahwa Khotbah di Bukit Zaitun juga dicatat dalam Markus 13:1-37 dan Lukas 21:5-36. Lukas 17:22-37 juga berisikan informasi yang sejenis.
[4] Janji ini sering ditarik dari konteksnya, dan seringkali dikatakan bahwa sebelum Yesus akan datang, kita harus menyelesaikan tugas penginjilan dunia. Tetapi di dalam konteksnya, janji itu berbicara tentang pernyataan akhir tentang Injil kepada seluruh dunia sebelum akhir dunia.
[5] Jika Pengangkatan gereja terjadi pada saat itu dalam Masa Kesukaran tujuh-tahun seperti kata beberapa orang, maka tak perlu lagi ada petunjuk Yesus bagi orang-orang percaya yang akan meninggalkan kehidupannya karena mereka semua akan terangkat.
[6] Hal ini menolak teori bahwa perkataan Yesus dalam Khotbah di Bukit Zaitun hanya berlaku kepada orang-orang percaya Yahudi yang lahir baru selama Masa Kesukaran karena semua mereka yang dilahirkan kembali sebelum Masa Kesukaran akan siap diangkat. Tidak, Paulus berkata kepada orang-orang percaya Tesalonika yang bukan Yahudi bahwa Pengangkatan dan kembalinya Kristus tidak akan terjadi sampai setelah anti-Kristus membuat pernyataan keilahiannya, yang terjadi di pertengahan Masa Kesukaran tujuh-tahun.
[7] Sebagian orang berkata bahwa kebangkitan yang dibicarakan dalam Wahyu 20:4-6 sebenarnya adalah bagian kedua dari kebangkitan pertama, kebangkitan yang terjadi selama masa kembalinya yang pertama Kristus pada saat Pengangkatan. Apa jaminannya dengan penafsiran ini? Jika kebangkitan dalam Wahyu 20:4-6 adalah kebangkitan kedua, mengapa hal itu tidak disebut “kebangkitan kedua”?
[8] Walaupun mereka yang mendengar Yesus pada hari itu menganggap bahwa angkatan mereka akan menjadi angkatan yang akan menyaksikan terjadinya hal-hal itu, kita tahu mereka bukanlah angkatan yang akan menyaksikannya. Jadi, kita harus tafsirkan perkataan Yesus dalam Patius 24:34 dengan arti bahwa semua hal akan terjadi dalam satu angkatan, atau mungkin ras (terkadang kata angkatan diterjemahkan) orang-orang Kristen (atau orang-orang Yahudi) tidak akan berlalu sampai semua hal itu terjadi.
[9] Tidak akan timbul perbedaan apapun jika orang yang mengalami penghukuman dalam contoh-contoh itu adalah orang yang yang dibawa atau orang yang ditinggalkan, seperti sering diperdebatkan. Masalahnya adalah bahwa sebagian orang akan siap menyambut kedatangan Kristus dan sebagian tidak akan siap. Kesiapan mereka akan menentukan kehidupan kekal mereka.
[10] Jelaslah, bagi Yesus untuk mengingatkan murid-muridNya yang terdekat akan ketidaksiapan mereka pada saat kedatanganNya, ada kemungkinan mereka tidak siap. Jika Ia mengingatkan mereka akan hukuman kekal karena tidak berjaga-jaga karena berbuat dosa, maka mereka mungkin mengabaikan keselamatan mereka oleh karena dosa. Hal itu berbicara kepada kita akan pentingnya kesucian, dan kebodohan mereka yang berkata bahwa adalah mustahil orang-orang percaya untuk mengabaikan keselamatan mereka.
[11] Tentu, ini menunjukkan kepada kita bahwa bait Allah di Yerusalem harus dibangun kembali, karena kini, tidak ada bait Allah di Yerusalem (pada tahun 2005 ketika buku ini ditulis).
[12] Perikop Alkitab ini menggambarkan betapa mudahnya membuat asumsi keliru tentang penetapan waktu kejadian-kejadian profetik dengan menyalah-artikan perkataan Alkitab yang sebenarnya. Maria bisa saja dengan mudah dan logis berasumsi bahwa Anaknya yang istimewa akan memerintah di atas tahta Daud selama beberapa dekade. Gabriel berkata kepadanya bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan memerintah rumah Yakub, yang membuat seolah-olah kelahiran dan pemerintahan Yesus akan menjadi dua kejadian yang tak berkaitan. Maria tak pernah membayangkan akan ada 2, 000 tahun antara kedua kejadian itu. Kita juga harus hati-hati membuat asumsi yang serupa saat kita mencoba menafsirkan ayat nubuatan.
[13] Dengan memperhatikan ayat-ayat lain dalam Alkitab, tampaknya masa seribu tahun akan dimulai, tidak hanya dengan orang-orang percaya yang menghuni bumi , tetapi juga dengan orang-orang tidak percaya (lihat Yesaya2:1-5; 60:1-5; Daniel 7:13-14).

Komentar

Postingan Populer