Wadah Yang Siap

Wadah Yang Siap

Ibadah Faceless Generation

Kamis, 18 Agustus 2016


 
Ev. Hadassah Gloria Purnomo.
Hari-hari ini banyak didapati wadah kita ini tidak siap. Tuhan ingin mencurahkan banyak hal dalam hidup setiap kita, seringkali wadah kita belum siap. Tuhan mau mencurahkan mujizat minyak dan kelimpahan. Dan itu bagian kita.

Ilustrasi 
Ada tiga orang mau diberi Tuhan :
1. Mujizat kesembuhan, tapi orang itu tidak percaya. Ketidakpercayaan hanya menyodorkan gelas yang ukurannya kecil. 
2. Mujizat kelimpahan, pergi kemanapun disertai Tuhan. Tapi orang kedua meragukan apa benar? masak iya? Dan orang kedua menyodorkan hanya gelas ukuran kecil.
3. Mujizat financial, apa yang kita sentuh jadi besar dan orang ketiga percaya dia menyediakan wadah yang besar. Tuhan terus mencurahkan berkatnya kepada kita. Tuhan hanya butuh kita percaya dan siapkan wadah.

Matius 14:26-29 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 

Hari itu ke 11 murid Yesus punya jatah yang sama untuk berjalan diatas air tapi mereka tidak percaya Tuhan bisa berjalan diatas air, tapi beda dengan petrus dia percaya dan berjalan diatas air. Dibutuhkan sebuah kepercayaan kepada Tuhan. Dia Tuhan yang sama dulu sekarang dan selamanya. Seringkali wadah kita didapati Tuhan terlalu lama dan itu kalau diisi akan pecah dan akan diganti dengan wadah yang baru. Semua berkat sumbernya dari Tuhan. Mari percaya dan alami mujizatNya. Biarkan orang lain berteriak tapi kita tetap percaya. Mungkin manusia berkata tidak mungkin, tapi Tuhan membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kita punya Tuhan yang hidup. Sign and wonder akan jadi bagian kita. 

Ps. Hengky Kusworo.
Bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita sesuai dengan wadah kita. Hidup yang berdampak itu hidup yang ada didalam kuasa. Yohanes 2:1-10 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Saat orang kristen berkata Tuhan belum bicara, mereka diam. Seringkali kita menunggu mujizat dan berpangku tangan. Kalau Maria dia berbuat sesuatu. Dia sedang menyiapkan wadah. Maria tahu Yesus siapa dia. Just do it : apa yang Yesus bilang, kerjakan! Setiap kali kita menerima mujizat dalam hidup kita harus siapkan wadah. 
Difirman tertulis.
Mazmur (34-9) Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Mazmur : taste and see...

Orang berkata sebaliknya. Firman kadang berbalik dengan cara pola pikir kita. 

2 Raja-raja 4:1-3 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak." Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit.

Jangan terlalu kecil wadah hidup kita, siapkan kapasitas yang besar dalam hidup kita. Miracle is in the house. 

Matius 14:14-21 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. 

Waktu itu ada anak kecil bawa 5 roti dan 2 ekor ikan dan ada 5000 orang yang belum makan. Mujizat terjadi karena ada wadah. Kita yang harus memberi makan, bukan minta makan. 

Lukas 5:1-7 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.  Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Simon said, “Master, we’ve been fishing hard all night and haven’t caught even a minnow. But if you say so, I’ll let out the nets.

Bukan hanya jalamu tapi "nets" : jala jalamu.
Murid Yesus hanya menebarkan jalanya dan koyak karena wadah kita sudah tidak siap dan lama, akibatnya koyak. Anggur yang baru harus dimasukkan ke kantung yang baru. Kalau yang lama akan pecah. Tuian jiwa sedang gila gilaan, harta kekayaan orang-orang fasik akan diberikan kepada orang benar. Wadah kita tergantung setiap kita menulis cerita dalam hidup kita. Siapkan parit hidup kita. Tidak ada yang salah dari pihak Tuhan. Tuhan itu yang sempurna. Kalau kita hanya percaya tapi tidak menyiapkan wadah kita, ya hanya terbatas.

Matius 25:28-30 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Take the thousand and give it to the one who risked the most. And get rid of this “play-it-safe” who won’t go out on a limb. Throw him out into utter darkness.

Orang yang berani mengambil resiko, dan campakkan orang yang main aman. Tuhan mau kita berani ambil resiko. Dia punya kepentingan untuk menambahkan. Jangan terlalu sedikit engkau menyiapkan wadahmu. Amin.


MG Setos Hotel, Semarang 18/08/16

Komentar

Postingan Populer