BERBAHAGIALAH ORANG YANG MISKIN

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MISKIN

http://www.sarapanpagi.org/berbahagialah-orang-yang-miskin-vt231.html

    * Matius 5:3
    LAI TB, Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.Alkitab Shellabear, Berbahagialah orang jang rendah hatinja; karena orang itoelah jang empoenja keradjaan soerga.Kitab Sutji Indjil 1912, Berbahagialah mereka jang tidak poenya apa-apa dihadapan Allah, karena merekalah jang empoenja Keradjaan Soerga.LAI TL, Berbahagialah segala orang jang rendah hatinja, karena mereka itu jang empunja keradjaan surga.King James Version (KJV), Blessed are the poor in spirit: for theirs is the kingdom of heaven.The Orthodox Jewish Brit Chadasha (OJBC), Ashrey {diberkati/berbahagialah} ANIYEY {miskin} RUACH (roh) for theirs is the Malchut (kerajaan) HaShomayim (Surga). Stephanus Textus Receptus, μακαριοι οι πτωχοι τω πνευματι οτι αυτων εστιν η βασιλεια των ουρανων
    Translit. Interlinear, makarioi {berbahagialah/ diberkatilah} hoi {(orang2) yang} ptôkhoi {miskin} tô pneumati {roh} hoti {bahwa} autôn {mereka} estin {adalah} hê basileia {Kerajaan} tôn ouranôn {Sorga}

Matius pasal 5 adalah kotbah pertama dari seri kotbah Tuhan di bukit. Jadi Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang dikenal saat ini sebagai Kotbah di Bukit merupakan pengajaran yang panjang dan merupakan inti dari orang beriman.



MAKNA "BERBAHAGIA" :

    Kata "berbahagia" (μακαριος – makarios) ini menunjuk kepada kesejahteraan semua orang.

    Karena pada dasarnya kebahagiaan itu menemukan hak hakiki setiap orang. Namun kalau kita mau jujur, tak semua orang mampu merasakan dan menikmati kebahagiaan di dalam hidupnya. Ada banyak orang yang kaya di dalam dunia ini, ada banyak orang pintar di dalam dunia ini, aa banyak keluarga yang kelihatan luarnya bahagia tapi sebelah dalamnya menderita. Mengapa? Karena sebenarnya mereka tidak memiliki kebahagiaan yang sejati. Sehingga apapun yang mereka usahakan untuk menciptakan kebahagiaan didalam hidup mereka tetap mereka tidak bisa.

    Kebahagiaan sebenarnya hanya ada di dalam mereka yang sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Sehingga kemiskinan itu bukan alasan untuk tidak bisa menikmati kebahagiaan. Justru di dalam kemiskinan itu, Tuhan Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah".




MAKNA "MISKIN" :

    Bukankah kemiskinan identik dengan ketidakpunyaan, kesengsaraan dan penderitaan? Sebab dengan kemiskinannya orang itu harus berjuang sekuat tenaga untuk berusaha memenuhi kebutuhan yang kurang.

    "Miskin di hadapan Allah", dalam Alkitab bahasa asli ditulis dengan οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumatic, bukan berarti sangat miskin secara materi.

    Ada dua kata "miskin" dalam Perjanjian Baru Yunani yaitu : πενης - penês dan πτωχος - ptôkhos.

    πενης - penês berarti miskin sedemikian rupa sehingga penghasilan sehari habis buat makan sehari.

    Sedangkan Kata πτωχοι- ptôkhoi, bentuk jamak dari πτωχος - ptôkhos berarti mereka yang hidup dari meminta sedekah.

    Kata πτωχος - ptôkhos ini digunakan oleh Matius dalam makna spiritual ditujukan kepada mereka yang miskin rohani dan dengan kerendahan hati "meminta sedekah" agar kerajaan Allah ada dalam hati dan kehidupan mereka.

      * Mazmur 34:18
      LAI TB, TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang orang yang remuk jiwanya.KJV, The LORD is nigh unto them that are of a broken heart; and saveth such as be of a contrite spirit.
      Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
      קָרֹוב יְהוָה לְנִשְׁבְּרֵי־לֵב וְאֶת־דַּכְּאֵי־רוּחַ יֹושִׁיעַ׃
      Translit, QÂRÕV YEHOVÂH (dibaca: 'Adonay) LENISH'BERÊY-LÊV VE'ET-DAKE'ÊY-RÛAKH YÕSHÏA'


Ada beberapa pengajaran dari aliran tertentu, pendeta tertentu mengajarkan bahwa orang-orang Kristen adalah anak-anak Allah. Sebagai anak-anak Allah, maka "orang Kristen berhak mengklaim berkat", dan menolak segala bentuk kekurangan secara materi/ finansial. Namun, jikalau dikaitkan dengan sabda Tuhan Yesus yang mengatakan "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah" apakah akan cocok secara makna pengajaran filosofisnya?

Mengapa Tuhan Yesus harus menggunakan kata "miskin"? Bukankah orang miskin tidak berhak mengklaim berkat? Bukankah orang miskin hidup dari sedekah? Dari sisi ini saja, pengajaran pendeta-pendeta itu tidak dapat dibenarkan. Ya, kita percaya bahwa Allah sanggup menyediakan kebutuhan umat-Nya menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (Filipi 4:19). Namun kesuksesan hidup itu apakah hanya dinilai dari segi materi, berkat fisik saja. Bukankah para Rasul Kristus rata-rata hidup menderita karena Injil-Nya. Bukankah mereka lebih ber-hak untuk "nge-klaim" berkat (jikalau mengikuti ajaran pendeta itu)?

Kata "miskin" digunakan Tuhan Yesus untuk mengajar kepada kita, bahwa kita harus sadar, bahwa anak-anak Allah itu hidup dari sedekah yang diberikan oleh Sang Tuan dari segala tuan-tuan yang menguasai alam semesta ini. Dan kita-pun harus menyadari bahwa yang namanya "berkat" itu diberikan sesuai maunya yang memberi, sesuai kemauannya Sang Tuan itu. Jadi bukan "klaim"!

Orang-orang yang meng-klaim sesuatu kepemilikan, pikirannya hanya "milik & hak" bukan "kasih & hormat." Orang-orang yang meng-klaim sesuatu kepemilikan, mereka memandang apa yang mereka terima itu adalah suatu pemberian belas kasihan dari Allah Sang Pencipta.


Untuk itu, mari kita pelajari kata Miskin lebih lanjut :


Kata miskin sering diartikan dalam dalam arti yang sempit. Menurut kita ; apakah sungguh orang Kristen harus miskin untuk memiliki kerajaan Sorga ? Ayo kita belajar jujur saja, siapa diantara kita yang mau miskin? Saya seringkali sharing diantara saudara kita yang lain mengenai " teori ideal dan praktek ideal".

Umumnya banyak pengajar/pengkotbah hanya menanam teori ideal yang membawa kita kepada imaginasi kerohanian yang tinggi. Padahal kita seringkali kebingungan akan penerapan dari teori-teori itu. Sering kali kita mendengar, jadilah terang dan garam dunia tanpa orang yang mengatakan dapat mempraktekkannya sendiri. Kita sering mendengar kotbah " berilah maka kamu akan diberi! " dibalik itu yang mengatakannya sungguh mengharap ingin diberi dari pendengar. Bukankah ini semua suatu kemunafikan belaka ?

Praktek ideal adalah apa yang kita mengerti dari Firman Tuhan yang telah ditabur dalam hati, dan kita mencoba dengan sekuat tenaga, hati dan pikiran mewujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga orang-orang sekitar yang berhubungan dengan kita terkena dampak positip dan nama Tuhan dipermuliakan. Coba renungkan saat ini berapa banyak dari kita yang telah menjadi berkat sungguh-sungguh terhadap orang lain ? Berapa banyak daripada kita yang sungguh-sungguh melayani Tuhan tanpa pamrih ?
Tuhan berkata ; bilamana engkau mengasihiKu, maka engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah Aku lakukan bahkan pekerjaaan yang lebih besar daripada apa yang telah Aku lakukan.

Sampai disini saja kita seringkali terjebak oleh batu-batu yang kita ciptakan sendiri, maka pelayanan kita hanya sebatas apa yang menyenangkan hati kita saja, bukan menyenangkan hati Tuhan.

Maka dari itu sangatlah penting sekali kita mengenal apa dan siapa itu Tuhan Yesus, sehingga kita betul-betul dilihat sebagai terang dan dapat dicicipi sebagai garam yang membawakan Kasih Bapa di dalam penghiburan, pelepasan, kekuatan, pengharapan bagi setiap orang yang tertindas, terluka, terikat di dalam kegelapan.

Kita kembali lagi kepada Matius 5:3. Dengan mengerti arti kata "miskin" (Ibrani, עָנִי - ANI') dalam pandangan mata bangsa Yahudi, semoga ini akan membuat kita lebih mengerti salah satu seri kothbah di bukit itu :


Miskin dapat memiliki pengertian 4 macam :

    1. Miskin harta benda

      Orang yang tidak punya material dunia. Perhatikanlah karakter orang-orang yang miskin harta benda. Lihat mata mereka, carilah kesimpulan secara umum. Bandingkan orang yang beriman di dalam kemiskinan harta benda dengan yang tidak beriman. Apakah kita juga termasuk orang miskin harta yang tidak memuliakan Tuhan ? Apakah kita akan tetap beriman bila kita miskin harta ? Sikap takut akan miskin harta benda juga menjangkiti banyak umat Tuhan. Kitakah itu ? Maka tidaklah heran misalnya, bila banyak dari pelayan Tuhan mengarah kepada UUD dan bukan pelayanan secara murni.



    2. Miskin martabat

      Tidak mendapatkan penghargaan umumnya dari orang lainnya. Karena tingkah lakunya sering merugikan orang lain. Seorang Koruptor adalah orang yang 'miskin martabat', seorang yang tidak bisa berbicara dengan sopan bisa disebut miskin martabat. Seorang yang tidak bisa membawa diri/menguasai diri bisa disebut miskin martabat dst.
      Hal ini seringkali pula menjangkiti para umat Tuhan. Misalnya, motivasi pelayan Tuhan yang menghendaki dirinya di megahkan seperti apa yang dipikirkan hatinya. Bukan apa yang Firman Tuhan katakan.

      Jadi sangatlah banyak orang-orang yang tergolong dalam miskin martabat.


    3. Miskin pengetahuan

      Kemiskinan yang terjadi di negara ini, juga berakibat dari kemiskinan pengetahuan dari penduduknya. Negeri ini adalah negeri yang subur, koes-plus bilang 'tongkat kayu dan batu jadi tanaman'. Tetapi herannya negeri ini marak 'busung-lapar' akibat kemiskinan.

      Miskin pengetahuan ini, juga terjadi pada orang-orang yang malas belajar Alkitab. Tanpa pengetahuan Alkitab, apa yang akan Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita ?
      Karena Alkitab berisi Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah Tuhan sendiri. Maka satu kemutlakan bagi orang beriman untuk mempunyai pengertian akan apa yang dikatakan oleh Tuhan serta menjalankannya sehingga pengetahuan ini berada dalam loh hati kita.
      Ternyata, bukan cuma umat yang malas belajar Firman Tuhan, tapi saat ini banyak sekali Pengajar/Pendeta yang selalu mengatakan ; 'Tuhan bicara kepada saya ... bla..bla..bla.... kata Tuhan saudara......', jadi kotbah /pengajarannya isinya cuma kesaksian orang itu dengan mengatas namakan Tuhan, sedang Firman Tuhan 'tidak pernah' atau kurang diberitakan. Hal-hal semacam ini sekarang lazim disebut denga istilah 'teologi pengalaman':)


    4. Miskin karena sadar segala sesuatunya adalah berkat dan anugerah dari Tuhan.

    Dengan adanya kesadaran hal ini berarti kita pasti :

      a. Diberikan kerajinan untuk bekerja,
      b. Rendah hati
      c. Rajin merenungkan Firman Tuhan dan juga sebagai pelaku Firman
      d. Nama Tuhan selalu dipermuliakan dalam segala tindak tanduk kita.

      * Filipi 1:20 mengatakan
      " Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sedia kala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan didalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. "



Maka :

    • Yang dimaksud dengan orang-orang yang miskin di hadapan Allah ("Miskin dalam roh" οι πτωχοι τω πνευματι ; hoi ptôkhoi tô pneumati) berarti mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani sendiri; mereka yang memerlukan hidup, kuasa, dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.

    • Adalah orang yang senantiasa merasa kurang akan Firman Allah di dalam hidupnya. Sehingga ia harus terus berusaha mencari Firman yang memberi makanan dalam hidupnya.

    • Miskin dihadapan Allah merupakan sikap hidup dan penyembahan total kepada Tuhan yang selalu mengerjakan segala apa yang kita butuhkan.

    • Miskin di hadapan Allah sebenarnya penekanannya lebih kepada kebutuhan rohani. Kalau seseorang dipuaskan rohaninya dengan sendirinya kepuasan jasmani akan terpenuhi. Hal inilah yang kurang dimengerti oleh banyak orang.

    Image


Allah menghendaki manusia miskin di hadapan-Nya, bukan miskin di hadapan manusia. Miskin di hadapan Allah sebenarnya kita membutuhkan Allah untuk memberi kekuatan dan berkat-berkat dalam hidup kita. Sehingga kehausan, kelaparan, penderitaan, kekurangan kita dapat dipenuhi oleh Tuhan. Itupun dibutuhkan suatu kemauan yang sungguh untuk mencari dan mau dituntun oleh cara Allah dan penilaian Allah sendiri yang dinyatakan dalam Firman-Nya dan bukan oleh cara dan nilai dunia ini. Dengan sikap ini, kita tentu dapat memahami bahwa kehidupan kita sepenuhnya dari belas-kasihan Allah. Jadi kita tidak perlu "klaim". Jika kita rendah hati di hadapan Allah seperti orang yang miskin menerima sedekah.... Kita tidak akan berani "klaim" kepada Sang menguasa Langit dan bumi ini. Mari kita hormati Allah. Dia Mahakasih, Dia Setia, Dia Mahakaya, Allah tahu apa yang kita butuhkan. Jangan melakukan klaim yang sifatnya "arogan" di hadapan Allah. Mintalah berkat sebagaimana orang miskin meminta belas kasihan. Inilah cara kita menghormati Allah.

Mari kita selidiki hati kita. Apakah saat ini kita selalu tertuju kepada miskin harta, selalu mencoba mencari banyak dalih karena kita miskin martabat, selalu kita berlagak sombong dan pandai padahal kita malas sekali mencari pengetahuan FirmanNya. Tindakan meng-klaim berkat, adalah suatu tindakan yang "miskin martabat" dan merupakan pengajaran yang "miskin martabat" yang diajarkan oleh beberapa pendeta-pendeta dari aliran tertentu yang orientasinya berkat/ sukses/ makmur dalam setiap pengajaran mereka. Pengajaran mereka bukan "miskin dalam roh/ poor in spirit" seperti yang diajarkan Tuhan Kita Yesus Kristus. Mereka menyimpang dari ajaran Kristus!

Saya mempersilahkan Anda bergereja di mana saja yang Anda anggap cocok. Tetapi Anda juga perlu mencermati pengajaran-pengajaran yang beredar dari gereja-gereja baru, dari pendeta-pendeta yang mungkin jadi terkenal karena pinter ngomong saja tapi isi pengajarannya menyimpang, yang menonjolkan kharismanya saja, dan lain-lain. Mari kita masing-masing mencermati pengajaran-pengajaran yang beredar secara arif.

Sekarang sebagai pribadi yang menghormati Allah. Nyatakan kepada Allah kita saat ini bahwa segalanya yang ada pada kita adalah berkat dan anugerahNya, mintalah membuka mata rohani kita maka kita akan mengetahui di hadapan Tuhan kita tidak mempunyai apa-apa. Kasihilah Tuhan dengan segenap jiwa ragamu, kekuatanmu, pikiranmu, katakan kepadaNya ; "Tuhan...ajarkan aku untuk mengasihi-Mu…, berkat yang aku terima adalah belas kasihan dari-Mu" katakan kepadaNya ; "Tuhan Yesus Kristus, aku mengasihi-Mu!" Allah sejak dini telah menantikan kita untuk dipelukNya. Maka tidak mungkin kita sebagai anak-anak Allah berkekurangan.

Kasih AnugerahNya yang pasti menjamin anda dan saya selalu tercukupi dalam segala hal. Karena kita anak-anakNya sendiri yang telah ditebus lunas oleh Tuhan kita terkasih Yesus Kristus.


Amin.


Blessings,
BP
September 13, 2005

Komentar

Postingan Populer