PELAYAN TUHAN

PELAYAN TUHAN
 






Orang-orang adalah asset yang paling berharga didalam sebuah pelayanan. Panggilan bagi setiap umat Tuhan adalah melaksanakan Amanat Agung, menjadikan semua orang menjadi murid-murid Yesus. Setiap orang Kristen yang telah menerima keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, secara otomatis dia menjadi hamba Kristus. Sebagai hamba, kita harus menjalankan fungsi kita sebagai garam dan terang.



KITA SEMUA ADALAH PELAYAN :


Kita semua anak-anak Allah dipanggil untuk melakukan pelayanan, kita masing masing mempunyai karunia dan kemampuan untuk dapat dipakai bagi kemuliaan Tuhan.


* 1 Petrus 4:10
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.



Selanjutnya marilah kita baca Roma 12 secara keseluruhan; dalam pasal ini berbicara tentang karunia-karunia yang membangkitkan motivasi dan menjelaskan fungsi pelayanan.


* Roma 12:1-8 PERSEMBAHAN YANG BENAR :
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.



* Roma 12:9-21 NASIHAT UNTUK HIDUP DALAM KASIH
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!



Kita semua telah diperlengkapi Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya :


* Efesus 4:11-12
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,



Alkitab memandang semua orang percaya memiliki : karunia, panggilan dan pelayanan yang harus dipenuhi. Bagaimanakah kita memahami karunia yang ada dalam diri kita? :

1. Pahami apa kerinduanmu untuk melayani Tuhan
2. Yakinlah bahwa anda paham akan panggilanNya
3. Perhatikan bidang-bidang apa yang selalu membuat anda berhasil
4. Perhatikan pelayanan apa di sekitar anda (di gereja anda) yang biasa anda


ketahui, dan mulailah dari hal ini dahulu.

Tidak semua orang dipanggil untuk bisa berkotbah, karena pekerjaan pelayanan adalah pekerjaan sebuah team, kita bersama-sama dengan saudara Kristen kita untuk membangun sebuah pelayanan untuk kemuliaan Tuhan. Kita harus memahami bahwa setiap bidang pelayanan adalah penting dan selalu tergantung dan berkaitan satu dengan yang lainnya.



1. AMANAT AGUNG :


* Matius 28:18-20
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."



Dalam penyampaian “Amanat Agung” saya sering mendapat sanggahan; “Kita tidak bisa melaksanakan Penginjilan kepada orang-orang yang beragama lain; karena pelaksanaan amanat agung menjurus kepada “Kristenisasi” dan ini melanggar prinsip “toleransi beragama” yang berlaku di Indonesia.

Sikap toleransi terhadap agama lain adalah suatu keharusan, akan tetapi tidak berarti harus mengorbankan kebenaran yang essensial dan mendasar demi toleransi tersebut. Dalam memperkenalkan kebenaran tentang Yesus Kristus kita tidak megharuskan seseorang itu harus berganti agama menjadi Kristen, atau dengan tiba-tiba menyuruh mereka beribadah di gereja. Menginjil bukanlah usaha untuk Kristenisasi.

Inti dari pelaksanaan Amanat Agung adalah “Memberitakan pemulihan hubungan/ pendamaian dengan Allah melalui Yesus Kristus”. Bukan kemutlakan membawa jiwa baru datang ke gereja. Well, ini sebenarnya bukan hal yang keliru, tetapi action ini lebih mengarah kepada kepentingan management gereja bukan kepentingan managemen Kerajaan Sorga.

Sebuah contoh baik telah dilakukan Ibu Teresa bahwa dalam setiap pelayanannya dia tidak mengharuskan orang untuk berganti agama, tetapi lebih menjurus kepada pelayanan “kemanusiaan” dalam usaha memperkenalkan “wajah Yesus” melalui pelayanan kemanusiaannya.

Dalam usaha kita menginjil sebaiknya kita serahkan saja kepada Tuhan. Tugas kita adalah “memberitakan”, tentang bagaimanakah kelanjutannya bagi setiap orang yang baru saat itu mengenal Yesus. Kita serahkan saja kepada Tuhan, Dia akan memberikan jalan, dan kita hanya akan mengikutinya saja. Kita harus percaya bahwa saat seseorang mendengar “berita Injil” saat itu ada kuasa yang akan menuntunnya kepada pengenalan akan Yesus yang lebih lanjut, mungkin hasilnya tidak terlihat langsung saat itu juga dan perlu proses dan waktu.



2. KESEDERHANAAN INJIL


Hal mendasar yang wajib dipahami oleh para pelayan Tuhan adalah pengertian bahwa INJIL adalah hal yang paling sederhana dibanding dengan semua sistem agama dunia. Injil hanya mempunyai “satu syarat” untuk membawa orang-orang menerima keselamatan kekal, yaitu hanya dengan “percaya”. Inilah The simplicity of the gospel.

Hah….., cuma disuruh percaya?
Demikian tanggapan bagi orang belum mengenal Kristus. Padahal di agama saya harus melakukan ini dan itu untuk dapat masuk sorga, banyak sekali syarat-sayat ritualnya, bahkan harus melewati jembatan dari titian rambut yang dibelah tujuh.
Ah, …… mana mungkin?
Tapi itulah hakiki Kekristenan, bahwa Injil Yesus itu sangat sederhana. Percaya, dan engkau akan selamat.

Sayangnya Injil yang simple ini seringkali dibuat rumit oleh kalangan gereja. Betapa banyak kita temui gereja masih memberikan syarat yang macam-macam bagi jiwa baru yang ingin dibabtis. Harus memberikan surat ini dan itu, melalui sistem pengajaran yang panjang dan birokrasi yang dibuat rumit. Untuk mengikuti perjamuan kudus saja harus mendaftar, ada urusan-urusan administrasi attestasi masuk dan keluar. Untuk penyerahan/ babtisan anak harus menyertakan akte kelahiran dsb. Rupanya kita masih suka berurusan dengan hal-hal yang sifatnya birokratis. Tentu saya tidak sepenuhnya menentang syarat-syarat administratif tersebut. Sebab sistem administrasi yang baik akan membuat managemen gereja lebih baik, namun janganlah hal-hal ini berpotensial menjadi penghalang orang-orang datang kepada Yesus.

Salah satu sikap yang baik dari saudara-saudara kita di kalangan Kharismatik adalah, mereka lebih well-come terhadap jiwa-jiwa baru. Bagi setiap jemaat baru yang ingin dibabtis, langsung dilayaninya dan dibabtis tanpa melalui birokrasi gereja yang rumit-rumit. Maka tidak sulit bagi mereka mengembangkan pertumbuhan gerejanya dibandingkan dengan aliran-aliran lain. Jadi janganlah selalu menganggap bahwa aliran ini suka menyedot jemaat gereja lain. Tetapi sistem ini sebagai salah satu yang menyebabkan gereja-gereja Kharismatik bertumbuh dengan pesat. Ini mengikut sebuah kesederhanaan yang sudah dilakukan oleh Yesus terhadap penjahat di sampingNya saat diatas kayu salib :


*Lukas 23:43
Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."



Sederhana, bukan?! Percaya dan engkau akan selamat!
Metode pengajaran, tata gereja, liturgi, paraturan, tata ibadah dan hukum gereja banyak yang hanya merupakan improvisasi yang berlebihan dari sebuah Injil yang sederhana. Pengosongan diri yang dilakukan Yesus datang sebagai manusia ke dunia adalah sebuah penyederhanaan. Tuhan Yesus menyukai hal-hal yang sederhana, contoh :


* Matius 15:21-28 Perempuan Kanaan yang percaya
15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karen a anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.



* Matius 8:5-13 Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum
8:5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya:
8:6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita."
8:7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya."
8:8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
8:9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
8:10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.
8:11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
8:12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
8:13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.



Dalam 2 contoh diatas, Yesus dibuat kagum oleh kesederhanaan iman dan pola pikir dari perempuan Kanaan dan perwira di Kapernaum ini.

Panggilan Tuhan Yesus kepada umatNya-pun berlangsung dengan sederhana, Kisah Zakheus menunjukkan bahwa panggilan Tuhan Yesus itu sungguh sederhana. Ketika Yesus berkata "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Saat Yesus mengatakan ini, Yesus sudah melihat hati Zakheus, sehingga Yesus tidak menuntut Zakheus untuk bertobat dan berbuat baik dahulu, harus melalui suatu proses pemurnian dahulu, harus keluar dari pekerjaannya dahulu, baru setelah itu Yesus mau menemui Zakheus secara pribadi. Tuhan Yesus tidak menggunakan cara yang rumit untuk memenangkan umatNya, maka kita harus mengukuti kesederhanaan sistem penginjilan Yesus ini :


* Lukas 19:1-9 Zakheus
19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.



Dengan contoh sistem penginjilan Yesus ini, apakah kita masih getol mempertahankan ketentuan dan peraturan-peraturan birokrasi gereja yang sebenarnya hanya buatan manusia itu? Mau bertemu dengan Yesus itu adalah masalah yang mudah, kapanpun-dimanapun Yesus bersedia ditemui. Tidak harus menunggu proses yang panjang-panjang.

Tuhan Yesus dalam menginjil selalu memakai media-media yang sederhana, mengajar di bukit, di tepi danau di jalan-jalan. Yesus memakai media yang tidak perfect ini untuk membawa manusia mempunyai hubungan yang perfect dengan Allah. Dalam pengajaranNya pun Yesus memakai bahasa yang sederhana, perumpamaan-perumpamaan yang Yesus berikan adalah kebanyakan diambil dari kejadian-kejadian lazim yang sering dijumpai didalam kehidupan sehari-hari; contohnya perumpamaan anak yang hilang, perumpamaan tentang seorang penabur, dll.

Yesus adalah pribadi yang sederhana, Haleluya!!



3. RELATIONSHIP


Pelayanan dan hubungan dengan sesama tidak dibatasi pada seputar orang-orang terdekat; teman-teman dan keluarga (Lukas 10:30-37) telah dibahas pada “Artikel Pay it Forward”. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa hubungan dengan sesama itu lebih penting daripada “sebuah kegiatan pelayanan dalam gereja”. Kasih terhadap sesama harus dilaksanakan sebelum melakukan aktivitas-aktivitas rohani :


* Matius 5:23-24
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.



Mungkin ada banyak diantara kita yang sudah terlibat aktif dalam berbagai pelayanan, tetapi ada baiknya kita masing-masing mengkoreksi diri, adakah kita ini sudah berdamai dengan sesama kita, adakah kita masih menyimpan marah dan dendam terhadap seseorang? Tuhan Yesus mengatakan “berdamailah dahulu”.

Harus kita ingat bahwa “Kekristenan” bukanlah sebuah agama, melainkan lebih sebuah “hubungan/relationship”. Saat kita menyadari hal ini pikiran kitapun akan dilepaskan dari pemikiran yang sempit, kita tidak akan memandang orang dari denominasi apa dan aliran apa. Kita tidak lagi memikirkan “tingkah laku agama” yang merupakan buatan manusia melainkan memfokuskan “hubungan/relationship yang baik” dengan Tuhan dan sesama kita.


Tuhan Yesus merangkum hukum Taurat yang rumit itu menjadi sederhana sekali “Kasihilah Tuhanmu & kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri”. Ini menandakan kita mempunyai 2 macam hubungan :

- Hubungan Vertikal/ hubungan dengan Tuhan
- Hubungan Horizontal/ hubungan dengan sesama

Prinsip ini harus kita laksanakan sebagai tanda bahwa kita adalah murid-murid Yesus :


* Yohanes 13:34-35
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."




4. KARAKTER KSATRIA


Saat mengajar sekolah minggu; lagu yang paling saya sukai untuk dinyanyikan murid-murid sekolah minggu adalah :

Aku pahlawan kecil
Yesus panglimaku
Tuhan dipihak kita
Siapakah lawan kita?
Tidak ada!


Dengan gerakan/ koreografi sederhana, membuat mereka “indah dilihat” saat menyanyikan lagu itu. Merupakan meode pengajaran yang baik, bahwa sejak kecil umat Tuhan ini diajarkan tentang “Karakter Pahlawan”, bahwa mereka adalah tentara-tentara Kristus.

Kita mengenal sosok pahlawan bagi negaranya diantaranya : William Walace, Tomas Jefferson, Jendral Sudirman, Kaum Samurai, Dr. Sun Yat Sen, dan banyak lagi. Kesamaan apa yang dimiliki oleh mereka? Ternyata mereka mempunyai sifat dasar yang sama, yaitu :

1. Berani
2. Setia

Setiap negara mempunyai hari peringatan bagi pahlawan mereka; misalnya di Amerika ada “Memorial Day tanggal 27 Mei” di Indonesia ada “Hari Pahlawan tanggal 10 November”.

侍 - SAMURAI


Salah satu film yang pernah menjadi box-office adalah “Last Samurai”, Film ini sungguh menggambarkan jiwa “Ksatria”. Kita melihat sekelompok pelindung raja “Samurai” yang sungguh terlihat “gagah/ kuat/ maskulin” berani mati dan setia dalam pengabdian mereka melayani raja. Tentu saja saya tidak setuju dengan adat mereka jika “gagal” lalu harus “harakiri”, karena “harakiri” adalah perbuatan dosa menurut iman Kristen.

Tetapi, mari kita pelajari Film ini yang menggambarkan “karakter ksatria” adalah laskar-laskar yang bersemangat, berani dan setia. Kata “samurai” berarti “pelayan”. Namun dalam kebiasaan China, huruf ini tidak dipakai untuk menyebut seorang “ksatria” melainkan seorang “pembantu rumah tangga”, memang ada beberapa perbedaan penggunaan literatur China dan Jepang walaupun hurufnya sama.

Andai saja semua murid-murid Tuhan mempunyai jiwa Ksatria Kristus, yang setia melayani Tuhan dan tidak takut menanggung segala resiko. Pahlawan kita yang terutama tidak lain adalah Yesus sendiri. Yesus membuktikan bahwa Dia mempunyai 2 karakter dasar seorang Pahlawan/ Ksatria, yaitu “Berani dan Setia”. Ia bersedia meninggalkan keindahan dan kemuliaan surga untuk turun dan menjadi sama seperti kita manusia ciptaaNya sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita dari dosa

Yesus berani meninggalkan kemuliaanNya, berani menanggung resiko siksa salib dan setia (taat) sampai mati , yang merupakan ciri seorang Pahlawan :


* Filipi 2:6-8
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.



Bayangkan apabila Yesus tidak tahan menghadapi siksaan “salib” dan kemudian menggunakan “kuasaNya” turun dari salib dan mengatakan “Bapa, nggak jadi deh!”. Karakter Yesus tidak demikian, Dia setia sampai akhir, dan hasilnya adalah “pembenaran bagi umat manusia”, manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah sejak Adam-Hawa jatuh dalam dosa bisa disebut anak-anak Allah dan mendapat kehidupan yang kekal.

Apakah motif yang mendorong Yesus untuk mengadakan pengorbanan yang besar itu? Menurut Yohanes 3:16 tidak lain adalah KASIH :


* Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.



Perhatikan juga


* 1 Yohanes 4:9
"Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan ditengah-tengah kita, yaitu Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal kedalam dunia, supaya kita hidup olehNya."



Bagaimana caranya dapat kita melakukan hal-hal tersebut itu dan menjadi laskar-laskar Kristus? Rasul Paulus memberikan contoh dirinya sebagai berikut :


* Filipi 4:13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.



Tuhanlah sumber kekuatan kita, melalui pertolongan Tuhan kita akan menjadi mampu untuk melakukan segala sesuatu, bahkan semua hal yang tidak mungkin ditanggung oleh kekuatan manusia.

Kita mengenal tokoh-tokoh di Alkitab yang membuktikan bahwa mereka adalah pahlawan diantaranya adalah : Yosua; Gideon; Simson; Daud; dan lain-lain, kalau dicermati ternyata semuanya juga mempunyai karakter yang sama “Berani & Setia”



SIAPAKAH MUSUH KITA ?


Rasul Paulus memberikan penjelasan yang baik sekali tentang siapa musuh kita, sehingga peperangan kita terarah dan dari perjuangan kita melawan mereka akan menempatkan kita pada posisi pahlawan atau bukan :


* Efesus 6:12
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.



Bagaimana menjadi pejuang yang baik untuk berperang dengan musuh-musuh kita itu, Rasul Paulus memberikan nasehat hendaknya sebagai laskar Kristus kita mempunyai perlengkapan rohani :


* Efesus 6:10-20 PERLENGKAPAN ROHANI
6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
6:19 juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,
6:20 yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.



Maka, kita sebagai Laskar-laskar Kristus, kita ini sedang melayani Tuan diatas segala tuan. Kalau seorang ksatria dalam cerita dunia saja bisa membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai integritas, dan selalu menghormati sebuah komitmen dalam melayani rajanya. Tentu sebagai ksatria Kerajaan Sorga kita juga diperlengkapi dengan 2 karakter dasar tersebut : Berani dan Setia!



5. MELAYANI RAJA atau MELAYANI BAPA?


Allah kita adalah Allah yang hebat, Sebagai Raja diatas segala raja, Dia lebih suka disebut “Bapa”. Ini menunjukkan sebuah “intimacy”. Tidak ada kepercayaan lain yang menyebut Tuhannya “Bapa” ;


MELAYANI RAJA :


Mari kita baca pada 1 Samuel 8 : 1-22 tentang ORANG ISRAEL MENGHEDAKI SEORANG RAJA

Kita perhatikan ayat-ayat sebagai berikut :

Hak-hak Raja


* 1 Samuel 8:10-19
8:10 Dan Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya,
8:11 katanya: "Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu itu: anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya;
8:12 ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh; mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjata-senjatanya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka.
8:13 Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan.
8:14 Selanjutnya dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawainya
8:15 dari gandummu dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawai istananya dan kepada pegawai-pegawainya yang lain.
8:16 Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya.
8:17 Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya.
8:18 Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN tidak akan menjawab kamu pada waktu itu."
8:19 Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami;



Seorang Raja mempunyai “hak dan kuasa” untuk mengambil. Kita temukan ada 6 kali Samuel mengucapkan kata “diambilnya” :


1. Diambilnya putramu untuk pasukannya
2. Diambilnya putrimu untuk tugas rumah-tangga
3. Diambilnya hasil panenmu untuk pegawai-pegawainya
4. Diambilnya pajak untuk keperluan pemerintahan
5. Diambilnya sanak-keluarga untuk menjadi budakan
6. Diambilnya lebih banyak pungutan/ pajak dan pembayar pajakpun menjadi budak seorang raja.


Itulah karakteristik “Raja” dia punya kuasa, dan setiap orang wajib melayaninya dengan sebuah pengorbanan. Melayani raja adalah sebuah “tugas” yang hanya bersifat pada pekerjaan dan komitmen. Faktor penundukan kepada raja hanya berfaktor kepada “hukum dan peraturan”.


MELAYANI BAPA


Kita mendapat sebutan yang sungguh mulia “anak-anak Allah”. Ini menandakan penundukan kita kepada Tuhan adalah sebuah penundukan yang berdasarkan hubungan yang erat yaitu hubungan antara anak dengan Bapanya, bukan sebuah penundukan antara seorang hamba/budak kepada rajanya. Hebat sekali, bukan? Bahwa kita boleh menyebut Raja diatas segala raja itu sebagai Bapa kita.


* Yohanes 1:12
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;



Maka melayani Bapa secara mendalam bisa disebut dengan bekerja sama dengan Bapa. Karena Allah Bapa kita itu suka melibatkan anak-anakNya dalam pekerjaanNya. Maka kita adalah sebagai rekan sekerja Allah.

Saya kira hanya 3kali Tuhan bekerja sendirian di Alkitab, tanpa kerja-sama dari manusia :

1. Ketika Tuhan menciptakan alam semesta
2. Ketika ada hujan api dan belerang di Sodom dan Gomorah
3. Ketika Yesus bangkit dari kematian

Sedangkan yang lain-lainnya Allah senang sekali melibatkan manusia dalam pekerjaanNya, Contoh-contoh dibawah ini adalah keterlibatan manusia dalam suatu pekerjaan Allah, untuk mendapatkan mujizat, kemenangan dan kesembuhan selalu ada campur-tangan manusia :

1. Daud mempunyai 5 butir batu, hasilnya : kemenangan atas Goliat dan pasukannya
2. Nabi Nuh dan kayu, hasil : Penyelamatan makhluk dari bahaya air bah.
3. Nabi Musa dan pembantu-pembantunya, hasil : Pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir.
4. Lukas 8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.
5. Markus 2:4-5 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
6. Matius 9:6-7 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun lalu pulang.
7. Selanjutnya untuk membuat semua bangsa menjadi murid-muridNya pun, Allah meminta kita untuk bekerja sama denganNya (Matius 28:18-20)


Tuhan Yesus dalam memberikan mengajaran selalu memberikan contoh “nyata”. Yesus menunjukkan hubungannya yang erat dengan BapaNya : Baca Yohanes 17:1-26 doa Yesus untuk murid-muridNya.


MARILAH KITA BANDINGKAN PERBEDAAN RAJA DENGAN BAPA

1. Raja mengambil, Bapa menyediakan
2. Raja memerintah, Bapa mengutus
3. Raja mencari pelayan, Bapa mencari kesempatan untuk melayani
4. Raja ingin mengendalikan, Bapa ingin memerdekakan
5. Raja menuntut penundukan, Bapa mengilhamkan penundukan
6. Raja menghasilkan pekerja, Bapa menghasilkan putra
7. Raja mempertahankan hak pribadi, Bapa mempertahankan hak orang lain
8. Raja mudah terancam, Bapa memberikan rasa aman


Pelayan raja tidak akan pernah menjadi pewaris, tetapi anak dari seorang Bapa akan menjadi pewaris. Bapa dan anak mempunyai hubungan roh yang menyatu, tetapi raja dengan hambanya tidak akan bersatu secara roh.



6. PELAYANAN YANG MEMPERMULIAKAN TUHAN


Kalau ada istilah “Pelayanan yang mempermuliakan Tuhan” tentu pernah ada dan mungkin sedang terjadi bahwa ada “pelayanan untuk kemuliaan diri sendiri atau kelompok”. Tuhan Yesus selalu memberikan contoh yang dapat diikuti oleh murid-muridNya, bahwa Yesus telah “mengosongkan dirinya” (kenosis) menjadi manusia sederhana untuk mencapai tujuan penyelamatan manusia dari dosa.


* Filipi 2:5-8
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.



Namun banyak sekali kita jumpai bahwa ada orang-orang atau kelompok yang mengklaim bahwa mereka adalah Pelayan Tuhan, tetapi perilakunya tidak menggambarkan bahwa mereka adalah seorang “hamba” yang melayani pekerjaan untuk kemuliaan Tuhan, bahkan lebih sering bagi kemuliaan diri sendiri. Ada hamba Tuhan menuntut pelayanan akomodasi first class, ada yang bersikap seperti “artis”, minta diperhatikan dan dihormati, memasang tarif, dan sebagainya.

Bersaksi dusta di mimbar untuk mendapat kekaguman pendengar, dan perilaku hipokrit adalah sikap yang tidak mempermuliakan Tuhan, melainkan untuk mencapai hormat diri sendiri. Seorang pembawa Firman dituntut benar ketika berbicara dihadapan jemaat, seorang pelayan Tuhan dituntut benar dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari.


4 ciri utama dari pelayanan yang tidak memuliakan Tuhan adalah :

1. Mendewakan manusia,
2. Menyangkal keberadaan dosa,
3. Meremehkan dosa,
4. Mendeskreditkan Firman Allah


Pelayanan yang memuliakan Tuhan tidak harus ditandai dengan terjadinya “Mujizat”, sebab “keselamatan/ berita Injil” itu lebih penting dari-pada suatu mujizat. Mujizat tidak menyelamatkan, bahasa Roh tidak menyelamatkan, kesaksian heboh tidak menyelamatkan, pengkotbah besar tidak menyelamatkan, tetapi iman percaya kepada Yesus itulah yang menyelamatkan.

Pelayanan yang memuliakan Tuhan adalah pelayanan yang menempatkan Kristus sebagai figur utama dan memperhatikan umat-umat Allah yang dilayani.



7. PELAYANAN YANG MENYENTUH


Manusia butuh sentuhan, seorang yang jarang mendapatkan sentuhan, ada sesuatu yang hilang dalam bagian hidupnya. Seorang bayi tidak hanya memerlukan susu, tetapi juga memerlukan gendongan, sentuhan dan pelukan kasih-sayang. Sepasang kekasih sangat menikmati sentuhan tangan ketika bergandengan, seorang anak merasa aman ketika berjalan sambil menggandeng tangan orang-orang terdekatnya. Perjumpaan antara 2 orang sahabat yang lama berpisah kedua-nya akan secara spontan berpelukan saat bertemu.

Sentuhan di punggung menandakan sebuah dukungan, sentuhan di pundak mengungkapkan tanda setuju, sentuhan di tangan mengungkapkan rasa kasih. Sentuhan tangan di kepala dapat berarti sebuah berkat. Pelukan adalah gambaran sebuah lambang intimacy yang disebabkan oleh perasaan kasih-sayang. Sentuhan saat berjabat tangan dapat berarti banyak hal; keakraban, kesepakatan, dan sebagai alat interaksi antar sesama yang sederhana dan effektif.

Yesus Kristus menjadikan hubungan antara Allah dan manusia menjadi sebuah sentuhan yang akrab. Pribadi Allah yang Maha Tinggi itu menjadi sosok yang sangat dekat dengan umatNya. Karakter Yesus adalah pribadi yang suka “menyapa”.


* Markus 10:13-16
10:13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
10:16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.



Maka sebagai umat Tuhan kita janganlah bersikap seperti murid-murid Tuhan didalam ayat diatas, bahwa mereka justru menjadi penghalang bagi anak-anak kecil itu datang kepada Yesus. Yesus suka sekali menyapa, menyentuh dan memberkati kepada anak-anak kecil sekalipun. Kita juga telah mempelajari bagaimana Yesus dengan mudahnya menyapa seorang yang berdosa yang bernama “Zakheus”.

“To teach is to touch” adalah gaya pelayanan Yesus. Ketika Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus, Yesus memegang tangannya dan dia menjadi sembuh (Matius 8:14-17). Yesus mencelikkan mata orang buta (Markus 8:23), Yesus menyentuh orang yang sakit kusta (Matius 8:1-4; hal yang sangat tidak lazim dilakukan kala itu), dan masih banyak lagi. Seorang wanita yang sakit pendarahan mendapat kesembuhan ketika menyentuh jubah Yesus dengan iman.

Saya memperhatikan banyak hamba-hamba Tuhan yang kurang suka menyapa sekelilingnya, bahkan pada saat pelayanan sekalipun. Kalau berjalan pandangannya lurus agak keatas/ menghidari sikap menyapa kepada jemaat; Menyapa adalah juga bagian dari pelayanan. Bagaimana kita bisa menyentuh kalau tidak pernah menyapa?. Pelayanan yang menyentuh adalah pelayanan yang menempatkan orang-orang yang dilayani menjadi perhatian utama. Kita memahami kebutuhannya, menolong dan mengajar mereka untuk menjadi umat-umat pengikut Kristus yang baik.

Janganlah melakukan Amanat-Agung terlebih dahulu, jika kita belum bisa mempraktekkan “Pelayanan yang Menyentuh” di lingkungan kita sekarang ini. Apakah kita ini sudah memiliki hubungan yang baik dengan saudara seiman? Apakah kita sudah selalu menyapa dengan ramah orang-orang yang duduk di sebelah kusi kita ketika beribadah di gereja? Sudahkah anda mengetahui namanya? Jangan harap anda bisa berhasil menyentuh orang yang belum mendengar Injil, apabila terhadap saudara seiman yang dekat saja belum kita pernah kita “sentuh”. Menyapa dengan “Hai, apa kabar?” itu merupakan sentuhan yang paling sederhana. Ketika kasih itu menyapa maka akan berlanjut kepada “sentuhan”.

“To touch” tidak selalu berarti sentuhan fisik, banyak pengajaran Yesus yang sangat menyentuh. Mungkin anda sependapat dengan saya, bahwa perkataan Yesus yang paling menyentuh dan merupakan ayat favorit saya adalah :


* Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."



Maka sebagai pelayan Tuhan, yang juga sebagai pengajar-pengajar Firman, maka kita ikuti teladan Yesus ini “to teach is to touch” . Menjadi sama seperti Yesus mungkin adalah hal yang sulit dilaksanakan. Tetapi jika sekedar “meniru” gaya Yesus yang satu ini, adalah hal yang mudah dilakukan bagi semua pelayan-pelayan Tuhan.




Blessings in Christ,
Bagus Pramono
http://www.sarapanpagi.org/pelayan-tuhan-vt464.html

Komentar

Postingan Populer