Waspada



Waspada
Ev. Iin Tjipto Wenas



10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama p  dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. q  10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja r  sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. 10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, s  karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu 1  pada saat itu juga. Matius 10 : 17 – 19

Matius 10 : 17 Berkata Waspadalah. Kata Waspada berarti berjaga-jaga, bersiap-siap, harus benar-benar teliti. Matius 10 : 19 dikatakan jangan kuatir artinya santai saja, nggelinding wae. Ini sesuatu yang berbeda.

Seringkali kita waspada melampaui batas sampai akhirnya semua orang dicurigai. “Kok dia ngomong seperti itu ? Jangan-jangan mau menjatuhkan dan menyingkirkan saya.” Itu bukan waspada. Kadang-kadang orang bisa sampai takut menghadapi hidup, menghadapi perekonomian, menghadapi keluarga.

Ada seorang ayah kalau anaknya naik ojek atau kendaraan umum sangat ketakutan, takut anaknya mengalami kecelakaan, diculik dan lain-lain.

Ada anaknya nonton power rangers sudah marah, tidak boleh nonton, nanti kemasukan roh pemberontakan ! Ini bukan waspada. Ini semua namanya ketakutan. Saudara ada dua sisi yang harus saudara mainkan, ini tidak mudah. Saya berharap saudara mempunyai roh pengertian, dan ini salah satu yang perlu saudara minta dari Tuhan.

Jagalah f  hatimu 1  dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. g Amsal 4 : 23. Hatimu harus dijaga dengan segala kewaspadaan. Jangan sampai hati kita marah, licik, pahit, beku, dingin, menjadi suam. Hati kita perlu dijaga setiap harinya.

Ada orang yang tidak dilibatkan dalam kegiatan pelayanan lalu menjadi marah. “Saya tidak dipakai ya, kalau begitu saya keluar saja.” Bukannya mengatakan : “Apa yang bisa saya bantu ?” Akan saya tutupi sesuatu yang kurang. Tapi sudah marah duluan. Saudara jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan.

Kenapa suami istri bercerai ? Menurut statistik, 80 persen pernikahan itu hancur bukan karena perzinahan, bukan karena persoalan yang besar yang tiba-tiba menimpa mereka. Tetapi delapan puluh persen itu karena suami ingin merubah istri, istri juga ingin merubah suami. Penuntutan itu adalah sesuatu yang paling menghancurkan. Seringkali kita tidak dapat cukup menerima satu dengan yang lainnya, saling menuntut. Kita pun mempunyai tuntutan-tuntutan kepada suami atau istri kita. Anak-anak juga kita tuntut untuk berubah, semuanya itu berawal dari hati. Hati yang tidak pernah puas, hati yang egois. Maunya seperti kita, bukan cinta. Orang berkata : “Karena saya mencintai anak saya, saya paksa begini.” Itu bukan cinta, itu adalah egois dan itu yang menghancurkan. Setiap kita itu begitu unik, setiap kita harus saling melengkapi.

Tetapi bagaimana dengan hati ? Terkadang kita bisa merasa diri kita sudah baik, sehingga kita tidak mau berubah. Kita tidak mau belajar lagi. Kita sudah berkorban, kita sudah lakukan ini dan kita pikir kita sudah lari didalam Tuhan, terhadap hal-hal yang seperti itu, kita harus waspada.

Waspada terhadap semua orang bukan berarti kita mencurigai semua orang, tetapi artinya begini : jangan sampai sampah dari orang lain yang negatif masuk mengotori kita. Ini saudara perlu waspadai.

Keadaan kita bisa merubah seseorang tetapi pilihan ada ditangan kita. Saya melihat ribuan wanita yang diperkosa, dampaknya sebagian dari wanita itu malah hancur, membenci laki-laki, menjadi pahit dan marah dengan semua orang. Disisi lain saya juga melihat ratusan dari mereka yang justru berdiri dan lebih mengasihi Tuhan bahkan membawa dampak buat sesamanya.

Salah satunya Oprah Winfrey. Di Masa kecilnya Oprah mengalami berbagai macam pelecehan seksual. Pengalaman itu membuat dia tidak marah dan menjadi keras, ia justru menyuarakan suara-suara orang yang berada di bawah, memberkati banyak orang dan membuat dia punya penerimaan lebih besar.

Yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana saudara mewaspadai sikap dan reaksimu sendiri saat saudara diperlakukan tidak adil, semua tergantung dari respon saudara.

Banyak orang yang mengalami kebangkrutan ekonomi, sebagian ada yang stress, ada yang gila bahkan sampai bunuh diri. Tetapi sebagian lagi, mereka bisa membuat kebangkrutan menjadi pelajaran terbaik. Mereka melatih diri mereka menjadi orang yang kuat, mereka belajar dari kesalahan dan mereka berhasil lebih sukses lagi. Pilihan ada ditangan saudara. Waspadai reaksi hati kita, waspadai sikap hati kita, waspadai apa yang dilemparkan orang kepadamu. Jangan sampai itu mengotori hatimu. Kita harus menyaring kembali. Itu artinya waspada. Bukan membenci, bukan mencurigai. Memang bedanya tipis sekali.

Resume Writer : Joshua Ivan

Sumber :
Hidup Dalam Keseimbangan
Ev Iin Tjipto 

Komentar

Postingan Populer