Kamboja Jepang

Kamboja Jepang
(Adenium Obesum)
Joshua Ivan Sudrajat S, SP
 

 

1.  Botani
a.       Habitus
Adenium Obesum yang lebih dikenal sebagai desert rose atau karoo rose, banyak ditemukan ditimur Afrika dan selatan Arabia. Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini tumbuh lebih baik pada kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Tanaman ini dinamakan Adenium karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden, ibukota Yaman. (Dendi, 2012)
Adenium Obesum berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi. Namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil. Panjang akar Adenium Obesum juga dapat membesar  menyerupai umbi. Akar yang membersar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar. Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. (Dendi, 2012)
jenis ini banyak berkembang di Indonesia. Di habitat aslinya, adenium ini tumbuh menyemak. Ukurannya mencapai 10 -12 meter. Bentuk batang menebal dan semakin ke atas mengecil.Ukuran seperti ini tak mudah diperoleh di Indonesia, Di Indonesia ukurannya lebih pendek yaitu hanya 1 - 2 m. (saswin,2012)
b.      Klasifikasi
Berdasarkan sistem klasifikasi mahluk hidup, Adenium obesum diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super divisi     : spermatophyte
Divisi              : Magnoliophyta
Kelas               : dikotil
Sub kelas         : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Family             : Apocynacea
Genus              : Adenium
Spesies            : Adenium obesum
(Hasanuddin,2013)
c.       Organ vegetatif
1)      Akar
Akar kamboja jepang mampu membesar seperti umbi. Bagian ini
menyimpan air, yaitu akar bagian atas atau pangkal batang. Akar yang membesar itu diselimuti rambut-rambut akar (akar-akar kecil) yang sangat banyak terutama di bagian bawah, samping, maupun atas, menyatu dengan akar yang membesar. (Soenanto, 2005)
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan di atas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. (wikipedia,2015)
2)      Batang
Tanaman kamboja jepang berbatang lunak, tidak berkayu. Bagian dalam batang atau daging batang berwarna putih dan basah. Kulit batang berwarna hijau keputih-putihan, halus, setiap 2-3 cm terdapat mata tunas, dan bergetah. (Soenanto, 2005).
Batang ini disebut juga dengan istilah sukulen. Ia bisa membesar dan menggantikan peran akar sebagai tempat cadangan air dan makanan.(wikipedia,2015)
3)      Daun
Daunnya mengelompok pada ujung-ujung ranting; berupa helaian daun, bertangkai 0,5-1 cm, berwarna hijau, memanjang berbentuk lanset, ujungnya berbentuk bulat telur sampai bentuk spatel atau solet, panjangnya 9-13 cm, lebar 2-3 cm. (Suryowinoto, 1997)
Warna daun hijau terang. Tulang daun mempunyai garis tegas maupun tipis. (saswin,2012).
d.      Organ Generatif
1)      Bunga
Bunganya berupa malai, menggerombol pada ujung rantai dan berbentuk terompet. Mahkota bunga berbentuk corong, diameter 1-,5 cm, sisi dalamberambut, sisi luar berwarna merah, tajuk bunga menutup ke kiri, panjangnya 1,5-2 cm, sisi dalam berwarna merah, bentuk tumpul, lebar 1-1,5 cm. Benang sari berjumlah 5 dan berambut halus. (Suryowinoto, 1997)
Pada musim dingin jenis spesies ini mengalami dormansi (istrahat tumbuh) dan kembali tumbuh pada musim semi atau musim panas, yang ditandai dengan munculnya bunga. (saswin,2012)
2)      Buah
Buah kamboja jepang tumbuh secara berpasangan (dua buah), terletak di Ujung tunas. Buah berbentuk pipih panjang, berwarna hijau waktu masih muda dan kemudian berangsur-angsur berubah warna menjadi cokelat. Buah yang sudahdewasa bisa mencapai panjang 15-30 cm. (Soenanto, 2005)
3)      Biji
Biji kamboja jepang berada di dalam buah. Satu buah tanaman ini dapat berisi antara 20-40 biji, tergantung dari besar kecilnya. Biji berukuran kecil mirip biji pada (gabah) dan berwarna cokelat muda. Jika dikupas, akan tampak isinya yang berwarna putih seperti nasi. Biji yang masih berkulit diselimuti bulu-bulu halus. (Soenanto, 2005)
Biji adenium dapat diperoleh dari penyerbukan bunga secara alami ataupun dengan bantuan manusia. Tentunya hibrida yang bagus adalah hasil penyerbukan disengaja oleh penangkar yang kemudian dipilih varietas yang unggul. Biji dari hasil penyerbukan alami tidak bisa dikontrol keturunannya sehingga sulit mendapat jenis pembungaan yang bagus. Biji ini biasa digunakan sebagai batang bawah karena murah dan sifat bonggol-nya yang bagus masih bisa didapat. (adidot, 2012)
Biji adenium dibekali dengan bulu, berkulit tipis dan berongga, sehingga mudah melayang terbawa angin. Saat biji masak, maka polong (seed pod) akan pecah dan menghamburkan biji-biji adenium yang berada di dalamnya. Sepasang polong ini biasanya menghasilkan 100-150 biji dengan waktu pemasakan sekitar 80 hari. Jumlah isi per polong sangat tergantung pada kondisi indukan misalnya: besar pohon induk, nutrisi, jumlah polong yang harus ditanggung, dan lain-lain. (adidot, 2012)
Biji adenium seperti hal-nya biji-bijian lain akan tetap berada pada fase dorman sampai dia menemukan tempat yang cocok bagi pertumbuhannya. Biji adenium yang dorman akan bereaksi terhadap air. Meresapnya air ke bawah kulit biji adenium akan menyebabkan embrio menghasilkan suatu hormon. Penyerapan air juga akan membuat jaringan dalam biji menjadi terhidrasi membentuk enzim. Terbentuknya enzim ini akan memecah dormansi yang terjadi pada biji adenium. (adidot, 2012)
Biji adenium gampang sekali berkecambah. Namun seringkali ada biji yang tidak mau berkecambah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat kesuburan (fertilitas) benih, kualitas benih pada penanganan pasca panen, dan karena cara penyemaian yang kurang tepat. (adidot, 2012)
Kulit tipis yang dimiliki oleh biji adenium menyebabkan minimnya fungsi perlindungan terhadap embrio di dalamnya oleh gangguan berupa fisik, biologis, ataupun kimiawi. Tanpa pengolahan yang benar, maka daya tumbuh biji menjadi sangat berkurang seiring bertambahnya umur. Jika penanganan seadanya, maka dalam lima bulan, tingkat pertumbuhan menjadi kecambah hanya tinggal 10% saja (adidot,2012).
2.    Syarat Tumbuh
a.         Ketinggian dari Permukaan Laut
Berkat kemampuan adaptasinya yang baik, kamboja jepang dapat tumbuh di segala tempat. Tanaman ini bisa tumbuh baik di dataran rendah yang suhunya hangat hingga di dataran tinggi yang suhunya dingin, bahkan sampai ketinggian 1000 meter dpl. Namun, tanaman ini bisa tumbuh baik jika di pelihara di daerah tropis dengan ketinggian tempat di bawah 50 meter diatas permukaan laut. (Chuhairy, 2006)
b.        Suhu
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 derajat celcius). Namun, semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di bawah 10 derajat celcius) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh. (adidot,2012)
Pada dasarnya, tanaman ini dapat hidup pada suhu antara 15-45 derajat  celcius. Suhu dibawah 15 derajat celcius tampak kurang baik bagi pertumbuhan adenium. Meskipun tahan hidup pada suhu relatif panas, pada suhu diatas 45 derajat celcius daun-daun akan kering dan rontok. (Soenanto, 2005)
Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21-27 derajat pada pagi dan siang hari dan 15 derajat pada malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi. (Hartman, 1983 dalam Elisabeth, 2004)
c.         Kelembaban
Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering. (Ihsan,2011)
d.        Curah Hujan
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk. (Ihsan,2011)
e.         Jenis Tanah
Umumnya, semua jenis Adenium merupakan tanaman yang tumbuh baik pada tanah berhumus. (Fadly,2010)
f.         pH
adenium membutuhkan Ph yang sedikit netral atausedikit basa. Tingkat keasaman atau pH yang sesuai adalah 6,5-7,5. Hindari penggunaan media yang asam atau dibawah pH 5. Media yang terlalu asam dapat menyebabkan akar dan bonggol mudah membusuk. Pengukuram keasaman dapat menggunakan Ph meterkhusus tanah. (Chuhairy, 2006)
3.    Perbanyakan Tanaman
a.         Perbanyakan secara Generatif 
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cara menyilangkan dua jenis varitas yang berbeda untuk menghasilkan suatu varitasi baru dengan kombinasi sifat dan karakter dari induknya (hibrid). Secara literatur umumnya perbanyakan Generatif pada adenium akan menghasilkan keragaman (variasi) dari bibit yang dihasilkan, tidak 100 % sama dengan induknya. Apabila tanaman hybrid seperti adenium ini disilangkan, maka kemungkinan 50 % sama dengan dua bibit induk dan 50 % merupakan kombinasi ancara dua bibit. Dapat disimpulkan, jika kita mempunyai tujuan untuk mendapatkan tanaman varitas beragam tentunya perbanyakan secara generatif yang dipilih tentunya dengan menyilangkan bibit terbaik sehingga akan menghasilkan varitas baik juga. (Muthmainnah, 2013)
b.        Perbanyakan secara Vegetatif 
Ø Stek
Cara ini sering digunakan karena kemudahannya. Namun tingkat keberhasilan tumbuhnya kecil karena mudahnya terjadi pembusukan. Dengan cara ini sulit didapat bonggol yang bagus, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai besar bonggol adenium yang berasal dari biji. Dahulu cara ini yang biasa dilakukan untuk memperbanyak kamboja jepang (adenium varietas “ Singapore ”) yang notabene mandul. Cara ini masih dilakukan untuk varietas-varietas yang murah. Namun untuk jenis hibrida sepertinya cara ini hanya dilakukan saat terpaksa saja, yaitu dimana tidak ada batang bawah yang bagus padahal ada batang atas yang terlanjur dipotong. Cara-nya sederhana saja, potongan batang yang akan di-stek dipangkas daunnya. Setelah itu oleskan zat perangsang akar pada bekas potongan. Setelah satu malam diangin-anginkan baru ditancapkan pada media tanam. Biarkan media sedikit lembab, tidak basah, tidak pula kering. Setelah beberapa lama akar akan muncul diikuti dengan tumbuhnya tunas. (Muthmainnah, 2013)
Ø Cangkok
Dengan mencangkok, akar akan tumbuh lebih dulu baru ditanam, sehingga tanaman dapat langsung menyerap unsur hara dari tanah. Namun diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan pencangkokan, sehingga cara ini jarang dipakai. Pertamakali harus dipilih batang yang sudah cukup tua, ditandai dengan batang yang berwarna coklat, bukan hijau. Dipilih batang yang tua karena batang yang muda sangat rentan patah dan sukar untuk dikupas kulitnya secara benar. Hal ini terjadi karena batangnya yang masih lunak dan sulit dicari letak kambiumnya sehingga pengupasan kulit bisa tanpa sengaja terlalu dalam.  Cara mencangkok seperti mencangkok tanaman berkambium pada umumnya. Kulit dikupas melingkar batang sampai terlihat kambiumnya, kambium tersebut lalu dihilangkan dengan cara dikerok sampai kambiumnya tidak bersisa. Kemudian bekas kupasan itu ditutup dengan media tanam. Media tersebut harus selalu lembab untuk memastikan akar akan tumbuh. Setelah 2 bulan maka akan tumbuh akar yang cukup sehingga cangkokan siap dipindah menjadi tanaman tersendiri. (Muthmainnah, 2013)
Ø Sambung (grafting)
Menyambung adalah cara yang paling sering digunakan untuk memperbanyak adenium hibrida. Cara ini juga berfungsi mempercepat pertumbuhan batang atas apabila masih kecil. Batang bawah dipilih yang bonggolnya bagus. Batang bawah haruslah sedang aktif tumbuh, sedangkan batang atas boleh sedang tumbuh ataupun dorman. Langkah-langkahnyasebagai berikut:
·      potong batang bawah berbentuk V.
·      potong batang atas berbentuk V, kebalikan dari batang bawah.
·      masukkan batang atas ke batang bawah di potongan yang telah dibuat.
·      cocokkan kambium di batang atas dan si batang bawah di salah satu sisi. Sebenarnya pencocokan di kedua sisi lebih baik, tapi besar batang atas dan batang bawah harus sama.
·      sambungan ditali dengan tali plastik seerat mungkin.
·      lindungi sambungan tersebut dari air dengan cara menutupinya dengan plastik transparan.
·      setelah sambungan menyatu dengan baik (sekitar 1 bulan) lepaskan ikatannya. (Muthmainnah, 2013)
4.    Pemeliharaan
a.         Media Tanam
Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media yang tepat merupakan kebijakan dari masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan adalah yang cukup mengikat air. Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram (dilarutkan dalam air siraman) atau dengan mencampur ke media atau diletakkan di atas media, atau kombinasi dari cara-cara tersebut. Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), cocochunk (cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, sekam, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain. Beberapa bahan di atas dicampur dengan perbandingan menjadi media yang disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air dan pemupukan menurut kebutuhan masing-masing grower. Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan genteng, ataupun styrofoam. Ada pula grower yang tak menambahkan dasaran di bagian bawah pot melainkan menggunakan kain jala untuk mencegah media keluar dari lubang drainase. (Ihsan,2011)
b.        Pot / Wadah Tanam
Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik juga baik karena ringan dan tidak mudah pecah. Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari pot. Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak. Saat akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot yang lebih besar. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di sela-sela-nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu. (Ihsan,2011)
c.         Pengairan / Penyiraman
Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh dari adenium tersebut. Jangan biarkan media sampai kering saat adenium sedang tumbuh (terlihat ada bakal daun yang siap tumbuh membesar) karena akan menghambat pertumbuhannya. Bahkan adenium yang sedang tumbuh dapat disiram setiap hari asalkan media dan drainasenya bagus. Lain halnya saat pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal daun baru yang ditandai dengan warna daun yang serupa (misalnya: daun berwarna hijau tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda). Pada saat ini, media harus dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pengairan ini hanya berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut. Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering, seperti kebutuhan tanaman akan air, besarnya wadah dan jenis media yang digunakan. Tanaman yang masih muda membutuhkan lebih banyak air daripada yang sudah berumur. Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena seringkali ada cacat pada akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut dapat mengakibatkan busuknya tanaman pada saat terkena air yang cukup banyak. Ketika terjadi pembusukan yang ditandai dengan daun yang menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan penyelamatan pada tanaman tersebut. Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol yang membusuk. Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media. Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot. (Ihsan,2011)
d.        Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK mutiara berwarna biru. Setelah bibit tumbuh agak besar, digunakan pupuk NPK tetapi yang kadar N rendah dan K tinggi untuk memacu perumbuhan bunga. Untuk kadar P tinggi digunakan sebagai pemupukan daun dan kadar K tinggi untuk umbi dan batang. Selain itu untuk merangsang bunga dan mencegah kerontokan digunakan pokavit. Untuk insektisida digunakan perfekthion. Dan untuk fungisida digunakan daconil. (Ihsan,2011)
e.         Pemangkasan
Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak perlu takut tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup. Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih indah. Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh satu tunas saja. Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi haruslah sabar dan jangan terlalu banyak menyirami.  Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan yang banyak. Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan. (Ihsan,2011)
5.    Pengendalian Hama dan Penyakit
a.         Hama
Adenium memiliki musuh bebuyutan yang menyerang di semua tahap pertumbuhan. Beberapa diantaranya menyerang sejak distadia larva sampai dewasa. Ia bisa menyerang seluruh bagian tanaman: akar, umbi, daun, pucuk, bunga. Akibat serangan, jelas adenium tidak tampil prima. Bahkan kalau dibiarkan, lama kelamaan akan mati.
Untuk menanggulangi serangan itu, tersedia 2 jenis insektisida:
·       Insektisida kontak,efektif jika hama langsung terkena semprotan. Ini berarti penyemprotan harus dilaksanakan bersamaan dengan kehadiran pathogen itu agar bisa mengenainya. Ini kerap kali menjadi masalah karena saat penyemprotan hama itu berada di tempat lain. Setelah pengaruh penyemprotan hilang, ia akan dating kembali. Untuk mengatasi hama lincah; itu bisa disemprotkan insektisida sistemik.
·       Insektisida sistemik adalah pestisida yang bahannya langsung masuk ke jaringan tanaman. Hama yang menggigit bagian tanaman atau menyerap cairan akan teracuni. Insektisida ini juga digunakan untuk mengatasi hama yang terlindung. Misalnya hama yang masuk ke dalam jaringan tanaman, atau sela-sela umbi, missal ulat penggorok batang. Selain itu, ia juga digunakan untuk memberantas hama yang mempunyai pelindung, missal lapisan lilin, bulu-bulu halus, atau kerapas. Residu insektisida itu masih tetap di sana selama beberapa hari dan akan segera terurai dalam beberapa hari berikutnya. Jika dalam selang waktu itu ada hama yanag menggigit, mengisap atau menggorok salah satu bagian tanaman, ia akan matio keracunan atau karena lambungnya rusak oleh pestisida. (Ridho, 2013)
Ø  Ulat Lepidoptera
Karakter hama
·      menyukai daun muda
·      Larva berukuran panjang 9 mm, cepat bereaksi/bergerak bila disentuh
·      Telur yang belum menetas diletakan di bagian bawah daun. Telur dan pupa sulit diberantas karena dibungkus oleh khitin.
·      Memakan helai daun mulai dari ujung, jika tidak segera dikendalikan maka tanaman akan merana. (Ridho, 2013)
Gejala
·      Daun mudah robek dari pinggir Pengendalian
·      Jika serangan masih sedikit 2-5 ulat, ambil dan segera musnahkan. Gunakan larvisida yang bisa mematikan ulat, misalCuracron dan Dimekro. Ovisida bisa membunuh telur
·      Apabila serangan mengganas, semprotkan insektisida kontak berbahan aktif traizofos, deltametrin, ecabakmetin seperti hostathion 200 ec, decis 2,5, dan agrimec 18 EC. (Ridho, 2013)
Ø   Kepik (stink bugs)
Karakter hama
·      Nimfa dan imagonya merusak polong dan biji dengan cara menusuk kulit polong dan biji, kemudian mengisap cairan di dalam
·      Kerusakan yang ditumbulkan tergantung frekuensi tusukan dan umur biji atau polong yang terserang
·      Biasanya diikuti oleh serangan jamur yang masuk ketika serangga mengisap cairan biji. (Ridho, 2013)
Gejala
·      Serangan pada polong muda menyebabkan biji kempis, dan gugur
·      Serangan pada fase pengisian polong menyebabkan biji menghitam dan busuk
·      Pada polong tua ditandai dengan bintik-bintik hitam pada biji atau kulit biji menjadi keriput. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·      Jika jumlahnya masih sedikit, cukup ditangkap dan langsung dimusnahkan
·      Pengendalian kimiawi dengan menggunakan insektisida berbahan aktif endusulfan, deltamerin seperti insektisida thoidan 20 wp dan decis 2,5. (Ridho, 2013)
Ø   Tungau (Spider mites, tetranychus cinnacinaborinus)
Karakter hama
·      Tungau berukuran kecil berwarna merah atau kuning muda
·      Musuh terbesar tanaman adenium
·      Membuat sarang seperti jarring laba-laba di bagian bawah dan ketiak daun. Terutama adenium yang memiliki jenis daun yang berbulu
·      Cepat berkembang pada tanaman yang diletakan di temapt teduh, lembap, dan kurang sirkulasi udaraTungau berukuran kecil berwarna merah atau kuning muda.
·      Membuat sarang seperti jarring laba-laba di bagian bawah dan ketiak daun. Terutama adenium yang memiliki jenis daun yang berbulu
·      Cepat berkembang pada tanaman yang diletakan di temapt teduh, lembap, dan kurang sirkulasi udara. (Ridho, 2013)
Gejala
·      Muncul titik nopda berwarna merah kecoklatan di permukaan daun. Daun pucat dan layu, mengerut, lama- kelamaan rontok satu persatu
·      Kuncup bunga rontok
·      Lebih banyak menyerang saat pergantian musim. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·      Pengendalian mekanis: letakan adenium di tempat yang terkena sinar matahari penuh. Jika sudah terlanjur terkena, cepat isolasi dan jauhkan dari tanaman sehat
·      Pengendalian kimiawi: gunakan akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, atau tetradifon seperti omite 570EC, kalthane 200 EC, dan tedion 75 EC. Setelah disemprot tanaman akan menggugurkan daunnya. Daun yang baru akan segera tumbuh menggantikan. (Ridho, 2013)
Ø  Thirps(thrips palmii)
Karakter
·      Berukuran kecil, seperti kutu berwarna hitam dan lincah bergerak
·      Hama akan mengisap cairan tanaman
·      Larva bersarang pada kuncup bunga dan daun
·      Pupa berkembang pada tanah lembab dan berlumut
·      Termasuk vector penyebaran virus. (Ridho, 2013)
Gejala
·      Kuncup bunga membengkok lalu gugur.
·      Jika sampai mekar bentuk bunga menjadi tidak normal
·      Gugur daun. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·      Jika mendapati kuncup bunga yang tumbuh tidak normal segera petik dam musnakan(dibakar atau dikubur). Di dalam kuncup bunga sering terdapat larva thrips yang bisa berkembang jika tidak segera dimusnakan
·      Pengendalian kimiawi: dengan menggunakan inteksida berbahan aktif abamektin, methiokarb,imidaklorpid, diafentiuron seperti agrimex, mexurol, confidor, dan Pegasus. Dosis yang digunakan cukup 1 ml/liter air untuk insektisida berbentuk cair dan 1 gr/liter air untuk inektisida berbentuk serbuk. (Ridho, 2013)
Ø  Fungus Gnats
Karakter hama
·       Lalat kecil dipetra 2 sayap
·       Larva berukuran kecil, berwarna bening dan berkepala hitam.saat dewasa seperti nyamuk berwarna hitam.
·       Banyak menyerang kuncup bunga
·       Hama berkembang biak di tempat lembab(di bawah pot tanaman) atau di media tanam. (Ridho, 2013)
Gejala
·       Muncul Bercak coklat dikuncup bunga. Bunga gagal mekar dan mongering. Jika serangganya ringan bunga tetaop bisa mekar, tetapi bentuknya menjadi abnormal. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·       Hampir mirip dengan thrips, jika menjumpai kuncup bunga membengkok atau tidak normakl segera musnakan(dikubur atau dibakar)
·       Pengendalian kimia: dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dianizon seperti tiagard 75 WP. Dosis pemakaian 1 ml/liter air. Selain pada tanaman, penyemprotan juga dilakukan dipermukaan media tanam, di bawah pot atau rak tanaman, atau tempat lembap di sekitar tanaman. (Ridho, 2013)
Ø  Kutu putih(Mealy bug)
Karakter hama
·       Hama mudah terlihat , berbentuk seperti kutu putih dengan serbuk tepung ditubuhnya
·       Tubuh dilapisi lilin yang tampak seperti kapas
·       Muncul dan berkembang pesat saat kondisi lingkunag dan tanaman lembap, dipergnatian musim
·       Mengeluarkan cairan mansi seperti madu yang mengundang kehadiran embun jelaga, Permukaan daun seperti tertutup jelaga hitam. Embun jelaga ini menghlangi proses fotosintesis daun. (Ridho, 2013)
Gejala
·       Hama menyerang pucuk tanaman, ketiak daun, bunga, dan batang tanaman
·       Pertumbuhan tanaman terhambat
·       Terdapat bintik-bintik hitam disekitar permukaan daun. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·       Hama ini menyukai tempat yang lembap, karena itu jika ditemui gejala segera renggakan jarak antaratanaman agar sinar matahari bisa masuk.
·       Secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif diafentiuron, dan klopirifos seperti Pegasus dan Dursban. (Ridho, 2013)
  1. Penyakit
Pada musim hujan penyakit adalah musuh utama adenium. Mengapa? saat itu lingkungan amat lembab, kondisi yang disukai penyakit untuk berkembang biak.Contohnya phomopsis. Penyakit yang disebabkan oleh jamur itu,mampu membuat tanaman jadi gundul. Ada 3 golongan besar penyakit. Yakni yang menyebabkan layu, busuk, dan bercak. Biang keroknya adalah cendawan, bakteri dan virus. (Ridho, 2013)
Berikut penyakit yang menyerang Andenium:
Ø  Phomopsis
Karakter
·       Disebabakan oleh organisme jamur.
·       Menyerang permukaan daun yang cekung Gejala
·       Muncul bintik-bintik coklat di permukaan daun. Semakin lama bintik semakin melebar dann daun menguning, dan akhirnya rontok. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·       Musnahkan segera daun yang sudah terkena gejala
Hindari penyiraman langsung pada tanaman. Jika ingin menyiram langsung pada daun, lakukan pada pagi hari saat sinar matahari penuh sehingga permukaan daun segera mongering.
·       Jaga kebersihan lingkungan terutama pada musim hujan. Segera singkirkan daun dan bunga yang sudah rontok, jangan biarkan menumpuk dan melapuk disekitar tanaman.
·       Pengendalian kimiawi gunakan:fungsida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil, dann kaptan seperti Manzate danconil, dan ortohicide dosis 1gr/liter air. (Ridho, 2013)
Ø  Busuk Pangkal batang (caudex rot)
Karakter
·       Disebabkan oleh bakteri erwina sp
·       Pada awal serangan batang akan berwarna kekuningan, lama kelamaan menjadi coklat tua dan busuk. (Ridho, 2013)
Gejala
Batang berubah warna menjadi coklat atau hitam dan mengeluarkan bau tak sedap. (Ridho, 2013)
Pengendalian
Jika bagian tanaman yang terkena masih terbatas dan bisa diatasi denagn mencabut tanaman dan memotong bagian yang terkena. Lebihkan 5-10 cm di atas area yang busuk. Watu putih mengatasi penyakit itu dengan menyemprotkan biosentri dengan dosis anjuran. Lakukan 2-3 hari masing-masing sekali. Bisa pula dikombinasi dengan fungsida untuk mencegah perkembangan jamur. Setelah itu tanaman di gantung dan diangin anginkan selama 2 minggu – 1 bulan. (Ridho, 2013)
Ø  Busuk Akar
Karakter
Disebabkan oleh nematode. (Ridho, 2013)
Gejala
Gejala hampir mirip dengan busuk pangkal batang oleh bakteri. Sepintas batang terlihat sehat, tapi jika dipegang terasa lunak. Kulit batang mengeriput karena jaringan tanaman diserang. Nematode pertama kali menyerang bagian akar, Lama kelaman daun akan menguning dan gugur. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·       Gunakan insektisida atau nematisida berbentuk butiran seperti furudan 3G untuk pencegahan
·       Jika akar sudah terlanjur terserang, buanglah semua kar serabut dan bagian yang membusuk. Rendam akar hingga pangkal akar selama ½ jam di larutan nematisida. Lalu angkat dan angina-anginkan dengan cara digantung. Satu hingga dua minggu kemudian, tanam di media baru. Jiak serangan di pangkal batang sudah parah, potong puncuknya untuk disambung lagi ke batang baru. (Ridho, 2013)
Ø  Rebah Bibit (Seedling damp off)
Karakter
·       Disebabkan oleh cendawan Rhizotonia sp
·       Cendawan menyerang bibit yang baru pindah tanam dari persemaian
·       Pathogen menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi
·       Patagon dapat hidup dan bertahan lama di dalam tanah. (Ridho, 2013)
Gejala
·       Serangan pada Pangkal batang Adenium yang baru berkecambah sehingga menyebakan tanaman rebah
·       Selain disebabkamn oleh cendawan, rebah bibit juga bisa terjadim akibat ketidak hati-hatian saat pemindahan bibit. Untuk mencegahnya tempatkan bibit secara tunggal dalam pot berukuran agar besar sehingga pemindahan bisa dilakukan saat bibit sudah kuat. (Ridho, 2013)
Pengendalian
Bibit sakit sebaiknya segera dibuang dan dibakar agar tidak menjadi sumber inokulum. Jika belum parah, kumpulkan semua tanaman sakit lalu semprotkan fungsida dengan frekuensi 1-2 minggu sekali. (Ridho, 2013)
Ø  Fusarium (layu pucuk)
Karakter
·       Disebabkan oleh cendawan
·       Menyerang pucuk tanaman
·       Penyebaran berlangsung sangat cepat Gejala
·       Pucuk tanaman membusuk tetapi tidak berbau jika dicium. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·       Pengendalian mekanis: karena sifat penyebarannya yang sangat cepat dianjurkan untuk memangkas bagian yang terkena. Oleskan fungisida pada luka potongan.
·       Pengendalian kimia: dengan aplikasi fungsida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil dan kaptan seperti manzate, deconil, dan orthocide. (Ridho, 2013)
Ø  Serangan Virus
Karakter
·       Serangan virus menyebabkan perubahan bentuk, warna, dan ukuran tanaman. Sekali terserang virus tanaman akan selamanya sakit. Tidak ada obat yang bisa mengendalikan virus. Pengobatan inin hanya bersifat pencegahan agar tidak menular ke tanaman lain
·       Penularan virus bisa melalui vector serangga, cendwan, benih, atau bahan pembiakan vegetatif. (Ridho, 2013)
Gejala
·       Daun menunjukan bentuk(mengeriting, kerdil dan rontok) dan warna(daun bergaris kuning serta muncul bersak-cak bulat berwarna hitam di bawah permukaan daun)
·       Jika virus sudah menjalar ke bagian bunga, maka akan tampak bercak-cak berwarna di sepal dann petal bunga, warna memudar, ukuran mengecil, dan mudah rontok. (Ridho, 2013)
Pengendalian
·       Jaga kebrsihan lingkungan, termasuk pekerja dan alat alat berkebun.
Virus bisa menyebar melalui alat bekas memangkas tanaman sakit
·       Kendalikan hewan vector, seperti kutu daun dengan inteksida
·       Semprot tanaman dengan pestisida dengan bahan aktif berbeda secara berseling-seling. Tujuannya untuk mencegah hama menjadi kebal. Penyemprotan dilakukan dengan nosel yang benar. Pakai nosel dengan daya pancar kerucut. Ini bisa dilakukan denagn memutar nosel di ujung sprayer kea rah kiri. Dengan bentuk kerucut itu, larutan pestisida menyebar dalam bentuk butiran sangat halus dan bisa masuk ke sela-sela daun tanaman sampai ke cela-cela dinding. Butiran halus itu jauh lebih efektif di bandingka butiran besar, yang ditandai dengan terlalu basanya daun. Daun tidak perlu basah kuyupm oleh pestisida. Penelitian membuktikan, 70 butiran/cm sudah sangat efektif melakukan ataupun merusak. Penyemprotan dilakukan kedaun dan bunga. (Ridho,2013)
6.  Khasiat
Berikut ini adalah beberapa manfaat Adenium Obesum :
a.         Tanaman Bonsai
Adenium sering dikembangkan menjadi bonsai yang indah. Karakternya yang unik membuat bonsai dari adenium sering masuk dalam bursa pameran bonsai. Bagi penggemar bonsai adenium juga sangat unik dan memiliki ciri khas yang tidak ditemukan pada berbagai tanaman bonsai lainnya. Adenium bisa meningkatkan aktivitas bisnis bagi pecinta bonsai. Selain itu juga bisa meningkatkan penghasilan dari penjualan bonsai adenium yang unik. (Ana, 2015)
b.        Mengobati Luka
Berbagai jenis luka seperti lecet atau terkena pisau ternyata juga bisa diobati dengan adenium. Batang adenium memiliki getah kenal dengan warna putih. Getah ini juga memiliki sifat yang kental apabila terkena kulit. Getah inilah yang bisa digunakan untuk mengobati luka lecet atau terkena pisau. Getah mengandung fuvoplumerin yang bisa mencegah infeksi pada luka. (Ana, 2015)
Untuk mengobati luka atau terkena pisau caranya :
·       harus membersihkan luka hingga benar-benar sudah bersih
·       Gunakan air yang mengalir dan tahan rasa perih pada luka
·       Setelah itu ambil batang adenium yang masih segar
·       Berikan getah putih pada bagian luka dan tutup luka agar tidak terkena air
Rasanya memang sangat perih namun luka Anda akan lebih cepat sembuh dibandingkan dengan obat lain. Tapi prosedur ini memang tidak bisa dilakukan untuk luka yang membutuhkan jahitan atau prosedur medis yang lain. (Ana, 2015)
c.    Merawat Telapak Kaki
  Telapak kaki menjadi salah satu bagian yang harus dirawat. Meskipun biasanya banyak wanita yang hanya merawat kaki atas saja. Namun ketika musim kemarau atau kaki yang terlalu sering masuk ke air maka bisa menyebabkan masalah yang buruk pada kaki. Ada kapang atau jamur khusus yang akan merusak lapisan telapak kaki dan menyebabkan bagian telapak menjadi pecah-pecah. (Ana,2015)
Untuk mengembalikan telapak kaki yang indah dan mulus maka gunakan manfaat adenium ini. Cara untuk melakukan perawatan telapak kaki dengan adenium sangat mudah untuk dilakukan, seperti berikut ini :
  • Anda harus memilih batang adenium muda
  • Pilih batang yang tidak memiliki bunga atau daun atau batang yang baru tumbuh
  • Haluskan dengan menumbuk atau menggiling batang adenium
  • Campur dengan sedikit air hingga menjadi pasta atau seperti masker
  • Getah dan air akan menjadi pasta yang sangat lembut
  • Setelah itu terapkan pada bagian telapak kaki saat menjelang tidur
  • Biarkan hingga keesokan harinya
  • Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka lakukan perawatan selama satu hingga dua minggu. (Ana, 2015)
d.        Merawat Kecantikan Kulit
Memiliki kulit tubuh yang mulus dan lembut adalah keinginan semua wanita. Untuk mendapatkan kecantikan ini biasanya banyak wanita yang melakukan perawatan di salon atau tempat perawatan kecantikan. Tapi langkah ini memang membutuhkan uang yang lebih banyak. Jika ingin menghemat biaya perawatan maka gunakan saja ramuan dari adenium. Getah dari batang adenium mengandung minyak esensial dan berbagai jenis zat yang mudah menguap seperti geraniol dan sitronellol. (Ana, 2015)
Cara perawatan dengan batang adenium bisa dilakukan di rumah sendiri yakni :
·       Pertama ambil beberapa batang adenium muda yang masih lembut
·       Kupas batang adenium dan ambil bagian kulitnya saja
·       Setelah itu haluskan kulit adenium hingga benar-benar lembut
·       Masukkan tumbukan kulit adenium ke air yang akan digunakan mandi
·       Anda bisa memakai air hangat atau air dingin
·       Berikan campuran minyak essensial agar aromanya menjadi lebih wangi
·       Perawatan ini bisa dilakukan setiap hari dan tidak menimbulkan efek samping. (Ana, 2015)
e.    Meredakan Nyeri dan Pembengkakan Kaki
Kaki bengkak yang disebabkan karena luka atau cedera memang bisa mengganggu aktivitas. Untuk mengurangi semua rasa sakit maka bisa memakai ramuan dari batang dan kulit adenium. Caranya adalah :
·       Ambil beberapa buah batang adenium yang segar lalu haluskan
·       Masukkan dalam air hangat yang sudah dicampur dengan garam atau natrium
·       Gunakan air ini untuk merendam kaki yang bengkak selama 15 hingga 20 menit Untuk mendapatkan efek yang maksimal maka rendam kaki saat menjelang tidur malam, setiap hari hingga bengkak mulai berkurang (Ana, 2015).
f.   Mengobati Sakit Gigi
Sakit gigi yang disebabkan karena lubang pada gigi memang sangat menyakitkan. Pada waktu tertentu maka bisa menyebabkan rasa sakit yang parah untuk kepala, gigi dan gusi. Manfaat adenium mengandung senyawa seperti tanin, triterpenoid dan alkaloid memiliki dampak yang sangat baik untuk sakit gigi.
·       Ambil beberapa batang pohon adenium dan keluarkan getahnya
·       Tempelkan getah pada bagian gigi yang berlubang
·       Getah ini akan membunuh semua bakteri yang terdapat pada gigi yang berlubang. (Ana, 2015)
g.   Mengobati Koreng atau Bisul
Koreng atau bisul memang menyebabkan rasa sakit yang berlebihan. Bakteri dan berbagai kuman yang terdapat pada koreng atau bisul akan berkembang bila lingkungannya sesuai. Untuk membunuh semua bakteri yang terdapat pada bisul maka bisa menggunakan getah dari bunga adenium. Caranya adalah :
·       ambil beberpa helai bunga adenium
·       Setelah itu panaskan secara langsung di atas api hingga mengeluarkan getah khusus
·       Gunakan getah ini pada bagian luka atau bisul saat masih hangat
·       Lakukan terapi ini sehari dua kali pada pagi dan sore untuk mendapatkan hasil yang maksimal. (Ana, 2015)
Adenium memang salah satu tanaman yang cantik. Selain itu adenium memiliki senyawa yang sangat baik untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pada jaman dahulu masyarakat manfaat Adenium bagi kesehatan ini digunakan di Afrika memakai getah dari batang, daun dan bunganya untuk mengobati berbagai penyakit seperti paru-paru, sakit perut, sakit gangguan pencernaan, sakit gigi dan perawatan tubuh. (Ana, 2015)
 
Daftar Pustaka
Adidot. 2012. Budidaya Adenium (Kamboja). http://adidot-zoo.blogspot.com/2012/05/budidaya-adenium-kamboja.html. Diakses pada 1 oktober 2015.
Ana. 2015. Manfaat Adenium. http://manfaat.co.id/author/chy-ana/2015/05/manfaat-adenium. Diakses ppada 2 oktober 2015.
Bayu, Ridho. 2013. Hama dan Penyakit pada Adenium. http://ridhobayu7.blogspot.co.id/2013/04/hama-dan-penyakit-pada-adenium-serta.html. Diakses pada 1 oktober 2015.
Chuhairy,Handry. 2006. Membuat Adenium Rajin Berbunga. Jakarta: Agromedia Pustaka
Din,  Hasanuddin.  Adenium Obesum/Kamboja Jepang. http://casandraflo.blogspot.com/2013/05/adenium-obesum-kamboja-jepang.html. Diakses pada 1 oktober 2015.
Elisabeth, 2004. Pengaruh Rootone-F dan Ukuran Diameter Stek Tehadap Pertumbuhan Dari Stek Batang Jati (Tectona grandis L.F). Fakultas Pattimura. Diakses 1 oktober 2015
Fhadly. 2010. Tips Menanam Adenium. http://wwwfadhly-adenium.blogspot.com/2010/03/tips-menanam-adenium.html. Diakses pada 1 oktober 2015.
Muthmainnah. 2013. Makalah Adenium. http://mutmainnahjudge.blogspot.com/2013/06/makalah-adenium.html. Diakses pada 2 oktober 2015.
Saswin. 2012. Tujuh Spesies Kamboja Jepang. http://saswinhtml.blogspot.com/2012/01/tujuh-spesies-kamboja-jepang.html. Diakses pada1 oktober 2015.
Septiandi, Dendi. 2012. Adenium Obesum. http://dendiseptiadi27.blogspot.com/2012/11/adenium-obesum.html. Diakses pada 1 Oktober 2015.
Setiawan, Ihsan. 2011. Kamboja Jepang (Adenium Obesum). http://icun-xsan.blogspot.co.id/2011/10/kamboja-jepang-adenium-obesum.html. Diakses pada 1 oktober 2015.
Soenanto, H. 2005. Pesona Adenium. Yogyakarta: Kanisius.
Suryowinoto, S.M. 1997. Flora Eksotika, Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta: Kanisius.
Wikipedia. 2015. Adenium. https://id.wikipedia.org/wiki/Adenium.Diakses pada 1 oktober 2015.

Komentar

Postingan Populer