Hati Nurani Yang Memudar


Rom.1:18   Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.

Alkitab menyatakan bahwa sesungguhnya semua orang - minimal - bisa hidup dalam suatu kesadaran bahwa mereka harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan di bumi ini, memastikan pengambilan keputusan yang mereka buat tidak akan menghantarkan mereka ke dalam berbagai tindak kejahatan karena ada Tuhan yang akan meminta pertanggung jawaban atas kehidupan mereka selama di bumi ini (Rom 1:19-20). Tapi saat seseorang memiliki kecenderungan untuk 'menindas kebenaran dengan kelaliman' - dengan berbagai alasan terus menolak arahan dari suara hati nuraninya, maka manusia justru akan mengalami berbagai kemerosotan & kehancuran hidup. Awalnya nampak sebagai suatu 'kemerosotan yang wajar dialami oleh banyak orang' tapi tanpa adanya respon pertobatan dan kembali mentaati arahan dari suara hati nuraninya, orang yang bersangkutan akan terus mengalami terjadinya berbagai kemerosotan hingga pada satu titik ia tidak akan bisa lagi diselamatkan dari kehancuran total...

1. Kemerosotan level 1: Hatinya mulai berpaling dari Tuhan (Rom 1:21)

Orang yang menolak suara hati nuraninya otomatis akan mulai beranggapan bahwa semua hasil & pencapaian yang ia peroleh adalah merupakan hasil dari usaha & pengambilan keputusannya sendiri yang brillian; tidak ada campur tangan Tuhan sama sekali...semua murni dari hasil usaha & kekuatannya sendiri... Kurang lebih itulah pemikiran & sikap hati yang terbangun dalam hidupnya sebagai akibat ia mulai berpaling dari Tuhan. Tapi kebenarannya adalah: Tanpa Dia, kita tidak bisa berbuat apa-apa (Yoh 15:5)

2. Kemerosotan level 2: Kondisi pikiran & hatinya jadi semakin hampa & fokus hidup tertuju kepada kesia-siaan (Rom 1:21)

Bagi seorang Ciptaan Baru yang terus mengikuti tuntunan suara hati nuraninya, ia pasti akan terus mengejar hal-hal Ilahi yang bernilai kekal (Kol 3:1-4) sementara bagi orang-orang yang sering melanggar suara hati nuraninya, secara perlahan tapi pasti, suara hati nuraninya akan mulai 'jarang berbicara' pada area-area kehidupan yang sering ia langgar tersebut. Ada semacam 'kekosongan/kehampaan' di area kehidupan tersebut; suara Tuhan tidak ada lagi disana. Di tempat-tempat 'kosong' seperti itulah biasanya roh-roh dunia tinggal & berupaya menanamkan benih Ilalang dalam kehidupan seseorang (Mat 12:43-45). Dalam kondisi kehidupan seperti itu, yang berkuasa adalah keinginan hati orang yang bersangkutan. Sementara itu, keinginan hati dari orang yang hidupnya tidak akurat pasti justru akan menjerumuskannya ke dalam kesia-siaan.

3. Kemerosotan level 3: Tindak tanduk & kehidupan sehari-harinya mulai memanifestasikan kehidupan yang bodoh (Rom 1:22)

Dalam Alkitab Perjanjian Baru, setiap kali Tuhan berbicara tentang 'orang bodoh', seringkali Ia merujuk kepada orang-orang yang tidak taat, orang-orang yang gagal memahami isi hati Tuhan, orang-orang yang hidup tamak & mengandalkan kekayaan finansialnya (Mat 7:24-27, Mat 23:17-18, Luk 24:25-27, Luk 12:15-21)

Mereka yang tidak lagi mendengarkan suara hati nuraninya akan menunjukkan 'kebodohan-kebodohan' tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

4. Kemerosotan level 4: Sering muncul dorongan untuk menikmati kecemaran/hal-hal yang duniawi; ketertarikan hal-hal yang kudus, Ilahi, penuh kemuliaan jadi terus merosot/menghilang dari kehidupan orang yang bersangkutan (Rom 1:23-24)

Orang yang suara hati nuraninya mulai 'memudar', akan mendapati keinginan/ dorongan untuk hidup dalam kecemaran/ keduniawian jadi makin bertambah kuat.

Otomatis hasrat/ minat untuk mengejar hal-hal yang berasal dari Tuhan jadi makin melemah. Perlahan tapi pasti, orang yang bersangkutan jadi makin jauh dari hal-hal rohani/ Ilahi. Pengaruh dunia & kenikmatan dosa jadi terasa lebih menarik hatinya...

5. Kemerosotan level 5: Allah menyerahkan hidup mereka untuk di kuasai oleh nafsu jahat (Rom 1:25-26)

Jika selama ini ada banyak orang yang mengikuti keinginan hatinya yang cemar dan saat mereka melakukan pelanggaran, masih ada suara hati nurani yang berbicara/menegur, di level ini, mereka akan mendapati meski mereka melakukan berbagai pelanggaran & dosa, tidak akan ada lagi suara hati nurani yang menegur mereka. Mereka bisa terus hidup dalam dosa tanpa ada rasa bersalah sama sekali...

#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Message ini akan berlanjut besok...

Komentar

Postingan Populer