Merenungkan dan Memperkatakan Firman Tuhan

Merenungkan dan Memperkatakan Firman Tuhan




Saat kita hidup menggunakan frekuensi dunia ini (percaya terhadap suara dunia, iblis, dan hati nurani yang tidak murni, hidup sebagai orang fasik) maka sesungguhnya kita sedang berjalan dalam jalan kematian yang memimpin kita hidup dalam kehancuran. Ada yang hancur dalam kemewahan harta, ada juga yang hancur dalam kemiskinan, hancur dalam kejahatan, hancur dalam tekanan hari yang jahat, masa yang sukar, dan juga oleh karena panah api si jahat. Jika orang percaya hidup dalam kondisi-kondisi tersebut, artinya frekuensi rohani mereka tidak selaras dengan frekuensi surgawi, melainkan membawa frekuensi dunia. Setiap usaha pembenahan kehidupan yang dilakukan tanpa hadirnya frekuensi surgawi sesungguhnya adalah kesia-siaan belaka yang justru membuat hidup kita akan lebih tertekan dan terperosok lebih dalam. Jadi untuk melakukan pembenahan haruslah diawali dari perpindahan frekuensi.

Proses perpindahan dari frekuensi dunia ke frekuensi Kerajaan Surga adalah bagian terpenting untuk terjadinya proses perubahan dalam diri kita. Prinsipnya, adanya kegelapan di dalam hidup kita dikarenakan absennya terang. Firman adalah terang kita, tanpa adanya firman dalam hidup kita, maka sesatlah jalan hidup kita. Sebab pembenahan dan pembentukan ulang dalam kehidupan kita tidak bisa dilakukan dalam kondisi yang gelap, harus dimulai dari hadirnya terang (firman).

Bagaimana cara berpindah dari frekuensi dunia ini kepada frekuensi Kerajaan Surga:
1. Perpindahan frekuensi hanya dapat dilakukan oleh Roh dan melalui pekerjaan RohNya.
Yoh 16:13  Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Rom 8:26  Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Jadi menerima pribadi Roh Kudus dan semua pekerjaanNya (termasuk berdoa dalam bahasa Roh) merupakan keharusan bagi kita yang ingin hidup dalam frekuensi surgawi. Menolak Roh Kudus dan pekerjaanNya sama halnya dengan membuka diri kita selebar mungkin untuk frekuensi dunia ini masuk dan menguasai diri kita. Namun sebaliknya, jika kita menerimaNya maka kita akan diselaraskan oleh Roh seturut dengan frekuensi surgawi.

2. Undang roh yang lapar dan haus akan firman dan RohNya.
Pakai mulut kita untuk mengundang roh yang lapar dan haus akan Tuhan. Karena ini akan membuat hati kita terus mengejar kebenaran dan hal-hal ilahi. Sehingga secara otomatis diri kita dapat senantiasa membawa frekuensi surgawi. Dan berada 'di posisi' yang tepat untuk mendengar suara Tuhan dengan jernih. Semakin kehausan kita meningkat terhadap kebenaran dan realitaNya, maka frekuensi dunia ini akan semakin menjauh dan tidak bisa mendekati diri kita.

3. Percaya dan perkatakan firmanNya.
Matius 4:4  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Percayalah, bahwa orang percaya hidup dari firman Tuhan saja. Bukan dari yang lainnya. Sebelum kita percaya dan yakin akan hal ini, maka frekuensi dunialah yang senantiasa mensabotase diri kita. Tapi sebaliknya, jika kita percaya akan hal itu, maka kehidupan kita akan alami penyelarasan. Kita akan senantiasa memastikan setiap harinya HARUS ada firman yang kita renungkan dan perkatakan. Sikap itulah yang membuat kita 'beralih' dari membawa frekuensi dunia menjadi membawa frekuensi surga.

4. Imajinasikan firman.
Pagi ini saya juga memahami suatu hal, ternyata bentuk komunikasi kita dengan Tuhan tidak hanya berwujud 'audio' (suara Tuhan) namun juga visual.
Yoh 5:19  Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Komunikasi audio visual inilah yang sangat menolong kita memahami maksud Tuhan untuk kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. 'Melihat' Tuhan bukan berarti kita harus senantiasa melihat Dia secara kasat mata, bukan itu maksudnya. Melainkan memakai imajinasi yang Tuhan beri untuk membayangkan setiap prinsip firman Tuhan. Hal ini akan menolong fokus pikiran kita tertuju kepada frekuensi surgawi, sehingga firman yang disampaikan dapat kita terima pemahamannya secara utuh, sebab ada dimensi rohani yang terakses lewat diri kita yang sedang 'memperkatakan firman dan mengimajinasikanNya'.

Saya percaya, 4 hal diatas akan sangat menolong kita untuk beralih dari hidup membawa frekuensi duniawi menjadi hidup dalam frekuensi surgawi sehingga membawa kita semakin serupa dengan Kristus dalam segala aspek.

#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer