STAGNAN ROHANIMU

STAGNAN ROHANIMU


Kadangkala seseorang bisa secara begitu saja seperti kehilangan realita Tuhan dlm hidupnya; ia seperti sedang kehilangan 'sinyal frekuensi sorga' dalam hidupnya. Aliran air hidup dalam batinnya jadi seperti 'sedang tersumbat'; doa-doanya jadi terasa seperti 'kosong' dan hanya 'menyentuh langit-langit rumah' belaka. Tidak ada aktifitas Ilahi yang terjadi dalam hidupnya, kekosongan/ kepasifan rohani seperti melingkupi kehidupannya...

Jika anda sedang mengalami kondisi seperti diatas, berikut adalah beberapa langkah antisipasi yang harus segera dilakukan:

1. Sadari bahwa kondisi seperti diatas harus di responi dengan respon yang serius - perlakukan saperti kasus antara hidup & mati kita.

Ada banyak orang percaya pembawa kegerakan/ realita hadirat Tuhan yang pada akhirnya jadi terus menjalani perjalanan rohani mereka dalam kesuaman/ kematian rohani karena saat mereka mulai alami kondisi 'kehilangan realita Tuhan' tidak meresponinya secara serius. Mereka termakan oleh berbagai dusta Musuh yang menyatakan bahwa adalah normal bagi seseorang untuk sesekali mengalami kesuaman rohani dalam hidupnya; tidak diperlukan suatu tindakan apapun, istirahat saja sudahh cukup dan lain-lain.

Tidaklah diketahui/ disadari oleh orang percaya yang bersangkutan bahwa adalah tidak normal untuk seorang percaya jadi kehilangan realita Tuhan dalam hidupnya; kehilangan realita Tuhan adalah sama seperti ikan yang diangkat dari air - kita sedang kehilangan habitat kita!

Secara perlahan tapi pasti, kita sedang mendekati kematian kita...!
Itu sebabnya, setiap kasus kehilangan realita Tuhan dalam kehidupan sehari-hari harus selalu di responi secara serius!

2. Berdoalah dalam bahasa roh secara sedemikian rupa sehingga kita kembali mengalami adanya aliran air hidup mengalir secara lancar dalam batin kita; kembali hidup kita dilingkupi oleh realita hadirat Tuhan - kita kembali terhubung pada frekuensi surga.

Alasan yang paling sering menjadi penyebab dari hilangnya realita Tuhan dalam  hidup seseorang adalah karena orang yang bersangkutan menjalani kehidupan secara sembrono/ terjadi kelengahan sehingga ia menjadi tidak akurat/ tidak taat dalam hidupnya.

Efek dari ketidak akuratan tersebut adalah jadi terbukanya kehidupan orang yang bersangkutan terhadap berbagai godaan Iblis; ada berbagai benih dosa yang berhasil ditaburkan Musuh dalam hidup kita. Yang di perlukan untuk benih kejatuhan tersebut memanifestasikan dirinya dan mulai mengambil alih kendali kehidupan kita hanyalah adanya atmosfir rohani tertentu - keinginan mata, keinginan daging & keangkuhan hidup datang dalam hidup kita (1 Yoh 2:15-16) Ketika level kepenuhan Roh dalam hidup orang yang bersangkutan 'agak menurun' - artinya ada 'ruang kosong' yang bisa dimanfaatkan musuh (keinginan mata, keinginan daging & keangkuhan hidup) untuk mulai 'menumbuhkan' semua benih kejatuhan tersebut.

Semakin lengah/ teledor hidup orang yang bersangkutan, semakin mudah hidupnya dikuasai oleh benih kejatuhan. Seperti perlahan tapi pasti, orang yang bersangkutan jadi semakin dekat pada kejatuhannya sendiri!

Saat ia mengalami kejatuhan/ menjalani kehidupan yang tidak akurat, saat itulah Musuh akan memanfaatkan efek kejatuhan tersebut untuk membuat emosi, pikiran & nalar kita jadi 'merasa tidak layak di hadapan Tuhan' sehingga apapun akfitas kerohanian yang kita lakukan jadi terasa hambar...
Saat itulah dibutuhkan doa bahasa roh yang di naikkan secara ekspresif.

Melalui ekspresi doa yang kita ucapkan, sesungguhnya kita sedang mencoba menjebolkan semua tembok-tembok kemanusiawian dalam pikiran & emosi kita; kita sedang berupaya memutus semua bentuk ikatan dengan keduniawian dari dalam kehidupan kita sehingga kembali kita bisa merasakan realita hadiratNya!

Semakin kuat kita 'mendesak dalam hadirat Tuhan' sampai kembali ada firman yang kita terima dari ruang tahta, semakin cepat kita akan alami pemulihan; realita Tuhan akan kembali mencengkeram kehidupan kita dengan kuat...

Saat kita menerima firmanNya, segeralah mengimajinasikannya sambil mulai memperkatakan firman tersebut.

Saat kita tidak memiliki firman dari Tuhan berkaitan kondisi yang sedang kita hadapi, berdoalah dalam bahasa roh; Roh Kudus sedang melibatkan Diri untuk berdoa dihadapan Bapa bagi kepentingan kita.

Saat Roh Kudus sudah menyelidiki isi hati & pikiran Bapa, apapun yang Ia ketahui, akan Ia nyatakan kepada kita!

Setelah kita menerima firman melalui pekerjaan Roh dalam hidup kita, berhentilah berkata-kata dalam bahasa roh; mulailah memperkatakan firman tersebut sampai batin kita jadi bergelora, meluap-luap dalam keantusiasan.
Itu menandakan adanya kembali aktifitas Ilahi di sekitar kehidupan kita. Aktifitas Ilahi inilah yang akan membuat realita Tuhan kembali menjadi nyata dalam hidup kita.

Jangan biarkan ada satu hari saja kita menjalani hidup tanpa adanya realita Tuhan yang menyertai secara nyata! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer