Suara Hati Manusia
Suara Hati Manusia
Pada saat kita menerima datangnya suara Tuhan atas hidup kita, seringkali arahan/ tuntunan tersebut berupa satu kata/ kalimat yang bernada perintah; sepertinya tidak ada penjelasan apapun yang kita dengar di berikan oleh Tuhan. Walaupun hanya satu kata/ kalimat yang kita terima, tapi sepertinya ada suatu pengertian yang detail yang kita terima sebagai suatu impresi. Sisanya hanya tinggal kita menetapkan hati untuk melangkah dalam ketaatan.
Yang seringkali tidak kita perhatikan adalah terus berbicaranya suara hati kita dalam memberikan navigasi langkah demi langkah dalam usaha menuntun kita untuk terus melangkah mentaati arahan/ perintah Tuhan tersebut.
1. Suara hati kita seharusnya terus berbicara - menggemakan suara Tuhan yang datang dalam hidup kita.
Suara hati kita sesungguhnya adalah sarana yang Tuhan berikan untuk Ia bisa terus berbicara & memberikan arahan/ tuntunan secara langkah demi langkah untuk membawa kita terus berjalan dalam jalan-jalan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari kita. Jika ada 'persimpangan jalan' dimana kita harus mengambil suatu keputusan, belajarlah untuk mendengarkan suara hati nurani kita sebelum mengambil keputusan. Sama seperti firman Tuhan adalah pelita bagi hidup kita - khususnya disaat kita menjalani 'gelapnya kehidupan', demikian pula Tuhan akan memakai manusia roh kita, suara hati nurani kita untuk dapat berfungsi menjadi 'penerang' - memberikan arahan, tuntunan dalam pengambilan keputusan yang harus kita lakukan (Maz 119:105, Ams 20:27)
Tapi ada satu masalah yang harus kita perhatikan tentang suara hati nurani ini: Jika kita dengan sengaja melanggar suara hati nurani tersebut, meski pada awalnya suara hati tersebut akan melakukan 'protes keras' - membuat kita terus terganggu dengan rasa bersalah, tapi jika kita tetap mengeraskan hati dan menolak semua 'usaha' dari hati nurani tersebut maka suara hati nurani tersebut akan jadi makin melemah & hilang! Tidak ada lagi suara hati nurani yang berbicara di area kehidupan tersebut.
Misalkan, setelah kita menerima kebenaran/ arahan Tuhan tentang hidup akurat dalam hal keuangan - belajar untuk hidup hemat, tapi kita tetap tidak mengubah gaya hidup glamour yang selama ini kita jalani, pada awalnya suara hati nurani akan berbicara dengan kuat mengingatkan kita akan firman; tapi jika kita terus mengeraskan hati - menunda-nunda untuk taat, memberikan berbagai alasan untuk tidak segera mentaati firman yang sudah kita terima, maka perlahan tapi pasti, suara hati nurani yang selama ini terus bersuara untuk mengingatkan kita akan mulai 'diam' dan akhirnya meski kita terus hidup dalam keglamouran, suara hati tersebut tidak lagi akan berbicara - suara hati nurani kita 'menjadi mati' di area hidup tersebut. Jadi jika suara hati nurani kita tidak lagi memberikan peringatan/ teguran meski terang-terangan kita sedang menjalani suatu kehidupan yang tidak akurat bukan berarti hidup kita 'sedang dalam keadaan OK' - bisa jadi tidak adanya teguran dari hati nurani adalah karena 'hati nurani kita sudah mati di area kehidupan tersebut'...
2. Pertobatan kita & penebusan oleh darah Yesus akan membersihkan dan menghidupkan kembali hati nurani kita.
Pada saat kita memutuskan untuk tidak mengikuti suara hati nurani yang berbicara dalam batin kita, sesungguhnya kita sudah membiarkan suara hati kita 'di cemari dan di bungkam' oleh berbagai aktifitas roh-roh dunia.
Berbagai pertimbangan & alasan yang bermunculan dalam pikiran kita yang sepertinya meneguhkan langkah-langkah dan tindakan/ keputusan kita yang berbeda/ bertolak belakang dengan suara hati nurani, sesungguhnya berasal dari bekerjanya roh-roh dunia dalam kehidupan kita.
Setiap tindak ketidak taatan atas tuntunan Roh Kudus dalam hidup kita akan selalu membuka celah untuk makin masifnya pekerjaan roh-roh dunia & roh-roh jahat dalam hidup kita!
Semua itu bertujuan untuk mematikan 'pelita Tuhan' yang secara permanen Dia tanamkan dalam hidup kita: hati nurani/ manusia roh kita!
Jika suara hati nurani kita sudah berhasil di bungkam, otomatis pertimbangan yang kita miliki sebelum mengambil keputusan hanya akan berpatokan pada berbagai fakta yang tersaji di hadapan kita...
Ada banyak fakta lahiriah yang kita hadapi dalam hidup sehari-hari adalah merupakan jebakan & tipuan yang bersumber dari si Jahat! Dalam gelapnya dunia ini, jika kita mengambil keputusan hanya berpatokan pada fakta lahiriah yang tersaji di hadapan kita, dapat dipastikan, kita akan mengambil keputusan secara keliru!
Karena itulah jika suara hati nurani kita sudah mengalami 'pencemaran & kematian' maka suara hati kita harus di perbaharui kembali. Dan hanya pertobatan kita serta pekerjaan kuasa penebusan darah Kristus yang bisa memulihkan dan menghidupkan kembali suara hati nurani kita (Ibr 9:14)
Bertobatlah dari kehidupan yang berpusatkan pada kesenangan daging, keangkuhan hidup & keinginan mata (1 Yoh 2:16) dan kembalilah menjadikan Kristus sebagai pusat dari seluruh kehidupan & aktifitas kita. #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Pada saat kita menerima datangnya suara Tuhan atas hidup kita, seringkali arahan/ tuntunan tersebut berupa satu kata/ kalimat yang bernada perintah; sepertinya tidak ada penjelasan apapun yang kita dengar di berikan oleh Tuhan. Walaupun hanya satu kata/ kalimat yang kita terima, tapi sepertinya ada suatu pengertian yang detail yang kita terima sebagai suatu impresi. Sisanya hanya tinggal kita menetapkan hati untuk melangkah dalam ketaatan.
Yang seringkali tidak kita perhatikan adalah terus berbicaranya suara hati kita dalam memberikan navigasi langkah demi langkah dalam usaha menuntun kita untuk terus melangkah mentaati arahan/ perintah Tuhan tersebut.
1. Suara hati kita seharusnya terus berbicara - menggemakan suara Tuhan yang datang dalam hidup kita.
Suara hati kita sesungguhnya adalah sarana yang Tuhan berikan untuk Ia bisa terus berbicara & memberikan arahan/ tuntunan secara langkah demi langkah untuk membawa kita terus berjalan dalam jalan-jalan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari kita. Jika ada 'persimpangan jalan' dimana kita harus mengambil suatu keputusan, belajarlah untuk mendengarkan suara hati nurani kita sebelum mengambil keputusan. Sama seperti firman Tuhan adalah pelita bagi hidup kita - khususnya disaat kita menjalani 'gelapnya kehidupan', demikian pula Tuhan akan memakai manusia roh kita, suara hati nurani kita untuk dapat berfungsi menjadi 'penerang' - memberikan arahan, tuntunan dalam pengambilan keputusan yang harus kita lakukan (Maz 119:105, Ams 20:27)
Tapi ada satu masalah yang harus kita perhatikan tentang suara hati nurani ini: Jika kita dengan sengaja melanggar suara hati nurani tersebut, meski pada awalnya suara hati tersebut akan melakukan 'protes keras' - membuat kita terus terganggu dengan rasa bersalah, tapi jika kita tetap mengeraskan hati dan menolak semua 'usaha' dari hati nurani tersebut maka suara hati nurani tersebut akan jadi makin melemah & hilang! Tidak ada lagi suara hati nurani yang berbicara di area kehidupan tersebut.
Misalkan, setelah kita menerima kebenaran/ arahan Tuhan tentang hidup akurat dalam hal keuangan - belajar untuk hidup hemat, tapi kita tetap tidak mengubah gaya hidup glamour yang selama ini kita jalani, pada awalnya suara hati nurani akan berbicara dengan kuat mengingatkan kita akan firman; tapi jika kita terus mengeraskan hati - menunda-nunda untuk taat, memberikan berbagai alasan untuk tidak segera mentaati firman yang sudah kita terima, maka perlahan tapi pasti, suara hati nurani yang selama ini terus bersuara untuk mengingatkan kita akan mulai 'diam' dan akhirnya meski kita terus hidup dalam keglamouran, suara hati tersebut tidak lagi akan berbicara - suara hati nurani kita 'menjadi mati' di area hidup tersebut. Jadi jika suara hati nurani kita tidak lagi memberikan peringatan/ teguran meski terang-terangan kita sedang menjalani suatu kehidupan yang tidak akurat bukan berarti hidup kita 'sedang dalam keadaan OK' - bisa jadi tidak adanya teguran dari hati nurani adalah karena 'hati nurani kita sudah mati di area kehidupan tersebut'...
2. Pertobatan kita & penebusan oleh darah Yesus akan membersihkan dan menghidupkan kembali hati nurani kita.
Pada saat kita memutuskan untuk tidak mengikuti suara hati nurani yang berbicara dalam batin kita, sesungguhnya kita sudah membiarkan suara hati kita 'di cemari dan di bungkam' oleh berbagai aktifitas roh-roh dunia.
Berbagai pertimbangan & alasan yang bermunculan dalam pikiran kita yang sepertinya meneguhkan langkah-langkah dan tindakan/ keputusan kita yang berbeda/ bertolak belakang dengan suara hati nurani, sesungguhnya berasal dari bekerjanya roh-roh dunia dalam kehidupan kita.
Setiap tindak ketidak taatan atas tuntunan Roh Kudus dalam hidup kita akan selalu membuka celah untuk makin masifnya pekerjaan roh-roh dunia & roh-roh jahat dalam hidup kita!
Semua itu bertujuan untuk mematikan 'pelita Tuhan' yang secara permanen Dia tanamkan dalam hidup kita: hati nurani/ manusia roh kita!
Jika suara hati nurani kita sudah berhasil di bungkam, otomatis pertimbangan yang kita miliki sebelum mengambil keputusan hanya akan berpatokan pada berbagai fakta yang tersaji di hadapan kita...
Ada banyak fakta lahiriah yang kita hadapi dalam hidup sehari-hari adalah merupakan jebakan & tipuan yang bersumber dari si Jahat! Dalam gelapnya dunia ini, jika kita mengambil keputusan hanya berpatokan pada fakta lahiriah yang tersaji di hadapan kita, dapat dipastikan, kita akan mengambil keputusan secara keliru!
Karena itulah jika suara hati nurani kita sudah mengalami 'pencemaran & kematian' maka suara hati kita harus di perbaharui kembali. Dan hanya pertobatan kita serta pekerjaan kuasa penebusan darah Kristus yang bisa memulihkan dan menghidupkan kembali suara hati nurani kita (Ibr 9:14)
Bertobatlah dari kehidupan yang berpusatkan pada kesenangan daging, keangkuhan hidup & keinginan mata (1 Yoh 2:16) dan kembalilah menjadikan Kristus sebagai pusat dari seluruh kehidupan & aktifitas kita. #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar