Tabut Tuhan

TABUT TUHAN
Youth Fire
JKI Higher Than Ever
Sabtu, 29 Juli 2017

Ev Beavis Kristianto

1 Samuel 5:1-12 (TB)  Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod.
Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon.
Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya.
Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.
Itulah sebabnya para imam Dagon dan semua orang yang masuk ke dalam kuil Dagon tidak menginjak ambang pintu rumah Dagon yang di Asdod, sampai hari ini.
Tangan TUHAN menekan orang-orang Asdod itu dengan berat dan Ia membingungkan mereka: Ia menghajar mereka dengan borok-borok, baik Asdod maupun daerahnya.
Ketika dilihat orang-orang Asdod, bahwa demikian halnya, berkatalah mereka: "Tabut Allah Israel tidak boleh tinggal pada kita, sebab tangan-Nya keras melawan kita dan melawan Dagon, allah kita."
Sebab itu mereka memanggil berkumpul kepadanya semua raja kota orang Filistin dan berkata: "Apakah yang akan kita lakukan dengan tabut Allah Israel itu?" Lalu kata mereka: "Tabut Allah Israel harus dipindahkan ke Gat." Jadi mereka memindahkan tabut Allah Israel itu ke sana.
Tetapi setelah mereka memindahkannya, maka tangan TUHAN mendatangkan kegemparan yang sangat besar atas kota itu; Ia menghajar orang-orang kota itu, anak-anak dan orang dewasa, sehingga timbul borok-borok pada mereka.
Lalu mereka mengantarkan tabut Allah itu ke Ekron. Tetapi sesampai tabut Allah itu di Ekron, berteriaklah orang Ekron itu, demikian: "Mereka memindahkan tabut Allah Israel itu kepada kita untuk mematikan kita dan bangsa kita."
Sebab itu mereka memanggil berkumpul semua raja kota orang Filistin itu dan berkata: "Antarkanlah tabut Allah Israel itu; biarlah itu kembali ke tempatnya, supaya jangan dimatikannya kita dan bangsa kita." Sebab di seluruh kota itu ada kegemparan maut; tangan Allah menekan orang-orang di sana dengan sangat berat:
orang-orang yang tidak mati, dihajar dengan borok-borok, sehingga teriakan kota itu naik ke langit.

http://www.bibleforandroid.com/v/c4a1e465ad83

Ketika Daud ingin memindahkan Tabut Tuhan, ia ingat cara dahulu orang Filistin mengantarkan Tabut itu dengan Kereta yang ditarik oleh dua ekor lembu.

Dalam Perjalanan Lembu itu tergelincir sehingga Tabut Tuhan akan jatuh. Tangan Uza menyentuh Tabut itu supaya tidak jatuh tetapi Api menyambar Uza, matilah Uza. Daud menjadi marah, Tabut Tuhan dititipkan ke rumah Obed Edom.

Uza sendiri artinya Kehebatan, Kekuatan.

2 Samuel 6:11-15 (TB)  Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.
Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.
Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan.
Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan.
Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala.

http://www.bibleforandroid.com/v/f509285bbea3

Kemudian setelah melihat Rumah Obed Edom diberkati Tuhan, ia mau membawa Tabut itu ke Yerusalem. Tabut itu digotong dengan Empat Orang Imam, setiap enam langkah, Dua ekor lembu dikorbankan, Daud menari-nari sepanjang perjalanan, tiupan sangkakala terus terdengar.

BAHTERA awal mempersembahkan Korban, Awal pelayanan Bahtera, Mama saya meninggal dalam kecelakaan, saya terluka, namun akhirnya saya sadar bahwa mama mempersembahkan sesuatu yang Ilahi.

Tadi saya cerita sama Koh Sam, diakhir kotbah Pak Agung sebelum pulang selalu menyebut berapapun harganya untuk sebuah Lawatan dan Tuaian walaupun harus dibayar dengan nyawa sekalipun.

Saya tinggal dengan Engkong Yusak cukup lama, saya menemani beliau tidur, tengah malam beliau terbangun dari tidurnya. Dia bekata Beavis jika Engkong pulang siapa yang mau berdiri bagi bangsa ini, siapa yang mau menangis sampai Lawatan Tuhan benar-benar terjadi atas Indonesia.

Saya berkata kita semuanya akan menjerit sama sama berapapun harganya yang harus dibayarkan sampai Lawatan terjadi atas bangsa ini.

Siapa yang Mau melanjutkan Mimpi-Mimpi Dari Para Pendahulu Kita ?

Writer : Joshua Ivan Sudrajat S

Komentar

Postingan Populer