Ketekunan Merenungkan Firman Tuhan

Ketekunan Merenungkan Firman Tuhan



Lukas 8:15 (FAYH)  "Tetapi tanah yang subur menggambarkan orang yang jujur dan berhati baik. Mereka mendengar firman Allah serta berpegang teguh (tekun) pada firman itu dan menghasilkan buah. "

Matius 13:23  Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Tuhan telah menetapkan kita untuk menjadi pribadi yang memberi segalanya bagi Tuhan, gila - gilaan dalam mengejar Tuhan, dan rela melakukan apapun dengan sukacita untuk melakukan kehendakNya (buah tiga puluh kali lipat) Tidak hanya sampai disitu, Ia juga menghendaki untuk hidup kita bisa memberi pengaruh yang benar kepada lingkungan dan bertumbuh dalam karakter serta kharisma ilahi  (buah enam puluh kali lipat) Dan menjadi orang terpandang, disegani, dan berpengaruh serta mengayomi kehidupan banyak orang untuk suatu tujuan yang ilahi (buah seratus kali lipat)

Untuk berbuah seperti yang Tuhan kehendaki, ternyata dibutuhkan suatu sikap yang berpegang teguh pada firman (bertekun) Apapun prinsip firman yang kita dengar dan pahami, baiklah hal itu kita pegang dengan teguh. Sebab akan tiba waktunya 'keyakinan' kita terhadap prinsip firman akan mengalami berbagai ujian sebelum memunculkan buah. Tanpa ujian yang datang, firman hanyalah sebatas informasi dan bukan pengalaman pribadi dengan Tuhan.

Ujian seringkali akan muncul dalam bentuk suatu kondisi yang tidak mengenakkan yang diijinkan Tuhan untuk terjadi dalam diri kita. Mengapa harus melewati kondisi yang tidak mengenakkan? Sebab Tuhan mengibaratkan kita seperti pohon korma (Maz 92:12) dimana biji pohon korma hanya bisa bertunas dan bertumbuh serta berbuah dalam kondisi cuaca yang terbilang ekstrem.

Sama halnya dengan kita, Tuhan akan mengijinkan kita melewati kondisi tubuh yang sakit, mungkin juga krisis ekonomi, ataupun berbagai kondisi tidak enak lainnya untuk memunculkan buah. Namun dibutuhkan kerjasama dari kita yang menyambutnya dengan ketekunan.

Misalkan kita sedang sakit. Kondisi ini Tuhan ijinkan untuk kita bisa mengenal dan mengalami Tuhan sebagai penyembuh. Sehingga hidup kita akan menjadi saksi dan bisa menyaksikan serta membebaskan orang lain dari belenggu sakit penyakit (ada buah yang muncul) Tapi disinilah letak ujian kita. Apakah kita mau berpegang teguh pada firmanNya yang mengatakan 'bilur - bilurNya yang menyembuhkan'? Atau justru kita mencari alternatif yang lebih mudah, misalkan dengan  minum obat, dengan dalil 'obat adalah cara lain untuk Tuhan menyembuhkan'?

Jika kita teguh/tekun mempertahankan firman sampai kesembuhan terjadi atas diri kita, maka saat itulah kisah hidup kita bisa dinikmati oleh banyak orang yang membutuhkan. Mereka yang sakit akan terinspirasi dan mengalami Tuhan sebagai penyembuh dalam hidup mereka.

Begitu juga saat Tuhan mengijinkan kita 'melewati krisis ekonomi'. Tuhan mau kita mengatur kembali dasar keyakinan dan membenahi cara kita mengelola keuangan. Jika kita mau bertekun, maka kita akan mengalami Tuhan sebagai Allah yang mencukupi.

Namun jika kita memilih untuk berhutang dan mengejar uang lebih gila lagi, maka kita tidak akan pernah melihat intervensi Tuhan, tapi justru kehancuran yang lebih mendalam. Pendek kata, tidak ada buah (kesaksian) yang bisa dinikmati banyak orang.

Tapi sesungguhnya kita tidak perlu melewati hal - hal buruk seperti itu jika kita mau 'mengkondisikan diri utk ada dalam cuaca ekstrem' yang dibutuhkan. Maksudnya ialah kita mengkondisikan diri kita untuk bertekun dalam doa serta perenungan firman, dan menjadi pelaku firman dengan sangat giat sebagai nafas hidup dan makanan sejati kita sebagai ciptaan baru!! Dan tidak mengijinkan diri kita 'bersantai dan larut dalam kenikmatan hidup'. Intinya, tiap hari kita memberikan 'tekanan' pada diri kita sendiri untuk membaca/merenungkan/memperkatakan firman sampai ada penyingkapan kebenaran, dan berdoa sampai manusia rohani kita berkobar - kobar dan memasuki dimensi kemuliaan yang lebih dalam lagi bersama RohNya.

Mazmur 1:2-3 ....tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Saya percaya, dengan tekun merenungkan firman, kita PASTI akan berbuah lebat!! Tantangan sebesar apapun akan kita hadapi dan taklukkan dengan mudah, tanpa harus terseok - seok dan babak belur. Kita bisa menjadi saksi bahwa Tuhan itu nyata dan Dia masih terus bekerja!! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer