Level Hubungan Dengan Rumah Rohani

Level Hubungan Dengan Rumah Rohani


Beberapa hari ini, saya terus menerus mendapatkan impresi mengenai sistem kerja sebuah pintu, saya terus bertanya apa maknanya Tuhan? Kenapa pintu terus yang ada di benak saya......sampai datang sebuah pengertian yang menjelaskannya.
Daun pintu adalah keberadaan jemaat Tuhan. Kusen pintu adalah gambaran dari rumah Tuhan.
Didalam mata imajinasi saya melihat ada daun pintu yang bagus, dengan struktur yang tebal, kokoh dan bobot yang berat.....tetapi tidak berguna. Daun pintu mewah dan kokoh tersebut hanya tergeletak. Sementara pada saat yang sama terlihat kusen pintu yang sudah terpasang dengan kuat pada posisinya.....yang seperti sudah siap untuk dipasangkan daun pintunya.
Akan tetapi kusen tetaplah kusen, dan daun pintu tetaplah daun pintu dengan kemegahannya, kedua benda ini tidak memiliki koneksi sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 2 benda yang menjadi sia sia tanpa adanya engsel sebagai penghubung.
Gambaran pintu yang berfungsi sempurna inilah yang menjadi pola ilahi karya Bapa pada akhir jaman.
1. Semakin jemaat merasa bahwa dirinya memiliki kualitas (bobot), posisi (kekuasaan), dan harta (kekayaan) maka diperlukan level hubungan dengan rumah rohani yang lebih kuat.
Sebuah pintu yang bobotnya berat tidak bisa dihubungkan dengan kusen dengan menggunakan engsel yang biasa. Apabila dipaksakan maka engsel pastinya akan rusak dan berikutnya pasti merusak kusen ataupun daun pintunya. Dibutuhkan engsel yang memiliki daya tahan kuat sehingga sang engsel dapat menahan bobot pintu yang ada.
Itulah sebabnya orang yang berkualitas, memiliki posisi ataupun kaya, mau tidak mau harus menjalin hubungan dengan rumah rohani yang tidak seperti pada umumnya; semakin tinggi level seseorang maka dibutuhkan tuntutan yang semakin kuat dalam membangun hubungan dengan rumah rohani.
Orang orang berkualitas, yang memiliki posisi maupun memiliki kekayaan, tidak akan memberikan impact kepada agenda kekal kerajaan surga tanpa mereka menghubungkan diri dengan rumah Tuhan. Apa yang mereka telah hidupi selama ini tanpa keterhubungan dengan rumah rohani hanyalah semu, hanya sementara sebab alkitab dengan tegas menyatakan bahwa masa depan hanya ada di Sion.
Yesaya 25:6  TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
Yesaya 2:2-4  Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.

Namun sekali lagi Roh Kudus menegaskan bahwa orang orang yang merasa dirinya berbobot, berkualitas, memiliki posisi, memiliki kekayaan masih memiliki harapan untuk dapat menjadi bagian dari kerajaan surga, hal ini tergambar dalam Markus 10:25 "...Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Seperti sebuah kemustahilan, tetapi tetap tersirat adanya sebuah harapan; pengertiannya yang didapat bahwa orang kaya masih dapat masuk ke dalam kerajaan Allah hanya dengan cara membangun hubungan yang 'lebih kuat' daripada kekuasaan, kekayaan, dan kualitas lahiriahnya.

Jemaat yang rela dan sukacita membangun kualitas hubungan yang melebihi kekuasaan,kekayaan dan kualitas lahiriahnya otomatis akan mendapatkan jati dirinya sebagai seorang anak didalam rumah.

Apa wujud aplikasi membangun kualitas hubungan yang melebihi kekuasaan, kekayaan dan kualitas kita :

A. Menanamkan akar kehidupan didalam sebuah rumah rohani yang telah Tuhan bangun. Pada saat yang sama secara otomatis akan menemukan seorang bapa rohani yang memang bertugas mencetak pola Ilahi. Atau dapat terjadi dengan menyerahkan diri dibawah pengayoman seorang bapa rohani yang secara otomatis membawa orang yang bersangkutan untuk menanamkan dirinya didalam rumah rohani yang telah dibangun oleh sang bapa rohani sesuai blueprint surga.

B. Mendengarkan baik baik setiap perkataan, arahan maupun perintah yang bapa rohani sampaikan.

Memprioritaskannya dan melakukannya dengan setia sampai memunculkan hasil. (Melakukan ketaatan dalam level sebagai anak).

2. Kematian dari cinta akan dunia, kematian dari cinta akan uang, kematian dari cinta akan diri sendiri menjadikan hubungan dengan rumah rohani menjadi lebih mudah terbangun.
Dalam yoh 15, kita digambarkan sebagai carang dari pohon anggur.

Carang harus mati dari 'sumber' lainnya dan hanya menempel pada pokoknya untuk dapat hidup dan terus bertumbuh (memiliki hati yang cinta akan Tuhan)

Intinya, Tuhan menghendaki kita mengalami pertumbuhan dengan alamiah, tanpa karbitan. Perlahan tapi pasti carang yang sehat akan bertumbuh mengalami kemajuan seiring dengan pokoknya yang terus jadi semakin kuat.

Dengan terus memastikan kita tetap menempel pada pokok maka kita bukan lagi dilevel jemaat tetapi kita adalah anak.

Setiap engsel penghubung memerlukan perawatan, harus dipastikan
Proses pertumbuhan menghasilkan perubahan progresif dan permanen, itulah sebabnya setiap anak didalam rumah harus terus memastikan dirinya terhubung akurat. Ibaratnya engsel pintu harus dirawat, diberi pelumas agar menghasilkan kelancaran, dengan demikian familiar spirit dapat tertanggulangi.

3. Pintu yang berfungsi sempurna sebagai gerbang Surga.

Dengan berfungsinya daun pintu dan kusen pintu yang kokoh, maka pintu yang berfungsi sempurna tersebut akan mendapatkan mandat yang baru yaitu sebagai pintu gerbang surga.

Kolaborasi antara jemaat (anak) dan rumah Tuhan yang terbangun akurat menyebabkan Bapa di surga memberikan kunci kerajaan sorga kepada gerejanya sehingga apa yang gerejaNya ikat dibumi akan terikat disorga, apa yang gerejaNya lepaskan dibumi akan terlepas disurga.
Matius 16:18-19 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Sekali lagi dalam imajinasi sistem pintu. Daun pintu dan kusen yang dihubungkan dengan engsel harus sekali lagi memiliki sinergi ketika kunci dipasangkan. Kunci baru dapat berfungsi maksimal ketika posisi kunci tepat akurat. Meleset sedikit saja hanya akan menghasilkan kemacetan. Itulah sebabnya prinsip sinergi dalam kaitannya sebagai gerbang surga digambarkan dalam kesepakatan minimal dua pihak, dalam konteks ini adalah tujuan, agenda, roh dari jemaat (anak) telah menyatu dengan tujuan, agenda, roh dari rumah Tuhan sehingga dengan demikian BAPA SELALU HADIR.

Matius 18:18-20  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Doa saya : masa perubahan dari jemaat menjadi anak sudah tiba!. setiap anak terhubung akurat dengan rumah rohani, setiap anak berkolaborasi dengan bapa rohani membangun rumah rohani, dan dari fungsi sinergi yang terjadi maka GerejaNya berperan sebagai pintu gerbang surga. Apa yang keluar dari gerejaNya adalah jawaban dari setiap permasalahan, yang keluar adalah solusi dari setiap kesesatan, yang keluar adalah terobosan dari setiap tantangan. Inilah waktunya seluruh mahkluk menantikan saatnya gunung rumah Tuhan menjulang tinggi diantara gunung gunung lainnya. Terjadilah! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer