HATI YANG TERTUJU KEPADA TUHAN

HATI YANG TERTUJU KEPADA TUHAN

Aspek kecenderungan hati haruslah terus kita perhatikan. Karena ternyata inilah yang sangat menentukan perjalanan kerohanian kita. Banyak orang yang terus berputar - putar dalam permasalahan kehidupan yang tidak kunjang usai, disebabkan karena kecenderungan hati yang tidak tertuju kepada kebenaran. Ada juga yang akhirnya tidak bisa melanjutkan perjalanan hidup karena terus memberontak terhadap Tuhan. Ya, semua efek tersebut dapat kita lihat terjadi atas bangsa Israel yang keluar dari Mesir. Inilah contoh kehidupan suatu bangsa yang menjadi bahan cemoohan bangsa - bangsa lainnya (Kel 32:5) karena perilaku mereka yang lebih bejat dari bangsa sekitarnya.

Dalam Keluaran 32, kita bisa melihat dengan jelas bagaimana kecenderungan hati yang jahat dari bangsa ini mendatangkan niatan Tuhan untuk membunuh seluruh bangsa dan memulai keturunan yang baru dari Musa! Tapi justru pada saat itulah saya bisa melihat dengan jelas kecenderungan hati Musa, kedewasaan, kematangan, dan keahlian bernegoisasi Musa dengan Tuhan.

Jika Musa punya kecenderungan hati yang jahat dan licik serta "ingin mencari nama" dan kehormatan seperti layaknya para pemimpin - pemimpin bangsa lainnya, pastilah ia akan menyetujui niatan Tuhan untuk membunuh Israel dan memulai suatu bangsa baru dari keturunannya. Sehingga nama Abraham, nama Ishak, nama Yakub akan terhapus dari sejarah ikatan janji Tuhan dengan mereka.

Tawaran yang cukup menarik sebenarnya dari Tuhan untuk Musa. Bagi saya, itu adalah ujian untuk Musa. Tapi karena kecenderungan hati Musa akurat, ujian itu bisa dilalui begitu saja dengan mudahnya. Padahal Musa bisa memulai "ikatan janji baru" bersama Tuhan dan membawa pewahyuan dan pengenalannya akan Tuhan sendiri. Ia bisa saja melakukan itu, sebab ialah satu - satunya orang yang berada 40 hari bersama Tuhan diatas gunung. Ia punya "track record" berjalan dalam keajaiban serta kedahsyatan Tuhan. Tapi Musa tidak mau sedikitpun menerima "penawaran" yang dilakukan oleh Tuhan. Ia tetap berpatokan kepada ikatan janji Tuhan pada Abraham dan tetap berada dalam ikatan janji itu dan melangkah terus di dalamnya (Kel 32:11-14) 

Dahsyat dan luar biasa kecenderungan sikap hati Musa. Di tengah bangsa Israel yang sedang tidak setia, Musa justru menunjukkan kesetiaannya pada ikatan janji yang Tuhan nyatakan pada Abraham, Ishak & Yakub. Musa sangat menyadari, bahwa Tuhan tidak akan pernah ingkar janji. Ia bahkan tahu, bahwa Tuhan sampai menamakan dan menyebut dirinya sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub karena begitu setiaNya Tuhan pada janjiNya pada Israel (Kel 3:6) Sedangkan bangsa Israel sangat bertolak belakang dengan sikap hati Musa, mereka menggantikan Allah Abraham, Ishak, dan Yakub dengan patung anak lembu emas. Mereka menolak berjalan dalam ikatan janji dan berzinah dengan ilahi lain (terbuka terhadap pengaruh  roh - roh dunia dan roh jahat)

Kisah di atas sesungguhnya bisa kita pakai untuk melihat kondisi keadaan gereja saat ini. Karena permasalahan gereja dengan bangsa Israel ternyata tidaklah jauh berbeda. Jika bukan anggota jemaat yang mempunyai kecenderungan hati yang salah, maka pemimpinnyalah yang ingin "mencari nama" dan memanipulasi untuk mencari keuntungan dalam suatu kegerakan.  Para pemimpin rohani yang ada atau biasa yang disebut gembala sidang selalu ingin "memulai kegerakan yang baru" atas namanya sendiri. Mereka sulit berada dalam pengayoman seseorang yang memang dipilih Tuhan untuk membawa pola ilahi dan ikatan janji. Kalaupun mereka mengaku sebagai orang kegerakan, tapi karena kecenderungan hati mereka tidak tertuju pada kebenaran, maka mereka tidak membawa roh yang sama seperti orang yang ditetapkan oleh Tuhan! Sehingga hidup mereka hanya menjadi batu sandungan dan merusak kehidupan orang lain.

Ya, masalahnya hanya disitu - situ saja. Saya percaya, kisah Israel ini dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita pada masa ini agar tidak mengulangi kesalahan yang sama (1 Kor 10 : 1-14) Jadilah pribadi yang memiliki kecenderungan hati yang benar. Apapun dan dimanapun posisi serta keberadaan diri kita. Entah itu sebagai jemaat maupun pemimpin rohani, pastikan kecenderungan hati kita hanya tertuju kepada kebenaran.

Bawa hati kita di hadapan Tuhan setiap hari. Ijinkan RohNya membedah hati kita dengan pekerjaan Roh dan FirmanNya sehingga hidup kita dapat terus dituntun oleh RohNya berjalan dalam jalan - jalan Tuhan.

Bayangkan saja, jika bangsa Israel yang kecenderungan hatinya selalu tertuju ke Mesir masih saja disertai Tuhan dengan luar biasa, apalagi jika kita mau hidup dalam kebenaran dan setia pada ikatan janji dengan pemimpin rohani yang Tuhan tetapkan. Pastilah kegerakan yang Tuhan kerjakan akan mencapai titik puncaknya, di mana Kerajaan Allah akan hadir diatas muka bumi ini!! Orang - orang benar akan memerintah atas negeri!!
#AkuCintaTuhan
Ps. Steven Agustinus

Komentar

Postingan Populer