UNITY

UNITY
Oleh: Lukas Winarno (Penatua jemaat Abbalove Ministries)

“ Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk ORANG-ORANG YANG PERCAYA kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, SUPAYA DUNIA PERCAYA, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Dan Aku telah memberikan kepada mereka KEMULIAAN, yang Engkau berikan kepada-Ku, SUPAYA MEREKA MENJADI SATU, sama seperti Kita adalah satu: AKU DI DALAM MEREKA dan Engkau di dalam Aku supaya mereka SEMPURNA MENJADI SATU, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” ( Yohanes 17:20-23 )

Menjadi satu adalah goal akhir perjalanan kekristenan kita di dalam dunia ini. Jadi setiap orang percaya harus memiliki benih kesatuan sejak ia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya, karena benih kesatuan ini adalah benih yang berasal dari Allah dan yang dibawa Yesus kedalam diri kita. Ini bukan benih yang berasal dari keinginan daging manusia, seperti yang terjadi ketika manusia membangun Menara Babel. Keinginan dan kerinduan akan kesatuan ini berasal dari Yesus sendiri, yang diucapkan lewat doa-Nya di dalam Yohanes 17.

Apa yang kita doakan adalah apa yang kita harapkan dan rindukan di dalam hati kita, supaya hal itu terjadi. Menjadi satu adalah kerinduan Yesus yang sangat besar dalam menjalankan misi-Nya kedalam dunia ini, dan kesatuan Tubuh-Nya itulah yang Yesus sedang bangun sampai hari ini. Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."(Matius 8:20). Kepala membutuhkan tubuh sebagai tumpuan, rumah atau tempat kediaman-Nya. Dan kita sebagai anggota tubuh-Nya, dibangun, direkatkan dan disatukan menjadi tempat kediaman-Nya tersebut. Selama tubuh-Nya tidak bersatu, kepala tidak mempunyai tempat untuk di letakkan. Oleh sebab itu kita harus memperhatikan keadaan kita, apakah kita memiliki benih kesatuan yang dimaksud.

Kesatuan yang akan dan sedang kita bangun ini haruslah kesatuan di dalam Allah Tri Tunggal, sesuai dengan gambar dan teladan-Nya. Dengan demikian dunia akan percaya kepada Yesus.
Lebih jauh lagi Yesus katakan, bahwa Dia telah memberikan kepada kita kemuliaan-Nya, supaya kita menjadi satu. Jadi kemuliaan Tuhan itu diberikan kepada kita, g ereja-Nya, agar kita sebagai anggota t ubuh-Nya bersatu . Dengan perkataan lain , kemuliaan itu tidak akan berarti jika kita tidak menjadi satu .

Kesatuan itu akan menjadi sempurna jika Yesus ada didalamnya sebagai Kepala. Untuk itu semua kita harus belajar untuk merendahkan diri, melempar mahkota kita dan bersujud di hadapan Anak Domba Allah. Saya percaya, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, dan telah menerima benih Ilahi saat kita percaya kepada Yesus, kita pasti bersatu. Saya juga menyadari bahwa untuk membangun kesatuan ini, setiap kita harus menyerahkan sebagian hak-hak kita sebagai tindakan penyangkalan diri kita sebagaimana seharusnya seorang murid Kristus.

Ada dua hal yang membuat kita tidak bersatu :
1. TIDAK PERCAYA KEPADA TUHAN.
Tidak percaya kepada Tuhan artinya tidak percaya kepada Firman-Nya, dan karena tidak percaya kepada Firman-Nya maka:
- Timbul rasa tidak aman, ketakutan dan penuh dengan kecurigaan.
- Egois, lebih mementingkan dan mempertahankan kebenarannya sendiri.
- Hatinya tidak murni lagi.

2. TIDAK MENGASIHI TUHAN.
Karena tidak percaya kepada Firman-Nya, maka tidak mungkin bisa mengasihi Tuhan. Karena tidak mengasihi Tuhan, maka kita juga tidak bisa mengasihi t ubuh-Nya.

Seringkali kita tidak menyadari telah menyakiti Tuhan, ketika kita menyakiti t ubuh-Nya, yaitu saudara-saudara kita, hamba-hamba-Nya, gereja-Nya. Tuhan berseru kepada Paulus saat itu, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Paulus menerima pewahyuan, bahwa murid-murid Yesus (orang percaya) adalah tubuh-Nya Yesus sendiri. Kalau kita melukai dan menyakiti saudara kita seiman, maka sesungguhnya kita telah menyakiti tubuh-Nya Yesus.

Mari kita membangun apa yang Yesus sedang bangun, yaitu tubuh-Nya sebagai rumah (bait) tempat kediaman-Nya, agar Dia sebagai Kepala dapat melekat menjadi satu dengan tubuh-Nya.
Jangan membangun apa yang Yesus tidak bangun, karena semua yang Yesus tidak bangun akan lenyap dan penuh dengan kesia-siaan.

Sekali lagi, untuk kita dapat bersatu, kita harus merendahkan diri kita agar Roh Allah memenuhi dan membawa kita untuk menjadi satu sebagai tempat kediaman-Nya untuk selamanya. Biarkan Dia dan bukan kekuatan kita, yang membangun kita menjadi rumah kediaman-Nya. Inilah yang harus menjadi kerinduan kita sebagai gereja-Nya, yang juga menjadi kerinduan Yesus yang telah dinyatakan lewat doa-Nya di atas.

Tuhan memberkati!

Komentar

Postingan Populer