RASA AMAN

RASA AMAN
Pdt Lukas Yoesianto

Hari ini Tuhan berbicara tentang rasa aman. Sering kali kita merasa tidak aman, dan rasa tidak aman ini menjadi penghalang dalam hidup kita.

Ciri-ciri orang yang tidak memiliki aman adalah batin kita tidak memiliki kemerdekaan, tidak ada kebebasan, ada penuduhan dalam diri kita sendiri - kita merasa tidak layak dan merasa brengsek. Rasa tidak aman ini bisa membuat kita:

Tidak bisa bertumbuh, merasa benar sendiri, dan membuat kita semakin terpuruk.

Membangun benteng. Rasa tidak aman membuat kita menyembunyikan sesuatu. Sebenarnya ini tidak menguntungkan hidup kita.
Curiga kepada orang lain. Rasa tidak aman membuat kita "sensitif - merasa di rasani."

Jika kita merasa tidak aman, belajar bertobat dan minta dipulihkan oleh Tuhan. Belajar terima nasihat dan teguran.

KUNCI HIDUP DALAM RASA AMAN

Pertama, Miliki Yesus Dalam Hidup Kita.

Rasa tidak aman bisa terjadi karena kita tidak menyadari bahwa Yesus ada dalam hidup kita. Yesus punya karakter aman di dalam Bapa.

 Sekalipun cercaan terjadi dalam hidupNya Dia tetap merasa aman. Yesus ada di dalam kita dan Roh-Nya ada di dalam kita; kesadaran inilah yang membuat kita begitu aman. RohNya yang memampukan kita untuk merasa aman.

Kedua, Miliki Hati Nurani Yang Murni

Mazmur 26:1-3
Dalam Mazmur ini, Daud berseru kepada Tuhan untuk dilepaskan dari segala tuduhan. FAYH menterjemahkan demikian:
“HAPUSKANLAH segala tuduhan terhadap aku, TUHAN, karena aku telah berusaha menaati hukum-hukum-Mu dan telah percaya kepada-Mu dengan tidak bimbang. Selidikilah aku, ya TUHAN, dan lihatlah bahwa memang demikian keadaanku; ujilah hatiku dan pikiranku juga. Karena kasih-Mu, kebaikan hati-Mu, dan kebenaran-Mu adalah tujuan hidupku.”

Mintalah kepada Tuhan untuk batin kita diuji dan sentuh sehingga pemulihan terjadi. Kita juga perlu minta supaya Tuhan menyelidiki hati kita sehingga kita mempunyai hati nurani yang murni. Sehingga ketika Tuhan bicara melalui pasangan kita, anak-anak kita dan bahkan pembantu kita; kita bisa menerima dan menangkap teguran itu.

Ketiga, Belajar Berdamai Dengan Diri Sendiri.

Apapun yang terjadi dalam hidup kita, miliki rasa aman. Milikilah rasa damai dengan diri sendiri karena Tuhan lihat hati kita. Kalau kita bisa berdamai dengan diri sendiri, maka kita bisa berdamai dengan orang lain. Tuhan Menebus kita karena kita adalah umatNya yang berharga. Berdamailah dengan suami, anak-anak dan tetangga kita.

Keempat, Hidup Dalam Kebenaran dan Terang Firman Tuhan.

Karena kasih-Mu, kebaikan hati-Mu, dan kebenaran-Mu adalah tujuan hidupku.

Kelima, Jangan Memiliki Rasa Aman yang Salah.

Kedudukan, pangkat, kekayaan atau duit bukanlah dasar yang sesungguhnya untuk kita merasa aman. Jangan bersandar pada itu semua. Jangan bersandar pada orang tua kita yang kaya. Karena itu semua bisa hilang dalam sekejab. Bersandarlah dan berharaplah pada Tuhan.

Yeremia 17:5-6 
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, …

SAUL ORANG YANG TIDAK MEMILIKI RASA AMAN

Saul, saat ditegur nabi Samuel, ia marah, membela diri dan malah minta dihormati. Bahkan rasa tidak aman Saul ini, menimbulkan kebencian dan kejahatan. Gara-gara puji-pujian yang dinyanyikan oleh para permpuan, Saul hendak membunuh Daud. Rasa tidak aman Saul membuat ia bertindak tidak karuan.

I Samuel 18:5-9
“…dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya." Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.

DAUD ORANG YANG MEMILIKI RASA AMAN

2  Samuel 7:1-18
Awalnya Daud hendak mendirikan rumah untuk tempat Tabut Perjanjian Allah. saat itu keinginannya dikonfirmasi oleh oleh nabi Nathan. Namun, keesokan harinya, nabi Nathan datang kepada Daud dan menyatakan pesan Tuhan bahwa yang akan membangun rumah Tuhan bukanlah Daud melainkan keturunannya. Mendapati keinginan hati yang berbeda dengan keinginan Tuhan, Daud tidak marah, justru ia sujud dan bersyukur kepada Tuhan (2 Samuel 7:18).

Kadang kita tidak suka dengan perubahan. Namun Tuhan bisa memakai siapa saja untuk berbicara kepada kita untuk berubah.

Begitu juga saat Daud telah berdosa berzinah dengan istri Uria, lalu Nabi Nathan menegurnya, Daud segera bertobat. Ia tidak marah, dengan rendah hati ia mengakui dosanya, “Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.” (2 Samuel 12:13)

Dalam kehidupan ini tidak ada yang perlu dipertahankan. Entah itu jabatan, kedudukan, kekayaan, Mari percaya dan percayakanlah segala sesuatunya kepada Tuhan, Dia akan terus pegang kendali.

Kemah Daud Ministries

Komentar

Postingan Populer