BAGAIMANA TUHAN YESUS MENGHADAPI KRITIK

BAGAIMANA YESUS MENGHADAPI KRITIK

By : Pdt. Gilbert Lumoindong

#priscillastefanie

Kita sebagai manusia selama kita hidup di muka bumi ini, pasti akan mengalami kritikan.
Apalagi bila kita ingin menjadi orang sukses, ingin menjadi orang yang berhasil, ingin menjadi orang yang membawa berkat bagi banyak orang, maka kita pasti harus berhadapan dengan kritik.
Suka maupun tidak suka, senang maupun tidak senang.
Kritik selalu harus kita hadapi.

Tetapi, saudaraku yang kekasih dalam Tuhan.
Dalam ayat-ayat bacaan ini kita dapat melihat bagaimana Yesus menghadapi kritik, karena Yesus adalah Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala raja.
Meski, Yesus sendiri adalah Tuhan, Yesus sendiripun masih menghadapi kritik.

Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, kita mau belajar dari guru kita yang agung ini, dari Yesus Kristus sendiri; bagaimana cara kita menghadapi kritik.

Ada banyak orang yang memulai pelayanannya dan pekerjaannya, lalu ia mulai mendapatkan kritik, dan seringkali menjadi kecewa.
Kemudian berpikir, mungkin saya engga bisa dan engga layak untuk pekerjaan Tuhan.

Ada banyak orang yang akhirnya jenuh, kecewa, dan mundur dari pelayanan.
Mereka kecewa akan terlalu banyaknya kritik yang mereka dengar.
Tidak sedikit dari mereka yang semangatnya menjadi patah, karena kritik-kritik yang dia dengar akhirnya mengecewakannya, melemahkan semangatnya.

Tetapi, saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, dari ayat-ayat bacaan ini kita pelajari bahwa Yesus sendiri yang merupakan Tuhan di atas segala Tuhan dan Raja di atas segala Raja, Yesus saja masih dikritik.
Kalau saja Yesus dikritik, siapa kita yang berharap kita engga akan melewati masa-masa seperti ini.

Kita lihat firman Tuhan pada Mat 21 : 23 – 27
(23)  Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya : "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu ? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu ?"
(24)  Jawab Yesus kepada mereka : "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.
(25)  Dari manakah baptisan Yohanes ? Dari sorga atau dari manusia ?"
Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata : "Jikalau kita katakana : Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita : Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya ?
(26)  Tetapi jikalau kita katakan : Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."
(27)  Lalu mereka menjawab Yesus : "kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka : "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, Yesus mengerti betul bahwa orang-orang Farisi ini, imam-imam Kepala ini bertanya bukan untuk mendapatkan jawaban, tetapi mereka bertanya untuk mencari kesalahan dari Kristus.

Banyak kritik yang disampaikan seringkali bukan untuk memberi semangat kepada saudara, atau membuat hidup saudara lebih dekat dengan Tuhan, atau membuat saudara lebih mengerti tentang kebenaran.
Tetapi, seringkali kritik dilakukan dari orang-orang yang berniat jahat terhadap saudara.

Ada orang-orang yang mungkin engga suka dengan saudara.
Ada orang-orang yang iri hati melihat berkat-berkat Allah dalam hidup saudara, meskipun kita tidak bisa menutup mata, bahwa memang ada orang yang mengkritik "out of love / out of loving heart / dari hati yang mengasihi dan penuh dengan cinta".

Saudara harus bisa bedakan, kalau kritik itu berdasarkan cinta / kasih / perhatian, supaya saudara lebih maju, lebih sukses, lebih berhasil.
Maka, setajam, sekeras maupun sepedas apapun kritik itu, kita harus belajar untuk menerimanya.
Karena, itu akan membuat kita lebih maju, lebih bertumbuh, lebih sukses.

Tetapi, kalau kritik yang ditujukan karena iri hati, mencari-cari kesalahan / orang ingin melihat saudara gagal, kecewa, jatuh.
Nah, saudara harus meneladanani Kristus.
Karena, salah 1 persoalan yang tidak disukai seseorang, yaitu : ketika ia dikritik.

Namun, Yesuspun dikritik, nah persoalannya sekarang, bagaimana Yesus menghadapinya ?

~~  1.  YESUS MENERIMA KRITIK DENGAN TERBUKA DAN TENANG

Dengan keterbukaan dan ketenangan dalam menghadapi kritik, kita bisa membedakan, apakah kritik ini berasal dari hati yang mengasihi, atau kritik ini keluar dari hati yang iri.
Kalau kita tidak tenang dan terbuka, kita engga siap menghadapi kritik ini.
Maka, kita akan menjadi marah, pedahal kritik ini adalah kritik yang membangun.
Yang semestinya, bila untuk kemajuan, aku terima.
Tetapi, bila disampaikan dengan hati yang iri, maka kamu sendiri tidak akan bisa menjawabnya.

Kita lihat pada Mat 21 : 24
Jawab Yesus kepada mereka : "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.

Jadi, di sini kita lihat, Yesus engga marah, Yesus engga tersinggung.
Meskipun mujizat sudah banyak terjadi.
Kalau kita jadi Yesus bisa saja kita berkata,"tiba-tiba engkau sangka aku melakukan kepalsuan dan menyangka aku sebagai nabi palsu ?"

Seperti kita, waktu kita dikritik, kita mulai kecewa, mulai marah dan balas, siapa kamu yang berani kritik !
Sehingga mungkin kita akan mulai kasar, mulai arogant, dan tunjukkan kuasa kita.
Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, itu bukanlah cara Kristiani.
##  Kalau kita mau belajar hidup yang bertumbuh, sukses dan menjadi berkat, maka kita harus menerima kritik dengan terbuka dan dengan tenang.

~~  2.  YESUS MENJAWAB KRITIK DENGAN BIJAKSANA 

Kita lihat pada Mat 21 : 25, 26
(25)  Dari manakah baptisan Yohanes ? Dari sorga atau dari manusia ?"
Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata : "Jikalau kita katakana : Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita : Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya ?
(26)  Tetapi jikalau kita katakan : Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."

Yesus menjawab kritik tidak dengan emosi dan kekuatannya sendiri / sinis.
Dan seringkali saat kita dikritik, kita seringkali emosi, mencoba menjatuhkan dan menyerang kembali.
Karena, seringkali perasaan kita sudah dikecewakan, disakiti.

Tetapi, kembali sebagai hamba Allah, saya mau ingatkan mari kita belajar dari Yesus.
##  Yesus menghadapi kritik dengan terbuka, dengan tenang, sehingga IA bisa membedakan mana kritik yang membangun, mana kritik yang lahir dari hati yang benci, mana kritik dari hati yang mengasihi, atau dari hati yang ingin melihat kejatuhan.

Ketika Yesus mulai mengajukan itu, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat mulai berpikir.
Kalau saya menjawab dari manusia, saya takut akan orang banyak.
Tetapi, kalau dari Allah nanti dia menyerang lagi.
##  Nah, Yesus begitu bijaksana, sampai orang yang merancangkan yang jahat, sampai orang yang mau menyerangnya kembali / memancing perdebatan tidak bisa melihat hasil yang positif.
Mereka terdiam dan tidak bisa berbicara.
Nah, ini yang saya sebut bijaksana.
**  Bijaksana berarti tanpa menyakiti, tanpa mengecewakan dalam menyelesaikan masalah.

~~  3.  YESUS DAPAT MEMISAHKAN ANTARA KRITIK YANG MEMBANGUN DENGAN KRITIK YANG MENJATUHKAN

Berarti, kalau kritik membangun, itu baik buat kita.
Tetapi, kalau kritik ini menjatuhkan, kita berkata, "Tuhan, saya tahu, bahwa manusia boleh rancangkan yang jahat, tetapi kasih Allah tetap luar biasa untuk hidup kita."
Sehingga bila kita sebagai suami, istri, pekerja, kita harus siap menghadapi kritik.

Doa :
Bapa, di dalam Nama Yesus, setiap kami dengan segala beban dan masalahnya, hamba berdoa di dalam Nama Yesus Tuhan jamah kami semua, sehingga kemuliaan Tuhan Yesus nyata di dalam hidup kami. Di dalam Nama Yesus kami berdoa, haleluya, Amin !

Writer : Priscilla Stefanie

Komentar

Postingan Populer