DIMENSI TERTINGGI


*DIMENSI TERTINGGI*
*Ringkasan khotbah Pdt. Chris Manusama*

*Minggu, 05 Juni 2016*

Ada tiga dimensi:

Dimensi pertama: Dimensi dimana manusia hidup dengan orang-orang khusus pilihan Tuhan. Maksudnya kita hanya bisa mendengar suara Tuhan melalui orang-orang khusus seperti nabi-nabi.

Dimensi kedua: yaitu ketika Yesus lahir, dimana Allah sendiri masuk dalam dimensi manusia. Tuhan yang kekal membuat dirinya terbatas dalam tubuh manusia. Satu dimensi dimana manusia dekat dengan Allah. Namun dimensi ini penuh keterbatasan. Artinya jika kita mau ketemu Tuhan, kita harus ada dimana Dia ada.

Dimensi ketiga adalah Dimensi Roh kudus.  Sebelum Dia naik ke Sorga Yesus menjanjikan Roh kudus yang akan tinggal di dalam manusia. Berarti Allah mau hubungan yang lebih lagi, yaitu kita bisa ada dengan Dia terus-menerus. Inilah  yang disebut dimensi yang tidak terbatas.

Apa yang akan dihasilkan oleh Roh kudus di dalam orang-orang yang percaya?

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; (Yoh.14:12)

Pertanyaannya, sudahkah kita melakukan hal-hal yang sama atau lebih seperti yang Yesus lakukan. Jika belum, apa yang salah?

17 Akan terjadi pada hari-hari terakhir — demikianlah firman Allah — bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.  (Kisah Para Rasul 2:17-18)

Jika dahulu hanya nabi-nabi yang bernubuat, sekarang semua orang yang dipenuhi Roh kudus dapat bernubuat. Di dimensi yang tidak terbatas ini semua orang dapat mendengar Tuhan berbicara secara pribadi. Sebab kita memiliki Roh kudus yang tinggal di dalam kita.  Sudahkah kita melihat anak-anak kita bernubuat? Sudahkah orang-orang yang tua mendapat mimpi? Jika hari ini anak-anak kita belum berbicara sesuatu, mungkin karena mereka tidak di arahkan, atau mereka tidak bertumbuh dalam Tuhan.

Ada dua hal yang membuat kita hanya beragama, tapi kita tidak mengalami berkat-berkat rohani. Pertama, kita tidak lahir baru. Kedua, kita tidak minta supaya Tuhan penuhi kita dengan RohNya. Akhirnya kita menjadi Kristen yang gagal dan kalah. Padahal dua ribu tahun yang lalu, kuasa itu sudah diturunkan.

Hari ini Roh kudus mau kita sadar bahwa kita hidup dalam sebuah imitasi murahan dari apa yang sesungguhnya sudah Tuhan sediakan untuk kita. Sadarkah kita bahwa Roh kudus turun dan Dia mau tinggal di dalam kita. Sampai di sini, jika kita masih belum mengerti, berarti kita hidup dipimpin dan diatur oleh jiwa kita (jiwa terdiri dari: pikiran, indra dan kehendak). Jiwa selalu sepakat dengan dunia nyata. Jiwa akan percaya jika bisa dilihat dan  masuk akal. Jadi walaupun kita sudah Kristen, kita mengaku lahir baru, tapi kalau hidup kita terus kalah, hal itu karena yang atur hidup kita adalah jiwa kita. Begitu tidak masuk akal, langsung ditolak.

Tuhan datang kepada kita, meninggalkan kekekalan, masuk dalam batasan waktu, hanya supaya kita mengenal Dia. Kita tidak akan pernah bisa mengerti Tuhan yang besar itu, sebab itu Tuhan turun untuk menjadi sama dengan manusia supaya kita dapat mengerti  tentang Dia.

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3)

Jadi hidup kekal bukan hanya tentang masuk Sorga, tapi hidup kekal adalah mengenal Allah. Hari ini sebelum kita melangkah jauh, mari kita berdoa, minta kepada Tuhan supaya Dia menolong kita untuk melihat jauh melebih logika kita.

Di dunia luar, orang-orang melakukan lebih untuk ilah-ilah mereka dibandingkan kita yang mengaku Tuhan kita hebat. Apa ilah-ilah orang dunia? Penemuan-penemuan mereka, produk-produk mereka, profesi mereka dll.

Orang dunia kasih seluruh hidupnya untuk apa yang mereka hasilkan dan apa yang mereka jual. Ada satu kerelaan untuk berkorban. Jika kita berkata kita mengasihi Tuhan, apakah kita memiliki semangat yang sama untuk Tuhan. Kurangnya gairah bagi Kristus membuat kita tidak dapat menerima kuasa dari dimensi yang tidak terbatas itu. Harusnya keinginan menjadi satu dengan Kristus lebih besar dari keinginan apapun di dunia ini. Kegagalan kita adalah kita tidak berani bayar harga untuk itu. Kita tidak hidup dengan iman, tapi kita hidup dengan pikiran kita yang terbatas.

Kepintaran manusia tidak dapat digunakan untuk menghakimi firman dan kita tidak berhak untuk menghakimi firman. Justru waktu kita membaca firman, maka firmanlah yang menghakimi hidup kita. Akal kita  sudah terbiasa menuntut bukti. Panca indra kita tidak dapat melihat hal-hal rohani, karena itu jiwa kita baru percaya kalau ada bukti. Perkara-perkara rohani hanya dapat dilihat oleh iman. Iman menggantikan indra kita untuk melihat apa yang mata jasmani tidak dapat lihat. Sebab itu untuk hidup dalam dimensi yang tidak terbatas, iman kita yang harus hidup.

Kenapa kita sulit memberi? Karena pikiran kita berkata nanti rugi. Kita sulit datang pada dimensi yang tidak terbatas, karena akal kita yang mengendalikan kita. Mungkin kita bisa berhasil, tapi keberhasilan kita tidak relevant dengan tujuan Tuhan. Kenapa kita mengaku Kristen tapi kita mengalami kekurangan, kita berhutang, dimana janji Tuhan? Janji Tuhan tidak bisa keluar karena jiwa kita menjadi katup yang menutup semua janji yang Tuhan taruh di dalam kita. Pertanyaannya, “Apakah Anda menginginkan Tuhan lebih dari apapun dalam kehidupanmu?  Jika kamu berkata ‘ya’, maka kamu harus mau membayar harganya.

Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (Yohanes 6:38)

Yesus tidak memikirkan diriNya, selain kehendak BapaNya. Dapatkah kita melakukan hal yang sama kepada Yesus, seperti Yesus melakukannya kepada Bapa di Sorga? (Baca Daniel 3,6).

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yohanes 15:7)

Gairah yang dunia punya adalah ‘Antusiasme’. Alkitab mengajarkan bahwa ‘Antusias’ adalah Allah tinggal di dalam kita. Persekutuan dengan Roh kudus membuat manusia menjadi satu dengan Allah. Maukah kita hidup melekat dengan Kristus?

Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (I Korintus 2:9)

Uji diri kita masing-masing, “Apakah saya mengasihi Dia?” I Korintus 2:10 -16

Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. ( I Korintus 2:14)

Manusia duniawi boleh punya gelar, kedudukan, status sosial, mereka punya semua yang hebat tapi mereka menolak apa yang berasal dari Roh Allah. Walaupun Anda Kristen, Anda ke gereja, tapi jika Anda tidak dapat menerima perkara-perkara roahani, Anda adalah manusia duniawi.

Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus. ( I Korintus 2:16)

Kisah para rasul mencatat bahwa Petrus adalah orang biasa yang tidak terpelajar, tapi orang banyak heran akan hikmat dan kuasa yang dinyatakan melalui mereka (Kisah.4:13-14).

II Petrus 1:1 Kita memperoleh iman yang berharga, yaitu iman Yesus Kristus. Waktu kita bertobat dan lahir baru, iman yang di dalam kita adalah imannya Yesus Kristus, bukan karena usaha kita. Ironisnya kita masih tetap pakai pikiran kita sekalipun Tuhan telah menaruh imanNya di dalam kita.

Petrus pakai iman itu untuk berjalan di atas air. Langkah pertama, Petrus harus melangkah keluar dari perahu. (Perahu bicara tentang sarana buatan manusia). Langkah kedua adalah urusan Tuhan. Ada banyak peristiwa dimana Petrus menggunakan kuasa yang Tuhan taruh di dalamnya. Misalnya: Di gerbang bait Allah dimana Petrus menyembuhkan orang lumpuh (Kisah.3:1-8). Kemudian ada peristiwa lain dimana bayangan Petrus pun menyembuhkan orang sakit (Kisah.5:15). Kisah.9:36-42 Petrus membangkitkan seorang perempuan bernama Dorkas. Dalam Roh kita memiliki kuasa yang sama yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati.

Renungkan hal ini: Apakah saya mengasihi Yesus? Apa yang menghalangi saya tidak mengalami kuasa itu? Jika saya anak Tuhan, pantaskah saya gagal?

Jika kita menderita karena Kristus, itu satu hal yang berbeda. Tapi jika kita menderita karena kita tidak percaya, berarti kita harus bertobat dan berubah. Mari bangkit dan miliki kesadaran Roh. Tidak ada kata ‘nasib’ bagi orang percaya. Waktu kita sepakat dengan Roh, maka kehidupan Tuhan di dalam kita akan bermanifestasi dalam tubuh fisik kita. Jadi hidup dalam dimensi yang tidak terbatas ini, bukan proses untuk mendapatkan dari Tuhan. Tapi satu proses pembaharuan pikiran. Sebab itu Paulus berkata, “Berubahlah oleh pembaharuan budimu ….”. Amin.


Komentar

Postingan Populer