KETULUSAN


*KETULUSAN*
*JKI HIGHER THAN EVER*
*MINGGU, 10 FEBRUARI 2019*
*Ev Sophia Melissa Tedjasantosa*


*BERKAT YEHUDA*

Kecakapan bisa dilatih oleh kita. Ketulusan atau Kemurnian Hanya Di Ketahui Oleh Tuhan.

Kejadian 49:8-12 (TB)  Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.
Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.
Yehuda Menerima Berkat Kesulungan, Berkat Raja-Raja.

*FAKTA TENTANG YEHUDA*

*KONSPIRATOR PEMBUNUHAN*

YEHUDA Yang Memberikan Ide Untuk Membunuh Yusuf Kesayangan Ayahnya. Yehuda memiliki sifat Kasar, Keras. Yehuda pula yang memberikan ide untuk menjual Yusuf ke Orang Midian.
Yehuda sebenarnya adalah seseorang yang membenci Yusuf, yang kemudian mengusulkan kepada semua saudaranya untuk menjual Yusuf sebagai budak Mesir melalui tangan seorang Ismael (Kejadian 37: 26-28). Ia dan semua saudaranya mendapat perlakuan kasih yang berbeda dengan Yusuf, maka dari itu mereka merasa cemburu. 

*YEHUDA KEPAHITAN KEPADA YAKUB*

Yehuda Menyimpan Kepahitan Kepada Yakub, Karena Yakub lebih mengasihi Yusuf anak Rahel. Ia benci Yakub Karena Yakub lebih mengasihi Rahel daripada Lea ibunya.
*KEGAGALAN DAN SKANDAL YEHUDA*
Di tempat perantauan itu, Yehuda mengambil seorang istri yaitu seorang perempuan Kanaan, tanpa persetujuan dan berkat orang tuanya. Yehuda mempunyai 3 anak laki-laki yang dilahirkan dari Syua, istrinya itu. Saat tiba yang sulung yaitu Er menikah dengan seorang perempuan bernama Tamar, Tuhan membunuh Er itu karena ia berkelakuan jahat di mata Tuhan. Menurut tradisi saat itu, adiknya yang bernama Onan yang harus menggantikan Er, supaya membangkitkan keturunan bagi Er, kakaknya tersebut. Namun Onan tidak mau warisan ayahnya (yang sekarang jadi miliknya), beralih ke tangan anak yang nantinya dikandung oleh kakak iparnya, sehingga ia membiarkan maninya terbuang. Tuhan memandang itu sebagai hal yang jahat, karena Onan lari dari tanggung jawabnya, sehingga Tuhan membunuhnya. Dua peristiwa kematian anak-anaknya yang berturut-turut membuat luka hati yang begitu dalam buat Yehuda. Ia menjanjikan kepada Tamar, menantunya, bahwa Syela, anaknya yang ketiga yang akan dinikahkan kepada Tamar, namun disuruhnyalah Tamar menunggu sampai usia Syela besar. 

Sebenarnya Yehuda kuatir nanti anaknya yang terakhir meninggal juga (atau mungkin ia juga berusaha lari dari tanggung jawab), sehingga ia keberatan dan terkesan mengulur-ulur waktu kepada menantunya itu. Kesedihan Yehuda bertambah dengan kematian istrinya pula tak lama kemudian ( Kejadian 38:2-12a). Yehuda perlu melewati banyak proses waktu dihajar Tuhan untuk menyadari bahwa kehilangan anak sulung dan yang kedua, memulangkan menantu dan kehilangan istri, semua itu adalah hukuman dari Tuhan, karena kesalahannya yang dahulu.
Setelah berkabung akan istrinya, Yehuda bertemu dengan seorang perempuan berselubung yang dikiranya sebagai perempuan sundal. Ia bersetubuh dengan perempuan itu, akhirnya perempuan itu hamil, tapi perempuan itu tidak dapat dijumpai lagi olehnya. Setelah lewat 3 bulan, terdengar kabar bahwa Tamar, menantunya telah hamil karena bersundal/melacur. Yehuda menjadi marah besar, namun setelah diketahui dengan bukti-bukti yang jelas, bahwa ternyata perempuan yang berselubung yang tempo hari itu adalah menantunya (dengan kata lain menantunya hamil karena bersetubuh dengan dia), Yehuda tidak bisa berkata-kata lagi dan mengakui kesalahannya yang mengulur-ulur waktu menikahkan anaknya yang ketiga dengan Tamar ( Kejadian 38:12b-26). Dalam kecelaan Yehuda, Tamar melahirkan anak kembar, tetapi anak-anak itu bukan anak dari istrinya, bukan juga cucunya. Kejadian-kejadian inilah yang membuat dia memahami ayahnya, yaitu Yakub yang telah kehilangan anaknya dan bagaimana tanggungan seorang ayah yang begitu besar dalam keluarga. Dari sanalah, Yehuda berubah sikap hatinya dan pulang kepada ayahnya. 

*YEHUDA YANG BERBEDA*
Kejadian 43:8-9
Kejadian 44:31-33

Setelahitu, sebuah peristiwa kelaparan terjadi merata di bumi, sehingga ia dan semua saudaranya, kecuali Benyamin, harus keluar untuk membeli bahan makanan dan diterima sebuah kabar bahwa ada gandum di Mesir ( Kejadian 42:1-5). Singkat cerita, Yusuf yang saat itu sudah menjadi penguasa kedua di Mesir berniat menguji hati mereka dengan beberapa kejadian ganjil, yang pada akhirnya mengharuskan Benyamin ikut ke Mesir. Yakub menjadi duka saat dikatakan bahwa Benyamin harus pergi bersama-sama mereka ke Mesir. Lalu, berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya. Firman Tuhan di Kejadian 43: 8, mencatat : “kepada Israel”, bukan “kepada Yakub”. Tuhanlah yang menamakan Israel kepada Yakub (Kejadian 32:28; 35:10), seperti Abram menjadi Abraham. Dengan kata lain, Yehuda tidak hanya mengatakan di hadapan ayahnya, tapi juga di hadapan Tuhan yang menjadi saksi atas kesungguhan perkataannya, bahwa dia bersedia menanggung dosa selama-lamanya dan memastikan semuanya menjadi lancar. Jiwa kepemimpinan Yehuda tiba-tiba menonjol daripada semua saudaranya. Dia merasakan dengan pasti bagaimana perasaan Yakub kepada Benyamin saat itu, karena itu sama persis dengan bagaimana perasaan kuatir dirinya kepada Syela, anaknya yang ketiga.Yakub memiliki banyak anak, namun Yehudalah yang mengerti hati ayahnya ini. Karena ia memiliki anak, ia dapat mengerti hati seorang ayah.

Yehuda menjadi seorang yang berbeda.
Demikian pula saat dia berbicara kepada penguasa kedua di Mesir (yang sesungguhnya adalah Yusuf, namun mereka tidak mengetahuinya), bagaimana dia membela Benyamin, karna Benyamin harus menjadi budak Mesir akibat suatu kejadian yang bukan salahnya. 

Yehuda yang memohon di depan penguasa Mesir itu bukan lagi Yehuda yang saat menjual Yusuf di masa lalu. Sekarang ia menjadi seseorang yang mawas diri, bertanggung jawab dan berintegritas dengan apa yang dia katakan di hadapan Tuhan dan ayahnya. Dia menjadi seorang yang rendah hati pula.
Yehuda sebelumnya bukanlah orang yang hidup suci tingkah lakunya, dia suka birahi dan emosional, namun perjalanan hidupnya diakhiri dengan penyesalan dan pertobatan menjadi orang yang berbeda, orang yang bertanggung jawab buat keluarganya, orang yang memperjuangkan kesatuan keluarga bahkan menjaga hati ayahnya dari duka yang sangat. Sejak saat itulah, Tuhan membuat Yakub dapat memandang Yehuda, anaknya ini sebagai seorang yang jauh berbeda, seseorang yang bisa memimpin dan berdiri untuk mewakili dirinya ( Kejadian 46:28). Bahkan, berkat Yakub kepada Yehuda menurut saya lebih "keren" dibandingkan smua saudaranya. ". . . engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu . . . Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya . . ."
Penutup : Kesaksian Pergi Ke Perbatasan Tidak Jadi Beban, Saat ini sebagai sukacita melakukan pelayanan ke daerah perbatasan karena Mengerti Hati Bapa.
Lakukan Pelayanan dengan Pengertian dan Adopsi Hati Yesus.
Amin
Penulis
Joshua Ivan Sudrajat





Komentar

Postingan Populer