BELAJAR TENTANG MADU

BELAJAR TENTANG MADU

Madu (Ibrani: דְּבַשׁ - DEVASH, נֹפֶת- NOFET; Yunani: μέλι - MELI) terdapat banyak sekali di Palestina, sangat disukai oleh orang Ibrani. Madu diambil dari lebah liar(Ulangan 32:13; Hak 14:8; Mark 1:6 dsj. dan lain-lain). Belum ditemukan titik terang, apakah sebelum zaman Helenis sudah ada pemeliharaan lebah. --> Ungkapan yang memenuhi seluruh PL "susu dan madu" adalah sebuah ungkapan yang melukiskan Kanaan sebagai tanah yang terberkati:

* Imamat 20:24
LAI TB, Tetapi kepadamu Aku telah berfirman: Kamulah yang akan menduduki tanah mereka dan Akulah yang akan memberikannya kepadamu menjadi milikmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya (DEVASH); Akulah TUHAN, Allahmu, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain.

Madu merupakan salah satu makanan Yohanes Pembaptis (Matius 3:4, Markus 1:6). Susu dan madu tersedia bagi umat Israel di tanah yang dijanjikan (Keluaran 3:8), karena itu memberikan susu dan madu dalam satu dari tiga cawan kepada orang yang baru dibaptis pada hari raya Paskah, menjadi kebiasaan dalam Gereja Perdana.

Madu lebah adalah cairan yang lengket dan manis yang diproduksi oleh lebah. Madu disebutkan dalam Kitab-Kitab Ibrani dengan kata-kata נֹפֶת - NOFETS (madu yang mengalir, atau madu dari sarang lebah) dan דְּבַשׁ - DEVASH. Kata DEVASH mungkin tidak hanya memaksudkan madu lebah tetapi juga sari buah-buahan (Imamat 2:11). Kitab-Kitab Yunani menggunakan kata μέλι - "MELI", dengan kata sifat ἄγριος - AGRIOS, "liar/ hutan", untuk menyatakan madu dari lebah liar.

Madu termasuk bidang hasil-usaha dari bumi Israel yang paling bernilai di dalam PL. Madu juga diekspor (Kejadian 43:11; Yehezkiel 27:17). Madu begitu dihargai, sehingga orang bisa menghadiahkannya kepada seorang nabi (1 Raja 14:3) atau mempersembahkannya kepada Allah (Imamat 2:11-12). Orang tidak bisa memakainya untuk kebaktian (Imamat 2:11). Madu dimakan begitu saja (1 Samuel 14:25-27; Yesaya 7:15) atau digunakan untuk memaniskan makanan.

*SIMILE*

Keadaan sebenarnya, atau yang hanya tampak menyenangkan dan menggairahkan.

* Amsal 16:24
LAI TB, Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu (DEVASH), manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.

Khasiat madu untuk menyembuhkan disamakan dengan perkataan yang menyenangkan dan dengan hikmat, bukan hanya karena madu itu manis dan lezat rasanya melainkan juga karena berkhasiat untuk menyehatkan. Perkataan yang menyenangkan memang sehat secara rohani, sama seperti madu itu baik bagi tubuh jasmani. Penulis Amsal mengatakan, "Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang" (Amsal 16:24).

*SINEKDOKE*

Adalah lambang kelimpahan hal-hal yang baik:

* Bilangan 13:27
LAI TB, Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya (DEVASH), dan inilah hasilnya.

Negeri yang Berlimpah dengan Susu dan Madu. Gambaran tentang Palestina/ Kanaan sebagai "negeri yang berlimpah dengan susu dan madu", yang berulang kali disebutkan dalam Alkitab, memang cocok sebab negeri itu bukan hanya berlimpah dengan produk yang dihasilkan oleh lebah melainkan juga dengan sari buah-buahan (Keluaran 3:8; Imamat 20:24; Ulangan 11:9; Yosua 5:6). Yang terakhir ini tampaknya termasuk salah satu barang dagangan yang ditukarkan dengan barang-barang dari Tirus (Yehezkiel 27:2, 17).

Manisnya dan nikmatnya makan madu digunakan sebagai ilustrasi dalam seluruh Alkitab. Ada contoh-contoh dalam Yehezkiel 3:2, 3 dan Wahyu 10:9. Madu dari sarang lebah sering disebutkan sebab dianggap lebih lezat, lebih manis, dan lebih bergizi dibandingkan dengan madu yang sudah berada di udara terbuka untuk suatu waktu. Untuk menandaskan betapa baik dan menyenangkan perkataan yang diucapkan oleh gadis Sulam, gembala yang menjadi kekasihnya menyebutkan bahwa perkataannya itu bagaikan "madu murni" yang terus menetes dari bibirnya:

Komentar

Postingan Populer