PERCAYA SEPENUHNYA KEPADA TUHAN

PERCAYA SEPENUHNYA KEPADA TUHAN


Untuk membangun dasar keyakinan yang selaras dengan firman - sehingga menikmati kehidupan dalam realita Kerajaan yang tak tergoncangkan, memang tidak bisa dalam waktu sekejap. Sama seperti seseorang yang ingin memperkuat sistem imun tubuhnya dengan mempergunakan ramuan jamu - meski setiap teguk jamu memberi manfaat tersendiri bagi tubuh, tapi tetap dibutuhkan ketekunan dan kedisiplinan untuk melakukannya setiap hari!
 
Inilah saatnya untuk umat pilihan dengan aktif dan agresif mulai membangun dasar keyakinannya untuk selaras dengan firman! Lakukan dalam ketekunan dan kedisiplinan diri - miliki sense of urgency dalam melakukannya, sehingga tidak ada lagi alasan yang dibuat-buat untuk membenarkan kemalasan rohani yang masih tersisa!
 
Kisah Para Rasul 2:42 (TB)  MEREKA BERTEKUN DALAM PENGAJARAN RASUL-RASUL dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
 
Aspek bertekun untuk mendalami pola kerja dan jalan-jalan Tuhan seperti yang dilakukan oleh jemaat mula-mula, sepertinya sudah tergerus oleh waktu dan ditinggalkan oleh jemaat masa kini. Padahal aspek bertekun dalam pengajaran (ditulis dengan kata 'Doctrine' dalam Alkitab berbahasa Inggris - berupa instruksi terhadap pola kerja dan jalan-jalan Tuhan) telah mampu membentuk kehidupan jemaat mula-mula untuk mampu mengatasi atau berkemenangan dari berbagai bentuk aniaya maupun berbagai bentuk kegoncangan lainnya (Kisah Para Rasul 8:1, 8:4, Roma 8:35-39). Ketekunan dan kedisiplinan dalam merenungkan firman mutlak dibutuhkan untuk jemaat mulai membangun kembali pola hidup yang mereka miliki. 
 
Suka-tidak suka, sadar ataupun tidak, dalam hidup kita sudah terbangun suatu pola; dan permasalahannya, pola tersebut dibangun oleh dunia ini! Ada banyak ideologi, opini, informasi, persepsi maupun data dan fakta-fakta lahiriah yang berasal dari dunia ini yang telah ikut mencetak pola hidup jemaat. Sehingga tanpa jemaat sadari, pola hidup lahiriah atau yang berasal dari dunia ini telah menjadi 'filter' terhadap firman yang datang dalam hidupnya! Berapa banyak firman yang masih kita 'ragukan' atau kurang yakini keabsahannya gara-gara 'bertolak belakang atau bertentangan' dengan pola hidup hasil bentukan dunia ini yang masih ada dalam hidup kita?
 
Misalkan, yang paling sederhana saja, prinsip firman tentang ampunilah yang bersalah kepadamu - masih ada banyak dari jemaat yang walaupun mengetahui prinsip tersebut tapi karena pola hidup atau pola pikir hasil bentukan dunia ini masih ada dalam dirinya. Alhasil yang ia lakukan adalah 'terus menunda' untuk dirinya segera melepaskan pengampunan.
 
Tuhan sudah menjanjikan penjagaan dan pemeliharaan atas kehidupan setiap umat pilihan (Mazmur 91) tapi berapa banyak dari jemaat yang hingga sekarang masih hidup dalam belenggu kekuatiran atau ketakutan??
 
Pendek kata, tidak ada pilihan lain untuk membongkar pola hidup atau pola pikir seseorang, dibutuhkan ketekunan untuk terus 'menggosokkan' - memperkatakan dan mengimajinasikan firman hingga tidak ada lagi bentuk-bentuk pertanyaan yang meragukan atau menyanggah keabsahan firman bakal terus muncul dari dalam pikiran kita. Sebaliknya, dengan mudah pikiran kita bisa 'melihat' atau mengimajinasikan bagaimana firman tersebut mulai tergenapi dalam hidup kita.
 
Selama seseorang masih sulit untuk bisa 'melihat' atau mengimajinasikan bagaimana firman tergenapi dalam hidupnya, dan ia jadi bersemangat serta teryakinkan oleh hal tersebut, artinya pola hidup atau pola pikir hasil bentukan dunia ini, masih ada dalam hidupnya.
 
Teruslah bertekun untuk membongkar pola hidup atau pola pikir hasil bentukan dunia ini dan miliki kehidupan yang mudah diyakinkan oleh firman, mudah percaya dan melangkah sesuai dengan firman yang Tuhan berikan. Alamilah indahnya hidup di dalam dunianya Tuhan. #AkuCintaTuhan
 
Ps. Steven Agustinus
 
Bagi saudara pengguna Instagram, ikuti akun IG terbaru Ps. Steven Agustinus di @psstevenpersonal
Gbu

Komentar

Postingan Populer