PERANG SEDANG DIMULAI

*PERANG SEDANG DIMULAI*

*Rick Joyner*

Kemudian saya berpaling dan melihat pasukan Tuhan berada 
dibelakang saya. Ada ribuan prajurit tetapi tidak bisa dihitung. Hanya sejumlah kecil yang berpakaian lengkap, berbaju zirah 
dan memakai ketopong tetapi sejumlah besar tidak memakai 
pelindung. Sejumlah besar pasukan itu terluka. Banyak dari mereka yang berbaju zirah tapi hanya memiliki perisai yang 
kecil sehingga tidak dapat melindungi mereka dari pembantaian 
yang datang. Mayoritas pasukan ini adalah wanita dan 
anak-anak.

Dibelakang pasukan ini adalah kelompok besar orang, sama 
seperti kelompok tawanan yang mengikuti pasukan iblis tetapi 
keadaannya sangatlah berbeda. Tampaknya mereka adalah 
orang-orang yang berbahagia, mereka bermain, bernyanyi, 
berpesta dan berjalan dari satu kemah ke kemah lainnya. Hal ini 
mengingatkan saya akan keadaan di Woordstock. 

Saya mencoba berteriak mengatasi suara riuh mereka dan 
mengingatkan kepada mereka bahwa ini bukanlah saat yang 
tepat, perang akan segera dimulai tetapi hanya sedikit orang 
yang mendengar suara saya. Merekalah yang memberikan 
“tanda damai” kepada saya dan berkata bahwa mereka tidak 
percaya adanya perang, Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu 
buruk menimpa mereka. 

Saya mencoba menjelaskan bahwa 
Tuhan memberikan pakaian perlengkapan perang dengan satu 
maksud, tetapi mereka menjawab dengan ketus, mereka sudah 
datang ketempat yang penuh sukacita dan damai sejahtera
dimana tidak ada sesuatupun yang akan terjadi pada mereka. 

Saya mulai berdoa meminta Tuhan menambahkan iman (perisai) 
orang-orang yang memakai baju zirah, untuk melindungi 
mereka yang tidak siap adanya perang.

Seorang utusan muncul, memberikan sebuah terompet dan 
menyuruh saya untuk segera meniupnya. Saya segera 
melakukannya dan orang – orang yang berbaju zirah segera 
merespon dan memberikan perhatian. Banyak baju zirah yang 
dibawa dan mereka segera memakainya. 

Saya mengamati bahwa orang-orang yang terluka tidak memakai baju zirah 
diatas luka mereka, tetapi sebelum saya dapat berbicara sepatah 
katapun, panah-panah musuh menghujani kami. Setiap orang 
yang tidak berbaju zirah terluka. Mereka yang tidak segera 
menutupi luka mereka, kembali terluka ditempat yang sama. 

Mereka yang terkena panah fitnah segera mulai memfitnah
orang-orang yang tidak terluka. Mereka yang terkena panah 
gossip segera mulai menggosip dan secepat itu terjadi 
perpecahan di perkemahan. Kemudian burung-burung pemakan 
bangkai mulai mengambil mereka yang terluka dan mengirimkan mereka ke kemah tawanan. Orang-orang yang 
terluka masih memakai pedang dan sebenarnya dapat dengan 
mudah menghancurkan burung pemakan bangkai itu, tetapi mereka tidak menggunakan pedang itu.

Sebenarnya mereka 
diangkut tanpa paksaan karena mereka sangat marah kepada 
orang-orang yang masih tersisa (kami). 

Keadaan mereka yang berada di perkemahan di belakang 
pasukan sangatlah menyedihkan. Tampak kekacauan total. 

Ribuan orang terluka dan merintih terbaring ditanah. Banyak 
dari yang tidak terluka hanya duduk diam tidak percaya. 

Mereka yang terluka dan duduk tidak percaya langsung 
diangkut oleh burung pemakan bangkai.

Beberapa orang 
mencoba untuk membantu yang terluka dan mengusir burung 
pemakan bangkai itu, tetapi orang-orang yang terluka sangat 
marah, mereka mengancam dan mengusir orang-orang yang 
mencoba untuk membantu. 

Banyak orang yang tidak terluka berlari secepat mungkin 
menjauhi medang perang. Pertemuan pertama dengan musuh 
sangatlah singkat, sehingga saya tertarik untuk bergabung 
dengan mereka. Dengan sangat cepat orang-orang ini muncul 
kembali dengan berpakaian perang lengkap, baju zirah dan 
perisai yang besar. Kegembiraan pesta berubah dengan cepat. 

Mereka mulai menempati tempat orang-orang yang jatuh dan 
mulai membentuk formasi baru untuk melindungi sekeliling. 

Segera 3 malaikat besar bernama Iman, Pengharapan dan Kasih
muncul dan berdiri dibelakang kami dan perisai setiap orang 
mulai bertambah besar.

Disalin Oleh Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer