MENGATASI FAMILIAR SPIRIT

MENGATASI FAMILIAR SPIRIT


Galatia 2:11 Tetapi waktu Kefas [Petrus] datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 2:12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. 2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. 2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?


Bangsa Israel secara keseluruhan adalah jalan masuk Kristus ke dalam dunia yang sudah dikuasai kejahatan. Dengan karya penebusan dan kematian-Nya, Yesus menjadi benih Kerajaan dan Pemerintahan Tuhan, merebut kembali kedaulatan atas bumi dan manusia.

Ke-Yahudian Petrus pada waktu itu lebih kuat daripada kebenaran firman yang telah dilihat dengan mata dan kepalanya. Petrus adalah saksi langsung bagaimana Yesus menjadi Kristus, namun belum bisa memahami dasar dari kasih Bapa yang tidak membedakan suku, ras dan bahasa. Mengapa?

Akar penyebab dari mengapa sampai Petrus sebagai rasul melakukan kesalahan mendasar yang tidak sesuai dengan  kebenaran Injil (GAL 2:11-14) dikarenakan pengaruh dari FAMILIAR SPIRIT.

Paulus tidak menegur sikap munafik Petrus untuk menyerang pribadinya,  tetapi lebih mengedepankan bagaimana pada waktu itu sebagian orang-orang percaya seperti yang diyakinkan oleh golongan Yakobus lebih mementingkan sunat dan tradisi Yahudi yang berdasarkan Taurat daripada iman kepada Yesus Kristus (Gal 2:12, 16).

Kita akan melihat sikap keras bangsa Yahudi oleh karena  akar permasalahan yang sama. Ada  tekanan dan pengaruh FAMILIAR SPIRIT  yang begitu kuat terjalin dengan Taurat dan "tradisi-tradisi" seperti  tidak bergaul dengan orang kafir dan sunat. Karena itu Paulus menekankan hidup oleh iman dan bukan melakukan hukum Taurat.

Familiar Spirit dan Karunia dan Panggilan
Petrus adalah seorang rasul, bukan seorang jemaat atau pastor biasa, tapi begitu kuatnya familiarity spirit itu menekannya, sehingga ia menjadi seorang yang munafik. Jadi *tidak tergantung seberapa besar karunia dan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita, tetap harus mewaspadai familiarity ini.*

Akibat lanjutan dari sikap munafik rasul Petrus telah menyebabkan ia *menjadi batu sandungan* bagi Barnabas yang ikut terseret dengan kemunafikan mereka (Gal 2:13).

Bayangkan akibat nyata dari kerja spirit of familiarity seperti itu. Dan kita akan melihat lagi beberapa contoh lainnya.

Namun sekarang kita lihat dulu apa spirit of familiarity ini. Kita akan membahasnya secara luas dan  mendalam. 

SPIRIT of FAMILIARITY

*Familiarity berarti kita merasa mengenal seseorang atau mengetahui suatu hal sedemikian rupa sehingga berkurang  hormat kita terhadap orang itu dan menganggap biasa akan hal itu.*  

Yang termasuk dalam hal itu misalkan tradisi dan adat-istiadat, kepercayaan lama, keterikatan  dengan masa lalu (pengalaman traumatis) dan lain sebagainya. 

*Masalah familiar spirit ini sangat penting yang selama ini tidak kita sadari, tidak melihatnya dan mengabaikannya.*

*Pertama*, kita harus sadari,*familiarity merupakan roh, salah satu bentuk roh jahat yang berkamuflase.* Roh ini seolah-olah biasa saja, tidak jahat, tetapi jangan menganggap enteng, kerusakan yang diakibatkannya bahkan sangat luarbiasa.

Dalam hubungan antara anggota keluarga dalam rumah rohani (gereja)...  Spirit of familiarity menyebabkan kurangnya rasa hormat kepada bapa rohani dan para pemimpin lainnya, juga antara satu dengan yang lainnya.* Beberapa orang menjadi mudah tersinggung, yang lain mudah menghakimi. Sebagian sulit melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung-jawabnya.* Latihan dan penggemblengan memang sangat diperlukan, tetapi memberi diri dengan sukarela lebih berharga.

Dalam hubungan  antara anggota keluarga di rumah masing-masing.... mirip.  Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kita tengking spirit of familiarity. Ketika kita menyadari kerja roh jahat ini dan tidak lagi membiarkan dia ada di antara kita; maka kita Semua akan saling menghargai dan saling menghormati, kasih agape itu mudah mengalir, semua anggota keluarga akan melakukan bagiannya masing-masing dengan senang-hati.

Jika masih ada familiar spirit ini beroperasi dengan bebas, maka kasih kita sebatas kasih filea bukan agape....

Dalam ibadah dan dalam pujian dan penyembahan. Seringkali kita sulit datang kepada hadirat Tuhan, bukan hadirat Tuhan tidak ada; tetapi spirit of familiarity ini selalu mencoba menghalangi kita. Pikiran kita melayang kemana-mana. Terasa ada beban,  yang sulit kita lepaskan maka kita tidak bisa fokus; seperti ada selaput yang menyebabkan kita tidak bisa sunggung-sungguh datang ke Tahta Kasih Karunia Tuhan.

*Familiarity akan menjadikan ibadah kita itu hanya rutinitas belaka, sebab familiar spirit. Ini dikarenakan familiar spirit bekerja sama dengan roh agamawi.*

Contoh-contoh dari kerja spirit of familiarity ini.

*1. Penolakan Yesus di kampung halaman-Nya sendiri di Nazareth.*
Mar 6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

Mereka kecewa karena melihat Yesus hanya dipermukaan saja, hanya secara lahiriah saja. Mereka tau siapa keluarga besar Yesus yang tidak lebih dari mereka, keluarga tukang kayu. Tidak ada istimewanya. Mereka malahan termasuk keluarga miskin, mungkin sekarang istilahnya termasuk keluarga pra sejahtera.
Penolakan ini berarti menolak Dia, yang menjadi karunia Bapa. Barangsiapa menolak Yesus, berarti juga menolak Bapa yang mengutus-Nya.  Secara gamblang, penolakan ini berarti juga menolak pengenalan akan Tuhan.

2. Penolakan Yohanes Pembaptis untuk membaptis Yesus.

Mat 3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" 3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.

Mengapa Yohanes mencegah Yesus? Kita lihat perkataan Yohanes sebelumnya. Mat 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Familiar spirit mengacaukan pikiran kita dengan perkara-perkara lahiriah, *menghalangi penggenapan dari tujuan Tuhan dan kehendak Bapa yang sebenarnya.*  Dan ini juga bukan masalah level rohani, siapa pun hendaknya dan sepatutnya menggenapi perintah dan kehendak Bapa.

*Contoh-contoh lain dari Bahaya Menjadi Terlalu Familiar dengan Tuhan:*

Imamat 10: 1-4
*Kematian Nadab dan Abihu putra-putra Harun*

10:1 Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. 10:2 Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.

Sangat natural....dan sangat familiar bagi kita untuk main-main dengan api pembakaran atau main air... tapi tidak di hadapan Tuhan yang Maha Kudus.

10:3 Berkatalah Musa kepada Harun: "Inilah yang difirmankan TUHAN: *Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku." Dan Harun berdiam diri.*

Dalam kisah ini kita melihat bahwa putra-putra Harun, Nadab dan Abihu telah menjadi terlalu familiar dengan Tuhan karena mereka berpikir bahwa mereka dapat menawarkan sesuatu kepada-Nya kapan saja. Mereka sudah ada di sekitar Mezbah Tuhan untuk beberapa waktu lamanya dan karena familiarity mereka dengan Tuhan mereka kehilangan rasa takut mereka kepada Tuhan.

Dalam Imamat pasal 7: 34-36, kita membaca bahwa Keturunan Harun adalah orang-orang pilihan, yang dipilih oleh Allah untuk melayani-Nya sebagai Imam dan karunia-karunia khusus yang dipersembahkan kepada Tuhan oleh orang Israel telah ditetapkan bagi Harun dan keturunannya sejak saat itu.  Mereka dikhususkan untuk melayani Tuhan sebagai Imam.

Mungkin perasaan sebagai orang yang dipilih oleh Tuhan untuk melayani Dia 
sebagai Imam, membuat mereka berpikir bahwa mereka terlalu istimewa bagi Tuhan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Tidak dengan Yahweh, Tuhan, Dia bukan seorang yang menghormati Manusia; Anda harus mengikuti petunjuknya dengan hati-hati dengan takut dan hormat kepada nama-Nya.



*Familiarity Spirit Menerpa Musa dan Tuhan Hampir Membunuhnya*

Setelah Tuhan memanggil Musa untuk membebaskan umat-Nya dari kekuasaan Mesir, Musa lalai melaksanakan tanda perjanjian, yaitu sunat atas anaknya sendiri. Hal ini dipandang sebagai tanda ketidaktaatan yang terang-terangan di pihak Musa dan istrinya.

Kel 4:24-25;
4:24 Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, *TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.* 4:25 Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku."


*Familiarity Spirit Di Padang Gurun*

Peperangan terdahsyat yang dilakukan anak-anak Israel di dalam diri mereka selama Perjalanan mereka ke Tanah Perjanjian adalah familiarity dengan Tuhan.  Dan itu salah satu masalah terbesar mereka selama 40 tahun di padang gurun. Mereka dengan mudah menjadi familiar dengan Yahweh dan membuat berhala. Dan mereka terlalu familiar dengan pemimpin mereka, Musa. Pada titik tertentu mereka bahkan tidak bisa menunjukkan rasa hormat kepadanya sebagai pemimpin pilihan Tuhan.

Bil 12:7 Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. 12:8 Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" 12:9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. 12:10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
*Familiar Spirit Di Gereja Masa Kini*

Saat ini, peperangan terbesar yang dihadapi Gereja adalah "roh yang terlalu akrab dengan Tuhan,” Orang-orang pilihan Allah, yang dipilih untuk memimpin komunitas dan bangsa-bangsa ke dalam kehadiran-Nya tidak lagi memiliki rasa takut dan hormat kepada-Nya.  Apa yang menyedihkan, adalah bahwa beberapa pemimpin gereja bahkan tidak peduli bahwa Tuhan tidak bergerak dalam kehidupan mereka, di gereja-gereja mereka dan dalam kehidupan orang-orang yang mereka pimpin selama mereka mendapatkan gaji mereka.

Sebagian besar orang Kristen kehilangan fokus, kehilangan api, kehilangan keinginan, hasrat, dan rasa lapar mereka kepada Tuhan dan kehadiranNya. Mereka mengalami jamahan dan kekuasaannya pada satu waktu, tetapi hari ini mereka berjalan kosong dan tanpa kekuatan Tuhan. Kita orang-orangnya Tuhan telah lupa bahwa Dia Maha Tinggi, *Tuhan yang  harus kita hormati dan takut kepada-Nya oleh karena siapa Dia dan bukan untuk apa yang Dia berikan atau dapat Dia lakukan kepada kita.*

Kita bertindak religius di depan umum, tetapi sikap dan perbuatan kita jauh dari Tuhan dan dari hadirat-Nya. Kita membutuhkan kebangunan rohani tidak hanya ketika kita berada di Gereja tetapi setiap hari dan setiap tempat di mana kita pergi. Kita membutuhkan Yesus untuk membuka kembali gairah, fokus, keinginan dan kelaparan kita untuk Dia dan untuk firman-Nya. Waktunya sekarang dan jangan biarkan itu berlalu begitu saja. Hidupkan hatimu kepada Tuhan.

*Bahaya familiar spirit adalah:*

*Familiarity menyebabkan kita terikat dengan keberhasilan masa lalu, melihat ke belakang pada apa yang berhasil di masa lalu untuk menyalin dan kemudian menciptakannya kembali*  (menciptakan metode-metode dan bukannya masuk kepada pola ilahi). Ini adalah cara yang mematikan dalam hal kerajaan Allah karena Kerajaan Allah selalu maju (progresive) kepada hal-hal yang baru. (Yesaya 43: 18-19).

*Familiarity akan menyebabkan kita terpenjara di zona nyaman.*

*Familiarity menyebabkan kita kehilangan rasa hormat dan takut akan Tuhan dan para pemimpin pilihannya.*

*Familiarity menyebabkan kita kehilangan rasa hormat dan hormat kepada Tuhan dan rumahNya* (Yohanes 2:16). Yesus menegur orang-orang yang telah mengubah rumah Allah menjadi pasar.

*Familiarity menyebabkan orang percaya berpikir bahwa Tuhan bersama mereka namun Dia telah meninggalkan mereka.* Ini seperti yang terjadi pada raja Saul setelah Roh Tuhan undur daripadanya.

*Familiarity mencegah Roh Kudus bekerja dengan efektif baik di Gereja maupun dalam kehidupan orang Kristen.*

*Familiarity adalah penghalang terbesar bagi aliran kehidupan ilahi, aliran air hidup dan pengurapan.* Penghalang kita untuk menerima impartasi dan  kuasa Tuhan. Semua itu seolah-olah *dinetralisir oleh familiar spirit.*

KELUAR DARI LINGKUP FAMILIAR SPIRIT
Zona nyaman mencegah saudara melangkah keluar dari familiar spirit. Familiar spirit membatasi kemampuan saudara untuk berjalan dalam potensi penuh. Namun Tuhan mengubah perspektif saya dan memperkuat kepercayaan diri saya.
Bagaimana kita dapat menghindari familiarity spirit dalam Kehidupan kita:

1. INGATLAH KASIH YANG MULA-MULA
Ingatlah hari pertama Anda memberikan hidup Anda kepada Tuhan. Yang Anda inginkan hanyalah Tuhan dan kata-katanya; Anda tidak bisa pergi sehari tanpa membaca Alkitab, menyembah dan berdoa. Anda selalu datang ke Gereja bergegas dan mengharapkan kekuatan Tuhan untuk menyentuh dan mengubah hidup Anda dan mengisi hidup Anda dengan kehadiran-Nya. Tetapi apa yang telah terjadi dengan hasrat Anda untuk Tuhan?
Saudara mungkin telah mengizinkan familiar spirit (roh keakraban dengan Tuhan) untuk mengambil-alih hidup Anda. Ini belum terlambat dan belum berakhir untuk Anda, kembalilah kepada Yesus dan berikan hidup saudara, waktu Anda, dan Anda sepenuh hati.

2. Dengan memperbarui pikiran kita dengan firman Allah secara konstan dan progressive (Mazmur 26: 2).

Contoh Perempuan Samaria

Yohanes 4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." 4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.  Yoh 4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: *"Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)* 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Perempuan Samaria itu tidak kenal siapa Yesus. Ia sama sekali bebas dari familiarity.  Dan perempuan ini begitu antusias meresponi begitu ia mengenal sedikit demi sedikit siapa Yesus itu sesungguhnya. Ia memberikan respon setiap apa yang dibukakan oleh Tuhan Yesus. Secara progresif Yesus membukakan dan menyatakan pribadi-Nya oleh karena respon positif dari perempuan itu. Dan karena respon yang antusias dan percayanya, maka perempuan ini menerima kehidupan dengan mata air yang mengalirkan  aliran air hidup di dalam hatinya sampai melimpah sehingga ia bisa memberitakan kabar baik tentang Mesias kepada semua penduduk kota.

3. Dengan meresponi dan tertuju terus pada panggilan dan destiny  kita.
Tujuan panggilan hidup setiap orang percaya adalah untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Dia yang sulung di antara banyak saudara. Destiny yang sudah ditetapkan (predestined / takdir) hidup kita adalah sebagai mitra kerja Tuhan.

Semua itu untuk menggenapi apa yang sudah Tuhan rencanakan sebelum dunia ini dijadikan. Firman yang Tuhan sudah lepaskan harus ada yang menggenapinya. Kita berusaha bukan untuk diselamatkan dari maut - sebab kita hidup oleh iman - tetapi kita berusaha supaya ditemukan Tuhan kita adalah orang-orang strategis-Nya, menjadi  alat di tangan-Nya sehingga penggenapan 
firman terjadi.

YES 46:10. yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman  purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan

Yesaya 45:23 Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali: dan semua orang akan bertekuk lutut  di hadapan-Ku, dan akan bersumpah setia dalam segala bahasa.


4.  Beribadah yang sungguh-sungguh Dengan selalu menanggapi / meresponi kehadiran Tuhan dan perkataan-Nya.

Tujuan kita beribadah adalah untuk datang dan sampai kepada-Nya. Fokus kita harus diarahkan HANYA kepada-NYA.  Dalam keadaan apa pun, singkirkan semuanya. Kita harus belajar datang kepada Bapa tanpa agenda pribadi, tanpa keluhan, tanpa klaim apa pun. Datang dengan hati yang lapang, dengan tenang. Kita menyembah Tuhan karena keberadaan-Nya, karena Dia adalah Pencipta Segala-Nya, karena keagungan dan kemuliaan-Nya. Kita datang bukan karena berkat-berkat-Nya, tapi karena kita adalah ciptaan baru dalam Kristus. Karena kita berasal dari pada Kristus. Kita menyembah dan memuji Bapa karena Kristus.

*Masuk lebih dalam lagi*
Kesampingkan semua yang lahiriah saat kita datang kepada-Nya - masuk lebih dalam lagi.  Padamkan segala kebisingan bagi dari luar mau pun terjangan gelora dari dalam jiwa kita.  Ketika kita berada di kedalaman bersama Dia, maka kebisingan akan sirna.

Ketika kita masuk lebih dalam lagi berarti telinga rohani kita di-tune, frekuensi roh kita di-tune menjadi sama dengan frekuensi sorgawi. Alam sorgawi menjadi lebih 'real' .

Dan kita akan merasakan hadirat-Nya dan dapat mendengarkan suara-Nya. Perkataan yang segar yang keluar dari mulut Bapa (proceeding word). Kita akan menerima impartasi aliran-aliran kehidupan. Bapa adalah sumber kehidupan (fountain of living water), karena itu semua yang ada di sekitar Bapa itu hidup. Aliran-aliran air kehidupan itu menyucikan, menyegarkan, menguatkan, menyembuhkan, memulihkan (restore our inner person) dan  menghidupkan.
Menyembah berarti mengekpresikan kasih, ketaatan, penghormatan, pujian, pengagungan, memproklamasikan kebaikan-Nya dan kasih setia-Nya dan meninggikan Dia demi nama-Nya yang kudus.

Kedalaman akan memanggil kedalaman. Roh Kudus akan membawa kita kepada Hikmat dan Pengertian yang akan membimbing kita kepada Jalan, Kebenaran dan Hidup yang berkelimpahan.

Mari belajar dan miliki gaya hidup Kerajaan untuk selalu datang kepada Bapa dalam kekudusan, dalam kebenaran dan roh, maka kita akan menerima kehidupan ilahi dari Bapa.

Semua orang yang memiliki kesaksian Yesus Kristus adalah para penyembah. Miliki hati seorang penyembah yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.

5. Dengan mencari Tuhan dan menjadikannya nomor satu dalam hidup kita.
Galatia 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Kita harus bisa keluar dari pengaruh FAMILIAR SPIRIT sebelum kita bisa mencapai level kehidupan rohani seperti yang dikatakan pada  Gal 2:20.
Inilah level Galatia 2:20 yang harus kita capai. Semua harus datang ke tempat ini.  Dengan beribadah yang disertai passion yang kuat, selalu terkonek dengan sorga - barulah kita bisa dipenuhi oleh kehidupan ilahi. Dipenuhi dengan kehidupan ilahi yang  melimpah sehingga dapat mengalirkannya kepada orang-orang sekitar kita.

Ibadah adalah gaya hidup Kerajaaan bukan gaya-gayaan, bukan rutinitas, bukan untuk mendapatkan penghiburan atau mengisi waktu luang.  Kita harus memenuhi kriteria sebagai orang-orang yang menantikan Tuhan. Bukan Tuhan yang menanti-nantikan kita.

Ibadah kita bukan untuk membawa pergumulan dan masalah kepada Tuhan; semua harus dibereskan oleh kita sendiri. Ketika kita sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya, Dia akan memimpin dan mengarahkan, memberi hikmat dan kekuatan dan kuasa  untuk *dibebaskan dari lembah pergumulan dan kekalahan, kekecewaan,  kelemahan, tragedi, kehilangan, dan keterbatasan  ke lembah berkat, kelimpahan, peningkatan dan kedamaian.*

Yesus keturunan dari suku Yehuda (Judah); melambangkan keperkasaan Tuhan dalam melaksanakan Firman; perintah dan kehendak Bapa. Pelaksana Firman yang kuat (Yoel 2:11). Yesus sebagai Singa dari Yehuda. Auman Singa Yehuda yang memekikkan peperangan dan kemenangan, menghancurkan tembok-tembok dan benteng-benteng pertahanan musuh sampai tidak bersisa.


POKOK RENUNGAN

*Familiar spirit adalah lawan daripada roh takut akan Tuhan.*

_Yesaya 11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;_

Rahasia daripada ketaatan Yesus kepada Bapa adalah karena Yesus memiliki roh takut akan Tuhan. Karena roh pengenalan dan takut akan Tuhan, Ia mudah menerima apa yang sorga alirkan. Dan apa yang diterimanya yang berasal dari Bapa itu menjadi mudah Dia berikan kepada kita karena kasih Yesus kepada kita adalah kasih agape.

_Yesaya 11:3  ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang._

Takut akan Tuhan itu merupakan kesenangan-Nya Yesus, sehingga manusia Yesus memiliki passion yang tinggi akan hal-hal yang spiritual dan ilahi.

Walaupun berasal dari Bapa dan dari sorga, manusia Yesus di bumi ini sangat passionate akan ke-ilahian Bapa (lordship of the Father)  sehingga Ia bisa mendemonstrasikan keputraan-Nya (the sonship) itu melalui pekerjaan-Nya. 
Dengan demikian Ia bisa menyaksikan: Aku dan Bapa adalah satu.

Hidup Nya Yesus di muka bumi benar-benar merepresentasikan dan mempresentasikan Bapa sorgawi yang tidak bisa kita lihat.

Komentar

Postingan Populer