PROSES PENGUJIAN PENGLIHATAN DAN MIMPI

 *PROSES PENGUJIAN PENGLIHATAN DAN MIMPI*



Melihat banyaknya pesan-pesan yang disampaikan atas nama Tuhan, pesan dari rasul-rasul kepada para pengikut Kristus adalah menguji (1Tes 5:19-22; 1Yoh. 4:1). Proses pengujian merupakan proses penting untuk mendapatkan pesan yang murni. Lebih lagi bagi orang yang memiliki karunia nubuat, pengetahuan dan mimpi, sudah seharusnya pengujian dilakukan agar pesan yang diterima benar-benar murni dan tepat, sehingga karunia-karunia rohani semakin tajam dan berkembang. Pewahyuan yang bercampur dengan imajinasi, emosi, ego belum layak disebut sebagai pesan yang murni. Apalagi bila pembawa pesan yang tidak mau menguji dan diuji oleh orang lain tentu pesan tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebab inti dari pelayanan nubuat, pengetahuan dan mimpi adalah KEMURNIAN & KETEPATAN MELIHAT KEHENDAK TUHAN. Oleh karena itu terhadap setiap pesan yang disampaikan atas nama Tuhan, sikap kita seharusnya tidak langsung menolak atau pun langsung menerima, tetapi menampung dan mengujinya. Dan alangkah baiknya jika kita tidak memandang suatu pewahyuan sebagai pesan Tuhan sebelum melalui proses pengujian. Graham Cooke, pendiri dan direktur dari School of Prophecy, dalam bukunya yang “mengembangkan karunia nubuat” menuliskan:

“Pewahyuan (nubuat, pengetahuan dan mimpi) harus diperiksa secara pribadi sebelum disampaikan secara terbuka. Bila membagikan kata-kata pewahyuan, akan sangat membantu jika ditulis terlebih dahulu. Paling tidak cobalah untuk  memfokuskan topik utama dari nubuatan. Ini akan memudahkan proses komunikasi dan mempermudah para pemimpin (termasuk jemaat) untuk memahami dan menerima kata-kata nubuatan.”


Proses pengujian membantu membedakan antara imajinasi dan pesan Tuhan. Karena itu sangat diperlukan bagi orang-orang yang menerima pewahyuan untuk mengetahui beberapa prinsip penting berikut ini:


1. Menyimpan dan mencatat semua pewahyuan yang belum teruji dalam buku catatan pribadi.

2. Fokus menyelidiki topik, maksud dan tujuan dalam pewahyuan tersebut.

3. Menguji hubungan antara tujuan dari pewahyuan dengan prinsip-prinsip kebenaran.

4. Berdiskusi dengan hamba-hamba Tuhan yang teruji dan berkompeten di bidang pengajaran murni.

5. Bersedia mempertanggungjawabkan pewahyuan yang sudah disampaikan ke semua orang.


Ketika kita terbuka untuk melakukan pengujian maka kita akan memperoleh pewahyuan yang murni dari Tuhan. Bahkan melalui pewahyuan yang murni tersebut kita akan melihat karakter, rencana dan isi hati Tuhan. Disinilah Tuhan akan MELATIH dan MEMPERTAJAM KARAKTER serta KARUNIA-KARUNIA ROHANI kita. Sebaliknya, orang yang memandang rendah atau ceroboh dalam menggunakan karunia nubuat, pengetahuan dan mimpi akan TERSESAT dan MENYESATKAN orang lain (seakan-akan mengetahui pikiran dan hati Tuhan namun ternyata semuanya bertolak belakang dengan kehendak Tuhan).


Pewahyuan seharusnya memberikan petunjuk yang jelas akan pimpinan Tuhan, karenanya terburu-buru dalam menyampaikan pesan yang belum teruji hanya akan mendatangkan malapetaka dalam kehidupan pribadi dan orang lain bahkan dapat menimbulkan multitafsir, kekacauan dan kebingungan di kalangan jemaat. Sebaliknya menyampaikan pesan yang teruji sesuai dengan WAKTU dan CARA TUHAN akan mendatangkan berkat dalam kehidupan Anda dan orang lain.


Sudahkah Anda memiliki sikap yang tepat terhadap nubuat, pengetahuan dan mimpi?


#UjilahSegalaSesuatu

#MembedakanyangBenardanHampirBenar

Komentar

Postingan Populer