PERISAI IMAN

 *PERISAI IMAN*



Ayat Pokok : Efesus 6:16




Perisai merupakan alat yang dipakai untuk menghalang dan mematahkan serangan musuh.  Dalam bahasa Yunani, kata perisai mempunyai dua pengertian, yaitu : 


1).  Perisai yang terbuat dari baja kuat yang berbentuk bundar. 


2). Perisai yang berbentuk persegi panjang, yang pengertiannya menggunakan akar kata “pintu” (bentuknya memang seperti pintu yang bisa menutupi seluruh tubuh). 




Pengertian yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus dalam ayat pokok di atas adalah pengertian yang kedua, yaitu perisai yang berbentuk seperti pintu.  Hanya prajurit Roma yang terlatih yang dapat menggunakannya sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian-bagian tubuh yang terkena serangan panah dari musuh.  Biasanya perisai ini digunakan oleh prajurit yang berada di barisan depan.




Mengapa penting bagi kita untuk memakai perisai iman?  Karena ada panah api dari si jahat (iblis).  Setiap hari kita mendapat serangan dari iblis; yang dibidik dengan tepat sasaran.  Iblis sangat ahli dalam hal ini, titik-titik terlemah dari hidup kitalah yang diserang.




Mazmur 11:2-3 “Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?”  Ayat ini menyebutkan bahwa orang fasik mengarahkan panahnya kepada orang benar.  Tujuannya untuk menghancurkan dasar / pondasi dari orang benar.  Jika pondasi hancur maka rumah yang berdiri di atasnyapun akan roboh.  Dasar kekristenan kita adalah iman.  Dasar inilah yang menjadi sasaran utama iblis untuk menghancurkan orang percaya.  Berapa kali kita sering ragu dan tidak percaya tentang iman kita?  Sering kali kita digoncang-goncangkan tentang nilai-nilai rohani, tentang kesetiaan dalam pengiringan kita kepada Tuhan, tentang ketulusan hati kita dalam Tuhan; sehingga hal itu dapat merusak dasar-dasar kekristrenan kita.  Ketahui dan sadarilah bahwa  goncangan-goncangan keraguan itu adalah panah api dari si jahat.  Oleh sebab itu, kita harus kuat dalam membangun dasar-dasar kekristenan, bertumbuh di atas batu karang yang teguh, menggali dalam-dalam supaya tertanam dengan kokoh.  Tidak seperti pondasi pasir, yang mudah terbuang , rapuh, dan hancur.  Kita hidup melewati banyak tan- tangan dan ancaman, melewati pemahaman-pemahaman yang hanya berdasarkan logika.  Ingat, Alkitab berkata kita hidup bukan karena melihat, tetapi karena percaya.  Kita harus peka ketika dasar-dasar kita diserang, itu adalah panah api dari iblis; sehingga kita harus semakin memperkuat pertahanan dasar iman kita supaya kita sebagai orang benar tetap menang.




1 Petrus 5:8-9 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”   Pengertian iman tidak berhenti pada sekedar percaya kepada Tuhan saja, tetapi menjangkau pengertian yang lebih dalam, yaitu iman itu bergerak membentuk kekuatan seperti “pintu” bagi dasar hidup kita, sehingga iman itu tetap teguh untuk melawan serangan iblis dan tidak ada bagian rohani kita yang terkena panah api iblis.  Kita harus memiliki kesiapan iman, sehingga semakin di dalam Tuhan kita semakin memahami tentang apa yang terjadi, karena iblis itu seperti singa yang keliling mencari orang (anak Tuhan) yang dapat ditelannya.  Dalam Lukas 4:13, setelah gagal mencobai Tuhan Yesus, iblis mundur dan menunggu waktu yang baik.  Artinya iblis tetap keliling mencari kesempatan yang tepat.  Perhatikan pola dan strategi yang dilakukan iblis, ia kembali untuk menyerang orang-orang terdekat, dalam hal ini Yudas sebagai salah seorang murid dari Tuhan Yesus.  Cara yang sama akan terjadi, ketika kita kuat, iblis akan kembali  dengan menyerang orang-orang terdekat kita (istri/suami, anak-anak) yang terkadang tidak kuat; untuk membuat kita dapat ditelannya.  Iblis menyerang pada saat kita lemah.  Oleh sebab itu, orang-orang di sekitar dan terdekat kita, usaha pekerjaan kita, dll, harus kita pagari dengan perisai iman.  Yang perlu kita perhatikan adalah apa yang sedang kita alami dalam hidup ini, kita harus tanggapi dengan tetap bergerak dalam iman yang kuat.




Dalam Lukas 22:31, iblis menuntut untuk menampi Simon.  Hidup kitapun tidak luput dari hal ini, iblis seringkali menampi kita, terus-menerus menggoncang-goncangkan kita agar iman kita hancur; sehingga kita bisa tinggalkan Tuhan, menjadi ragu dan penakut, menyembunyikan diri dari kenyataan yang ada.  Bahkan ketika Tuhan Yesus hadir, kita tidak bisa merasakan dan mempercayaiNya.




Ibrani 11:32-34 menjelaskan, ada banyak kesaksian dari para pahlawan iman dan para nabi dalam Alkitab, tentang bagaimana mereka semua hari lepas hari harus mempertahankan iman.  Ketika kita menggunakan perisai iman, menjadi orang yang tetap setia dan terlatih, maka panah api seperti apapun dari iblis bisa dipadamkan dan singa seganas apapun bisa ditutup mulutnya.




Mazmur 91:5 “Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang.”  Ayat ini membuktikan bentuk dari perisai iman. Mengapa kita harus takut?  Mazmur  91:1-2 memberi jawabannya,  bahwa  kita tidak perlu takut karena tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita adalah Tuhan yang kita percayai. Bagaimana perisai iman bisa menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita?  Hanya karena anugerah dan pemeliharaan Tuhan.




Langkah selanjutnya yang harus kita perhatikan adalah bagaimana perisai iman itu bisa dikembangkan dan menjadi lebih kuat?  Jawabannya terdapat pada Mazmur 91:14-15 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.  Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.”



Perisai iman yang kuat hanya terbentuk jika kita :


- Sungguh-sungguh ikut Tuhan.


Dalam segala keadaan : berkorban, bersaksi, melayani, dll, lakukanlah dengan sungguh-sungguh.  Tidak asal-asalan atau setengah hati.  Karena ketika kita tidak sungguh-sungguh, itu berarti kita sedang membuka “pintu” perisai iman kita untuk dimasuki iblis.  Seperti bangsa Israel, ketika mereka bersungut-sungut kepada Tuhan, maka hal itu membuka peluang iblis untuk mengalahkan generasi itu untuk tidak dapat masuk ke tanah perjanjian.  Oleh sebab itu, mulailah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan.




- Hati kita melekat kepada Tuhan.


Wujud dari kesungguhan hati  adalah hati yang melekat kepada Tuhan.  Semakin kita ditarik iblis, maka ikatan kita kepada Tuhan akan semakin kuat.




- Berseru kepada Tuhan.


Mari serukan kepada Tuhan apa saja yang menjadi kerinduan dan pergumulan kita.  Percayalah, Tuhan yang kita percayai adalah Tuhan yang mendengar dan menjawab doa dan seruan kita.  Bahkan dalam kesesakan sekalipun,  Tuhan pasti akan meluputkannya.




Jadi, untuk menjadi kuat di dalam Tuhan dan di dalam kekuatan KuasaNya, ambil, miliki, dan pakailah “Perisai Iman” sebagai  perlengkapan senjata Allah bagi kita.  Maka, apapun yang terjadi, kita akan tahu bahwa Tuhan  sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita, akan senantiasa  menyertai dan memelihara kita.  Oleh sebab itu, mari kembangkan dan kuatkan perisai iman kita, dengan melangkah lebih sungguh-sungguh di dalam Tuhan, melekat lebih erat kepada Tuhan, dan senantiasa berseru kepadaNya.  Maka kita akan mendapati, sedasyat apapun kegoncangan yang iblis buat dalam hidup kita, itu tidak akan menghancurkan hidup kita.  Sepanas apapun panah api yang iblis lontarkan kepada kita, itu tidak membuat kita kalah. Haleluya.


Sumber : Alkitab

Komentar

Postingan Populer