EL SHADDAI

EL SHADDAI



Shalom

Selamat Pagi Pasukan Terdahsyat Tuhan Yesus Kristus. Tidak Terasa Beberapa hari lagi kita akan mengakhiri Bulan Oktober 2021.

Sudah Kurang Lebih Kita Menjalani Tahun 5782. Kita Berjalan Bersama Tuhan El Shaddai.

Pertama kali Allah memperkenalkan diri sebagai Allah “El Shaddai” adalah saat Allah menyatakan diri kepada Abram

Kejadian 17:1 ~ Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampak-kan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: “AKULAH ALLAH YANG MAHA KUASA”, hiduplah di hadapanKu dengan tidak bercela.”.

Setelah itu, Allah mengganti nama “ABRAM” menjadi “ABRAHAM”. Allah memasukkan Nama Diri-Nya ke dalam nama Abram, menjadi Abraham sebagai: Bapa dari Banyak bangsa. Padahal faktanya adalah Saat Allah menyatakan diri sebagai“ALLAH EL  SHADDAI” Abraham belum punya keturunan.

Dari Kejadian 12 (Saat Abram berumur 75 th) Allah akan membuat Abram cikal bakal bangsa yang besar dan semua bangsa diberkati. Dalam Kejadian 17   (diusia Abram 99 th), saat Allah hadir sebagai El Shaddai, saat itu Abram belum punya anak.

>> Selama 24 th (Kej. 12 s/d 17) Abram menanti janji Allah, belum digenapi.
BERKUASA

Dengan belum digenapinya janji Allah tidak berarti… Allah kehilangan kuasa-Nya dan Abraham tidak kehilangan iman dan rasa hormat kepada Allah  “El Shaddai”

“El Shaddai” (אֵל שָׁדַּי) adalah salah satu nama Allah dalam bahasa Ibrani. Arti kata “El” adalah “Allah”, sedangkan arti kata “Shaddai” masih menjadi bahan diskusi di antara para ahli. Langkah awal untuk memahami makna “Shaddai” ini dapat kita awali dengan teks dari kitab Kejadian:

Kejadian 17:1-2 … Setelah 24 tahun Allah berjanji, Allah datang dan berkata:  “Akulah Allah Yang Maha Kuasa” dan Reaksi Abraham: Kejadian 17:3 Abraham sujud menghormati dan mengimani Allah “El Shaddai”Dan tahun berikutnya Allah menggenapi janjiNya

Kej 17:1


וַיְהִ֣י אַבְרָ֔ם בֶּן־תִּשְׁעִ֥ים שָׁנָ֖ה וְתֵ֣שַׁע שָׁנִ֑ים וַיֵּרָ֨א יְהוָ֜ה אֶל־אַבְרָ֗ם וַיֹּ֤אמֶר אֵלָיו֙ אֲנִי־אֵ֣ל שַׁדַּ֔י הִתְהַלֵּ֥ךְ לְפָנַ֖י וֶהְיֵ֥ה תָמִֽים׃

Transliteralisasi dan Terjemahan Literer:

vayehi (dan dia menjadi) 'av'ram (abram) ben-tish'im (umur sembilan puluh) shanah (tahun) vetesha (dan sembilan) shanim (tahun2) vayera (dan dia menampakkan diri) ADONAI (TUHAN) 'el-'av'ram (kepada abram) vayomer (dan dia berfirman) 'elav (kepadanya) 'ani- (aku) 'el (allah) shadai ( ..... ) hithalekh (berjalanlah kamu) lefanai (di hadapan-ku) veh'yeh (dan jadilah kamu) tamim (sempurna)

Terjemahan LAI-TB:

Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.

Dalam Alkitab LAI TB, nama “El-Shaddai” (אֵל שָׁדַּי) diterjemahkan sebagai “Allah yang Mahakuasa”. Alasannya adalah karena kata “shaddai” (שָׁדַּי) dipandang berhubungan dengan kata “shadad” (שָׁדַד) atau “lish'dod” (לְשְׁדוד) yang berarti “mengalahkan, menghancurkan”. Kata Ibrani modern untuk menyebut “bandit” adalah “shoded” (שׁודֵד).

Namun, kata “shaddai” (שָׁדַּי) bisa saja terkait dengan kata yang lain. Kata “shad” (שָׁד) dari segi tata bahasa lebih dekat dengan kata “shaddai” (שָׁדַּי), dan dalam Leksikon Ibrani artinya dijelaskan sebagai berikut: 1) breast, bosom, (female) breast 1a) breast (of woman) 1b) breast (of animal)).

Singkatnya, “shad” (שָׁד) berarti “buah dada”. Akhiran “i” atau “ai” adalah akhiran yang menunjukkan pemilik, dalam hal ini artinya adalah “ku”. Maka secara harfiah “El Shaddai” bisa berarti “Allah (adalah) buah dadaku”. Sebuah nama yang cukup  ganjil untuk Allah, bukan?

Tapi kita tentu tahu bahwa Alkitab terkadang menyajikan gambaran yang feminin tentang Allah, dan nama “El Shaddai” adalah salah satunya. Gambaran ini terlalu “feminin” untuk dapat diterjemahkan menjadi Allah Mahakuasa, sesuatu yang terkesan maskulin.

Pada masyarakat zaman dahulu, buah dada merupakan salah satu simbol utama dari rezeki. Allah adalah buah dadaku berarti Allah bagaikan buah dada yang menyusuiku, mencukupi segala nutrisi atau kebutuhan utamaku, memberi aku kehangatan dan rasa aman. Buah dada juga merupakan simbol bahwa kasih Allah disampaikan melalui kasih orangtua.

Jadi daripada menerjemahkannya sebagai “Allah mahakuasa” yang terkesan maskulin, mungkin lebih baik menerjemahkannya sebagai “Allah Mencukupi Segalanya”.  Seorang bayi yang masih menyusu tidak membutuhkan makanan dan minuman lain selain air susu yang mengalir dari buah dada ibunya.

Sebagai tambahan, dalam Kitab Ratapan kata “shad” (שָׁד) juga diartikan sebagai “buah dada”:

Rat 4:3


גַּם־תַּנִּין תַּנִּים֙ חָ֣לְצוּ שַׁ֔ד הֵינִ֖יקוּ גּוּרֵיהֶ֑ן בַּת־עַמִּ֣י לְאַכְזָ֔ר כִּי עֵנִים כַּיְעֵנִ֖ים בַּמִּדְבָּֽר׃ ס

Transliteralisasi dan Terjemahan Literer:

gam-tanin tanim khaltsu shad heiniku gureihen bat-ami le'akh'zar ki enim kai'enim bamid'bar

Terjemahan LAI-TB:

Serigala pun memberikan teteknya dan menyusui anak-anaknya, tetapi puteri bangsaku telah menjadi kejam seperti burung unta di padang pasir.

DI MASA TUA ABRAHAM

Abraham memberkati Ishak dengan memakai Allah El Shaddai.  Kejadian 28:3 ~ Ishak memberkati Yakub menggunakan nama Allah El Shaddai, (Allah Yang Maha Kuasa).

DISAAT TIDAK BERDAYA – Saat menghadapi masalah; kesulitan; sakit penyakit – bahkan apa pun juga. Serahkan kepada Allah EL SHADDAI…!

Yesaya 49:16  “…Aku telah melukiskan engkau di telapak tanganKu”.
Terjemahan lain: “Dia telah mengukir nama saudara dan saya di telapak tanganNya”.

Yesus lakukan hal ini, pada saat Yesus dipaku di kayu salib. Selama hidup, setiap anak (bayi) membutuhkan ibu. Tetapi ibu jasmani tidak bisa mendampingi kita selama-lamanya.   Hanya Allah El Shaddai yang bisa mendampingi kita di mana pun kita ada. Seorang ibu bisa berubah. Tetapi Allah El Shaddai tidak pernah berubah selama-lamanya.

*MAKNA EL SHADDAI*

Pertama, meunjukkan bahwa Allah itu paling superior atau paling unggul dari segala kuasa yang ada.  El berarti Allah dan SHADDAI dari kata shadad yang berarti Maha Kuasa.
Allah yang paling unggul atau paling superior di antara kuasa para penguasa dunia, ilah yang disembah oleh para manusia atau kuasa apapun di alam semesta ini. Kita mungkin terpesona dengan tujuh keajaiban dunia tetapi kalau dibandingkan dengan kuasa Allah tidak akan ada artinya. Dari perspektif Allah, segala keajaiban dunia itu seakan hanya sebuah titik yang kabur di atas tanah. Dibandingkan dengan segala kebesaran dan kuasa-Nya segala keajaiban manusia itu tidak ada apa-apanya. El SHADDAI menunjukkan kemahakuasaan Allah yang tidak tertandingi oleh siapapun.

Kedua, Allah itu sanggup melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Dalam Septuaginta diterjemahkan dengan “pantokrator” “Almighty,” the “One who has His hand on everything.” Segala sesuatu ada di tangan Allah, di dalam kendali Allah, di dalam kuasa Allah. Bagi Abraham, Allah itu membuat dia menjadi bapa segala bangsa, Allah akan membuat dia beranak cucu, menjadi bangsa-bangsa, dan keturunan raja akan berasal darinya. Allah Yang Maha Kuasa itu sanggup mengubah hidup Abraham yang sudah tua itu dan tidak memiliki keturunan menjadi berpengharapan.
Tak ada yang bisa menghentikan atau menghalangi Allah yang tak terbatas itu. Ayub mengaminkan hal ini”Aku tahu Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Dia sanggup artinya Dia mampu dengan kekuasaan-Nya membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tidak ada yang mustahil bagi Allah dan tidak ada kamus gagal bagi-Nya. Ketika Allah sudah merancangkankan sesuatu , tidak ada kuasa apapun dan kuasa manapun yang sanggup menghentikannya. 

Ketiga, SHADDAI berarti shadad, mencurahkan atau melimpahkan.atau melipatgandakan. Gambaran SHADDAI juga muncul dari seorang ibu yang menyusui anaknya. Bukankah ini suatu kombinasi yang indah. Allah kita yang Maha Kuasa Dia juga yang mencukupi segala kebutuhan kita, memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya. Allah yang Maha Kuasa, Dialah yang membuat Abraham mengalami berkat berkelimpahan, beranak cucu yang banyak dan menjadi bangsa yang besar. Kejadian 28:3, "Moga-moga Allah Yang Maha Kuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak." Allah kita Yang Maha Kuasa juga memahami segala kebutuhan kita. Allah kita tidak pernah kekurangan apapun, Dia bahkan sanggup melimpahkan dan melipatgandakan apa yang menjadi kebutuhan kita. Kejadian 49:25, "Allah Yang Maha Kuasa akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya dengan berkat buah dada dan kandungan".

Keempat, SHADDAI juga berarti menghancurkan. Allah kita Adalah Allah yang menjadi penghancur musuh kita (My Destroyer). Allah berkuasa untuk tidak hanya mendatangkan berkat tapi juga kutuk atau hukuman. Ini yang seringkali kita lupakan tentang Allah bahwa Allah kita berkuasa tidak hanya untuk mendatangkan berkat tetapi juga mengambilnya. Allah kita selain berkuasa untuk memberi tapi berkuasa juga untuk menarik dan mengambil apa yang diberikan-Nya.
Allah kita juga adalah Hakim yang Adil. Kebanyakan orang terlena dan hanya melihat Allah mengasihi dan tidak akan menghukum. Allah justru menunjukkan kekuasaan-Nya dengan keadilan-Nya. Dia menghancurkan bumi dengan air bah, menghancurkan Sodom dan Gomora dan menyebabkan bangsa Israel berada dalam pembuangan dan tercerai-berai. Allah kita berdaulat melakukan apapun baik terhadap musuh-Nya maupun terhadap umat-Nya. Tetapi yang memberi kita pegharapan adalah bahwa kuasa Allah tidak semata-mata untuk menghancurkan tetapi untuk membangun dan memperbaharui.

Semua Butuh El Shaddai Setiap orang butuh pimpinan dan asuhan Allah El Shaddai.

Allah El Shaddai tidak hanya memberi, mencukupkan dan menyertai kita. Tetapi menghiburkan seperti seorang ibu menghiburkan anak-anaknya.

Mari Kita Mengenal dan Mengalami Allah El Shaddai dalam hidup kita. Pertolongan Tuhan Yesus tidak pernah terlambat.

Tuhan Yesus memberkati

Jatiwangi 23 Oktober 2021
Only By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat


Komentar

Postingan Populer