PERJANJIAN KEGENAPAN

PERJANJIAN KEGENAPAN

Ev Iin Tjipto Wenas



“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada Hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak” (LAI)---dengan demikian kita termasuk menjadi bagian dari keluarga Allah yang indah, berharga dan menyembah-Nya..


“Setelah Genap Waktunya”---pleroma, diterjemahkan dengan “genap”. Kata tersebut mempunyai arti, persiapan yang sudah rampung. Tujuan kasih karunia Allah berjalan sepanjang tahun, abad, dan selama beribu-ribu tahun. Pleroma (kegenapan) Allah. 


Yosua 23:14 (TB)  Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi.


Yosua 21:45 FAYH Segala sesuatu yg baik yg telah dijanjikan TUHAN kepada mereka telah digenapi & mjd kenyataan.


“TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya” (Kejadian 21:1–2).


Abraham mengalami penggenapan janji Tuhan tepat seperti yang difirmankan oleh Tuhan yaitu memiliki keturunan. Apakah Anda pernah menerima janji Tuhan tetapi belum mengalaminya? Inginkah Anda mengalaminya? Apakah kuncinya?


Minimal ada dua unsur yang harus diperhatikan jika ingin mengalami penggenapan janji Tuhan, untuk memudahkan mengingatnya kita sebut saja dengan istilah 2P, yaitu:


P yang pertama adalah: Proses


Selalu butuh proses untuk mengalami penggenapan janji. Soal berapa lama prosesnya, masing-masing orang mungkin akan berbeda. Dalam hal Abraham, ia mengalami proses selama 25 tahun. Menerima janji pada usia 75 tahun dan mengalami penggenapannya pada usia 100 tahun.


Banyak orang ingin yang instan, hari ini terima janji besok alami penggenapannya. Seingat saya tidak ada yang seperti itu. Abraham butuh waktu 25 tahun, Yusuf tiga belasan tahun, Daud juga belasan tahun. Jadi selalu butuh proses untuk mengalami penggenapan janji. Karena penghalang terbesar untuk Anda mengalami penggenapan janji adalah faktor ketidak-siapan. Jika Anda telah siap maka tidak akan ada alasan untuk Tuhan menunda-nunda waktunya. Selama proses itulah Tuhan mempersiapkan Anda. Harus dipahami bahwa Tuhan adalah Tuhan yang lebih mementingkan proses dari pada hasil.


P yang kedua adalah: Percaya


Jika kita bicara tentang penggenapan janji, unsur yang paling pertama dan terutama untuk kita miliki adalah percaya, bukan kerja keras. Selama Anda belum mempercayai janji-Nya secara bulat maka Tuhan tidak bisa menggenapi janji-Nya, sekeras apa pun Anda mengusahakannya. Itu sebabnya selama proses berlangsung, hal yang paling banyak akan diajarkan dan ditanamkan Tuhan dalam diri Anda adalah percaya.


Percaya adalah salah satu pelajaran yang paling sulit dipahami oleh orang percaya. Selama proses 25 tahun yang dilalui oleh Abraham untuk mengalami penggenapan janji, Tuhan hanya sibuk mengajarkan satu mata pelajaran ini, yaitu percaya. Dia berdaya upaya dengan pelbagai macam cara untuk mengajarkan dan menanamkan kepercayaan dalam diri Abraham terhadap janji-Nya. Dia menyuruh Abraham menghitung bintang di langit, agar supaya Abraham bisa membayangkan keturunannya sebanyak itu. Agar janji Tuhan terpatri dalam pikiran Abraham. Kemudian Tuhan juga menyuruh Abraham dan Sara mengganti namanya agar supaya mereka terus memperkatakan janji-Nya, dengan demikian janji itu akan terpatri dalam alam bawah sadar mereka.        


Hasil dari pembelajaran Abraham tentang Iman sepanjang 25 tahun dicatat dalam Roma 4:18–21,


Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.


  "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia."  (Roma 8:17).  Dengan demikian setiap kita memiliki kepastian untuk mendapatkan, mengalami dan menikmati janji-janji Tuhan sebagaimana yang difirmankan-Nya.


Agar semua janji Tuhan bisa kita nikmati, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan:   1.  Butuh Kesabaran.  Untuk mengalami penggenapan janji Tuhan, kita harus bersabar menanti-nantikan waktu Tuhan.  Kesabaran adalah bagian dari proses ujian yang harus kita jalani, seperti seorang petani yang harus bersabar menantikan hasil panen.  "Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi."  (Yakobus 5:7).  Mengapa banyak anak Tuhan tak mengalami janji-janji Tuhan?  Karena mereka tidak sabar.  Mereka berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, maunya saat itu juga Tuhan mengabulkan permintaannya.  Mereka tak mau menunggu lama-lama.  Di zaman sekarang ini, yang serba instan itulah yang sedang dicari.  Kita harus ingat bahwa di dalam Tuhan tidak ada istilah  'instan'.


     2.  Butuh ketekunan.  Ada tertulis:  "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  (Ibrani 10:36).  Hasil dari kesabaran adalah ketekunan.  Ketekunan mengajar kita untuk hidup melekat kepada Tuhan, hidup mengandalkan Tuhan dan memegang teguh setiap janji firman-Nya.  Orang yang bertekun takkan pernah menyerah pada situasi dan keadaan, sesulit apa pun.  Ada kalanya Tuhan mengijinkan masalah atau penderitaan untuk menguji kualitas hidup kita, seperti yang dialami oleh Ayub.


Sabarlah dan tetaplah bertekun, janji Tuhan pasti digenapi dalam hidup kita!


Hari Ini Kita Terima Perjanjian KEGENAPAN. Setiap Janji-janji Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab di genapi dalam hidup kita dan bangsa Indonesia


Mari Kita Selama Sebulan Ini Pelajari, Erami dan BUAT PERJANJIAN PRIBADI DENGAN TUHAN Sendiri.


Amin

Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat





PERJANJIAN KEGENAPAN

Ev Iin Tjipto Wenas


“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada Hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak” (LAI)---dengan demikian kita termasuk menjadi bagian dari keluarga Allah yang indah, berharga dan menyembah-Nya..


“Setelah Genap Waktunya”---pleroma, diterjemahkan dengan “genap”. Kata tersebut mempunyai arti, persiapan yang sudah rampung. Tujuan kasih karunia Allah berjalan sepanjang tahun, abad, dan selama beribu-ribu tahun. Pleroma (kegenapan) Allah. 


Yosua 23:14 (TB)  Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi.


Yosua 21:45 FAYH Segala sesuatu yg baik yg telah dijanjikan TUHAN kepada mereka telah digenapi & mjd kenyataan.


“TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya” (Kejadian 21:1–2).


Abraham mengalami penggenapan janji Tuhan tepat seperti yang difirmankan oleh Tuhan yaitu memiliki keturunan. Apakah Anda pernah menerima janji Tuhan tetapi belum mengalaminya? Inginkah Anda mengalaminya? Apakah kuncinya?


Minimal ada dua unsur yang harus diperhatikan jika ingin mengalami penggenapan janji Tuhan, untuk memudahkan mengingatnya kita sebut saja dengan istilah 2P, yaitu:


P yang pertama adalah: Proses


Selalu butuh proses untuk mengalami penggenapan janji. Soal berapa lama prosesnya, masing-masing orang mungkin akan berbeda. Dalam hal Abraham, ia mengalami proses selama 25 tahun. Menerima janji pada usia 75 tahun dan mengalami penggenapannya pada usia 100 tahun.


Banyak orang ingin yang instan, hari ini terima janji besok alami penggenapannya. Seingat saya tidak ada yang seperti itu. Abraham butuh waktu 25 tahun, Yusuf tiga belasan tahun, Daud juga belasan tahun. Jadi selalu butuh proses untuk mengalami penggenapan janji. Karena penghalang terbesar untuk Anda mengalami penggenapan janji adalah faktor ketidak-siapan. Jika Anda telah siap maka tidak akan ada alasan untuk Tuhan menunda-nunda waktunya. Selama proses itulah Tuhan mempersiapkan Anda. Harus dipahami bahwa Tuhan adalah Tuhan yang lebih mementingkan proses dari pada hasil.


P yang kedua adalah: Percaya


Jika kita bicara tentang penggenapan janji, unsur yang paling pertama dan terutama untuk kita miliki adalah percaya, bukan kerja keras. Selama Anda belum mempercayai janji-Nya secara bulat maka Tuhan tidak bisa menggenapi janji-Nya, sekeras apa pun Anda mengusahakannya. Itu sebabnya selama proses berlangsung, hal yang paling banyak akan diajarkan dan ditanamkan Tuhan dalam diri Anda adalah percaya.


Percaya adalah salah satu pelajaran yang paling sulit dipahami oleh orang percaya. Selama proses 25 tahun yang dilalui oleh Abraham untuk mengalami penggenapan janji, Tuhan hanya sibuk mengajarkan satu mata pelajaran ini, yaitu percaya. Dia berdaya upaya dengan pelbagai macam cara untuk mengajarkan dan menanamkan kepercayaan dalam diri Abraham terhadap janji-Nya. Dia menyuruh Abraham menghitung bintang di langit, agar supaya Abraham bisa membayangkan keturunannya sebanyak itu. Agar janji Tuhan terpatri dalam pikiran Abraham. Kemudian Tuhan juga menyuruh Abraham dan Sara mengganti namanya agar supaya mereka terus memperkatakan janji-Nya, dengan demikian janji itu akan terpatri dalam alam bawah sadar mereka.        


Hasil dari pembelajaran Abraham tentang Iman sepanjang 25 tahun dicatat dalam Roma 4:18–21,


Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.


  "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia."  (Roma 8:17).  Dengan demikian setiap kita memiliki kepastian untuk mendapatkan, mengalami dan menikmati janji-janji Tuhan sebagaimana yang difirmankan-Nya.


Agar semua janji Tuhan bisa kita nikmati, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan:   1.  Butuh Kesabaran.  Untuk mengalami penggenapan janji Tuhan, kita harus bersabar menanti-nantikan waktu Tuhan.  Kesabaran adalah bagian dari proses ujian yang harus kita jalani, seperti seorang petani yang harus bersabar menantikan hasil panen.  "Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi."  (Yakobus 5:7).  Mengapa banyak anak Tuhan tak mengalami janji-janji Tuhan?  Karena mereka tidak sabar.  Mereka berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, maunya saat itu juga Tuhan mengabulkan permintaannya.  Mereka tak mau menunggu lama-lama.  Di zaman sekarang ini, yang serba instan itulah yang sedang dicari.  Kita harus ingat bahwa di dalam Tuhan tidak ada istilah  'instan'.


     2.  Butuh ketekunan.  Ada tertulis:  "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  (Ibrani 10:36).  Hasil dari kesabaran adalah ketekunan.  Ketekunan mengajar kita untuk hidup melekat kepada Tuhan, hidup mengandalkan Tuhan dan memegang teguh setiap janji firman-Nya.  Orang yang bertekun takkan pernah menyerah pada situasi dan keadaan, sesulit apa pun.  Ada kalanya Tuhan mengijinkan masalah atau penderitaan untuk menguji kualitas hidup kita, seperti yang dialami oleh Ayub.


Sabarlah dan tetaplah bertekun, janji Tuhan pasti digenapi dalam hidup kita!


Hari Ini Kita Terima Perjanjian KEGENAPAN. Setiap Janji-janji Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab di genapi dalam hidup kita dan bangsa Indonesia


Mari Kita Selama Sebulan Ini Pelajari, Erami dan BUAT PERJANJIAN PRIBADI DENGAN TUHAN Sendiri.


Amin

Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat























Komentar

Postingan Populer