SAYA BERJUMPA TUHAN 2

SAYA BERJUMPA TUHAN

KEHADIRANNYA




Pagi-pagi seperti biasanya pukul 04:30 saya bangun dan saya mulai masuk untuk berdoa dan menvembah. Tepat

pukul 06:30 sesuatu yang luar biasa terjadi. Sesuatu yang seperti awan yang sangat pekat meliputi kamar doa saya

seperti asap yang turun dan jelas sekali. Hadirat-Nya begtu luar biasa, seperti kabut yang turun memenuhi ruangan, saya tahu bahwa itu Tuhan yang datang. Kemudian Tuhan Yesus berkata: "Hari ini Aku ingin bawa kamu jalan-jalan, masuk ke taman pribadi-Ku."


Saya sudah sering mendengar suara-Nya, tetapi baru kali ini melihat wajah Tuhan dari dekat; la tampan luar biasa dan cinta kasih-Nya sungguh luar biasa; ketulusan-Nya luar biasa, di mata-Nya tidak ada kecurangan, tidak ada kejahatan dan tidak ada kelicikan; rasa kehormatan-Nya tingginya luar

biasa. Saya ingin bersandar kepada-Nya, tetapi tidak berani;

Tuhan itu baik, tampan dan murni, luar biasa sekali. Yang mengalir keluar daripada-Nya itu cinta yang murni dan

bukan cinta yang palsu.


Lalu Tuhan berkata: "Persiapkan dirimu untuk menghadap."


Saya jawab: "Siap Tuhan. Apa yang harus saya lakukan?"


"Mandi dan berhias. Pakai pakaianmu secara lengkap dan menghadap," jawab Tuhan.


Lalu saya mandi, berdandan dan memakai baju mempelai yang saya pakai pada waktu acara akhir tahun yang

lalu secara lengkap. Bahkan saya juga memakai mahkota. Padahal baju itu sangat sukar dipakai kalau tidak ada yang membantu saya memakainya. Maka saya berkata, "Malaikat, tolong bantu saya," sebab memang sangat sukar memakainya dan banyak accessories-nya. Tetapi oleh anugerah Tuhan dan dengan susah payah akhirnya saya bisa memakainya


Setelah selesai semuanya, dengan memakai saya tersungkur di bawah kaki Tuhan. Dan ketika saya tersungkur Tuhan berkata: "Belum."


Saya bertanya: "Lalu bagaimana Tuhan?" 


Jawab Tuhan: "Kamu harus menguduskan diri"


Saya bingung: Bagaimana caranya? Saya sudah mandi, sudah berdandan, sudah memakai baju lengkap, lalu menguduskan dirinya bagaimana? Kemudian Tuhan berkata:

"Kamu harus menerima pengurapan. Maka saya mengambil minyak urapan.


Itu semua tidak akan dapat saya lakukan tanpa tuntunan Tuhan sebab saya tidak mengerti sama sekali bagaimana caranya menghadap. Lalu saya bertanya lagi: "Tuhan, ini minyak urapan. Lalu bagian mana saja yang harus saya urapi?


Tuhan berkata: "Pikiran kamu harus diurapi."


Sambil saya mengurapi diri, saya berdoa: "Di dalam Nama Tuhan Yesus, segala pikiranku menjadi pikiran Kristus,

tidak memikirkan yang lain, dikuduskan." Dan macam-macam perkataan Firman saya ucapkan terus-menerus.


Tuhan berkata lagi: "Mata."


"Ya Tuhan." Jawab saya.


Tuhan melanjutkan: "Matamu tidak diolesi tetapl harus digosok." Padahal waktu itu saya sudah berias, tetapi saya menurut saja apa yang Tuhan perintahkan Lalu saya gosok mata saya, dan Tuhan berbicara:"Kamu tahu mengapa matamu harus digosok Saya diam saja karena memang

saya tidak tahu. Tuhan berkata lagi: "Mata itu jendela hati. Ketika kamu melihat segala sesuatu mata itu menjadi kotor !" Mata yang kotor itu banyak sekali noda yang menempel dan tidak bisa hanya sekedar dioles tetapi harus digosok sampai bersih. Seperti baju yang kena noda tidak bisa hanya sekedar dicelupkan ke air tetapi juga harus dikucek sampai bersih. Baru setelah mata itu bersih kita bisa melihat kemuliaan Tuhan, sebab mata dan pikiran yang kotor tidak akan mampu melihat kemuliaan-Nya.


Saya gosok terus mata saya sambil saya berdoa, didalam Nama Tuhan Yesus, semua kotoran rontok! dan saya omongi terus-menerus. Setelah mata selesai saya gosok kemudian bergantian mulut, telinga, tangan, kaki dan hati (jantung) saya olesi minyak. Setelah itu pengurapan selesai. Hanya mata yang digosok dan yang lain cukup diolesi saja,

sebab Tuhan berkata bahwa saya akan melihat kemuliaan-Nya. Saat itu yang diajarkan Tuhan adalah suatu tindakan

profetis, tetapi sebenarnya mempunyai nilai yang sangat dalam! Kita semua yang akan melihat kemuliaan Tuhan itu

perlu digosok dan dibersihkan.


Selesai melakukan semua hal itu saya kembali masuk ke kamar doa dan tersungkur. Kemudian Tuhan berkata:

"Kamu harus membuat pendamaian!


Lalu saya berdoa memohon pengampunan Tuhan untuk semuanya, juga untuk 6 hamba Tuhan termasuk Pak Agung dan Pak Yusak yang saat itu sedang berada di Hongkong. Saya melakukan Pendamaian untuk apapun yang sudah diperbuat yang mungkin tanpa sadar sudah membuat Hati Tuhan tidak berkenan. Saya Mintakan ampun untuk semuanya


Selesai memintakan pengampunan, lalu Tuhan berkata : "Lepaskan mahkotamu !" Saya melepaskan mahkota saya dan memberikannya kepada Tuhan. Saya letakkan di depan saya dan mulai tersungkur kembali.


Bersambung 


Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat










Komentar

Postingan Populer