MAKNA MINYAK NARWASTU

MAKNA MINYAK NARWASTU




Sahabat Joshua Ivan Sudrajat hari ini kita belajar Minyak Narwastu semalam saya dihubungi oleh Pembaca Untuk Meminta Pelajaran Tentang Minyak Narwastu


Kidung Agung 1:12 (TB)  — Sementara sang raja duduk pada mejanya, semerbak bau narwastuku. 


ARTI MINYAK NARWASTU


Minyak narwastu atau nard (Nardostachys jatamansii) dalam bahasa Ibraninya nayrd (Kid. 1:12; 4:13, 14) di mana kata ini merupakan kata yang dipinjam dari bahasa Sansekerta. Kata Yunaninya adalah nardos ditemukan di Markus 14:3 dan Yohanes 12:3. Nard menjadi andalan lotion dan obat-obatan. Nama alternatifnya spikenard yang mengacu pada tanaman ketika bagian di atas tanah masih menempel.


Narwastu merupakan salah satu rempah berharga yang disebutkan di dalam Alkitab. Tanaman ini banyak tumbuh di India utara dan pernah ditemukan di tempat-tempat yang tinggi di Pegunungan Himalaya. Ukuran bentuk dari tanaman narwastu terbilang kecil dengan banyak bagian runcing yang tumbuh dari satu akar, bunga-bunganya berwarna merah muda. Narwastu dapat digunakan untuk membuat minyak urapan yang harum dan biasanya disimpan di dalam buli-buli pualam untuk menjaga aromanya. 


Minyak narwastu (Spikenard Oil) dapat digunakan sebagai parfum, obat dan kelengkapan religious di wilayah yang membentang dari India ke Eropa. Minyak narwastu digunakan sebagai obat herbal alami untuk mengobati insomnia, stress, masalah pencernaan, sistem kekebalan tubuh lemah, dan infeksi. Narwastu mungkin juga sama dengan “lardu” yang disebut dalam inskripsi Asyur babel, diperoleh dari rumput Cymbopogon schoenanthus, umumnya terdapat di padang gurun Arabia dan Afrika Utara. 


Dalam Markus 14:3 maupun Yohanes 12:3, narwastu disebut pittikes, mungkin artinya “sejati”, yang diperoleh dari jenis Nardostachys jatamansi, tumbuhan asli dari India utara (pegunungan Himalaya) yang masih dipakai saat itu untuk meminyaki rambut. Di dalam Perjanjian Baru menceritakan bagaimana seorang wanita mengurapi Yesus dengan minyak narwastu (Mrk. 14:3-4). 


Narwastu memiliki Arti YANG SEJATI. 


Di Yohanes 12:3 menyatakan: “Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.” Kata “meminyaki” berasal dari kata eleipsen yang artinya “menuangkan dengan minyak” biasanya minyak parfum yang harum. Bandingkan kata “eleipsen” tersebut dengan “chrisma” yang terdapat di surat 1 Yohanes 2:20, yaitu: “Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.”


Kata “pengurapan” dalam konteks ini (1Yoh. 2:20) menggunakan kata chrisma, bukan: eleipsen. Penggunaan kata chrisma kemudian diulang 2x lagi dalam surat 1 Yohanes 2:27, yaitu: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu–dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta–dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.”


Penggunaan kata “pengurapan” di surat 1 Yohanes 2:20, 27 dengan kata chrisma menunjukkan pada pengurapan dari Tuhan yaitu Roh Kudus. Melalui pengurapan Roh Kudus umat yang menerimanya akan memperoleh peneguhan dan karunia iman. Dalam gereja Roma Katolik, pemberian sakramen khrisma diberikan dengan cara meletakkan tangan imam di atas dahi umat seraya membubuhkan minyak dan doa pencurahan Roh Kudus. 


Alasan Maria menuangkan minyak narwastu ke kaki Yesus didasarkan pada ucapan syukur dan kasih yang mendalam.


PENGURAPAN MINYAK NARWASTU


Pengurapan Spikenard (Narwastu), Markus 14:3, 8, berbicara tentang kemampuan untuk dapat dipercaya dan dapat diandalkan, daya tumbuh kembang dan melipatgandakan semua talenta. Dan menjadikan kita sebagai raja-raja yang mampu menyelesaikan panggilan hingga ke puncak destiny.


Spikenard (Narwastu) artinya dapat dipercaya serta diandalkan, daya tumbuh kembang dan melipat gandakan semua talenta. Dan menjadikan kita sebagai raja - raja yang mampu dan sanggup menyelesaikan panggilan hingga ke puncak destiny. Markus 14 : 3 , 8.


Pengurapan agar kita dapat mencapai level Raja - Raja (Daud, dll) prjalanan yang tidak gampang, banyak proses salah. Satunya tidak dianggap orang, dipersalahkan dan di didik sangat intense tetapi seperti Daud, tidak terikat dengan posisi, kursi atau fasilitas. Mendapatkan urapan perkenanan Tuhan, di cintai Tuhan dan sangat mencintai Tuhan.


Tuhan Yesus memberkati


Jatiwangi 6 Maret 2024

Only By HIS GRACE

Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer