MENDUDUKI BANGSA-BANGSA DI PUTARAN TERAKHIR KEDUA

MENDUDUKI BANGSA-BANGSA

VISI 2025: “MASUKI WILAYAH YANG TUHAN JANJIKAN”




Sahabat Joshua Ivan Sudrajat kurang dari sebulan kita akan memasuki Tahun 2025


Yosua 2:24 Kata mereka kepada Yosua: “TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita.”


Hamba Tuhan Ibu Nany Susanty menyampaikan bahwa Tuhan mau kita Pergi Ke Bangsa-bangsa dan Benua-benua bahkan ke suku-suku Bangsa kita menyelesaikan Tugas Amanat Agung dalam rangka Greatest Harvest 


Memasuki tahun 2025 ini Tuhan menyampaikan bahwa Ia akan membawa setiap umat-Nya untuk memasuki suatu “wilayah” yang baru atau mengalami sesuatu yang baru, entah bentuk penggenapannya seperti apa. Diperlukan sikap proaktif dari pihak kita umat-Nya untuk terus meminta tuntunan-Nya dan berjalan di dalamnya. Yosua dan bangsa Israel yang sebetulnya sudah berada di tepi sungai Yordan, tinggal melangkah sedikit lagi, bisa saja mereka langsung menyeberanginya dan menginjakkan kaki di Tanah Perjanjian, namun Yosua ingat akan perkataan Tuhan untuk selalu bertindak hati-hati (Yosua 1:7).


Pasal 2 ini diawali dengan Yosua mengutus secara diam-diam dua orang pengintai ke Yerikho untuk menyelidik negeri itu. Ia telah belajar hal ini dari Musa ketika bangsa Israel belum lama keluar dari Mesir. Musa mengutus 12 orang pengintai untuk menyelidiki negeri itu.


Lalu tibalah kedua orang pengintai itu di kota Yerikho, di rumah seorang perempuan sundal bernama Rahab. Ia adalah penduduk kota yang rumahnya terletak di sekitar tembok kota, sangat strategis sebagai tempat penginapan bagi para pengembara. Predikat, sebutan atau profesi yang disandang Rahab sebagai perempuan sundal memang bukanlah hal yang baik. Ini adalah gambaran orang-orang yang hidup di balik kokohnya tembok Yerikho.

Namun di balik kehidupannya yang kelam ada hal luar biasa yang dapat ditemukan dalam diri Rahab, yaitu keberaniannya mengambil resiko dengan menyembunyikan dua orang pengintai tersebut di sotoh rumahnya. Tindakan yang diambil oleh Rahab bukanlah tindakan nekad tanpa dasar. Apalagi jika hal tersebut diketahui oleh orang-orang Yerikho, nyawa Rahab menjadi taruhannya. Tetapi imanlah yang mendasari Rahab untuk bertindak.

Meskipun Rahab berasal dari bangsa yang menyembah kepada berhala, tetapi dari mendengar kabar akan kedahsyatan penyertaan Tuhan atas Israel sejak bangsa itu keluar dari Mesir, dari situ ia memiliki gambaran betapa luar biasa Tuhannya bangsa Israel tersebut (Yosua 2:9-11).


Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Dua orang pengintai yang telah masuk ke kota Yerikho menyimpulkan bahwa betapa Tuhan mereka telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan mereka. Tuhan sedang menyatakan bahwa meskipun yang dilihat oleh kedua pengintai barulah suatu permulaan awal. Namun dari apa mereka lihat, mengertilah mereka bahwa sesuatu yang dijanjikan Tuhan adalah hal yang pasti, asalkan bertindak hati-hati dalam tuntunan-Nya.


Kegentaran yang dialami Rahab dan penduduk Yerikho sudah merupakan bukti bahwa Tuhan telah lebih dulu mendahului mereka.

Memasuki tahun 2025 ini Tuhan menyampaikan bahwa Ia akan membawa setiap umat-Nya untuk memasuki suatu “wilayah” yang baru atau mengalami sesuatu yang baru, entah bentuk penggenapannya seperti apa. Diperlukan sikap proaktif dari pihak kita umat-Nya untuk terus meminta tuntunan-Nya dan berjalan di dalamnya. Yosua dan bangsa Israel yang sebetulnya sudah berada di tepi sungai Yordan, tinggal melangkah sedikit lagi, bisa saja mereka langsung menyeberanginya dan menginjakkan kaki di Tanah Perjanjian, namun Yosua ingat akan perkataan Tuhan untuk selalu bertindak hati-hati (Yosua 1:7).


Beberapa hal yang harus kita miliki agar apa yang Tuhan janjikan melalui visi-Nya ini betul-betul kita alami, di antaranya adalah:


(1). Memerhatikan pola yang Tuhan ingin kita lakukan (Tuhan sedang membawa kita kepada hubungan atau jalinan supranatural).


Yosua 2:23 Maka pulanglah kedua orang itu, mereka turun dari pegunungan, lalu menyeberang dan sampai kepada Yosua bin Nun, kemudian mereka ceritakan segala pengalaman mereka.


Pergantian dari Musa kepada Yosua bukanlah sekedar pergantian kepemimpinan semata-mata, juga bukan sekedar pergantian generasi lama ke generasi baru, namun ini adalah tentang pergantian cara Tuhan memimpin yang berbeda dalam membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Tuhan sedang membawa bangsa Israel, melalui kepemimpinan Yosua, masuk ke wilayah supranatural. Cara penyampaian strategi yang berbeda, cara peperangan yang berbeda, dan banyak lagi.


Kepemimpinan bisa saja berganti, tetapi tujuan Tuhan-Nya tetap tidak berubah. Tuhan hanya butuh pribadi-pribadi yang dapat menangkap semua yang Tuhan kehendaki. Pribadi-pribadi yang mau meminta tuntunan dan petunjuk dari Tuhan seperti yang dilakukan Yosua. Tuhan memberikan tuntunan, lalu ditangkap oleh Yosua, kemudian dilakukan dalam ketaatan.



Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Dua orang pengintai yang telah masuk ke kota Yerikho menyimpulkan bahwa betapa Tuhan mereka telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan mereka. Tuhan sedang menyatakan bahwa meskipun yang dilihat oleh kedua pengintai barulah suatu permulaan awal. Namun dari apa mereka lihat, mengertilah mereka bahwa sesuatu yang dijanjikan Tuhan adalah hal yang pasti, asalkan bertindak hati-hati dalam tuntunan-Nya. Kegentaran yang dialami Rahab dan penduduk Yerikho sudah merupakan bukti bahwa Tuhan telah lebih dulu mendahului mereka.

Memasuki tahun 2025 ini Tuhan menyampaikan bahwa Ia akan membawa setiap umat-Nya untuk memasuki suatu “wilayah” yang baru atau mengalami sesuatu yang baru, entah bentuk penggenapannya seperti apa. Diperlukan sikap proaktif dari pihak kita umat-Nya untuk terus meminta tuntunan-Nya dan berjalan di dalamnya. Yosua dan bangsa Israel yang sebetulnya sudah berada di tepi sungai Yordan, tinggal melangkah sedikit lagi, bisa saja mereka langsung menyeberanginya dan menginjakkan kaki di Tanah Perjanjian, namun Yosua ingat akan perkataan Tuhan untuk selalu bertindak hati-hati (Yosua 1:7).

Beberapa hal yang harus kita miliki agar apa yang Tuhan janjikan melalui visi-Nya ini betul-betul kita alami, di antaranya adalah:

(1). Memerhatikan pola yang Tuhan ingin kita lakukan (Tuhan sedang membawa kita kepada hubungan atau jalinan supranatural).

Yosua 2:23 Maka pulanglah kedua orang itu, mereka turun dari pegunungan, lalu menyeberang dan sampai kepada Yosua bin Nun, kemudian mereka ceritakan segala pengalaman mereka.

Pergantian dari Musa kepada Yosua bukanlah sekedar pergantian kepemimpinan semata-mata, juga bukan sekedar pergantian generasi lama ke generasi baru, namun ini adalah tentang pergantian cara Tuhan memimpin yang berbeda dalam membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Tuhan sedang membawa bangsa Israel,

Hal yang sama dibutuhkan oleh umat Tuhan di masa sekarang. Tuhan memberikan tuntunan, lalu ditangkap oleh umat Tuhan, kemudian dilakukan dalam ketaatan. Kuncinya adalah, sebagaimana Yosua penuh dengan Roh kebijaksanaan (Ulangan 34:9), demikian pula seharusnya umat Tuhan saat ini berada senantiasa dalam kepenuhan Roh Kudus.


(2). Memerhatikan bahwa sesungguhnya Tuhan selalu menyertai kita umat-Nya (Hanya kita seringkali kurang memerhatikannya).


Yosua 2:9-11 (9) “Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.


Perjalanan panjang yang telah dilakukan bangsa Israel di padang gurun seharusnya telah menempa mereka menjadi pribadi-pribadi yang lebih dewasa, lebih tajam, lebih bijak. Demikian halnya juga dengan kita. Perjalanan panjang yang telah kita tempuh sepanjang 2024 atau bahkan lebih, seharusnya juga lebih mendewasakan kita, lebih bijak, lebih tajam, dan lebih meningkat dalam segala hal.


Peristiwa diutusnya 2 orang pengintai ini merupakan pengulangan atas apa yang pernah terjadi puluhan tahun sebelumnya, yaitu ketika Musa mengirim 12 pengintai ke Kanaan, sekaligus juga harus menjadi pembelajaran bagi kita saat ini. Bayangkan, 10 dari 12 pengintai yang tidak lain adalah para kepala suku Israel justru mengalami ketakutan ketika melihat bahwa bangsa yang mendiami negeri yang mereka intai itu kuat-kuat, dan memakan penduduknya. Mereka ciut nyalinya (Bilangan 13:28,32).


Ini bertolak belakang sekali dengan Rahab dan segenap penduduk kota Yerikho yang adalah para penyembah berhala, belum pernah melihat dan mengalami perkara dahsyat di dalam Tuhan, namun memiliki rasa gentar dan mengakui bahwa Tuhan yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menyeberang laut Teberau, dan mengalahkan raja-raja orang Amori adalah sungguh Tuhan yang luar biasa.


Mari Sahabat Joshua Ivan, apabila kita masih memiliki mentalitas seperti yang dimiliki oleh 10 pengintai, maka sulitlah bagi kita untuk memasuki “wilayah” atau sesuatu yang baru yang Tuhan janjikan melalui visi-Nya ini kepada kita. Oleh sebab itu, mari lebih lagi bangun pengenalan yang benar akan Tuhan kita, berakar lebih dalam akan kebenaran firman, kasih Kristus, serta kuasa Roh Kudus agar tidak mudah “diterpa angin.” Selamat berjalan untuk memasuki “wilayah” yang baru bersama Kristus Yesus!


Tuhan Yesus memberkati!


Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat 


Komentar

Postingan Populer