LATIHLAH KEPEKAAN MENDENGAR SUARA TUHAN
LATIHLAH KEPEKAAN MENDENGAR SUARA TUHAN
1 Samuel 3:10, Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
PERFECT SHALOM
Pagi ini saya ketika saya berdoa dan bergumul dengan Tuhan, Roh Kudus mengingatkan LATIHLAH KEPEKAAN MENDENGAR SUARA TUHAN
Pagi ini kita belajar lagi untuk melatih Diri untuk PEKA Mendengar Suara Tuhan. Saat ini sebelum kontroling dan hp masih bisa dipakai mari kita latih mendengar Suara Tuhan
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat jangan sampai kita tidak bisa mendengar suara Tuhan.
Saya mendengar kesaksian Hamba-hamba Tuhan saat SMA, dia mendengar Suara Tuhan salurkan bantuan untuk si A bahkan ada yg digerakkan oleh Tuhan beli bunga mawar, sesungguhnya baru saat ini saya ingin mengalami hal tersebut
Mari Kita belajar dari Samuel:
Nama Samuel adalah ekspresi dari Bahasa Ibrani yang berarti “TUHAN MENDENGAR” . Ini ekpresi sukacita Hana, karena Tuhan telah menjawab pergumulan doanya. Samuel merupakan jawaban doa Hana yang terus menerus dinaikkan kepada Tuhan ditengah kesusahan hatinya yang mendalam. Ia dahulu tertutup kandungannya, mustahil punya keturunan, namun tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan. Dan kita tahu bersama, bahwa Hana mengandung dan melahirkan Samuel, seorank anak yang luarbiasa dipakai Tuhan untuk membawa bangsa Israel kepada Tuhan.
Samuel memulai pelayanannya sejak masih kecil sesuai janji ibunya untuk menyerahkan anaknya kedalam pengasuhan imam Eli. Sejak itulah Samuel berada di lingkungan pastori dan belajar melayani Tuhan dibawah pengawasan Imam Eli. Setiap hari Samuel muda dibimbing Imam Eli untuk tugas sucinya dan dilatih mendengar suara Tuhan. Karena keterbatasan pengetahuannya, pada awalnya Samuel tidak mengenal suara yang berbicara kepadanya, sebab pada saat itu Tuhan jarang berbicara kepada umatNya. Alkitab mencatat Tuhan memanggil Samuel sebanyak tiga kali, namun ia belum menanggapinya karena ia belum mengenal suara Tuhan. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya Samuel bisa mengenal suara Tuhan, sehingga Tuhan memberikan tanggungjawab pelayanan yang lebih besar kepada Samuel, karena Samuel memiliki kepekaan terhadap suara Tuhan.
Melalui perjalanan hidup Samuel, hal yang dapat kita pelajari bagaimana Samuel bisa peka mendengar suara Tuhan adalah bahwa
“Peka suara Tuhan tidak terjadi secara instan, tapi melalui proses bergaul karib denganNya setiap waktu”.
Langkah kesetiaan kepada Tuhan itu, diawali dengan hal hal kecil. Samuel tetap setia membangun dirinya dengan hal-hal yang kecil untuk bisa peka terhadap suara Tuhan. Pertumbuhan rohani Samuel ini akhirnya menjadi suatu kesaksian yang luarbiasa baik bagi seluruh umat Israel.
1 Samuel 3:20 “Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN”.
Dari kesetiaan Samuel untuk belajar peka terhadap suara Tuhan, akhirnya Tuhan mempercayakan banyak hal kepadanya, mulai dipercayakan menjadi hakim, menjadi nabi dan menjadi penasihat bagi para orang-orang Israel.
Menjadi peka dengan Suara Tuhan bersumber dari keterbukaan hati kita dengan Firman Tuhan yang tertulis yaitu Alkitab.
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat di hari-hari ini saat hujan awal bersatu dengan hujan akhir. Kita harus persiapkan diri dan latih kepekaan kita mendengar Suara Tuhan
“ Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27)
Kata “mendengarkan” dan “mengikuti” dalam Yoh. 10:27 menggunakan bentuk kata kerja yang berkesinambungan/tindakan yang berkelanjutan. Domba-domba milik Tuhan akan terus mendengarkan suara-NYA dan konsisten mengikut Dia. Bukan hanya 'mendengar' apa yang diucapkan Roh Kudus, tapi juga 'menaati' kata/perintah-nya meski tidak/belum sepenuhnya mengerti.
TUHAN dapat berbicara melalui berbagai macam cara antara lain melalui firman yang dihidupkan/diingatkan oleh Roh Kudus, suara dalam hati, suara yang dapat didengar secara audible, nubuatan, mimpi, penglihatan, melalui peristiwa dan orang lain. Pesannya dapat berupa tuntunan, teguran atau nasehat
Bagaimana kita belajar mendengarkan dan mengikuti suara Tuhan?
1. Membangun keintiman dengan Tuhan.
“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14).
Kita tidak dapat mendengarkan suara Tuhan jika tidak membangun keintiman denganNya dalam doa pujian penyembahan. Firman Tuhan perlu direnungkan, dihapalkan, di-download di hati dan jiwa agar saat Roh Kudus mengingatkan firman, kita tahu kalau itu suaraNya. Jaga hati dengan segala kewaspadaan, disiplinkan pikiran dan ucapkan syukur selalu. Semakin kita intim dengan Tuhan, semakin mudah kita mendengar suaraNya
2. Mempertajam kepekaan rohani.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. (Yesaya 50:4b).
Terkadang kita menjadikan pekerjaan/tugas sebagai alasan untuk tidak meluangkan waktu bersama Tuhan. Tidak ada waktu untuk Tuhan karena terburu-buru berangkat kerja atau karena sudah lelah pulang dari bekerja. Kalaupun bersaat teduh, kita jadi tidak fokus dan sekadarnya. Sebenarnya bukan tidak ada waktu, tapi harus bijaksana mengelola waktu dan prioritas. Mari mendisiplinkan diri menghadap hadirat Tuhan terutama di pagi hari, agar telinga rohani kita semakin dipertajam.
Dalam saat teduh, belajar mengarahkan hati dan pikiran untuk fokus kepada Tuhan Yesus, agar telinga rohani kita mendengar saat Roh Kudus berbicara. Mendengar suara Tuhan artinya 'memperhatikan' KataNya (Yes. 28:23). Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (firman rhema). Orang yang 'memperhatikan' firman rhema, hidupnya pasti dituntun, diubahkan/dipulihkan dan dilindungi dari yang jahat.
3. Menyingkal diri, pikul salib dan mengikut Tuhan.
4.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:38).
Meyangkal diri merupakan keputusan untuk berkata 'tidak' pada keinginan diri sendiri. Memikul salib adalah sikap yang rela taat kepada perintah/kehendak Tuhan. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal. 5:24). Untuk itu diperlukan pengendalian diri yang merupakan karya Roh Kudus (buah Roh). Ketaatan akan membawa berkat karena Tuhan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya (Mazmur 62:12b).
Mari Sahabat Joshua Ivan Sudrajat praktek mendengar suara Tuhan dan Taat melakukan Apa Yang Tuhan perintahkan
Tuhan Yesus memberkati
Jatiwangi 20 Mei 2025
Only By HIS GRACE
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar