STRATEGI YUSUF DI MASA KEKERINGAN
STRATEGI YUSUF DI MASA KEKERINGAN
DASAR FIRMAN TUHAN
Kejadian 41:25-31 (TB) Lalu kata Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.
Ketujuh ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bulir gandum yang baik itu ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama.
Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan.
Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.
Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir.
Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini.
Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu.
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Strategi Yusuf menghadapi kekeringan di Alkitab adalah dengan mengumpulkan makanan selama tujuh tahun kelimpahan untuk disimpan di lumbung, lalu membagikan makanan itu kepada rakyat Mesir dan negara tetangga yang kelaparan, sehingga ia berhasil menyelamatkan nyawa banyak orang.
Berikut rincian strateginya:
1. Menganalisis mimpi dan mendapatkan kepercayaan Firaun
.
Yusuf, dengan hikmat dari Tuhan, mampu menafsirkan mimpi Firaun tentang tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan.
Firaun kemudian memberikan Yusuf sumber daya dan kekuasaan untuk melaksanakan rencana di masa kelimpahan tersebut.
2. Mengumpulkan dan menyimpan makanan selama masa kelimpahan
.
Selama tujuh tahun kelimpahan, Yusuf mengumpulkan makanan dan menyimpannya dengan aman di lumbung-lumbung.
Ia membangun sistem penyimpanan yang memadai untuk menyimpan hasil panen melimpah.
3. Mendistribusikan makanan selama masa kekeringan
.
Ketika masa kelaparan melanda, Yusuf mendistribusikan makanan yang telah disimpan kepada rakyat Mesir.
Ketersediaan makanan yang cukup tidak hanya memenuhi kebutuhan rakyat Mesir tetapi juga memungkinkan penjualan gandum kepada negara-negara tetangga yang kelaparan.
Strategi ini berhasil karena:
Perencanaan yang matang .
Manajemen sumber daya yang efektif .
Dampak positif terhadap masyarakat .
Mengakui dan Mengandalkan YESHUA HAMASIACH serta ada penyertaan Tuhan dan Favor Of God
Berdasarkan catatan dari Kitab Kejadian dalam Alkitab, strategi Yusuf dalam menghadapi masa kekeringan yang melanda Mesir sangatlah brilian dan terstruktur. Ia melakukannya dalam dua fase utama: persiapan dan pelaksanaan.
1. Fase Persiapan (Masa Kelimpahan)
Selama tujuh tahun pertama, Mesir mengalami masa panen yang sangat melimpah. Yusuf tidak membiarkan kelimpahan ini disia-siakan. Strateginya adalah:
Penyimpanan Gandum Skala Besar: Ia menunjuk para pengawas untuk mengumpulkan seperlima dari hasil panen di seluruh Mesir. Gandum-gandum ini disimpan di lumbung-lumbung kota terdekat dengan tempat gandum itu dihasilkan. Jumlah gandum yang dikumpulkan sangatlah banyak, sampai-sampai tidak dapat diukur lagi.
Sentralisasi dan Kontrol: Yusuf, yang saat itu sudah menjadi penguasa kedua di bawah Firaun, memiliki kendali penuh atas sistem penyimpanan ini. Ini memastikan bahwa cadangan makanan nasional dapat diatur secara efisien saat masa krisis tiba.
2. Fase Pelaksanaan (Masa Kekeringan)
Setelah tujuh tahun masa kelimpahan, datanglah tujuh tahun kekeringan yang hebat, sama seperti yang telah dinubuatkan oleh Yusuf. Strateginya pada masa ini adalah:
Pembagian Makanan Berdasarkan Kebutuhan: Ketika rakyat Mesir mulai kelaparan dan berteriak meminta makanan, Firaun memerintahkan mereka untuk pergi kepada Yusuf. Yusuf membuka semua lumbung penyimpanan dan mulai menjual gandum kepada mereka.
Sistem Penjualan Bertahap:
Catatan menunjukkan bahwa gandum tidak hanya dijual kepada rakyat Mesir, tetapi juga kepada orang-orang dari berbagai bangsa lain yang datang ke Mesir karena kekeringan juga melanda negeri mereka. Yusuf mengatur sistem penjualan ini secara bertahap, mulai dari menjual gandum dengan uang, lalu menukarnya dengan ternak, kemudian dengan tanah, hingga akhirnya membuat rakyat menjadi budak Firaun agar bisa mendapatkan makanan. Strategi ini memastikan pasokan makanan tetap terkontrol dan tidak habis dalam waktu singkat.
Kecerdasan Administratif: Melalui strategi ini, Yusuf tidak hanya menyelamatkan Mesir dari kelaparan, tetapi juga memperkuat kekuasaan Firaun dan menempatkan Mesir sebagai pusat kekuatan ekonomi di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, strategi Yusuf adalah contoh luar biasa dari manajemen krisis yang proaktif dan visioner. Ia menggunakan masa kelimpahan untuk mempersiapkan masa sulit, lalu mengelola sumber daya yang ada dengan sangat efisien saat krisis benar-benar terjadi.
Komentar
Posting Komentar