Love 3
Love Converence 3
Philip Mantofa
Gereja Mawar Sharon
.
Sesi 3. Tanya Jawab
.
.
Tidak semua pertanyaan dijawab, tapi dikelompokkan ke dalam 11 kategori
Link asli:
Philip Mantofa
Gereja Mawar Sharon
.
Sesi 3. Tanya Jawab
.
.
Tidak semua pertanyaan dijawab, tapi dikelompokkan ke dalam 11 kategori
.
Kategori 1: Bagaimana langkah peneguhan?
Secara
seimbang, sebelum memilih pacar, libatkan orang tua dan pemimpin rohani
pada waktu yang hampir bersamaan (jarak hari hingga minggu), sebaiknya
beritahu orang tua lebih dulu. Tujuannya supaya secara seimbang
menghormati orang tua dan pemimpin.
Menghormati orang tua menentukan kebahagian rumah tangga.
Menghormati pemimpin rohani menentukan kerohanian rumah tangga.
.
Libatkan orang tua dan pemimpin rohani sebelum jadian, saat masih di level 7 checklist !
.
Cara melibatkan pemimpin rohani
Jika
kita terlibat di dalam penggembalaan di sel grup, berarti ada
keuntungan. Karena jika hanya jemaat yang datang mingguan artinya belum
mau dimuridkan.
.
Peneguhan datang dari bapak/ ibu rohani, BUKAN dari nabi atau polisi.
Pemimpin rohani TIDAK BOLEH jadi nabi atau polisi. Maka disarankan terlibat dalam sel grup supaya kita tidak tergantung pada karunia
saat bicara tentang peneguhan. Minta peneguhan kepada pemimpin rohani
karena mereka yang mengenal kita. Jika belum masuk sel-grup : gabung ke
sel-grup. Jika belum bergereja – masuk ke salah satu gereja lokal.
.
Sebelum
peneguhan, sebaiknya kita mengenal dan dikenal oleh pemimpin sel.
Karena Tuhan akan memakai pemimpin natural yang ada dalam penggembalaan.
Pemimpin yang memberi rekomendasi adalah pemimpin yang di atas kita.
Peneguhan timbul dari pengenalan, bukan dari karunia !
Saat
kita terlibat dalam sel, maka pemimpin di atas kita yang mengenal
kebiasaan dan kelemahan kita, dan dia bisa bantu kita menilai diri kita
dan kandidat kita.
.
Jika anggota sel menyukai seseorang dalam hirarki kepemimpinan, maka harus ada pemisahan antara Tuhan dan perasaan kita.
Jangan campur adukkan perasaan dengan komitmen kita kepada Tuhan dan
gereja Tuhan. Buat perbatasan yang jelas: jadi atau tidak jadi – tidak
akan mengubah komitmen kita kepada Tuhan !
.
Jika salah seorang pemimpin rohani jatuh cinta kepada pemimpin yang dibawahnya atau kepada dombanya, pastikan kita bijaksana dan tidak menyalah-gunakan otoritas kita !
Pisahkan antara otoritas pelayanan dengan kepentingan pribadi – tidak boleh dicampur !
Serahkan hak untuk meneguhkan hubungan kepada pemimpin di atas kita !
Jika akhirnya jadian, maka akan dibimbing oleh orang-tua dan pemimpin di atas kita.
Walaupun
kita punya karunia nubuat dan marifat, saat jatuh cinta – serahkan
nubuatan di mulut orang lain jika itu menyangkut kepentingan pribadi
kita.
Jika
pemimpin jatuh cinta – tanggung jawabnya kepada gembala/ pemimpin di
atasnya, jangan perduli apa kata domba! Jika tidak demikian akan selalu
takut jadi bahan pembicaraan jemaat.
.
Domba mengenal suara gembalanya – bukan suara nabinya !
.
.
Kategori 2: Jika terlanjur tidak menjaga kekudusan selama pacaran, dapatkah seseorang diberkati dalam pernikahan ?
.
Jika yang bersangkutan bertobat, maka Tuhan akan berikan pengampunan.
Penjelasan akan ada di sesi berikutnya.
.
Jika seseorang pernah jatuh, dan sudah ada dalam penggembalaan, datang kembali ke pemimpin dan mengakuinya. Bukan untuk mendapat pengampunan dosa, tetapi untuk mendapat bimbingan kebenaran, karena untuk pengampunan dosa Yesuslah satu-satunya pengantara.
Orientasi
dan tugas pemimpin bukanlah menghukum pasangan yang jatuh dalam dosa,
tapi me-restorasi/ memulihkan dan membimbing supaya semakin kudus.
Pemimpin akan bertindak seperti ayah, yang menjelaskan konsekuensi moral
dan spiritual, sehingga timbul pertobatan ! Selanjutnya pemimpin akan
membantu menjadi “penjaga pintu”: memberi saran-saran dan aturan-aturan
yang diperlukan bagi pasangan tersebut, sehingga mengurangi kemungkinan
jatuh sekali lagi. Tuhan sudah tunjuk pemimpin yang paling dekat kepada
kita untuk membimbing kita, percayalah kepadanya.
.
Cara bangkit dari kejatuhan: berhenti berbuat dosa, kemudian lakukan pengaturan dalam kehidupan selanjutnya.
.
.
Kategori 3: Apakah jodoh itu sebenarnya ditentukan Tuhan? Atau kita yang memilih dengan bertanggung jawab dan Tuhan menyetujui ?
Jawaban: tidak tahu !
.
Pembahasan berikut dari opini ps Philip Mantofa (dan saya sepakat dengan hal ini – note oleh perangkum).
.
Alternatif 1: A adalah jodoh B. Jika A salah dengar suara Tuhan dan salah memilih, maka Bmembujang selamanya.
Alternatif 1: A adalah jodoh B. Jika A salah dengar suara Tuhan dan salah memilih, maka Bmembujang selamanya.
Alternatif 2: Tuhan berikan “pagar yang aman” di mana anak-anakNya bisa bermain bersama dan mereka akhirnya saling menemukan.
.
Alternatif
1 lebih sempit dan abstrak, dan membuat hidup semakin sulit. Karena
setiap kali bertemu seseorang, selalu timbul pertanyaan: “Inikah yang
sempurna dari Tuhan ? Atau bukan ?”
Tapi ketika seseorang itu jadi dengan orang lain, baru kita tahu bahwa dia yang sempurna.
.
Ps
Philip cenderung memilih alternatif 2: Tuhan memberi batasan, kita
memilih dengan bertanggung-jawab, dan di akhirnya kita tahu bahwa
Tuhanlah yang menuntun kita !
Apakah
seseorang adalah pilihan sempurna bagi kita? Kita tidak akan pernah
tahu, sebelum nanti kembali dan melihat catatannya di surga.
Saat kita sudah menikah, pertanyaan tentang apakah pasangan kita jodoh yang sempurna atau tidak: sudah tidak relevan lagi !
.
Seharusnya
kita sungguh-sungguh tekun mengenal Tuhan, belajar menilai orang dengan
tepat, kemudian buat keputusan ! Karena jika menggunakan alternatif 1,
kita akan selalu jadi orang yang tidak berani mengambil keputusan !
.
.
Kategori 4: Bagaimana jika checklist kurang terpenuhi dalam 1 atau 2 area ?
.
Beri waktu, dorong kandidat dalam area-area yang lemah tersebut.
.
Contoh:
-
Lemah di “dewasa dan tanggung jawab” – usia 35 th tapi belum kerja. Dorong dia, tunggu sampai dia sungguh-sungguh mencari pekerjaan. Jika dia serius, pasti mau kerja.
-
Lemah di “komitmen pribadi dengan Tuhan” – beri waktu, beri dorongan, tapi jangan beri pesan tersembunyi pada kandidat bahwa dia tidak akan ditanggapi jika tidak sungguh-sungguh dengan Tuhan. Karena seseorang bisa berpura-pura serius dengan Tuhan – terutama pria. Jika motivasi ikut Tuhan-nya tidak murni, maka akan jadi masalah di kemudian hari.
Khusus untuk checklist 1: beri deadline/
batas waktu ! Jika setelah batas waktu lewat dan kandidat belum
sungguh-sungguh dalam Tuhan, jangan kompromi ! Langsung jawab TIDAK !
.
.
Kategori 5: Bolehkah pacaran dengan wanita yang lebih tua ?
.
Tidak ada ayat dalam Alkitab yang mengatur tentang hal ini.
.
Yang harus dipertimbangkan adalah 2 hal:
-
Masalah praktis (masalah dari orang-orang di sekitar kita): Apakah orang tua setuju?
-
Masalah kritis (masalah pribadi) : perempuan menua lebih cepat daripada laki-laki. Maka pria harus siap dari awal bahwa istrinya akan lebih dulu menua/ menjadi nenek – apakah pria siap tetap mencintai dan setia ! Saran: jarak usia jangan terlalu jauh, maksimal 3 tahun.
.
.
Kategori 6: Bagaimana jika tidak pernah berani memilih?Selalu melihat kekurangan orang lain?
.
Orang yang bersangkutan yang harus berubah !
.
Pada umumnya lelaki lebih perfeksionis, dan perempuan lebih mudah menerima dan mengasihi.
Maka
kebanyakan yang mengalami masalah ini adalah lelaki. Akibatnya hingga
lama tidak mendapat pacar. Orang seperti ini pada dasarnya takut memilih
dan takut komitmen, tidak ada masalah dengan perempuan. Orang ini
melihat kelemahan kandidat kemudian mempertimbangkan terlalu lama dan
berkali-kali, sehingga sang kandidat diambil orang lain.
Dalam
perkawinan fisik bukan prioritas pertama, karena kita akan bertemu
setiap hari. Tetapi yang terpenting adalah kedekatan, koneksi batin,
persahabatan, termasuk romantic friendship.
.
.
Kategori
7: Bagaimana jika usia sekarang dan target usia menikah masih jauh,
tapi ingin pacaran karena takut didahului orang lain ?
.
Tunggu hingga usia matang, artinya beberapa tahun sebelum target menikah
.
Hadapi fakta bahwa sekalipun saat ini jadian, pasti akan putus dan akan jadi milik orang lain.
Misal usia 17 dan target menikah 25 th. Maka lebih baik menunggu hingga kurang usia 22 th. Selama masa menunggu (17-22 th) libatkan Tuhan dan doakan, minta Tuhan jagakan. Umumnya remaja usia 17 th hatinya masih tidak menentu, jatuh cintanya mudah beralih ke orang lain lagi.
Saat
ini cinta, sekian tahun ke depan saat usia siap nikah belum tentu masih
cinta. Saat ini cocok, sekian tahun ke depan saat usia siap nikah belum
tentu masih cocok. Karena masing-masing masih berubah.
.
Kategori 8: Bagaimana dengan TTM ? (teman tapi mesra)
.
TIDAK BOLEH ! ! !
.
Gereja
harus tegas tentang masalah ini. Karena jika tidak, maka jika ada jiwa
yang baru diselamatkan masuk bergabung, dan kemudian melihat TTM
dimana-mana, maka mereka akan mudah tersandung karena mereka baru saja
dilepaskan dari kehidupan seperti itu. Mereka akan berfikir bahwa antara
mereka dan anak Tuhan tidak ada bedanya !
.
Orang yang TTM adalah orang yang takut berkomitmen ! Dan orang seperti ini tidak bertanggung jawab di depan Tuhan !
Beri batasan dalam berkawan ! Ini yang dimaksud dengan jangan cemarkan kasih dengan cinta
! Orang yang TTM tidak akan pernah menemukan jodoh sejati, karena semua
main-main. Tidak akan pernah tahu mana yang sungguh-sungguh jadi best friend.
.
Batas-batas
persahabatan adalah: persahabatan sejati di dalam Kristus, supaya kita
menemukan pasangan hidup yang sejati dan bukan main-main. Jangan memberi
pengharapan yang semu dan palsu kepada orang lain, sekalipun orang itu
mau !
.
Orang
yang TTM akhirnya juga akan telat menikah. Karena saat dia ingin serius
mencari pasangan hidup, semua yang serius sudah diambil orang.
.
Jangan katakan “I love you”
kepada semua orang ! Pastikan bahwa saat kita mengatakannya, kita
bersunguh-sungguh, artinya siap komitmen di dalam relasi yang kudus dan
penuh kasih dengan orang tersebut. Sebelum mengatakan “I love you” , jangan lupa mengikuti tahapan-tahapan yang sudah dibahas sebelumnya.
.
.
Kategori 9: Bagaimana jika beda aliran gereja ?
.
Tidak apa-apa !
.
Jika
aliran lain, misalnya antara ortodox dengan karismatik, yang satu suka
berdoa dengan bahasa Roh, sedang yang lain anti bahasa Roh, maka ada
potensi konflik / stress. Maka perlu dipertimbangkan ulang !
.
Jika beda agama dan saat ini belum memulai apapun: Jangan masuk dalam hubungan !
Jika beda agama, dan semula sudah pacaran, kemudian salah satu jadi anak Tuhan, jangan langsung putus ! Beri waktu kepada yang tidak mau untuk berubah, dan kita harus berdoa minta supaya dia diubah Tuhan,
beri batasan waktu. Jika batasan waktu habis dan dia tetap tidak mau
berubah, bahkan hubungan semakin tegang gara-gara iman, maka harus siap
mengambil satu keputusan yang sulit !
.
.
Kategori 10: Bolehkah menerima pasangan yang dijodohkan?
.
Lihat checklist 1 (komitmen bertumbuh pribadi kepada Kristus) dan checklist 7 (jatuh cinta)
.
Checklist
1 dan 7 adalah pintu pertama dan kedua untuk hubungan, dan kedua
checklist ini saling mengimbangi. Sisanya yaitu checklist 2 hingga 6
berbicara tentang kepribadian orang tersebut.
.
.
Kategori 11: Bagaimana mengobati patah hati ?
.
-
Koreksi diri, supaya kita bisa jadi orang yang lebih baik.
.
-
Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, karena ketidak-cocokan dari 2 pihak. Jangan merasa bahwa dia satu-satunya, karena Tuhan masih punya stok lebih dari satu untuk jadi milik kita. Percaya bahwa kita masih bisa jatuh cinta lagi.
.
-
Bangkit kembali: tata hidup, karir, pelayanan, pergaulan, tinggalkan dan lanjutkan hidup kita, karena bagaimanapun orang itu bukan istri/ suami kita.
.
.
Link asli:
Komentar
Posting Komentar