Orang Filistin

Orang Filistin

By : Joshua Ivan Sudrajat S

Orang Filistin mempunyai arti debu atau tanah yang berdebu, didalam kehidupan sehari - hari kita sering kali menganggap bahwa debu itu tidak masalah. Jaman sekarang perangkat elektronik semakin canggih maka debu merupakan masalah bagi perangkat elektronik. Debu yang masuk ke perangkat elektronik akan membuat error perangkat tersebut.

Debu itu sangat kecil tetapi efeknya sangat mengerikan, semakin canggih sesuatu perangkat maka semakin sensitif perangkat tersebut dan sangat membahayakan bagi perangkat tersebut. Debu itu akan selalu ada, tidak dapat kita singkirkan seluruhnya oleh sebab itu kita perlu mandi untuk menyingkirkan debu tersebut. Jika kita tidak mandi maka debu akan melekat dalam tubuh kita.

Kehidupan kekristenan kita akan mengalami namanya debu - debu yang berterbangan dan akan membuat kita kotor dipenuhi debu, jika kita tidak mandi dengan air surgawi yaitu Firman dan Penyembahan maka debu itu akan menempel ditubuh kita. Debu itu akan membuat kita tidak bisa melihat apa yang ada didepan kita. Semua gelap dan lengket karena dipenuhi debu.

Debu yang menempel dalam hidup kita akan membuat kita akan semakin terpuruk dan jatuh karena tidak bisa melihat arahan dari Tuhan. Saat - saat ini saya dipenuhi debu dan kotoran yang ada, saya kesulitan untuk membersihkan debu di kota yang dingin dan saya tidak mempunyai komunitas dikota ini. Saya seperti Bani Korah yang melakukan kesalahan dan tidak layak untuk masuk ke ruang maha kudus, saya hanya layak berada dipelataran, saya juga tidak mempunyai kemajuan yang pesat bila dibandingkan dengan saudara-saudara seiman yang terlibat dalam kegerakan dalam link yang sama.

Debu yang menempel dalam hidup saya membuat saya putus asa dan saya hampir gila, saya menangis sendiri dan lalu tertawa sendiri, hal ini disebabkan karena depresi yang sangat kuat. Saya rindu untuk direndam dalam Air Kehidupan tersebut supaya saya bersih, saya rindu darah Yesus Membasuh hidup saya dan membersihkan saya dari debu - debu kehidupan.

Demikianlah renungan yang bisa saya sampaikan. Kiranya tulisan ini dapat memberkati para pembaca sekalian. Tuhan Yesus Memberkati.

Jatiwangi, 26 Januari 2012

By His Grace

Joshua Ivan S