Siap Tidak Siap Ujian Datang
Siap
Tidak Siap Ujian Datang
Ev.
Iin Tjipto Wenas
Bahan
Renungan : Matius 4 : 1 – 11
Didalam hidup kekristenan kita, setiap
dari kita siap atau tidak siap ada waktunya ujian datang. Mau tidak mau ujian
datang. Seringkali setiap anak – anak Tuhan minta sama Tuhan agar hidup mereka
tidak ada masalah. Untuk membuat kita dewasa, kuat di dalam Tuhan kita harus
menghadapi pencobaan. Ini adalah bagian yang harus kita alami. Apa yang kita
alami, reaksi dari kita yang menentukan kita dalam menghadapi ujian, Jika
reaksi kita benar dalam menghadapi ujian maka kita akan mudah menghadapinya.
Ketika Tuhan Yesus mengambil puasa, ia
mendapatkan ujian dari Iblis, padahal Tuhan Yesus mengerti tentang puasa yang
dilakukannya akan membuat rohNya menyala – nyala. Kita tahu sekarang bahwa
puasa membuat roh kita menyala – nyala tetapi Iblis akan mendekat kepada kita.
Bukan karena iblis mendekat kepada kita maka kita tidak usah puasa, hal
tersebut juga tidak boleh karena iblis tahu bahwa kita tidak puasa, dia akan
menunggu kita untuk waktunya bisa menghancurkan kita.
Mungkin beberapa diantara kita yang
sudah rajin membayar perpuluhan, namun hidupnya makin seret, ini merupakan
ujian, apakah kita mau semakin mendekat pada Tuhan walaupun hidup kita seret,
atau kita malah menjauh dari Tuhan. Jika kita jauh dari Tuhan maka iblis akan
berbuat yang macem – macem sama kita.
Disini saya ingin membagikan kesaksian
satu keluarga yang hidupnya dekat dengan Tuhan, ayah, ibu dan anak – anaknya
adalah orang yang cinta Tuhan. Ketika tiga orang anaknya akan dibaptis, mereka
tiba – tiba terkena typhus, mereka tidak bisa melakukan aktifitasnya, ayah dan
ibunya bingung, mereka haris ke rumah sakit namun anak – anaknya berkata :
“papa dan mama, biarkan kami dibaptis terlebih dahulu, setelah itu jika kami
harus masuk rumah sakit kami akan masuk rumah sakit. Ketika acara pembaptisan
mulai mereka kelihatan pucat, namun setelah pembaptisan, mereka tidak masuk
rumah sakit dari hari ke hari mereka semakin baik dan kesembuhan terjadi.
Indahnya yang Tuhan kerjakan dalam keluarga ini.
Pada saat kita rindu mencari Tuhan dan
mendekat kepada Tuhan maka iblis akan menyerang kita. Reaksi kita harus benar
saat ada masalah atau ujian datang.
1.
Kebutuhan dan Perasaan (Matius 4 : 3)
Ujian yang pertama kali iblis berikan
adalah tentang kebutuhan dan perasaan. Iblis akan menyerang kebutuhan kita
bahkan perasaan kita. Dia ingin kita jatuh dalam dosa, dosa bukan masalah yang
kelihatan tetapi masalah hati. Semua perbuatan dosa ujungnya adalah diri
sendiri.
Misalnya ketika kita butuh uang, maka
kita akan berkata : hutang aja dulu gak apa – apa atau tidak usah bayar
perpuluhan juga tidak apa – apa. Ini adalah bentuk dari kompromi. Apapun yang
kau lakukan jika mengalami ujian ini adalah tanya Roh Kudus ! Yang Tuhan mau
adalah kita kenal isi hatiNya.
Ketika Tuhan Yesus lapar di padang gurun iblis
mencoba untuk menggeser perhatian atau fokus Tuhan Yesus.
2.
Pelayanan
Ujian yang kedua datang dalam hidup
kita adalah pelayanan. Pelayanan yang kita lakukan adalah bukan ajang kita mencari
pembelaan manusia, cari posisi, jabatan, dipandang baik oleh manusia. Banyak
dari kita salah dalam pelayanan, dalam pelayanan kita mencari posisi dan
kedudukan. Jangan sampai dalam pelayanan kita sampai kehilangan Tuhan.
3.
Dibawa Ke Puncak (Matius 4 : 10)
Ada saatnya kita dibawa ke puncak, puncak
berbicara kesukaan, kemewahan, karir bahkan keletihan, kesedihan, kemarahan.
Puncak bisa berbagai hal dan puncak juga menentukan kita naik atau jatuh.
Contoh : Saul adalah orang yang dibawa
Tuhan naik ke puncak namun Saul jatuh. Salomo adalah orang yang dibawa Tuhan
naik ke puncak sehingga banyak raja – raja memberikan upeti harta dan wanita,
karena Salomo sungkan ia tidak bisa menolak maka ia jatuh ke dalam dosa karena
wanita, Salomo akhirnya mengikuti berhala – berhala para istrinya. Musa adalah
orang yang dibawa naik kepuncak, ia jatuh karena ia marah, karena kuasa
perkataannya ia membela diri. Hati – hati jika Tuhan membawa naik ke puncak,
karena di puncak bisa kelihatan siapa yang kita sembah.
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar